Toksikologi Lingkungan Disusun oleh: Dhita Ariefta P. (P021) Ana Dwi F. (P022) Sinta Rohmah (P023) Syifa Amilia (P024) Diaksa Putri A. (P025) Erma Yuliani (P026) Fita Dwi (P027) Julia (P028) Indri Puspita (P029) Dewi P. (P030) Kelompok 5&6 Reguler A Semester 4 SENYAWA MERKURI Toksikologi Lingkungan
Merkuri atau air raksa dilambangkan dengan Hg, akronim dari Hydragyrum yang berarti perak cair merupakan golongan logam berat dengan nomor atom 80 dan berat atom 200,59 yang terletak pada golongan II B pada sistem periodic. Merkuri (air raksa, Hg) adalah salah satu jenis logam yang banyak ditemukan di alam dan tersebar dalam batu – batuan, biji tambang, tanah, air dan udara sebagai senyawa anorganik dan organik. Merkuri merupakan logam yang dalam keadaan normal berbentuk cairan berwarna abu-abu, tidak berbau. Tidak larut dalam air, alkohol, eter, asam hidroklorida, hidrogen bromida dan hidrogen iodide. Larut dalam asam nitrat, asam sulfurik panas dan lipid. Tidak tercampurkan dengan oksidator, halogen, bahan-bahan yang mudah terbakar, logam, asam, logam carbide dan amine. PENGERTIAN MERKURI
SIFAT MERKURI Secara umum merkuri memiliki sifat-sifat sebagai berikut : Berwujud cair pada suhu kamar (25oC) dengan titik beku paling rendah -39oC Masih berwujud cair pada suhu 396o C. Pada temperatur 396o C ini telah terjadi pemuaian secara menyeluruh. Merupakan logam yang paling mudah menguap jika dibandingkan dengan logam-logam yang lain.
Ketahanan listrik yang dimiliki sangat rendah, sehingga menempatkan merkuri sebagai logam yang sangat baik untuk menghantarkan daya listrik. Dapat melarutkan bermacam-macam logam untuk membentuk alloy yang disebut juga dengan amalgram (tambal gigi). Merupakan unsur yang sangat beracun bagi semua makhluk hidup, baik itu dalam bentuk unsur tunggal (logam) maupun dalam bentuk persenyawaan.
KEGUNAAN MERKURI Merkuri digunakan pada berbagai aplikasi seperti: Amalgam gigi (tambal gigi) Sebagai fungisida proses penambangan emas Gas khlor Soda kaustik Termometer Baterai
BENTUK MERKURI Merkuri elemental (Hg): terdapat dalam gelas termometer, tensimeter air raksa, amalgam gigi, alat elektrik, batu batere dan cat. Juga digunakan sebagai katalisator dalam produksi soda kaustik dan desinfektan serta untuk produksi klorin dari sodium klorida.
2. Merkuri anorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous) 2. Merkuri anorganik: dalam bentuk Hg++ (Mercuric) dan Hg+ (Mercurous). Misalnya: Merkuri klorida (HgCl2) termasuk bentuk Hg anorganik yang sangat toksik, kaustik dan digunakan sebagai desinfektan Mercurous chloride (HgCl) yang digunakan untuk teething powder dan laksansia (calomel) Mercurous fulminate yang bersifat mudah terbakar
Alkoksialkil merkuri ( R-O-Hg) 3. Merkuri organik, Komponen merkuri organic atau organomerkuri terdiri dari : Aril merkuri, mengandung hidrokarbon aromatic seperti fenilmerkuri asetat. Alkil merkuri, mengandung hidrokarbon alifatik dan merupakan merkuri yang paling beracun, misalnya metil merkuri, etil merkuri,dsb. Alkoksialkil merkuri ( R-O-Hg)
Cara Merkuri Masuk ke Dalam Tubuh Manusia Bentuk racun dari merkuri yang masuk pada tubuh manusia adalah metil merkuri (CH3Hg+ dan CH3-Hg-CH3) dan garam organik, mercuric khlor (HgCl2). Metil merkuri dapat dibentuk oleh bakteri pada endapan dan air yang bersifat asam. Elemen merkuri mempunyai waktu tinggal yang relatif pendek pada tubuh manusia tetapi senyawa metil merkuri terakumulasi di dalam tubuh 10 kali lebih lama. Metil merkuri terakumulasi pada rantai makanan, misal merkuri bisa masuk ke dalam tubuh manusia dengan mengkonsumsi ikan yang hidup di perairan yang telah tercemar merkuri.
Merkuri juga dapat dilepaskan ke atmosfer melalui berbagai kegiatan manusia, terutama dari pembakaran sampah rumah tangga, limbah industri, dan pembakaran bahan bakar fosil seperti batubara. Asap yang mengandung merkuri dapat ditransportasikan melalui udara dan mengendap di daratan maupun air. Asap merkuri dapat dihisap melalui pernapasan. Merkuri yang masuk lewat kulit, biasanya merkuri yang terkandung dalam kosmetik yang dipakai. Merkuri yang masuk melalui kulit, setelah diabsorbsi di jaringan akan teroksidasi menjadi merkuri divalent (Hg2+) yang dibantu oleh enzim katalase. Keracunan merkuri sering disebut dengan mercurialism yang banyak ditemukan pada negara maju.
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN Penggunaan merkuri dalam industry sering menyebabkan pencemaran lingkungan, baik melalui air buangan maupun ventilasi udara. Merkuri yang terbuang ke sungai, pantai, atau badan air di sekitar industry tersebut kemudian mengkontaminasi ikan – ikan dan makhluk air lainnya termasuk gangang dan tanaman air. Selanjutnya ikan – ikan kecil dan makhluk air lainnya mungkin akan dimakan olah ikan – ikan atau hewan air yang lebih besar atau masuk ke dalam tubuh melalui insang.
Kerang juga dapat mengumpulkan merkuri di dalam rumahnya Kerang juga dapat mengumpulkan merkuri di dalam rumahnya. Ikan–ikan dan hewan tersebut kemudian dikonsumsi oleh manusia sehingga manusia dapat mengumpulkan merkuri di dalam tubuhnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa semua ikan yang tidak terkontaminasi langsung dengan merkuri selama pertumbuhannya masih mengandung merkuri di dalam tubuhnya pada konsentrasi rendah, yaitu 0.005 – 0.075 ppm.
Dampak Terhadap Kesehatan Mercury termasuk bahan teratogenik. Hg didistribusikan keseluruh jaringan terutama di darah dan otak. Hg terutama terkonsentrasi dalam darah dan otak. 90 % ditemukan dalam darah merah. Efek Fisiologis : Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal, dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal antara lain kehilangan daya ingat.
Efek pada pertumbuhan : Hg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi. Kadar Hg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu mempunyai kaitan signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan Hg bisa menderita kerusakan otak dengan manifestasi : Retardasi mental Tuli Penciutan lapangan pandang, hingga buta Microchephaly, Cerebral Palsy Gangguan menelan
Efek yang lain : Efek terhadap sistem pernafasan dan pencernaan makanan dapat terjadi pada keracunan akut. Inhalasi dari elemental Mercury dapat mengakibatkan kerusakan berat dari jaringan paru. Sedangkan keracunan makanan yang mengandung Mercury dapat menyebabkan kerusakan liver.
Tanda-tanda dan gejala keracunan akibat tercemar merkurium Akut : Radang paru-paru (pnemonitis), Bronchitis, Rasa sakit pada dada (dada sesak), Batuk, Rasa seperti logam, Mual, Sakit pada bagian abdomen, Daire dan muntah, Sakit kepala, Garis gelap pada gusi (karena merkurium sulfida), Gigi lepas (copot), Luka pada bibir dan dagu, Gejala-gejala psikopatologis, Otot gemetar.
Kronis ( pada mulut dan wajah ) : Peradangan, Gusi berasa tawar, Radang gusi (gingivitis), Gigi lepas (copot) karena kerusakan rongga gigi, Berkurang atau bertambahnya air liur, Stomatitis (radang mulut) dan lidah gemetar, Iritasi pada nasal, Epistaxis (perdarahan pada hidung), Gangguan selera dan bau, Kehilangan nafsu makan, Wajah terlihat pucat
Gangguan syaraf : Gemetar pada kelopak mata dan otot jari, tangan dan kaki; Penyakit syaraf, Paresthesias (rasa sakit seperti tertusuk dan geli pada kulit), Kehilangan keseimbangan, Lutut yang terhentak-hentak secara berlebihan, Refleksi plantar yang berubah, Berkeringat dan kemerah-merahan, Perubahan kepribadian, Eretisme (ketidaknormalan emosi/terlalu peka), Lekas marah, Kritis, Mudah terangsang, Kemurungan jiwa, Tertekan, Merasa malu, Perasaan takut, Murung, Lelah, Lemah, Mudah mengantuk, Gangguan daya ingat.
BAHAYA MERKURI PADA KOSMETIK Pemakaian kosmetik yang mengandung Merkuri dapat mengakibatkan: Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar) Efek REBOUND yaitu memberikan respon berlawanan (Kulit akan menjadi gelap/kusam saat pemakaian kosmetik dihentikan) Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar) Dapat mengakibatkan kanker kulit
PEMERIKSAAN MERCURY Mercury termasuk golongan logam berat yang berbahaya sehingga apabila terkonsumsi akan berakibat buruk pada kesehatan tubuh. Uji ini digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya kandungan mercury pada suatu makanan. PERLENGKAPAN TES KIT: 1 buah tabung reaksi 1 buah pipet plastik untuk reagen 30 ml reagen mercury R-1
PROSEDUR PENGUJIAN Siapkan sampel makanan yang diduga tercampur dengan mercury. Untuk sampel makanan padat dihancurkan terlebih dahulu dengan cara digerus atau diblender, lalu larutkan dengan aquadest sampai makanan menjadi suatu larutan yang homogen. Kemudian diendapkan atau disaring sebanyak 3 ml kemudian masukkan ke dalam tabung reaksi Tambahkan 5 tetes reagen R-1 ke dalam tabung reaksi dan pada setiap penambahan lakukan pengocokkan. Amati perubahan warna yang terjadi. Jika terjadi perubahan warna menjadi warna kuning/orange berarti positif (+) mengandung mercury
Analisis merkuri pada Krim Pemutih Analisis kualitatif (Uji warna), dalam melakukan uji warna bertujuan untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya merkuri dalam sampel digunakan larutan KI 0,5 N.
Analisa Kualitatif Pembuatan Larutan Uji Ditimbang dengan teliti sebanyak 2 g sampel. Ditambahkan air sebanyak 25 ml Setelah itu tambahkan dengan campuran 10 ml larutan asam klorida dan asam nitrat, lalu uapkan sampai hampir kering. Pada sisa penguapan tambahkan akuades sebanyak 10 ml. Lalu dipanaskan sebentar, didinginkan dan disaring. Analisis Kualitatif Sejumlah 1 ml larutan uji ditambahkan 1-2 tetes larutan KI 0,5 N, lalu diperhatikan dengan saksama. Hasil menunjukkan positif jika terjadi endapan merah orange.
REFERENSI http://imooncuy.blogspot.co.id/2010/10/pemeriksaan-kimia-makanan.html 51404424-Pence-Mar-An-Air-Oleh-Logam-Berat-Cu-Ag-Hg-Pt-Au-Pb-Dan-Pence-Mar-An-Udara-Oleh-Gas-Sox.pdf Jurnal Ilmiah Farmasi – UNSRAT Vol. 2 No. 01 Februari 2013 ISSN 2302 – 2493.pdf http://santisayekt.blogspot.co.id/2013/01/keracunan-merkuri.html
SEKIAN DAN TERIMA KASIH.