Pengantar Klasifikasi Tanah Kuliah keempat
Tujuan klasifikasi tanah Mengorganisasi (menata) pengetahuan kita tentang tanah Mengetahui hubungan setiap individu tanah satu dengan lainnya Memudahkan mengingat sifat-sifat tanah Mengelompokkan tanah untuk berbagai tujuan praktis (sifat-sifat utama, lahan terbaik, produktivitas, lokasi penelitian dsb). Mempelajari hubungan dan sifat-sifat tanah yang baru
Empat azas klasifikasi tanah Azas genetik (genetic thread principle). Sifat tanah pembeda adalah sifat yang terbentuk sebagai hasil dari proses pembentukan tanah, atau sifat yang mempengaruhi pembentukan tanah. Azas sifat pembeda makin bertambah (principle of accumulating differentia). Jumlah sifat pembeda makin bertambah semakin ke kategori yang lebih rendah sehingga berbentuk piramid.
Lanjutan azas ….. Azas menyeluruh kategori taksonomi (principle of wholeness of taxonomic categories). Pengklasifikasian setiap individu tanah berdasarkan atas sifat-sifat tanah pembeda yang telah dipilih untuk kategori tersebut. Pembatasan azas bebas (ceiling of independence principle). Sifat tanah yang digunakan sebagai pembeda untuk suatu kategori tidak dapat digunakan lagi sebagai pembeda untuk kategori yang lebih rendah.
Perkembangan sistem klasifikasi tanah di dunia Dibagi kedalam lima periode
Periode klasifikasi teknis Thaer (1853), Fallou (1862) Untuk tujuan tertentu Menggunakan faktor pembeda yang kadang bukan sifat tanah itu sendiri Misal kategori tinggi = tekstur, kategori rendah = produktivitas tanah Berdasarkan bahan induk (residual dan aluvial)
Periode ditemukan pedologi Dokuchev (Rusia) merintis dengan konsep tanah sebagai tubuh alam bebas (kasus tanah Chernozem). Terbentuk dari sejumlah faktor Menghasilkan lapisan (horizon) Profil tanah sebagai dasar kajian Dilanjutkan dengan kajian genesis Dilanjutkan oleh Glinka, Sibertsev (tanah Podzol, Solonetz)
Periode Amerika Awal Hilgard (1833-1906) Whitney (1909) Tanah sebagai benda alami. Vegetasi dan iklim sebagai faktor pembentuk tanah. Whitney (1909) Klasifikasi tanah dan survai tanah dan dasar pemetaan tanah Sistem kategori tinggi dan rendah
Periode Amerika Pertengahan Dipelopori oleh Marbut Profil sebagai dasar untuk mempelajari tanah yang difokuskan kepada sifat-sifat tanah itu sendiri, bukan faktor geologi atau pembentuk tanah yang lain Sistem multi-kategori untuk taksonomi tanah Definisi seri tanah Pedalfers dan Pedocals Baldwin, Kellog dan Thorp (1938) memperbaiki konsep tersebut
Periode Kuantitatif Modern Thorp dan Smith (1949) Mulai 1951 untuk membuat sistem klasifikasi tanah yang baru Melalui berbagai pendekatan 7th Approximation (1960), plus suplemen 1964 dan 1967 Terbit sebagai Soil Taxonomy 1975 Keys to Soil Taxonomy 1998, dan terbit menjadi “Soil Taxonomy” tahun 1999
Taksonomi Tanah 12 ordo tanah utama Tata nama dibuat secara hirarkis Subordo Great group Subgroup Family Serie
Kategori Soil Taxonomy Sifat pembeda makin bertambah Ordo Sub-ordo Great soil group Sub-group Family Serie
Kategori Taksa Faktor Pembeda Ordo 12 Keberadaan dan sifat horizon penciri Sub-ordo 64 Keseragaman genetik (pengaruh air,rejim kelembaban, bahan induk utama, vegetasi, pelapukan bo) Great soil group 317 Kesamaan jenis, perkembangan dan susunan horizon, KB, rejim suhu dan kelembaban, penciri lain (plintit, fragipan etc) Subgroup ??? Sifat inti great group (Typic), sifat peralihan ke great group lain, subordo atau ordo; sifat peralihan ke bukan tanah Famili Sebaran besar butir, susunan mineral liat), rejim suhu (kdlm 50 cm) Seri Jenis dan susunan horizon, warna, tekstur, struktur, reaksi tnh, kimia dan mineralogi setiap horizon
Gelisol Gejala permafrost akibat suhu dingin atau beku
Histosol Memiliki bahan tanah organik tebal >40 cm Bisa ada bahan andik < 36 cm tebalnya
Spodosol Pencucian humus iluvial dengan seskui oksida Ciri hor spodik Hor albik di atasnya
Andisol Ciri utama tanah dari bahan vulkanik Ciri andik
Oxisol Tanah terlapuk sangat lanjut Horizon oksik
Vertisol Tanah dengan mineral liat mengembang (smektit) Merekah waktu kering
Aridisol Diklasifikasikan karena iklim kering Perkembangan profil tergantung air
Ultisol Bahan induk masam dan terlapuk lanjut Umum di daerah tropika basah Horizon argilik Bercak merah-kekuningan Kesuburan rendah
Mollisol Tanah dengan epipedon molik Vegetasi rumput atau biomassa tinggi
Alfisol Bahan induk intermedier sampai mafik Iklim sedang Liat tinggi Bisa kaya oksida besi
Inceptisol Tanah dewasa yang sudah menunjukkan perkembangan horizon bawah Horizon kambik dan epipedon umbrik
Entisol Kedalaman solum (profil) sangat beragam tergantung lingkungan pembentukan Banyak di sepanjang aliran sungai Tanah tipis di atas batuan induk
Entisol Tekstur tanah beragam dari berpasir (Psamment)
Entisol Stratifikasi bahan (layering) memperlihatkan proses penimbunan bahan yang bertahap Bahan tersedimentasi dapat beragam
Sistem Klasifikasi Tanah Indonesia Pusat Penelitian Tanah
Sistem klasifikasi tanah di Indonesia Sejak berdirinya Pusat Penelitian Tanah 1905 Sistem Mohr (1910), prinsip genesis berdasarkan warna, dan dikembangkan berdasarkan bahan induk dan tipe pelapukan. Arrhenius (1928) tanah untuk tebu, single value Tollenar (1932) tanah untuk tembakau di Jawa Tengah, kombinasi prinsip genesis dan single value Druif (1936) tanah Sumut berdasarkan petrografi dan mineralogi
Periode 1950-an Belum multi-kategori Dikenal Bodemtype berdasarkan Bahan induk Pelapukan Bahan organik dan air Grondsoort Pembagian bodemtype lebih lanjut berdasarkan warna, umur dan petrografi Belum sistematik, kurang tertib, korelasi sulit
Perkembangan sistem klasifikasi PPT Mengadopsi sistem yang dikembangkan Thorp dan Smith (1949) Modifikasi oleh Dudal dan Soepraptohardjo 1957, disempurnakan tahun 1961 Tidak berdasarkan konsep zonal, intra-zonal dan azonal Sistem dengan enam kategori (golongan sampai seri) Disempurnakan oleh PPT 1978, 1982
Dasar pembagian kategori sistem PPT Golongan perkembangan horizon Kumpulan susunan horizon utama (O, A, B, C, G) Jenis Horizon penciri utama da gejala pengikut Macam Kombinasi dari warna, horizon tambahan, dan horizon peralihan Rupa Sifat fisik umum horizon utama Seri Sifat fisik khusus horizon utama