04 Pengantar Ekonomi Makro PEREKONOMIAN DUA SEKTOR Desmizar, S.E., M.M. FEB Manajemen
Bab III MODEL EKONOMI DUA SEKTOR Perekonomian 2 (dua) sektor adalah suatu perekonomian yang diasumsikan hanya terdiri dari sektor rumah tangga (household) dan sektor perusahaan (business). Perekonomian dua sektor juga disebut sebagai perekonomian sederhana tertutup. Dinamakan sederhana karena perekonomian tersebut hanya terdiri dari sektor rumah tangga dan sektor perusahaan. Tertutup karena didalam perekonomian tersebut tidak ada hubungan ekonomi (perdagangan) dengan dunia internasional.
A. Pendapatan Nasional Model Ekonomi Dua Sektor Dalam ekonomi model dua sektor, pendapatan nasional dapat dilihat dari dua sisi. Pertama, pendapatan nasional dilihat dari sisi pengeluaran. Dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional dibentuk oleh variabel pengeluaran konsumsi masyarakat pada tiap tahunnya (c) dan pengeluaran investasi dunia usaha (I). Sehingga dari sisi pengeluaran pendapatan nasional dapat dituliskan: Y = C + I…………………………….3.1 Di samping dari sisi pengeluaran, pendapatan nasional juga dapat dilihat dari sisi suntikan dan kebocoran. Dari sisi suntikan dan kebocoran, pendapatan nasional dibentuk oleh variabel konsumsi masyarakat (c) dan tabungan masyarakat dan dapat dituliskan sebagai: Y = C + S…………………………….3.2
1. Fungsi Konsumsi Pengeluaran konsumsi masyarakat dalam literature ekonomi umumnya disimbolkan dengan C sebagai singkatan dari kata consumption expenditure. Secara teori konsumsi dapat diartikan sebagai semua kegiatan yang besifat mengurangi atau menghabiskan nilai guna (utilitas) barang atau jasa. Dalam macroekonomi, konsumsi dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan masyarakat dengan jalan membelanjakan sebagian atau keseluruhan pendapatannya untuk membeli barang dan jasa yang menjadi kebutuhannya. Sebenarnya banyak sekali faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya konsumsi, namun dalam model yang kita pakai ini, kita menggunakan asumsi bahwa besar kecilnya konsumsi semata-mata tergantung atau dipengaruhi oleh besar kecilnya tingkat pendapatan. Dalam
Sehingga dapat situliskan bahwa : C = f (Y)…………………………3.3 Dibaca sebagai besar kecilnya konsumsi dipengaruhi oleh tinggi rendahnya pendapatan. Dari bentuk fungsi konsumsi di atas, kita dapat menurunkan persamaan fungsi konsumsi sbb.: C = a + b Y………………………3.4 Dimana; C = Besarnya konsumsi pada berbagai tingkat pendapatan. a = Konsumsi Autonomos (intersep konsumsi) yaitu besarnya konsumsi pada saat pendapatan (Y) = 0 b = MPC = Δ C / Δ Y = Marginal Propensity to Consume atau hasrat pertambahan konsumsi (Δ C) sebagai akibat adanya pertambahan pendapatan (Δ Y). MPC ini juga memperlihatkan nilai kemiringan kurva konsumsi, diamana 0 ≤ MPC ≤ 1. Y = Tingkat pendapatan nasional
2. Fungsi Tabungan Secara macroekonomi, tabungan diartikan sebagai bagian pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan. Tabungan dianggap sebagai bentuk kebocoran dalam ekonomi karena dengan adanya bagian pendapatan nasional yang tidak dibelanjakan. Hal ini akan mengurangi pendapatan nasional. Bila pendapatan nasional dari sisi suntikan dan kebocoran dapat dituliskan seperti pada persamaan 3.2: Y = C + S dan karena : C = a + b Y maka Y = a + b Y + S S = -a + Y – b Y S = -a + (1 - b) Y ………… 3.5
Dimana : S = Besarnya tabungan (saving) pada berbagai tingkat pendapatan. -a = Tabungan Autonomos (intersep tabungan) yaitu memperlihatkan besarnya tabungan pada saat pendapatan (Y) = 0. (1-b) = MPS = Δ S / Δ Y = Marginal propensity to Saving atau hasrat pertambahan tabungan (Δ S) sebagai akibat adanya pertambahan pendapatan (Δ Y), dimana nilai 0 ≤ MPS ≤ 1. Y = Tingkat pendapatan nasional.
Hubungan MPC dengan APC dengan APS: MPC + MPS = 1 APC + APS = 1 MPC = 1 – MPS dan APC = 1- APS dan MPS = 1- MPC APS = 1- APC Dengan syarat: Dengan syarat: 0 ≤ MPC ≤ 1 dan 0 ≤ MPC ≤ 1 dan 0 ≤ MPS ≤ 1 0 ≤ MPS ≤ 1 MPC = ΔC / ΔY APC = C/Y MPS = ΔS / ΔY APS = S/Y
Y = C + S bila kedua ruas dikali dengan Δ maka ΔY = ΔC + ΔS, bila kedua ruas dibagi dengan Δy maka ΔY/ ΔY = ΔC/ ΔY + ΔS/ ΔY 1 = PMC + MPS Dengan cara yang hampir sama kita dapat membuktikan bahwa APC + APS = 1 Y = C + S bila kedua ruas dibagi dengan Y maka Y/Y = C/Y + S/Y 1 = APC + APS terbukti
3. Fungsi Investasi Investasi dapat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan oleh pengusaha atau investor dalam menanamkan dana atau modal ke dalam suatu kegiatan bisnis atau pengeluaran yang dilakukan oleh para pengusaha untuk membeli barang-barang modal dan pendirian industri. Dalam statistic penghitungan pendapatan nasional, investasi agregat meliputi hal-hal sbb.: Seluruh nilai pembelian para pengusaha atas barang-barang modal dan pengeluaran untuk pendirian industri. Pengeluaran masyarakat untuk mendirikan rumah tempat tinggal. Penambahan stok barang-barang modal seperti bahan mentah, barang dalam proses dan barang jadi.
Investasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi riil dan investasi financial. Yang dimaksud investasi riil adalah investasi terhadap barang-barang tahan lama terutama barang-barang modal yang akan digunakan dalam proses produksi. Investasi riil ini dapat dipilah lagi menjadi: investasi tetap perusahaan (Business Fixed Investment), investasi untuk perumahan (Residential Construction) dan investasi perubahan bersih persediaan perusahaan (Net Change in Business Inventory). Sedangkan investasi financial adalah merupakan investasi terhadap surat-surat berharga, misalnya pembelian saham, obligasi, valas, dan lain sebagainya. Dalam analisis pendapatan nasional, investasi dapat dibedakan menjadi investasi Autonomos (Autonomous Investment) yang merupakan variabel eksogen dan investasi terpengaruh (induced investment) yang merupakan variabel Endogen.
Investasi autonomos adalah investasi yang besarnya ditetapkan sedemikian rupa dan tidak dipengaruhi oleh variabel-variabel lain, sering disimbolkan dengan: i atau lo…………………………3.6 sementara investasi terpengaruh atau induced investment besarnya dipengaruhi oleh variabel-variabel seperti tingkat bunga (r) atau tingkat pendapatan nasional (Y) dan dapat dituliskan sebagai: I = f (r, Y)………………………3.7
Bila investasi dipengaruhi oleh suku bunga (r) I = f (r) = lo – I r………………3.7.a Bila investasi dipengaruhi oleh tingkat pendapatan nasional: I = f (Y) = lo + I Y…………….3.7.b Bentuk kurva investasinya: