Kelompok 4 Arefa Iswara (1310932024) Meylia Vivi Putri (1310931017) Muhammad Arif Ikhsan (1310931021)
Perencanaan dan Pengendalian Produksi Disagregasi
Perencanaan agregat yang sesuai dengan produk manufaktur pada lantai produksi, maka perencanaan digunakan untuk mewakili kumpulan beberapa produk. Perencanaan agregat menyarankan jumlah produk yang akan diproduksi secara keseluruhan. Hal ini akan berguna apabila perencanaan tersebut di disagregasi menjadi jumlah produk untuk masing-masing produk individu. (Bedworth:1986,hlm.146)
Sebelum memasuki metode disagregasi kita harus paham tentang situasi produk gabungan. Kebanyakan fasilitas manufaktur memproduksi beberapa famili dari Product lines (Bedworth:1986,hlm.147). Product lines Smartphone Tablet Iphone Ipad Zenfone
Sebuah famili bisa terdiri dari beberapa kelompok produk yang mirip satu sama lain baik itu secara ekonomi ataupun teknologi. Gabungan dari beberapa famili biasa dikenal dengan tipe produk (Bedworth:1986,hlm.147).
Hirarki Produk: Produk Famili Subassembli Tipe Item Componen
Masalah disagregasi merupakan satu pengaturan jumlah produksi untuk masing masing item yang ada pada tipe sebuah produk(Bedworth:1986,hlm.147).
Disaggregation Problems Menentukan famili mana yang akan diproduksi pada periode berikutnya Menentukan berapa banyak item yang akan diproduksi
Jadwal Produksi Induk (JPI) Jadwal induk produksi merupakan hasil disaggregasi dari sebuah rencana aggregasi yang menggabungkan produk-produk yang sama (identik) ke dalam kelompok produk, memecah permintaan dalam bulanan dan kadang-kadang menentukan kelompok atau produk, tenaga kerja yang dibutuhkan untuk setiap produk individu dan pelayanan yang harus dijadwalkan secara spesifik pada setiap stasiun kerja (Sipper:1997)
Jadwal Produksi Induk (JPI) JPI merupakan pernyataan produk akhir yang akan diproduksi dalam jumlah dan waktu. JPI mendisagregasikan dan mengimplementasikan rencana produksi. JPI bertujuan untuk menjamin bahwa produk tersedia untuk memenuhi demand tetapi ongkos dan inventory yang tidak perlu, dapat dihindarkan. Teknik disagregasi: persentase dan metoda Bitran and Hax.
Prosedur Teknik Persentase Hitung persentase kuantitas item masing-masing terhadap kuantitas famili pada data masa lalu (semua dalam unit agregat). Gunakan persentase ini untuk menentukan kuantitas item masing- masing dari Rencana Agregat. Output adalah JPI dalam satuan agregat. Lakukan pembagian JPI (yang masih dalam satuan agregat) dengan nilai konversi sehingga dihasilkan JPI dalam satuan individu item.
Waktu baku (jam per unit) Contoh Soal: Data item (unit) Data Agregat (jam) Perioda 1 2 3 4 5 6 Waktu baku (jam per unit) Item 1 200 220 240 230 250 260 Item 2 600 650 700 690 720 770 Item 3 50 55 60 58 Perioda 1 2 3 4 5 6 Total Persentase (%) Item 1 600 660 720 690 750 780 4200 29.63 Item 2 1200 1300 1400 1380 1440 1540 8260 58.27 Item 3 250 275 300 290 1715 12.10 Family A 2050 2235 2420 2360 2490 2620 14175 100
Penyelesaian: t At tAt t2 1 2050 2 2235 4470 4 3 2420 7260 9 2360 9440 16 5 2490 12450 25 6 2620 15720 36 21 14175 51390 91 +
Penyelesaiannya dengan menggunakan fungsi regresi linear: b = 101.57 a = 2006.9 Jadi, fungsi peramalan yang didapat adalah: Ft = 2006,9 + 101,6 t
Penyelesaian: Berdasarkan model ramalan tersebut, dapat dihitung permintaan agregat pada perioda ke 7, 8, dan 9, yaitu: F7 = 2.006,9 + 101,6 x 7 = 2.718,1 F8 = 2.006,9 + 101,6 x 8 = 2.819,7 F9 = 2.006,9 + 101,6 x 9 = 2.921,3 Bila dalam penentuan rencana agregat (aggregate plan) diasumsikan menggunakan strategi chase, maka nilai rencana agregat akan sama dengan nilai ramalan.
Penyelesaian untuk perioda 7: Dengan demikian nilai rencana agregat pada perioda ke 7 adalah: 2.718,1 jam. Dengan teknik persentase, disagregasi dilakukan untuk memperoleh JPI, yaitu: I t e m 1 = 0,296 x Rp. 2.718,1 = 804,5576 jam I t e m 2 = 0,583 x Rp. 2.718,1 = 1.584,6523 jam I t e m 3 = 0,121 x Rp. 2.718,1 = 328,8901 jam Kuantitas JPI ini masih dalam unit agregat, sehingga perlu dilakukan konversi untuk memperoleh unit item. Konversi ini menggunakan waktu baku proses per unit masing- masing item.
Jumlah Unit (Pembulatan) Penyelesaian: Item Waktu Proses Waktu Baku Jumlah Unit (Pembulatan) 1 804.5576 3 269 2 1584.6523 793 328.8901 5 66 Jadi, JPI pada perioda ke-7 adalah: Item 1 : 269 unit Item 2 : 793 unit Item 3 : 66 unit
Penyelesaian untuk perioda 8: Dengan demikian nilai rencana agregat pada perioda ke 8 adalah: 2.819,7 jam. Dengan teknik persentase, disagregasi dilakukan untuk memperoleh JPI, yaitu: I t e m 1 = 0,296 x Rp. 2.819,7 = 834,6312 jam I t e m 2 = 0,583 x Rp. 2.819,7 = 1643,8851 jam I t e m 3 = 0,121 x Rp. 2.819,7 = 341,1837 jam Kuantitas JPI ini masih dalam unit agregat, sehingga perlu dilakukan konversi untuk memperoleh unit item. Konversi ini menggunakan waktu baku proses per unit masing-masing item.
Jumlah Unit (Pembulatan) Penyelesaian: Item Waktu Proses Waktu Baku Jumlah Unit (Pembulatan) 1 834.6312 3 279 2 1643.8851 822 341.1837 5 69 Jadi, JPI pada perioda ke-8 adalah: Item 1 : 279unit Item 2 : 822 unit Item 3 : 69 unit
Prosedur metode Bitran dan Hax Jika dalam suatu perencanaan produksi terdapat item j dalam famili i, maka harus ditentukan terlebih dahulu item mana saja yang perlu diproduksi berdasarkan informasi permintaan dan persediaan item tersebut. Berdasarkan hal tersebut ditambah dengan data perencanaan agregat, selanjutnya ditentukan rencana produksi untuk famili Selanjutnya, berdasarkan rencana produksi famili dapat ditentukan rencana produksi utk setiap item (kuantitas MPS) dalam famili tersebut Metode Bitran and Hax digunakan untuk masalah diatas
Model Bitran and Hax Bila terdapat item j dalam famili i yang memenuhi Model Bitran and Hax Bila terdapat item j dalam famili i yang memenuhi qij,t = Sehingga: Keterangan: qij,t : Expected Quantity : Inventory : Safety stock : Demand
CONTOH : Item 3,9,10 akan berjalan di bawah safety stock level jika kita tidak merencanakan produksinya . Untuk itu semua item pada famili a dan c harus mengalami pertimbangan dalam produksinya.
Perencanaan agregat untuk periode “x” = 450 unit Diketahui: Perencanaan agregat untuk periode “x” = 450 unit Keputusan produksi : Famili A dan C Ongkos setup famili A dan C masing-masing $2000 dan $1000
Berapa banyak masing-masing famili terpilih yang akan diproduksi Berapa banyak masing-masing famili terpilih yang akan diproduksi? Bitran dan hax mengajukan sebuah “knapsack problem” model untuk memecahkan permasalahan tersebut. Knapsack problem digunakan untuk mempertimbangkan perbedaan waktu produksi antara masing masing item dan unit produksi agregat.
Model dari Bitran dan Hax adalah : Fungsi tujuan Kendala :
Keterangan:
Batas bawah diperlukan untuk menentukan berapa banyak kuantitas produk yang dibutuhkan untuk memenuhi safety stock selama periode produksi selanjutnya. formulasinya :
Batas atas diperlukan untuk menjamin inventory yang berlebih tidak terakumulasi. Formulasinya:
Model Bitran and Hax Bila maka produksi di atas upper bound, dan ini menyebabkan terjadi inventory. Bila ongkos inventory sama untuk semua famili, maka kuantitas produksi masing-masing famili adalah (agar ongkos inventory terdistribusi secara adil): Bila maka inventory akan lebih rendah dari safety stock sehingga timbul ongkos stock out. Bila ongkos stockout konstan, maka kuantitas produksi masing-masing famili adalah (agar backorder risk terdistribusi secara adil):
Bitran and Hax (1981) menawarkan algoritma pemecahan, untuk kondisi: Algoritma tersebut terdiri atas: Algoritma Disagregasi Famili (ADF) Algoritma Disagregasi Item (ADI) ADF untuk membagi agregate plan menjadi nilai kuantitas produksi masing- masing famili ADI untuk membagi nilai kuantitas famili-famili tersebut menjadi nilai kuantitas item dalam famili masing-masing
Algoritma Disagregasi Famili Tentukan =1, P1 = x* dan z1 = z Hitung untuk semua Untuk nilai manapun, bila tentukan , dan lanjutkan ke langkah 6. Untuk famili lain lanjutkan ke Langkah 4.
Kelompokkan famili lain ke dalam 2 kelompok, yaitu Hitung Lanjutkan ke Langkah 5
Bila Nyatakan = +1, z +1=z -(semua famili yang nilai y* sudah ditentukan) dan P β+1=P β- yi*(untuk semua famili i yang telah dijadwalkan pada iterasi β). Bila z β+1 =Φ maka stop.Bila tidak kembali ke Langkah 2
Algoritma Disagregasi Item Untuk setiap famili i yang sedang diproduksi, tentukan jumlah perioda N sehingga dapat dihitung Hitung
Untuk setiap item dalam famili i, hitung kuantitas produksi Bila untuk item manapun, misal j=g, maka nyatakan . Keluarkan item g dari famili tersebut, dan kurangkan sebesar KijDig,N dari penyebut persamaan di atas. Ulangi Langkah 3
Output from disaggreration program – DIS.BAS.
Kesimpulan Pada aliran kontrol produksi, perencanaan agregat mempuyai fungsi penting yaitu untuk memperhalus level produksi sehingga permintaan agregat dapat menghasilkan cost yang minimum. Perusahaan yang tidak melaksanakan operasi perencanaan agregat hanya akan dapat memenuhi keperluannya dalam jangka pendek. Jika fluktuasi demand sering terjadi, maka perusahaan akan memiliki terlalu banyak atau terlalu sedikit inventory, atau terlalu banyak atau terlalu sedikit kapasitas tenaga kerja. Pada situasi ini, peramalan yang baik dan perencanaan agregat harus dipertimbangkan dengan serius. Pada perencanaan agregat, disagregasi digunakan untuk mengembangkan jadwal periode demi periode, dan item demi item.