KULIAH AKHLAK & TASAWUF OLEH : KOMARUDIN
Arti Harfiah Akhlak Berasal dari bhs Arab akhlaq bentuk jamak kata khuluq, berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at Terkadang disama-artikan dengan kata adab, yang berarti kehalusan dan kebaikan budi pekerti, kesopanan, dan akhlak. Jadi akhlak merupakan sifat manusia yang bersifat kesopanan, perangai, atau budi pekerti Memiliki kaitan dengan kata al-khalq dan al-Khaliq memiliki jalinan yang erat dengan kehendak manusia dan kehendak Tuhan Kata al-khalq mengandung arti kejadian yang bersifat lahiriah seperti wajah seseorang yang bagus atau yang jelek, dan kata al-khuluq mengandung arti budi pekerti atau pribadi yang bersifat rohaniah seperi sifat-sifat terpuji atau sifat-sifat tercela.
Arti Terminologi Ibn Maskawih (حَالُ لِلنَّفْسِ دَاعِيَةٌ لَهَا اِلَى اَفْعَالِهَا مِنْ غَيْرِ فِكْرٍ وَلاَرُوِيَةٍ), yakni keadaan gerak jiwa yang mendorong untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan pemikiran terlebih dahulu Al-Ghazali (عِبَارَةٌ عَنْ هَيْئَةٍ فِى النَّفْسِ رَاسِخَةً عَنْهَا تَصْدُرُالاْ َفْعَالُ بِسُهُوْلَةٍ وَيُسْرٍ مِنْ غَيْرِ حَاجَةٍ اِلَى فِكْرٍ وَرُوِيَّةٍ) ,yakni suatu sifat/keadaan yang tertanam dalam pada jiwa, yang dapat memunculkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan
Lanjutan Ibrahim Anis (حَالُ لِلنَّفْسِ رَاسِخَةُ تَصْدُرُ عَنْهَا الاَعْمَالُ مِنْ خَيْرٍ اَوْ شَرِّ بغير حَاجَةٍ اِلَى فِكْرٍ وَرُوِيَّةٍ), yakni sifat/keadaan yang tertanam dalam jiwa, yang melahirkan berbagai macam perbuatan, yang baik atau buruk, tanpa membutuhkan pemikiran dan pertimbangan. Ahmad Amin (عَرَّفَ بَعْضُهُمْ الْخُلُقَ بِأَنَّهُ عَادَةُ الاْرَادَةِ يَعْنِى أَنَّ الاْرَادَةَ اِذَا اِعْتَادَتْ شَيْأً فَعَادَتُهَا هِيَى الْمُسَمَّاةُ بِالْخُلُقِ) , yakni sebagian orang mendefinisikan akhlaq, bahwa yang disebut akhlak ialah kehendak yang dibiasakan, yaitu bahwa kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaannya itu dinamakan akhlak
lanjutan Al-Qurtubi menyebut akhlak sbg. : (ماهو يأخذ به الإنسان نفسه من الأدب يسمي خلقا لأنه يصير من الخلقة فيه), yakni sesuatu yang diambil dari adab-kesopanan diri manusia disebut akhlak, karena hal itu sebagai bagian dari watak dirinya. Muhammad bin I’lan Ash Shiddieqy mengatakan bahwa (اَلْخَلْقُ مَلَكَةٌ بِالنَّفْسِ يَقْتَدِرُ بِهَا عَلَى صُدُوْرِ الأُفْعَالِ الْجَمِيْلَةِ بِسُهُوْلَةٍ), yakni suatu pembawaan dalam diri manusia, yang dapat menimbulkan perbuatan baik, dengan cara yang mudah (tanpa dorongan dari orang lain). Muhammad Abdullah Daras akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, dimana kekuatan dan kehendak tersebut berkombinasi untuk membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang jahat). Menurut Daras perbuatan manusia yang dapat dianggap sebagai manifestasi akhlaknya, apabila memenuhi dua syarat, pertama, dilakukan berulang kali dalam bentuk yang sama, sehingga menjadi kebiasaan. Kedua, dilakukan karena dorongan emosi jiwanya, bukan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar
Lanjutan (Kesimpulan) Jadi, akhlak adalah tabiat, sifat seseorang atau perbuatan manusia yang bersumber dari dorongan jiwanya yang sudah terlatih/menjadi kebiasaan, sehingga dalam jiwa tersebut benar- benar sudah melekat sifat-sifat yang melahirkan perbuatan- perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa dipikirkan serta di angan-angan lagi. akhlak menghendaki adanya dorongan dari jiwa, yakni berupa kesadaran dalam diri, dan juga menhendaki adanya kebiasaan atau keberulangan perbuatan. Akhlak merupakan ”kehendak” dan ”kebiasaan” manusia yang menimbulkan kekuatan-kekuatan yang sangat besar untuk melakukan sesuatu Penilaian akhlak dilakukan berdasar perwujudan bentuk lahiriahnya, yakni mu’amalah (tindakan) atau suluk (prilaku)- nya, sebab bentuk perwujudan akhlak batiniahnya bersifat nafsiah (bersifat kejiwaan) atau maknawiyah (sesuatu yang abstrak.
Lanjutan (Kesimpulan) Secara substansial, perbuatan yang termasuk kategori akhlak setidak-tidaknya mempunyai lima ciri, yaitu : Perbuatan tersebut tertanam kuat dalam jiwa seseorang, sehingga telah menjadi kepribadian. Perbuatan tersebut dilakukan dengan mudah dan tanpa pemikiran. Perbuatan tersebut timbul dari dalam diri orang yang mengerjakannya, tanpa ada paksaan atau tekanan dari luar. Perbuatan tersebut dilakukan dengan sesungguhnya, bukan main-main atau karena bersandiwara, seperti dalam film. Perbuatan tersebut (khususnya perbuatan akhlak yang baik) dilakukan dengan ikhlas semata-mata karena Allah Swt, bukan karena ingin dipuji orang atau karena ingin mendapatkan sesuatu pujian
Berbagai istilah terkait kajian akhlak Kata akhlak dalam arti sehari-hari disamakan dengan kata budi pekerti, kesusilaan, sopan santun, tata krama (versi bahasa Indonesia), dan moral atau ethic. Dalam bahasa Yunani istilah akhlak dipergunakan istilah ethos atau ethikos atau etika ( tanpa memakai huruf H ) yang berarti usaha manusia dg memakai akal budi dan daya pikirnya untuk memecahkan masalah bagaimana ia harus hidup kalau ia mau menjadi baik. Kata budi diartikan sebagai alat batin yang merupakan paduan akal dan perasaan untuk menimbang baik dan buruk. Kata pekerti, diartikan sbg kelakuan atau perbuatan. Jadi budi pekerti diartikan sbg kelakuan atau perbuatan yang ditimbang atau dinilai dari segi baik buruknya Kata kesusilaan, dari kata susila yang berarti baik budi bahasanya, beradab, dan sopan. Kesusilaan berarti adat istiadat yang baik, sopan santun, atau pengetahuan ttg adab.
Lanjutan Sopan santun budi pekerti yang baik, tata krama, peradaban, dan kesusilaan. Tata krama adat sopan santun Moral dari kata mores jamak dari kata mos, berarti kesusilaan, tabiat, atau kelakuan. Sesuai dg ukuran-ukuran tindakan manusia yang oleh umum diterima dg baik dan wajar. Ajaran ttg baik buruk yg diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiab, dll. Etika, dari kata ethic a body of moral principles or values. Berarti kebiasaan, habit, custom. Apa yg disebut baik mnrt etika adl yang sesuai dengan kebiasaan masyarakt Dlm Kamus Besar Bhs Indonesia dan menurut K. Bertens, kata etika memiliki 3 arti; 1) nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan sseorng atau seklmpok org u mengatur tingkah lakunya, atau disebut jg sbg sistem nilai. 2) kumpulan azas atau nilai moral, yang disebut jg sbg kode etik, 3)ilmu ttg yang baik dan yg buruk atau ttg hak dan kewajiban moral, yg disebut jg sbg filsafat moral.
Lanjutan Kata moral, meski secara etimologi berasal dari bhs yang beda, memiliki arti sama dg kata etika sbg sistem nilai, yakni sama2 berarti “nilai-nilai atau norma-norma moral yang menjadi pegangan sseorng atau seklmpok org u mengatur tingkah lakunya”. Istilah tidak bermoral berarti bahwa tindakannya melanggar nilai-nilai atau norma-norma etis yang berlaku dalam masyrakat. Kata amoral dan immoral amoral berarti berhubungan dengan konteks moral, atau diartikan sbg “netral dari sudut moral” atau “tidak mempunyai relevansi etis”, sdg kata immoral berarti bertentangan dengan moralitas yg baik. Tetapi kenyataannya sering terjadi salah kaprah dlm pemakaian.
lanjutan Kata etika dan etiket Keduanya sebenarnya berbeda secara hakiki Etika berarti moral, sdg etiket berarti sopan santun Etika dari bhs Inggris ethics, etiket dari kata etiquette Tetapi keduanya terdapat persamaan, yakni sama2 menyangkut perilaku manusia dan sama2 mengatur perilaku manusia secara normatif. Perbedaan terpenting keduanya; Etiket menyangkut soal cara yg tepat atau yg diharapkan dari suatu perbuatan dilakukan dlm suatu kalangan tertentu, sdg etika tdk terbatas pada soal cara suatu perbuatan dilakukan, tetapi terkait dg pemberian norma bagi perbuatan itu sendiri. etika menyangkut soal apakah suatu perbuatan boleh dilakukan atau tidak. Etiket hanya berlaku dalam pergaulan. Bila tidak ada orang lain, mk etiket tidak berlaku, sdg etika selalu berlaku meski tidak ada orang lain atau saksi. Etiket realtif, sdg etika lebih absolut. Yg dinilai tidak sopan dlm suatu kebudayaan, boleh jadi dianggap sopan mnrt yang lain. Etiket hanya menyangkut segi lahiriah manusia, sdng etika memandang segi batiniah
Lanjutan (Simpulan) Jadi kata akhlak di satu sisi berarti moral, moralitas, atau etika yang berkaitan dengan penilaian manusia dari segi batinnya atau keberadaannya secara totalitas, di sisi lain juga berarti adab, sopan santun, etiket yang lebih melihat segi lahiriah manusia. Dalam buku-buku akhlak, kata akhlak sering diistilahkan dengan kata adab yg sebenarnya lbh diartikan dalam arti etiket. Ilmu yang mengkaji persoalan akhlak dinamai ilmu akhlak atau etika (filsafat moral)
Ilmu akhlak dan Etika Ilmu akhlak Ibrahim Anis : Ilmu yang obyek pembahasannya adalah tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan perbuatan manusia yang dapat di sifatkan dengan baik dan buruk Abdul Hamid Yunus : Ilmu tentang keutamaan-keutamaan dan cara mengikutinya hingga jiwa terisi dengannya dan tentang keburukan dan cara menghindarinya hingga jiwa kosong dari padnya Barmawie Umary : ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia, lahir dan batin Ahmad Amin : ilmu yang menjelaskan arti baik dan buruk, menerangkan apa yang seharusnya dilakukan oleh sebagian manusia kepada lainnya, menyatakan tujuan yang harus dituju oleh manusia di dalam perbuatan mereka, dan menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat Hamzah Ya’qub : ilmu pengetahuan yang mengajarkan mana yang baik dan yang buruk berdasarkan ajaran Allah dan rasul- Nya
Lanjutan Etika Burhanudin Salam : suatu ilmu yang membicarakan masalah perbuatan atau tingkah laku manusia, mana yang dapat dinilai baik dan mana yang jahat. Ahmad Amin mendefinisikan sama dengan ilmu akhlak Webster’s Dictionary : ilmu ttg tingkah laku manusia, prinsip- prinsip yang disistimatisir tentang tindakan moral yang betul. Ensiklopedi Winkler : cabang filsafat yang mengembangkan teori tentang tindakan, hujah-hujahnya dan tujuan yang diarahkan kepada makna tindakan. Hamzah Ya’qub : ilmu yang menyelidiki mana yang baik dan mana yang buruk dengan mempehatikan amal perbuatan manusia sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Tujuan etika dlm pandangan filsafat adl. mendapatkan ide yang sama bagi seluruh manusia, kapan dan dimana pun, tentang ukuran tingkah laku yang baik dan buruk sejauh yang dapat diketahui oleh akal pikiran. Titik tolak etika dari akal pikiran, bukan agama. Berbeda dg ilmu akhlak yang bertitik tolak dari agama
Etika Islam Mengajarkan dan menuntun manusia kepada tingkah laku yang baik dan menjauhkan diri dari tingkah laku yang buruk Sumber dan ukuran baik buruknya perbuatan didasarkan pada ajaran Allah dan rasul-Nya Bersifat universal, komprehensif, dapat diterima oleh seluruh manusia kapaan dan dimanapun Cocok dengan fitrah (naluri) dan akal pikiran manusia Mengatur dan mengarahkan fitrah manusia ke jenjang akhlak yang luhur dan mengarahkan perbuatan manusia di bawah pancaran sinar petunjuk Allah menuju ridha-Nya.