Ileus Obstruktif et causa Hernia Inguinalis Inkaserata Yunita 102012387
Skenario Seorang laki-laki berusia 45 tahun datang ke UGD RS dengan keluhan nyeri perut hebat yang hilang timbul disertai mual muntah sejak 12 jam yang lalu. Selain itu, pasien tersebut juga mengeluh tentang adanya benjolan pada lipat pahanya yang bersifat hilang timbul sejak 1 tahun yang lalu.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik Ttv Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi Colok Dubur (Rectal Toucher) tampak distensi abdomen bising usus meningkat. massa pada regio inguinal sinistra uk.2 x 2 cm, konsistensi kenyal, tidak melekat pada jaringan sekitar, berbatas tegas. tekanan darah 130/80 mmHg nadi 92x/menit frekuensi napas 24x/menit suhu 36,5C
Pemeriksaan Penunjang Foto polos abdomen Posisi supine (terlentang): tampak herring bone appearance. Posisi setengah duduk atau LLD: tampak step ladder appearance atau cascade. Adanya dilatasi dari usus disertai gambaran “step ladder” dan “air fluid level obstruksi Radiologi
ileus obstruktif et causa hernia inguinalis inkarserata Working diagnosis ileus obstruktif et causa hernia inguinalis inkarserata Ileus obstruktif hernia inguinalis = prolaps sebagian isi usus ke dalam anulus inguinalis di atas kantung skrotumdisebabkan oleh kelemahan atau kegagalan menutup kongenital. Hernia inkarserata adanya perlekatan isi usus pada peritoneum kantong hernia yang menyebabkan gangguan pasase tanpa menyebabkan konstriksi suplai darah ke kantong skrotum. gejala-gejala distensi abdomen, nyeri kolik abdomen, muntah, tidak ada flatus, dan tidak ada feses.
Hernia inguinalis strangulata Diagnosis banding Suplai darah untuk isi hernia terputusoklusi vena dan limfe akumulasi cairan serta peningkatan tekanan intravena menganggu aliran arteri. Jaringan mengalami iskemi dan nekrosis. Jika, isi hernia abdominal bukan usus, misalnya omentum, nekrosis yang terjadi bersifat steril, tetapi strangulasi usus yang paling sering terjadi dan menyebabkan nekrosis yang terinfeksi (gangren). pembesaran kelenjar limfe sebagai respon terhadap proliferasi limfosit T atau limfosit B. berasal dari penambahan sel-sel pertahanan tubuh seperti limfosit, sel plasma, monosit, histiosit, ataupun neutrofil. Limfadenopati biasanya terjadi setelah infeksi dari suatu mikroorganisme. Hernia inguinalis strangulata Limfadenopati
Etiologi Adhesi( 50-70% ) Hernia inkarserata eksternal (inguinal, femor al,umbilikal, insisional, atau parastomal) Hernia interna (paraduodenal, kecacatan me sentericus, dan hernia foramen Winslow Neoplasma Intususepsi usus halus Penyakit Crohn
Klasifikasi Ileus Obstruksi Lesi-lesi intraluminal fekalit, benda asing, be zoar, batu empedu. Lesi-lesi intramural malignansi atau inflama si. Lesi-lesi ekstramural adhesi, hernia, volvulus atau intususepsi Ileus obstruktif seder hana Ileus obstruktif strang ulasi Ileus obstruktif jenis g elung tertutup Berdasarkan penyebabnya : Tiga jenis dasar
Patofisiologi
Gejala klinis Nyeri abdomen Muntah Distensi Terdapat 4 tanda kardinal gejala ileus obstruktif : Gejala ileus obstruktif tersebut berv ariasi tergantung kepada : Nyeri abdomen Muntah Distensi Kegagalan buang air besar atau gas(konstipasi). Lokasi obstruksi Lamanya obstruksi Penyebabnya Ada atau tidaknya iskemia usus
Penatalaksanaan intervensi bedah Tindakan bedah dilaku kan bila : 1. Strangulasi 2. Obstruksi lengkap 3. Hernia inkarserata 4. Tidak ada perbaika n konservatif (pema sangan NGT, infus, oks igen dan kateter)
Prognosis Saat operasi, prognosis tergantung kondisi klinik pasien sebelumnya. Setelah pembedahan dekompresi, prognosisnya tergantung dari penyakit yang mendasari terjadinya ileus obstruksi.
Kesimpulan Ileus adalah gangguan pasase isi usus yang merupakan tanda adanya obstruksi usus akut yang segera memerlukan pertolongan medis. Dalam skenario ileus obstruksi yang terjadi pada pasien disebabkan oleh hernia inguinalis inkarserata memasukannya sebagai ileus yang terjadi secara mekanis. Hernia inguinalis inkarserata yaitu suatu keadaan dimana adanya perlekatan isi usus pada peritoneum kantong hernia yang menyebabkan gangguan pasase tanpa menyebabkan konstriksi suplai darah ke kantong skrotum. Hal ini kemudian akan memberikan gejala- gejala berupa distensi abdomen, nyeri kolik abdomen, muntah, tidak ada flatus, dan tidak ada feses. Keadaan ini dianggap sebagai kedaruratan medis yang memerlukan perbaikan secara bedah dengan segera.