TEORI KREATIVITAS Teori yang melandasi pengembangan kreativitas dapat dibedakan menjadi tiga: Teori Psikoanalisis Teori Humanistik Teori Cziksentmihalyi
Teori Psikoanalisis (teori FREUD) Freud menjelaskan proses kreatif dari mekanisme pertahanan (defence mechanism) Represi (tekanan) Kompensasi (Pencarian kepuasan untuk memperoleh keseimbangan dari kekecewaan) Sublimasi (Perubahan ke arah satu tingkat lebih tinggi) Rasionalisasi (pembuatan merasionalkan) Identifikasi (bukti diri) Introjeksi (pemasukan sikap atau gagasan ke dlm diri seseorang tanpa sadar) Regresi (Proses berbalik ke tahap perkembangan prilaku sebelumnya) Proyeksi (Perkiraan ttg keadaan masa yg akan datang berdasarkan data yg ada) Pembentukan Reaksi (Pembentukan kegiatan aksi atas suatu akibat) Pemindahan (beralih atau bertukar tempat) Kompartementalisasi (pemisahan bagian)
Teori Psikonaslisis (Teori Ernst Kris) Teori Ernst Kris menekankan bahwa mekanisme pertahanan regresi sering memunculkan tindakan kreatif. Orang yang kreatif, menurut teori ini, adalah yang mampu “memanggil” materi yg dibutuhkan dari alam pikiran bawah sadar. Mereka dapat mempertahankan “sikap bermain” mengenai masalah serius dalam kehidupannya. Mereka mampu melihat masalah dengan cara yang segar dan inovatif. Mereka melakukan pertahanan regresi demi bertahannya ego.
Teori Psikoanalisis (Teori Carl Jung) Carl Jung percaya bahwa alam ketidaksadaran (ketidaksadaran kolektif) memainkan peran penting dalam pemunculan kreativitas tingkat tinggi. Dari ketidaksadaran kolektif ini memunculkan teori, seni, dan karya baru lainnya.
Teori HUMANISTIK (Teori Maslow) Manusia mempunyai naluri dasar yang menjadi nyata sebagai kebutuhan. Kebutuhan tsb : Kebutuhan fisik/ biologis Kebutuhan rasa aman Kebutuhan rasa memiliki dan cinta Kebutuhan penghargaan dan harga diri Kebutuhan aktualisasi Kebutuhan estetik (keindahan)
Teori Humanistik (Teori Carl Rogers) ada tiga kondisi internal dari pribadi yang kreatif Keterbukaan terhadap pengalaman Kemampuan untuk menilai Kemampuan bereksperimen
Teori CZIKSENTMIHALYI Predisposisi Genetis (kepekaan system sensoris) Minat pada usia dini menyebabkan seseorang terlibat secara mendalam terhadap sesuatu, sehingga mencapai kemahiran dan kreativitas. Akses terhadap suatu bidang, tersedianya sarana dan prasana serta adanya mentor dalam bidang yang diminati sangat membantu pengembangan bakat. Mampu berkomunikasi dan berinteraksi.