Bagas Azzindani Asyhar ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Menilai Keunggulan Penulis. Berkata bahwa penulis kekurangan informasi berarti menyatakan bahwa penulis kekurangan pengetahuan yang relevan dengan masalah.
Advertisements

Teori-teori Kebenaran
PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
EPISTEMOLOGI PENGETAHUAN
RUANG LINGKUP FILSAFAT
ILMU PENGETAHUAN DAN PERKEMBANGANNYA
MANUSIA ……… makhluk berpikir pencari kebenaran.
KEKELIRUAN DAN KESALAHAN
HAKIKAT PENGETAHUAN Pranarka: pengetahuan adalah persatuan intrinsik antara subjek yang mengetahui dan objek yang diketahui. Pengetahuan selalu berada.
3 PENGETAHUAN DAN FILSAFAT PENGETAHUAN
FILSAFAT DAN LOGIKA Topik 11 INDUKSI.
KEBENARAN ILMIAH KWALITAS PENGETAHUAN
Trias Mahmudiono, S.KM, MPH Departemen Gizi Kesehatan FKM - UNAIR
REFERENSI BURHAN BUNGIN : PENELITIAN KUALITATIF -KOMUNIKASI, EKONOMI,KEBIJAKAN PUBLIK DAN ILMU SOSIAL LAINNYA (2008) DEDDY MULYANA: METODOLOGI PENELITIAN.
Epistemologi dalam kegiatan ilmiah
Teori kebenaran dalam Ilmu Pengetahuan
Pertemuan ke-2: Kebenaran Ilmiah
KONSEP ILMU.
Logika Deduksi-Induksi dalam Pola Berpikir Ilmiah
PARADIGMA ILMU SOSIAL DUA paradigma besar yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya ilmu-ilmu sosial dan ilmu tentang manusia, yaitu: 1.
Friedman pada Teori Kuantitas dan Ekonomi Keynesian
LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU PENGETAHUAN
KE ARAH PEMIKIRAN FILSAFAT
PEMIKIRAN TOKOH – TOKOH DALAM ILMU SOSIAL
PARADIGMA ILMU PENGETAHUAN
Bab 1. PENGETAHUAN DENGAN ILMU PENGETAHUAN TELAAH FILOSOFIS
Filsafat, Ilmu dan Filsafat Ilmu
Oleh: RUSDIANTO UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA 2012
Signifikansi Perbedaan Ontologi dan Epistemologi
PANCASILA SEBAGAI FILSAFAT DAN FALSAFAH
ASPEK DAN MAZHAB FILSAFAT ILMU KOMUNIKASI Pertemuan 2
SILABUS FILSAFAT ILMU oleh: Arif Rohman co
FILSAFAT ILMU SEJARAH PENGETAHUAN, METODE ILMIAH, STRUKTUR PENGETAHUAN ILMIAH.
Hubungan Ilmu, Penelitian
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
EPISTEMOLOGI SEBAGAI LANDASAN PENGEMBANGAN ILMU
Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pertemuan 5 : “ DIMENSI ETIS KEMAJUAN IPTEK “
FILSAFAT ILMU SEBAGAI PENGEMBANGAN METODE ILMIAH
Masalah Kebenaran Filsafat Ilmu.
METODE ILMIAH DENGAN KEBENARAN
ASSALAMUALAIKUM.
RASIONALISME SUMBER PENGETAHUAN YANG DAPAT DIPERCAYA ADALAH AKAL (RASIO) PENGALAMAN (EMPIRI) BERFUNGSI MENEGUHKAN PENGETAHUAN YANG DIPEROLEH OLEH AKAL.
BAB II RUANG LINGKUP FILSAFAT ILMU Pertemuan 02
PENDIDIKAN OLAH RAGA Agus Sumitra Nunu Mahmud Firdaus Pertemuan 2.
Pengantar Public Relations VI. PR & Citra
filsafat ilmu Pengenalan filsafat ilmu (module 02)
PEMIKIRAN FILSAFAT KOMUNIKASI
MENGAPA PENELITIAN ITU PERLU ???
FILSAFAT ILMU SEBAGAI UPAYA MENEMUKAN KEBENARAN
Nilai nilai pancasila dalam staatsfundamentalnorm
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Filsafat Pendidikan dan Pembelajaran
FILSAFAT MATEMATIKA.
“Kesesatan dalam Berpikir Ilmiah”
DASAR-DASAR FILOSOFIS PENDIDIKAN ISLAM: HAKIKAT KEBENARAN DAN PENGETAHUAN NILAI KEBAIKAN DAN KEINDAHAN Oleh: IDRUS : SYAPUANSYAH.
Bermain dan Permainan.
Pengertian Kebenaran Kebenaran adalah satu nilai utama di dalam kehidupan human. Sebagai nilai-nilai yang menjadi fungsi rohani manusia. Artinya sifat.
ILMU PENGETAHUAN DAN KEBENARAN
Tujuan: Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan konsep, objek, cakupan, problematika dan manfaat belajar Filsafat Ilmu dalam kehidupannya sebagai seorang.
Pengetahuan yang Benar
teori belajar Teori Psikologi Klasik Teori Mental State
PENGEMBANGAN DAN EVALUASI PROGRAM
BAB I: DASAR-DASAR PENGETAHUAN Hal-hal yg secara hakiki diandaikan dan memungkinkan adanya pengetahuan. 1. Pengalaman a.Semua penelitian mulai dengan pengalaman.
EPISTEMOLOGI Setelah mengkaji Ontologi, maka sampailah pada hakekat cara (teori) memperoleh pengetahuan (dan ilmu) atau pada Epistemologi. Bagaimana agar.
Kelompok 8 Ai Marlina Dede Ilmi Deuis Siti Sarah
KEBENARAN ILMIAH Wondershare software.
PENELITIAN KUALITATIF
Metode Penelitian Sastra
Dunia dalam Kata Pesan Verbal.
Transcript presentasi:

Bagas Azzindani Asyhar (1215153848) BAB V KEBENARAN Bagas Azzindani Asyhar (1215153848) Rahmi Citra Lestari (1215155516) Zara Larasati (125151325) TP “B” 2015 30 MARET 2016

truth Pengertian Kebenaran Menurut Sukirin (1975), kebenaran adalah kesesuaian antara pengetahuan kita dengan hal yang kita ketahui. Oleh karena itu, pengetahuan yang dimiliki haruslah sesuai dengan hal yang dipermasalahkan. Jika mengalami kesesatan atau kesalahan.

kebenaran di bagi menjadi tiga Menurut Pranarka (1987), kebenaran di bagi menjadi tiga 1. 2. 3.

pengertian kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia. 1. Kebenaran epistemological pengertian kebenaran dalam hubungannya dengan pengetahuan manusia.

Kebenaran yang melekat di dalam tutur kata dan bahasa. 2. Kebenaran semantikal Kebenaran yang melekat di dalam tutur kata dan bahasa.

3. Kebenaran Ontological kebenaran sebagai sifat dasar yang melekat kepada segala sesuatu yang ada ataupun yang diadakan.

B. Aliran-aliran dalam kebenaran 1. 3. 2. 4. 5.

1. Aliran Phenomenisme Suatu paham yang mengatakan bahwa pengetahuan adalah hubungan antara noumenon (apa yang ada di dalam objek) dan phenomenon (bayangan, kesan, yang ada dan tumbuh di dalam objek).

2. Aliran Idealisme Suatu paham yang mengatakan bahwa pengetahuan tidak lain daripada kesan yang dirangsangkan oleh objek kepada indera, dan pengetahuan yang termasuk kebenaran adalah respon terhadap rangsang dari objek-objek tersebut.

3. Aliran Empirisme dan Positivisme aliran-aliran yang mengatakan bahwa yang menentukan kesesuaian tersebut adalah objek.

Aliran yang timbul karena pertentangan pada empat aliran sebelumnya. 4. Aliran Relativisme dan Subjektivisme Aliran yang timbul karena pertentangan pada empat aliran sebelumnya.

5. Aliran Skeptisisme Aliran yang mengatakan bahwa “truth to every body” (kebenaran ada pada setiap orang), maka sesungguhnya hal ini kan bermuara pada pernyataan ”there is no truth at all” (tidak ada kebenaran sama sekali). Kepastian dan kebenaran pun menjadi buyar, orang akan menjadi kebingungan

Pada kebenaran epistemological ada fase-fase pengetahuan merupakan suatu proses yang mempunyai awal dan akhir: 1.Fase purwa Dimulai dari adanya rangsangan objek terhadap indera manusia 2. Fase madya Proses memasuki fase intelektual (daya, alas yang sedang melakukan aktivitasnya) 3. Fase wasana Ketika berada pada kepenuhan proses cognitive-intellectual

Kebenaran epistemological dibedakan menjadi 3 dalil, yaitu: 1. Kebenaran ditinjau secara formal, mempunyai sifat mutlak, tidak berubah, dan tidak mengenal kurang atau lebih. 2. Kebenaran ditinjau dari subjeknya, kebenaran epistemological tidak mutlak sifatnya, maka kebenaran dapat berubah dan dapat menjadi kurang atau lebih 3. Kebenaran ditunjau dari aspek objeknya, kebenaran epistemological tidak mutlak sifatnya, maka kebenaram dapat berubah dan dapat berkembang.

C. Teori Kebenaran Klasik Kebenaran ditinjau dari aspek subjek dan objeknya, tidak ada yang bersifat mutlak.

Ada 3 teori kebenaran menurut J. Sudarminto (2002) 1. Teori kebenaran korespondensi Suatu pernyataan dikatakan benar apabila isi pengetahuan yang terkandung di dalam pernyataan tersebut berkorespondensi (sesuai) dengan objek yang dirujuk.

Ada 3 teori kebenaran menurut J. Sudarminto (2002) 2. Teori kebenaran koherensi Pentingnya hubungan logis dari suatu proposisi dengan proposisi sebelumnya. .

Ada 3 teori kebenaran menurut J. Sudarminto (2002) 3. Teori kebenaran pragmatis suatu pernyataan benar atau salah, dilihat dari kenyataan apakah pernyataan itu kalau diwujudkan dalam tindakan, akan sukses dan membawa hasil seperti yang diharapkan.

D. Teori Kebenaran Pengembangan Mutakhir 3. 2. 1.

1. Teori Kebenaran Performatif Suatu pernyataan atau ajaran itu benar apabila apa yang dinyatakan sungguh – sungguh terjadi jika pernyataan itu dilakukan (performed).

2. Teori Kebenaran Konsensus Suatu teori dinyatakan benar jika teori tersebut mendasarkan pada paradigma atau perspektif tertentu, dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui atau mendukung paradigma tersebut.

3. Teori kebenaran Struktural – Paradigmatik Kebenaran suatu teori didasarkan pada paradigma atau perspektif tertentu dan ada komunitas ilmuwan yang mengakui dan mendukung paradigma tersebut.

TERIMA KASIH Referensinya: Arif Rohman, Akh (2014). Epistemologi dan Logika. Yogyakarta: Aswaja Pressindo, hal 63-7