Struktur Jaringan Hewan ‘’Jaringan Mieloid‘’

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Struktur Hewan/Any Aryani/Bio
Advertisements

26 Maret 2010Struktur Hewan/Any Aryani/Bio1. 26 Maret 2010Struktur Hewan/Any Aryani/Bio2 PLASMA DARAH BENDA DARAH SEDOT DARAH MASUKKAN KE DALAM TABUNG.
DR. RINI R. KADIR, M.KES, CWCCA
DARAH PERIFER, SUM-SUM TULANG DAN HEMATOPOIESIS
STRUKTUR SEL.
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
Matrissya Hermita Biopsikologi UG
The Composition of Blood
JARINGAN.
HISTOLOGI VETERINER drh. Herlina Pratiwi.
WELCOME TO BIOLOGY ZONE 
Peredaran darah manusia
JARINGAN HEWAN.
Virtue.Ivana.Stella.William XIAI
DARAH DAN SUMSUM TULANG
SISTEM PEREDARAN DARAH
Sistem Peredaran Darah Ikan
ANATOMI DAN FISIOLOGI SISTEM PEMBULUH DARAH DAN DARAH
LEUKOPOIESIS ENGGIE CORVI BAHARI/
CELL Learning Objective:
PEMERIKSAAN LABORATORIUM PADA ANEMIA APLASTIK
Compiled by Hari Prasetyo
LEUKOPOIESIS.
PEMERIKSAAN SST.
Leukosit.
DARAH DAN SIRKULASI FISIOLOGI HEWAN I April 2008 UNIVERSITAS
SEL DARAH MERAH Adhaninggar Ratna H. (01) Prasasti Yudati P. (16)
LEUKOSIT Disusun oleh : Tita Izatul Mubarokah (20/XI MIA 1)
DARAH drg.Fidya, MSi.
JARINGAN IKAT Kelompok 1 : Anggraini Dwi I (02)
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Jumlahnya sekitar 4,5 – 5,5 juta sel per mm3
Sistem Peredaran Darah
Sistem Peredaran Darah
JARINGAN IKAT (bagian 2) Mata Kuliah: Struktur Perkembangan Hewan
JARINGAN IKAT Mata Kuliah: Struktur Perkembangan Hewan
BIOKIMIA DARAH Lilis Hadiyati, S.Si..
Leukosit Oleh : sukarniwati.
BIOLOGI SEL.
DARAH Imran Tumenggung.
Organisasi Kehidupan (Sel)
Oleh : Aisyah Rahadi Safitri Fatima Salsabila Dhata Wirinda Shafira
“(SISTEM PERTAHANAN TUBUH)”
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL. PERTEMUAN 3
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
2 Cisauk Junior high School
Pert 2 Identifikasi Jaringan Hewan
Ns.M.Shodikin,Sp.Kep,MB.CWCS.
SISTEM PEREDARAN DARAH
DARAH DAN PEMBULUH DARAH
LEUKOSIT (Sel Darah Putih) Disusun Oleh : ANNISA RIZQI DAMYANTI
Sistem Perdaran Darah.
Gambar Sel Tumbuhan Dan Sel Hewan Beserta Organelnya
Minggu ke-3 STRUKTUR SEL TUMBUHAN.
SISTEM KARDIOVASKULER Anatomi dan Fisiologi Manusia
Rangkuman Praktikum Hematologi
Nama Kelompok : Athena Joanne Tarigan ( XI A7 / 05 )
Struktur Ultra dan Komponen Sel
SISTEM TRANSPORTASI PADA MANUSIA
DARAH.
SISTEM PEREDARAN DARAH Akademi Famasi Tolitoli
BAB 4 SISTEM PEREDARAN DARAH
SEL DARAH.
CAIRAN TUBUH DAN PERNAPASAN
SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
Respon Imun Non Spesifik (Respon Imun Innate)
KAMRIANTI RAMLI, S.Pd, M.Pd
Leukosit. Darah Terdiri dari : – Plasma – Sel darah Eritrosit Leukosit trombosit.
BAB 4 SISTEM PEREDARAN DARAH By : Anna Laura Silaban, S.Si.
Transcript presentasi:

Struktur Jaringan Hewan ‘’Jaringan Mieloid‘’ Anggota : Anggun Saraswati (4401414003) Siti Aminah (4401414013) Izza Nafisa Indrianti (4401414025) Eri Kustiani (4401414031) Universitas Negeri Semarang Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Jurusan Biologi

Jaringan Mieloid Jaringan mieloid (sumsum tulang) merupakan komponen penting dari tubuh karena mengandung sel-sel induk hematopoietik . Sel induk adalah bagian pada tubuh yang dapat mengubah diri menjadi sel apapun yang diperlukan untuk menghasilkan jaringan tubuh. Sel induk hematopoietik adalah unik karena menyebabkan hematopoiesis (pembuatan darah).

Perkembangan Jaringan Hematopoietik Daerah yang melakukan hematopoiesis disebut daerah hematopoietik. Fase pembentukan Mesoblastik Hepatik Mieloid

1. Mesoblastik Terjadi pada masa prenatal. Terjadi di dalam yolk sac yang berada dekat dengan mesenkim batang tubuh. Mesenkim ini menyusutkan cabang-cabangnya lalu berkembang menjadi eritoblas primitif, sel basophil bulat yang mengumpul membentuk agregat yang disebut dengan pulau darah. Mereka berpoliferasi membentuk hemoglobin dan eritrosit polikromatofilik. Lalu basofil-basofil mulai menghilang dan jadilah eritrosit primitif, yaitu eritrosit yang memiliki inti sel.

2. Hepatik Fase ini terjadi pada masa prenatal . Pada usia 6 minggu ini sel basophil muncul di premodium hati lalu berpoliferasi menjadi eritroblas definit yang berkembang menjadi eritrosit definit yang sudah tidak berinti lagi. Pada minggu ke-8 ditemukan juga leukosit granuler dan megakariosit pada hati. Lalu pada usia 12 minggu limfa juga menjadi tempat terjadinya hematopoiesis

3. Mieloid Fase ini dimulai saat rangka janin sudah terbentuk yaitu sekitar minggu ke-20. Rangka yang terbentuk pada janin masih berbentuk tulang rawan hialin. Lalu sel darah dan mesenkim menerobos masuk ke dalam rongga tulang rawan tersebut kemudian berdiferensiasi menjadi osteoblast dan sel retikulum yang membentuk stroma sumsum tulang. Setelah terbentuknya pusat penulangan, dimulailah proses produksi sel darah dalam sumsum tulang dan terjadi pula penurunan produksi sel darah pada hati dan limfa.

Teori pembentukan sel-sel Darah Teori Unitaris atau Teori Monofiletik Semua sel darah, sel darah merah, sel darah putih, berasal dari sel induk, yaitu hemositoblas. Teori Dualistik atau Teori Difiletik Monosit dan limfosit berasal dari satu sel induk (disebut limfoblas). Dan leukosit granular dan eritrosit berasal dari mieloblas. Teori Polifiletik Ada sel induk primitif untuk setiap jenis sel darah.

Pembentukan Sel-sel Darah ERITROPOIESIS GRANULOPOIESIS MONOPOIESIS LIMFOPOIESIS TROMBOSITOPOIESIS

1. ERITROPOIESIS Merupakan pembentukan sel darah merah (eritrosit). Terbentuk di sumsum tulang(jaringan mieloid) yang di pengaruhi oleh hormon eritropoetin. Eritrosit pertama kali dibentuk pada kantung kuning ketika embrio berkembang. Sel retikulum: Penyampaian feritin untuk pembentukan hb Fagositosis sisa-sisa inti yang dilepaskan dan sel-sel yang rusak Tahapan perkembangan eritrosit, dalam derajat diferensiasi dari hemositoblas yaitu : Proeritroblas Eritroblas basofil Eritroblas polikhromatofil Normoblas (eritroblas ortokhromat) Retikulosit Eritrosit

a. Proeritroblas (rubriblas) Sel yang paling awal dikenal dari eritrosit merupakan sel terbesar, dengan diameter 22-28µm. Menunjukkan tanda kegiatan sintesis protein b. Eritroblas basofil (prorubrisit) Ukuran lebih kecil dibandingkan proeritroblas Diameter 16-18µm Inti 3/4 sel Khromatin lebih padat dan kasar, c. Eritroblas polikromatofil (rubrisit) Diameter 12-15µm Ukuran lebih kecil dibandingkan eritroblas basofil , Inti 1/2 sel, Kromatin padat berkelompok merata, Sitoplasma merah jambu karena hb

d. Normoblas (metarubrisit) Ukuran 8 - 10  m , Inti eksentrik, Kromatin padat dan menempati 1/4 sel, Sitoplasma semakin asidofil (inti piknotik) e. Retikulosit (tanpa inti) Mampu berkontraksi membuat tonjolan Waktu pendewasaan retikulosit menjadi eritrosit membutuhkan waktu 24-28 jam Semakin tinggi jumlah retikulosit maka semakin tinggi produksi eritrosit

Selama pendewasaan sel- sel dari garis eritrosit, terjadi perubahan mendasar yang berkaitan dengan peristiwa biokimiawi yang berlangsung. Perubahan tersebut yaitu : Ukuran sel semakin kecil Nukleoli menghilang Khromatin semakin kasar, berakhir inti hilang Ribosom semakin berkurang Mitokhondria semakin berkurang Hemoglobin semakin meningkat

PENGENDALIAN ERITROPOIESIS ERITROBLAS POLIKHROMATOFILIK MEDULLA OSSEUM HEMOSITOBLAS PROERITROBLAS ERITROBLAS BASOFILIK ERITROBLAS POLIKHROMATOFILIK NORMOBLAS RETIKULOSIT ERITROPOIETIN RETIKULOSIT (1%) ERITROSIT GINJAL Tekanan O2 rendah DARAH

HEMOSITOBLAS (MEIOBLAS ) 2. GRANULOPOIESIS HEMOSITOBLAS (MEIOBLAS ) PROMEILOSIT MEILOSIT METAMEILOSIT GRANULOSIT PERKEMBANGAN

TAHAP TAHAP PEMBELAHAN MEIOBLAS Memiliki diameter 15-20 µm Inti besar dan bulat dengan kromatin halus Terdapat mitokondria, ribosom, dan granular endoplasmic reticulum

PROMEIOBLAS Merupakan hasil pemeblahan dan diferensiasi dari meioblas Memiliki ukuran lebih kecil Inti bulat dan ada yang menempel pada kromatin kasar Didalam inti terdapat nukleoli Sitoplasma berwarna lebih biru keunguan

PROMEIl OSIT Berdiameter 16-24µm Sel-selnya masih tetap membelah Berinti oval-eksentrik- kromatin lebih kasar Muncul butir-butir spesifik yang muncul di daerah inti Sitoplasma berwarna Neutrofil : jingga kebiruan Eusinofil : Orange Basofil : biru

METAMEIlOSIT Mulai pembentukan lobus pada Inti Sitoplasma berwarna jingga tua Terjadi perubahan bentuk inti yang tida jelas Sudah tidak mengalami pembelahan lagi

3. MONOPOIESIS STEM CELL MONOBLAST PROMONOCYTE MONOCYTE

Karakteristik Monoblas berkembang menjadi monosit berasal dari sel induk pada sumsum tulang Terdapat enzim esterase α-naftolasetat.

4. LIMFOPOIESIS Proses perkembangan dalam membentuk limfosit. Tahapan Limfoblas  Prolimfosit  sel – sel limfosit Mengalami diferensiasi dalam jaringan limfosit primer Kelenjar thymus  Limfosit T Limfosit B

sel Limfoblas Sel induk Besar & bulat Sitoplasmanya berwarna basofil tanpa butir azurofil Inti: mempunyai khoromatin yang relatif padat berkelompok

sel Prolimfosit Ukuran lebih kecil Sitoplasmanya berwarna basofil dengan butir azurofil Inti: semakin padat sehingga nucleolus sulit di temukan

5. TROMBOSITOPOIESIS Menghasilkan keping – keping darah Trombosit berasalberasal dari megakariosit yang terbagi – bagi Tahapan Megakarioblas  megakariosit  butir azurofil  khromomer dalam trombosit

sel Megakarioblas Terdapat dalam sumsum tulang Berukuran 15-50 m Inti besar bentuk ovoid Banyak nucleolus Sitoplasmanya tidak berwarna basofil homogen yang mengandung banyak ribosom

sel Megakariosit Sel sangat besar 35-150 m Inti sel berlobus mengandung butir azurofil Butir azurofil membentuk khromomer dalam trombosit

`

Diskusi Yuaning tyas a: pada orang yang menderita gagal ginjal, apakah produksi hormon eritropoietin? 2. Asri zuhroyun n: Kapan waktu pembentukan darah? 3. Erni Wahyuningtyas: penjelasan dari eritrosit polykromatofilik