2 Departemen Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor MEMPELAJARI PENGARUH PENGGUNAAN LIMBAH KARAGINAN SEBAGAI MEDIA KULTIVASI JAMUR TIRAM (Pleurotus ostreatus) Luthfi Assadad1 dan Linawati Hardjito2 1 Balai Besar Riset Pengolahan Produk dan Bioteknologi Kelautan dan Perikanan 2 Departemen Teknologi Hasil Perairan, Institut Pertanian Bogor Abstrak Telah dilakukan sebuah penelitian untuk mengetahui pengaruh penggunaan limbah karaginan sebagai media kultivasi jamur tiram. Media yang dibuat merupakan campuran dari limbah karaginan, serbuk gergaji, dan bekatul. Empat perlakuan media dibuat dengan komposisi limbah karaginan, serbuk gergaji, dan bekatul masing-masing yaitu perlakuan B (10%, 80%, 20%), perlakuan H (10%, 70%, 20%), perlakuan I (20%, 60%, 20%), dan perlakuan M (0%, 70%, 30%) sebagai kontrol. Parameter yang diamati meliputi pH media, tekstur dan pertumbuhan miselia, masa inkubasi, bobot tubuh buah, dan rasio efisiensi biologi. Hasil penelitian menunjukkan pH media berkisar antara 6 – 7,5; tekstur miselia lebih tebal; rata-rata masa inkubasi antara 19,00 – 26,86 hari; dan rata-rata bobot tubuh buah antara 61,61 – 111,36 gram dengan rata-rata rasio efisiensi biologi antara 17,25% – 28,39%. Berdasarkan parameter tekstur miselia, bobot tubuh buah, dan rasio efisiensi biologi yang dihasilkan; perlakuan I memberikan hasil yang terbaik. PENGANTAR BAHAN DAN METODE Penggunaan rumput laut untuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia menyebabkan berkembangnya berbagai industri rumput laut, diantaranya industri karaginan. Hasil samping dari industri ini berupa limbah yang mengandung selulosa. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan organisme yang mampu tumbuh pada media yang mengandung selulosa. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan limbah karaginan sebagai media kultivasi jamur tiram. Bahan : limbah karaginan, serbuk gergaji, bekatul, dan bibit jamur tiram. Alat : timbangan kue, kertas pH, plastik PP (Poly Propilen), batang bambu, bak plastik, autoclave, kertas label, isolatif, kertas koran, gunting, karet gelang, sendok, lampu spiritus, dan penyemprot air. Perlakuan : Empat perlakuan media dibuat dengan komposisi limbah karaginan, serbuk gergaji dan bekatul masing-masing yaitu perlakuan B (10%, 80%, 20%), perlakuan H (10%, 70%, 20%), perlakuan I (20%, 60%, 20%) dan perlakuan M (0%, 70%, 30%) sebagai kontrol. HASIL DAN PEMBAHASAN Gambar 1. Diagram alir formulasi media kultivasi jamur tiram (modifikasi dari Yuniasmara et al., 1998) Gambar 3. Tekstur media Gambar 2. Derajat keasaman (pH) media Gambar 3. Rata-rata lama waktu inkubasi Tabel 2. Rata-rata bobot tubuh buah dan rasio efisiensi biologi Parameter Kode B Kode H Kode I Kode M (kontrol) Bobot (gram) 83,39a 87,73a 111,36b 61,61c Rasio efisiensi biologi (%) 21,01a 21,92a 28,39b 17,25a KESIMPULAN Penelitian ini berhasil membuat formula media kultivasi jamur tiram dengan menggunakan limbah karaginan. Limbah karaginan sebagai penyusun media berpengaruh terhadap media pertumbuhan dan jamur tiram yang dihasilkan. Hasil penelitian menunjukkan pH media berkisar antara 6 – 7,5; tekstur miselia lebih tebal; rata-rata masa inkubasi antara 19,00 – 26,86 hari; dan rata-rata bobot tubuh buah antara 61,61 – 111,36 gram dengan rata-rata rasio efisiensi biologi antara 17,25% – 28,39%. Berdasarkan parameter tekstur miselia, bobot tubuh buah, dan rasio efisiensi biologi yang dihasilkan; perlakuan I memberikan hasil yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA Angka, S.L., M.T. Suhartono. 2000. Bioteknologi hasil laut. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan Institut Pertanian Bogor, Bogor. p 7 – 15. Chang, S.T., P.G. Miles. 2004. Mushroom: Cultivation, nutritional value, medicinal effect and environmental impact. CRC Press, New York. 451 p. Gaspersz, V. 1991. Metode perancangan percobaan untuk ilmu-ilmu pertanian, ilmu-ilmu teknik dan biologi. CV Armico, Bandung. 448 p. Magingo, F.S., N.M. Oriyo, A.K. Kivaisi, E. Danell. 2004. Cultivation of Oudemansiella tanzanica nom. Prov. on agricultural solid wastes in Tanzania. J Mycologia. 96(2) : 197 – 204. Molloy, F.J., A.T. Critchley, L. Kandjengo, K.E. Mshigeni. 2003. The use of the valuable oyster mushroom, Pleurotus sajor caju, for conversion of waste materials produced from seaweed and brewing industries: Preliminary investigations. J Ambio. 32(1) 76 – 78. Moore, D., S.W. Chiu. 2002. Impact of developmental, physiological and environmental studies on the commercial cultivation of mushrooms (J Tropical Mycology Vol 1). In: Tropical Mycology Macromycetes. CABI Publishing, New York. p 167 – 181. Noue, J.D.L., N.D. Pauw. 1988. The potencial of microalgae biotechnology: A review of production and uses of microalga. J Biotechnology Advances. 6 : 725 – 760. Parlindungan, A.K. 2000. Perbandingan pertumbuhan dan produksi jamur tiram kelabu (Pleurotus sajor caju) pada beberapa medium alternatif. J Natur Indonesia. 3(1): 39 – 46. Shah, Z.A., M. Ashraf, M.I. Ch. 2004. Comparative study on cultivation and yield performance of oyster mushroom (Pleurotus ostreatus) on different substrates (wheat straw, leaves, saw dust). J Nutrition of Pakistan. 3(3): 158 – 160. Uju. 2005. Kajian proses pemurnian dan pengkonsentrasian karaginan dengan membran mikrofiltrasi [tesis]. Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor, Bogor. 114 p. Winarno, F.G. 1996. Teknologi pengolahan rumput laut. Pustaka Sinar Harapan, Jakarta. 112 p. Yuniasmara, C., Muchrodji, M. Bakrun. 1998. Jamur tiram. Penebar Swadaya, Jakarta. 64 p.