ASSALAMUALAIKUM. WR. WB
Dosen; Nina Permatasari, S.Psi, M.Pd TEORI BEHAVIORISTIK Dosen; Nina Permatasari, S.Psi, M.Pd Kelompok 1 Adam Suskhan A1E315302 Adi Rujani Sa’ban A1E315303 Aidi Muttaqin A1E315313 Alia Putri A1E315319 Andini Amelia A1E315325 Ati Ilma Hidayah A1E315337 Aviati Rahmah A1E315339 Awalia Turidha A1E315340 Ayu Atika Sari A1E315343 Chairul Anwar A1E315345 Novarina Fahrisa A1E315193 UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
PENGERTIAN BELAJAR MENURUT TEORI BEHAVIORISTIK Belajar menurut teori behaviorirstik adalah perubahan tingkah laku sebagai akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon dengan menggunakan metode pelatihan atau pembiasaan semata Yang terpenting menurut teori ini adalah masukan yang berupa stimulus dan keluaran berupa respon. Ada faktor lain dalam teori behavioristik yaitu faktor penguatan yang dapat memperkuat timbulnya respon.
Teori Belajar menurut Thorndike Thorndike merupakan Psikologi kebangsaan amerika pertama. Eksprimen Thorndike menggunakan hewan-hewan terutama kucing. Dari eksperimen tersebut Thorndike berpendapat belajar merupakan peristiwa terbentuknya asosiasi-asosiasi antara peristiwa yang disebut stimulus dan respon jadi menurut Thorndike belajar adalah melaui latihan-latihan dan pengulangan dan coba-coba.
Teori Belajar menurut Ivan Petrovich Pavlov Pavlov merupakan ahli psikologi dari Rusia, yang awalnya merupakan seorang calon pendeta. Belajar menurut teori ini adalah suatu proses perubahan yang terjadi karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi.Yang terpenting dalam belajar menurut teori ini adalah adanya latihan dan pengulangan Kelemahan teori ini adalah belajar hanyalah terjadi secara otomatis keaktifan dan penentuan pribadi dihiraukan.
Teori Belajar Menurut Watson Menurut Watson belajar sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon, namun stimulus dan respon yang dimaksud harus dapat di.amati (observable) dan dapat diukur Jadi, walaupun dia mengakui adanya perubahan-perubahan mental dalam diri seseorang selama proses belajar, namun dia menganggap faktor tersebut sebagai hal yang tidak perlu diperhitungkan karena tidak dapat diamati
Teori Belajar Menurut Edwin Guthrie Antara stimulus dan respon cenderung hanya bersifat sementara, oleh sebab itu dalam belajar peserta didik perlu sesering mungkin diberikan stimulus, agar hubungan stimulus dan resppon bersifat lebih tetap. Belajar terjadi karena gerakan terakhir yang dilakukan mengubah situasi stimulus sedangkan tidak ada respon lain yang dapat terjadi
Kelebihan Teori Behavioristik Membiasakan guru untuk bersikap jeli dan peka terhadap situasi dan kondisi belajar Guru tidak membiasakan memberikan ceramah sehingga murid dibiasakan belajar mandiri. Jika murid menemukan kesulitan baru ditanyakan pada guru yang bersangkutan Dengan melalui pengulangan dan pelatihan yang berkesinambungan, dapat mengoptimalkan bakat dan kecerdasan siswa yang sudah terbentuk sebelumnya. Dapat mengganti stimulus yang satu dengan stimulus lainnya, dan seterusnya sampai respon yang diinginkan muncul. Teori behavioristik juga cocok diterapkan untuk anak yang masih membutuhkan dominsi orang dewasa, suka mengulangi dan harus dibiasakan, suka meniru, dan suka dengan bentuk-bentuk penghargaan langsung
Kekurangan Teori Behavioristik Tidak setiap pelajaran dapat menggunakan metode ini. Karena: Murid berperan sebagai pendengar dalam proses pembelajaran dan menghapalkan apa didengar dan dipandang sebagai cara belajar yang efektif. Penggunaan hukuman yang sangat dihindari oleh para tokoh behavioristik justru dianggap sebagai metode yang paling efektif untuk menertibkan siswa. Murid dipandang pasif, perlu motivasi dari luar, dan sangat dipengaruhi oleh penguatan yang diberikan oleh guru Metode ini mengakibatkan terjadinya proses pembelajaran yang tidak menyenangkan bagi siswa, yaitu guru sebagai center, otoriter, komunikasi berlangsung satu arah, guru melatih, dan menentukan apa yang harus dipelajari murid
APLIKASI PEMBELAJARAN TEORI BEHAVIORISME Menurut teori belajar ini adalah perubahan tingkah laku, seseorang dianggap belajar sesuatu bila ada menunjukkan perubahan tingkah laku. Misalnya, seorang siswa belum bisa membaca maka betapapun gurunya berusaha sebaik mungkin mengajar atau bahkan sudah hafal huruf A sampai Z di luar kepala.
TUJUAN PEMBELAJARAN TEORI BEHAVIORISTIK Tujuan pembelajaran menurut teori behavioristik ditekankan pada penambahan pengetahuan, sedangkan belajar sebagi aktivitas “mimetic”, yang menuntut pebelajar untuk mengungkapkan kembali pengetahuan yang sudah dipelajari dalam bentuk laporan, kuis, atau tes.
Media Pembelajaran menurut teori behavioristik IJ