05 Akuntansi Biaya PROCESS COSTING Diah Iskandar SE., M.Si dan Nurul Hidayah,SE,Ak,MSi FEB Akuntansi
PENGERTIAN PROCESS COSTING Metode harga pokok proses (process costing) adalah metode perhitungan harga pokok yang didasarkan pada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam suatu periode tertentu (satu bulan, satu semester, dll), dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang bersangkutan. Tujuan dari metode harga pokok proses adalah menentukan harga pokok atau biaya per unit yaitu dengan membagi biaya pada suatu periode tertentu dengan jumlah produk yang dihasilkan pada periode tersebut.
Karakteristik metode harga pokok proses : Kegiatan produksi bertujuan mengisi persediaan, disebut juga berproduksi massa, sehingga : Bentuk produk tidak tergantung pada pembeli & umumnya bersifat homogen dan sifat produksi adalah kontinyu . Biaya produksi dikumpulkan secara periodik per departemen produksi atau pusat biaya (cost center). Adanya istilah produksi ekuivalen atau unit ekuivalen, yaitu unit yang disamakan dengan satuan produk jadi (selesai) untuk kepentingan perhitungan barang dalam proses. Biaya-biaya produksi dicatat dalam akun “Barang Dalam Proses (BDP)” , dalam istilah Inggrisnya “Work in process”. Setiap akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi per departemen produksi (cost center). Pada umumnya produk jadi departemen satu menjadi bahan baku departemen berikutnya sampai barang selesai.
PROCESS COSTING PROSEDUR AKUNTANSI PADA PROCESS COSTING Pengumpulan data biaya dalam metode harga pokok proses juga menggunakan prosedur yang umum dari suatu sistem akuntansi biaya. Pembebanan atas biaya-biaya produksi seperti bahan langsung, tenaga kerja langsung, dan overhead pabrik biasanya dikumpulkan dalam perkiraan atau akun Barang Dalam Proses per departemen. Akumulasi berdasarkan departemen, memungkinkan dilakukannya perhitungan harga pokok produk tiap departemen dan memudahkan terlaksananya pengendalian oleh kepala departemen atas biaya-biaya produksi yang terjadi di departemennya.
Biaya Bahan Baku/langsung ( Materials Costs ). Pabrik kursi menggunakan metode harga pokok proses. Kursi dibuat melalui dua tahap/ departemen, yaitu dep. Pemotongan dan dep. Penyelesaian. Bahan baku yang terpakai bernilai $13,000 pada dep. Pemotongan dan senilai $ 7,000 pada dep. Penyelesaian. Jurnal yang perlu dibuat adalah sebagai berikut : BDP-Dep. Pemotongan $ 13,000 BDP-Dep. Penyelesaian $ 7,000 Persediaan Bahan $ 20,000
Biaya Tenaga Kerja Langsung (Direct Labor Costs) selama produksi bulan Januari digunakan 500 jam kerja langsung pada dep. Pemotongan dan 900 JKL pada dep. Penyelesaian. BDP-Dep. Pemotongan $ 5,000 BDP-Dep. Penyelesaian 9,000 Gaji dan Upah $ 14,000
Biaya Overhead Pabrik ( Factory Overhead Costs) Pembebanan BOP kepada departemen-departemen produksi biasanya digunakan tarif yang telah ditetapkan di muka ( predetermined rates ) tapi dapat juga menggunakan biaya yang sesungguhnya terutama apabila tingkat produksi relatif konstan. Pencatatan jika digunakan biaya yang sesungguhnya : BOP (Factory Overhead Control) $ 20,900 Hutang pajak $ 7,400 Akumulasi depresiasi 5,700 Asuransi dibayar di muka 500 Persediaan Bahan (indirect materials) 1,700 Gaji dan Upah (Indirect Labor) 5,600
Pencatatan jika menggunakan tarif yang ditentukan di muka : Biaya Overhead Pabrik ( Factory Overhead Costs) Pencatatan jika menggunakan tarif yang ditentukan di muka : BDP-Dep. Pemotongan $ 7,000 BDP-Dep. Penyelesaian 11,000 BOP dibebankan (Applied Factory Overhead) $ 18,000
LAPORAN HARGA POKOK PRODUKSI (PRODUCTION COST REPORT) Setiap akhir periode dibuat laporan harga pokok produksi yang dibuat untuk setiap cost center atau per departemen produksi. Laporan harga pokok produksi berisi informasi sebagai berikut : Skedul kuantitas , yaitu jumlah unit yang masuk proses, unit yang selesai , dan unit yang masih dalam proses. Pembebanan biaya, berisi informasi total biaya produksi dan biaya per unit untuk masing-masing jenis biaya produksi (bahan baku, tenaga kerja, dan BOP) Perhitungan biaya yang menyangkut pertanggungjawaban biaya yang telah dikeluarkan dan dibebankan serta distribusi pada sediaan barang jadi dan sediaan Barang Dalam Proses.
Unit Ekuivalen Untuk menghitung biaya per unit dibutuhkan unit ekuivalen. Unit ekuivalen menunjukkan unit produk jadi dan unit yang masih dalam proses ( yang dinyatakan dalam satuan unit produk jadi). Rumus dasar unit ekuivalen adalah sbb : Unit Ekuivalen = unit selesai + (unit dalam proses akhir x persentase penyelesaian)
Perlakuan Atas Produk atau Unit Yang Hilang Karena sulitnya penentuan saat hilangnya, maka untuk kepentingan akuntansi biaya diasumsikan hilangnya terjadi pada : Awal proses produksi: belum menyerap biaya produksi, sehingga unit hilang tidak dibebani harga pokok tidak dihitung dalam unit ekuivalen Perlu penyesuaian biaya per unit, jika unit hilang awal ada di departemen II dan selanjutnya.
Perlakuan Atas Produk atau Unit Yang Hilang Jika diasumsikan hilang akhir maka berarti : dianggap telah menyerap biaya produksi dimasukkan ke dalam perhitungan unit ekuivalen. Rumus unit ekuivalen jika ada unit hilang akhir : Unit Ekuivalen = Unit Selesai + (unit dalam proses akhir x tingkat penyelesaian) + unit hilang akhir. biaya unit hilang dibebankan pada produk jadi tidak perlu penyesuaian (adjustment).
Contoh Soal PT. “Cerah” berproduksi melalui satu departemen produksi dengan data sebagai berikut: Keterangan Unit masuk proses 20.000 Unit selesa 12.000 Unit dalam proses akhir bulan 6.000 Unit hilang awal 2.000 Biaya : Bahan Baku Rp 9.000.000 Tenaga Kerja 6.440.000 Overhead Pabrik 5.880.000 Tingkat penyelesaian unit dalam proses : Bahan Baku 100 % Konversi 1/3
Nurul Hidayah dan Diah Iskandar