12 ORGANIZATION THEORY AND DESIGN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Bab 1 Pemasaran Mengatur Hubungan Pelanggan yang Menguntungkan
Advertisements

MEMPERBAIKI PRESTASI KERJA DENGAN UMPAN BALIK & PENGHARGAAN
Manajemen: Proses Pengambilan Keputusan
PERTEMUAN 6 Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MENGAMBIL KEPUTUSAN HAKIKAT PEKERJAAN MANAJER
Pertemuan 03 PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Ade Panji Rukmana Nursiddik TriAndika M. Hatif Hibatullah Randy Dwira Danang Pambudi M. Ikhwan
KEPEMIMPINAN DALAM BERORGANISASI
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN.
STAKEHOLDER DAN SOCIAL CONTRACT
BAB 6 Menganalisis Pasar Konsumen
BAB V KEPEMIMPINAN PARTISIPATIF, DELEGASI DAN PEMBERDAYAAN
MANAJEMEN PEMASARAN I ( 3 SKS )
Kelompok 6 John William 2007 – 210 – 418 Yessy Anggraini 2007 – 210 – 379 M. Ali Akbar 2007 – 210 – 615 Faisal Edi 2007 – 210 – 361 Yessy Cristina Dewi.
BAB I PERILAKU DAN PENGEMBANGAN ORGANISASI
PERTEMUAN 9 KEPEMIMPINAN.
PERILAKU DALAM ORGANISASI
BAB V PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Dosen Pengampu : Ali Hanafiah, SE. MM.
Esensi Pekerjaan Manajer
MENGAPA MENGAMBIL KEPUTUSAN
Pemecahan Masalah (Problem Solving) & Pengambilan Keputusan (decesion making) Pertemuan ke 4.
PERDAGANGAN INTERNASIONAL
BAB 6 Menganalisis Pasar Konsumen
KEPEMIMPINAN PERTEMUAN 9.
Pretest Pengambilan Keputusan
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
MAKUL : MBS 2 sks Dr. Ratnawati Susanto, M.M.,M.Pd
Konsep dan lingkungan pemasaran
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
PERSEPSI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Manajemen Umum PERTEMUAN 6 Pemecahan Masalah & Pengambilan Keputusan
PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Prinsip-prinsip Pemasaran
BAB 7 Menganalisis Pasar Konsumen
MENGAMBIL KEPUTUSAN Seorang wirausaha harus kreatif, terutama dalam mengambil keputusan. Kemampuan mengambil keputusan inilah yang membedakan seorang wirausaha.
Pert. 7 & 8 Menganalisis Pasar Konsumen
Bagian 1 Definisi Pemasaran dan Proses Pemasaran
Pengambilan Keputusan sebagai ilmu dan seni
PEMBUATAN KEPUTUSAN M. EKO FITRIANTO FAKULTAS EKONOMI UNSRI
MANAJEMEN PEMASARAN ( 2 SKS )
IK104 Pengantar Manajemen & Organisasi Pertemuan #14
MEMILIH BENTUK KEPEMILIKAN BISNIS
PRINSIP PEMASARAN GLOBAL
Bab 11 Penyusunan Personalia Organisasi
MANAJEMEN PEMASARAN I ( 3 SKS )
Bab 1 Merencanakan Bisnis.
Sistem Informasi Manajemen (Pertemuan-6)
SEJARAH MANAJEMEN Perspektif sejarah atas manajemen menunjukkanperspektif atau lingkungan untuk mengintepretasikan peluang dan masalah yang ada. Ada 3.
13 ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Manajemen Konflik
10 ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Budaya organisasi
11 ORGANIZATION THEORY AND DESIGN Manajemen Perubahan dan Inovasi
PEMBERDAYAAN.
PENGANTARBISNIS 10 Motivasi menjadi sangat penting bagi kebanyakan karyawan, agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik. Agar dapat mencapai tingkat.
Pengaruh Faktor-Faktor Non-Rasional Dalam Pengambilan Keputusan
BAB 6 Menganalisis Pasar Konsumen
SESI 08: PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pemecahan Masalah (Problem Solving) & Pengambilan Keputusan (decesion making) Pertemuan ke 4.
Hilya Millati Era Anida R Risha Dwi
Kepemimpinan Mata Kuliah Pengantar Manajemen. Presented by Group 2 : M. Junius Santoso Lia Wahyu Rogo Ningsih Luqman Wilhelmina Efrasia Saiman Kiki Widi.
DASAR-DASAR MANAJEMEN YANG EFEKTIF
Pemecahan Masalah Menurut Anderson:
Pengenalan ekonomi teknik
ManajemenPemasaran.
Tujuan, Motif, Prinsip dan Fungsi Bisnis
Bab 8 Produk, Jasa, dan Strategi Penentuan Merek
Bagian 1 Definisi Pemasaran dan Proses Pemasaran
MATERI KULIAH MANAJEMEN PEMASARAN. BAB I MENCIPTAKAN NILAI MENCIPTAKAN NILAI DAN DAN KEPUASAN PELANGGAN KEPUASAN PELANGGAN.
Transcript presentasi:

12 ORGANIZATION THEORY AND DESIGN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Prof. Dr. Ir. Hapzi Ali, MM, CMA. Pascasarjana Magister Manajemen

PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN Definisi pengambilan keputusan Perilaku Pengambilan Keputusan Gaya Pengambilan Keputusan Teknik Pengambilan Keputusan

1. Definisi pengambilan keputusan Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaitan dengan fungsi manajemen. Misalnya, saat manajer merencanakan, mengelola, mengontrol, mereka membuat keputusan.

Konseptual proses keputusan Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence" Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan. Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah. Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia

Langkah pengambilan keputusan menurut Mintzberg

Lanjutan.. Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau diagnosis dibuat bahwasanya masalah yang berat adalah mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis untuk masalah yang tidak sederhana. Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada seperti mendesain solusi yang baru. Bahwasanya proses desain merupakan proses pencarian dengan percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas. Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan penilainng pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat.

2. Perilaku Pengambilan Keputusan Ahli teori perilaku pengambilan keputusan sependapat bahwa individu mempunyai keterbatasan kognitif. Kompleksitas organisasi dan dunia secara umum menyebabkan individu bertindak dalam situasi ketidakpastian dan informasi begitu arnbigu dan tidak lengkap.

Rasionalisasi Keputusan Definisi Rasionalisasi yang paling sering digunakan dalam pengambilan keputusan adalah bahwa hal tersebut merupakan rencana tujuan. Jika sebuah rencana dipilih untuk mencapai tujuan yang diinginkan, maka keputusan dikatakan rasional, tetapi, terdapat banyak komplikasi untuk tes rasionalitas yang sederhana.

Model Perilaku Pengambilan Keputusan a. Model Rasionalitas Ekonomi Model ini berasal dari model ekonomi klasik di mana pembuat keputusan sepenuhnya rasional dalam, segala hal. Berkaitan dengan aktivitas pengambilan keputusan, terdapat asumsi: Keputusan akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana-tujuan. Terdapat sistem pilihan yang lengkap dan konsisten yang memungkinkan pemilihan alternatif. Kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternatif. Tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat ditampilkan untuk menentukan alternatif terbaik. Probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius

b. Teknik Rasional Modern: ABC, EVA, dan MVA Secara tradisional, akuntansi mengidentifikasi biaya menurut kategori pengeluaran (misalnya, gaji, suplai, dan biaya tetap). Sebaliknya, ABC menentukan biaya menurut apa yang dibayar untuk tugas berbeda yang dikerjakan karyawan. Dalam ABC, biaya yang berhubungan dengan aktivitas seperti memproses pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok dan atau pelanggan, memecahkan masalah kualitas pemasok dan atau masalah pengantaran, dan memperlengkapi mesin, dihitung.

Teknik Rasional Modern: ABC Secara tradisional, biaya kapital disamakan dengan bunga yang dibayarkan pada kapital yang dipinjam. Akan tetapi, dalam EVA, biaya semua kapital ditentukan. Misalnya, biaya kapital ekuitas (uang yang disediakan pemegang saham) adalah biaya kesempatan (apa yang dapat dihasilkan pemegang saham dalam apresiasi dan dividen harga jika mereka berinvestasi pada perusahaan yang sama).

Teknik Rasional Modern: MVA Ukuran yang lebih baru dan berbeda adalah MVA (market value added). Perbedaan antara nilai pasar (jumlah yang dapat diambilkan investor dari perusahaan) dan kapital yang diinvestasi (jumlah yang dimasukkan investor dalam perusahaan) adalah MVA. MVA positif menunjukkan seberapa banyak keuntungan yang diperoleh perusahaan, dan neraca negatif menunjukkan seberapa banyak kapital yang terbuang. Beberapa perusahaan MVA yang hebat adalah Coca-Cola, GE, Wal-Mart, Merck, - Microsoft.

c. Model Sosial Sigmund Freud memandang manusia sebagai sekumpulan perasaan, emosi, dan naluri, dengan perilaku yang dipandu oleh keinginan yang tidak disadari. Secara jelas, jika ini merupakan deskripsi yang lengkap, maka orang akan tidak dapat membuat keputusan yang efektif. Meskipun banyak psikolog kontemporer memperdebatkan deskripsi manusia Freudian, hampir semuanya sependapat bahwa pengaruh psikologi mempunyai dampak signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.

d. Model Rasionalitas Terbatas dari Simon Dalam memilih alternatif, manajer berusaha meminimalkan kepuasan, atau mencari sesuatu yang memuaskan atau "cukup bagus." Contoh kriteria kepuasan minimal adalah keuntungan yang memadai atau saham pasar dan harga yang adil. Mereka menyadari bahwa dunia yang mereka rasakan merupakan model dunia nyata yang disederhanakan secara drastis. Mereka puas dengan penyederhanaan tersebut karena mereka yakin dunia nyata adalah kosong. Karena mereka mengejar kepuasan minimal daripada yang maksimal, mereka dapat membuat pilihan tanpa menentukan semua kemungkinan alternatif perilaku dan tanpa memastikan bahwa ini sudah mencakup semua alternatif. Karena mereka memperlakukan dunia itu kosong, mereka dapat membuat keputusan hanya dengan metode pengalaman atau trik perdagangan atau kekuatan kebiasaan. Teknik tersebut tidak menuntut kemustahilan dari kapasitas pemikiran mereka.

e. Heulistik Penilaian dan Model Bias Bazerman menyatakan bahwa model rasionalitas terbatas dari Simon dan konsep minimalisasi merupakan perluasan penting dari model rasionalitas ekonomi, tetapi model tersebut tidak mendiskripsikan bagaimana penilaian akan dibiaskan. Dengan demikian, lebih jauh mengenai model rasionalitas terbatas, pada bidang perilaku organisasi muncul model kognitif yang bias sistematis mempengaruhi penilaian.

3. Gaya Pengambilan Keputusan Tipologi gaya keputusan yang menggunakan manajer sebagai representatif mengidentifikasi: Karismatik (antusias, menarik, banyak bicara, dominan) Pemikir (kekuatan otak, pintar, logis, akademis) Skeptis (banyak permintaan, mengganggu, tidak menyenangkan, suka melawan) Pengikut (tanggung jawab, berhati-hati, mengikuti tren, tawar-Menawar) Pengendali (logis, tidak emosional, bijaksana, cermat, akurat, analitis)

Gaya Pengambilan Keputusan Gaya Direktif : Pembuat keputusan gaya direktif mempunyai toleransi rendah pada ambiguitas, dan berorientasi pada tugas dan masalah teknis. Pembuat keputusan ini cenderung lebih efisien, logis, pragmatis dan sistematis dalam memecahkan masalah. Gaya Analitik : Pembuat keputusan gaya analitik mempunyai toleransi yang tinggi untuk ambiguitas dan tugas yang kuat serta orientasi teknis. Jenis ini suka menganalisis situasi; pada kenyataannya, mereka cenderung terlalu menganalisis sesuatu.

Lanjutan... Gaya Konseptual : Pembuat keputusan gaya konseptual mempunyai toleransi tinggi untuk ambiguitas, orang yang kuat dan peduli pada lingkungan sosial. Mereka berpandangan luas dalam memecahkan masalah dan suka mempertimbangkan banyak pilihan dan kemungkinan masa mendatang. Gaya Perilaku : Pembuat keputusan gaya perilaku ditandai dengan toleransi ambiguitas yang rendah, orang yang kuat dan peduli lingkungan sosial. Pembuat keputusan cenderung bekerja dengan baik dengan orang lain dan menyukai situasi keterbukaan dalam pertukaran pendapat. Mereka cenderung menerima saran, sportif dan bersahabat, dan menyukai informasi verbal daripada tulisan.

4. Teknik Pengambilan Keputusan   4. Teknik Pengambilan Keputusan Teknik Partisipatif : Kebanyakan teknik berorientasi pada perilaku, setidaknya secara tradisional, masuk dalam kategori partisipatif. Sebagai teknik pengamhilan keputusan, partisipatif mencakup individu atau kelompok. Dapat dilakukan secara formal maupun informal, dan memerlukan keterlibatan intelektual, emosional, dan fisik. Teknik Keputusan Kelompok : Kreativitas pengambilan keputusan dapat diterapkan pada individu atau kelompok karena pengambilan keputusan individu membantu pengambilan keputusan dalam organisasi saat ini, maka pemahaman dinamika kelompok dan tim, menjadi relevan dengan pengambilan keputusan

Lanjutan... Teknik Delphi : Kunci utama keberhasilan teknik ini adalah anonimitasnya. Meneruskan respons anggota ke­lompok Delphi yang tanpa nama menghapus masalah "menjaga gengsi" dan mendorong para ahli untuk lebih fleksibel dan diuntungkan dari penilaian orang lain. Pra ahli mungkin lebih memerhatikan pembelaan posisi mereka daam teknik pengambilan keputusan kelompok yang berinteraksi secara tradisional dari ada membuat keputusan yang baik. Teknik Kelompok Nominal : Kelompok nominal hanyalah "kelompok di atas kertas". Ini hanya nama kelompok karena tidak ada interaksi verbal antaranggota. Dalam penelitian dinamika kelompok, ahli psikologi sosial akan mengadu kelompok yang berinteraksi dengan kelompok nominal (sebuah kelompok individu yang dikumpulkan bersama-sama, tetapi tidak berinteraksi secara verbal).

Kepustakaan Utama : Daft RL. 2007. Understanding the Theory and Design of Organization. Thompson. Southwesyern Jones, Gareth. 2004. Organization Theory, Design, and Change. Upper Saddle River (New Jersey). Pearson Education Inc. Robbins, Stephen P. 2002. Organization Theory, Concept, and Cases. French Forest (New South Wales). Pearson Education Australia. Tambahan : Ardana, Komang, dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Yogyakarta: Graha Ilmu Luthns, Fred. 2005, Perilaku Organisasi. Penerjemah Andhika Yuwono, Yogyakarta: Andi) Fred Luthns, 2005, Perilaku Organisasi. Penerjemah Andhika Yuwono, Yogyakarta: Andi Handoko, T. Hani. Manajemen, Edisi Kedua. BPFE: Yogyakarta. 2000. Robbins. Stepen P. 2003. Manajemen. Edisi Bahasa Indonesia. Jakarat : PT Indeks Usmara. 2005 Handbook of Organizations, Kajian dan Teori Organisasi. Yogyakarta. Penerbit : Amara Books

Wassalamu ‘alaikum, Wr, Wb