Pandangan Pluralisme Sumartono Hadinoto (Khoe Liong Hauw), Kajian Life History Tokoh Inspirator Rakyat Surakarta By: Luluk Wulandari
Latar Belakang Kesenjangan antara das sollen (teori, konsep) dan das sein (realitas objek yg diteliti) Teori dan konsep mengacu pada buku2, jurnal, disertasi, tesis, makalah,dst Das sein mengacu pada potret di lapangan (surat kabar, TV, survey awal, dll) Mendialogkan antara teori dan realitas Teori pluralisme, teori etnik, posisi individu dalam teori itu Bagaimana orang Tionghoa memandang hubungan antar etnik (Tionghoa-Jawa) Mengapa subjek dipilih???keunikan, kekhasan, diyakinkan pd latar belakang Jalan hidup individu dewasa ditentukan oleh apa???sejarah hidupkah?? Berbeda dengan orang Tionghoa lainnya.
Peneliti harus blank teori, seolah-olah belum mengetahui sosok yang akan menjadi objeknya, ada problematika dalam pikiran sehingga penting untuk diteliti. Realitas muncul dilapangan Semakin banyak sumber semakin bagus(debat teoritis dg realita dilapangan) Sumber2 tentang pluralisme dan multikulturalisme (tesis, jurnal, buku) Baca tesis (latar belakang) Berangkat dari data awal kemudian dikomunikasikan dengan teori
Life story (cerita hidup, sekolah, mulai bekerja, Potret kehidupan Sumartono Hadinoto) Disertasi Profesor Rustopo” Menjadi Jawa” meneliti ttg pengusaha Tionghoa dan menjabat di Kasunanan Surakarta sebagai Penari Wayang Wong, diangkat sebagai Panembahan(penasehat raja) PB XIII ISI Surakarta, Dosen Sejarah Kesenian Pandangan-pandangan beliau kita buktikan apakah dipakai juga oleh orang Jawa maupun tionghoa di solo
Rumusan Masalah Pandangan subjek tentang hubungan antar etnik Faktor yang membentuk pemikiran subjek tentang pluralisme Implementasi pemikiran multikulturalisme dalam kehidupan sehari-hari subjek penelitian
Landasan Teori Jawaban mengenai masalah yang ditanyakan Pembentukan karakter tokoh (subjek penelitian) Periode yang menentukan karakter subjek penelitian, apa peristiwanya?? kapan? mengapa? Mulai kapan muncul gagasan multikulturalisme?? Sumber risetnya, individu, istri, saudara, surat kabar, teman sepergaulan, guru sekolah, Pendapat subjek di media mengenai pluralisme Buku yang dia baca Organisasi yang subjek ikuti (apakah organisasi sebagai pembentuk karakter??)
Latar Belakang Pasang surut kehidupan yang dirasakan Sumartono Hadinoto (56) membawanya pada pilihan hidup saat ini. Kesempatan mengembangkan bisnis berseliweran di hadapannya, tetapi ia memilih mendedikasikan diri pada kegiatan sosial. Jalan yang jarang dipilih, termasuk oleh sesama rekannya dari keturunan Tionghoa.
Sumartono berpembawaan ceria, suka membantu, dan supel bergaul Sumartono berpembawaan ceria, suka membantu, dan supel bergaul. Dengan modal jaringan yang luas, ia menjadi konektor banyak pihak yang saling membutuhkan. Ia menjungkirbalikkan citra negatif yang selama ini ada, seperti etnis Tionghoa tak suka berbaur dan mementingkan materi. Bukan sekadar gaya jika pria yang lahir dengan nama Khoe Liong Hauw ini aktif dalam 12 organisasi sosial. Posisinya mulai dari bagian humas, bendahara, sekretaris, ketua umum, hingga penasehat di sejumlah organisasi. Selain mencurahkan pikiran, tenaga, dan waktu, ia juga tak segan mengeluarkan isi kocek. Baginya, harta yang dimiliki hanyalah titipan Tuhan. Pria yang akrab dipanggil Martono ini tercatat sebagai Sekretaris sekaligus Komandan Satuan Penanggulangan Bencana (Satgana) dan Direktur Medical Action Team di PMI Cabang Solo. Martono yang pernah menjadi Presiden Lions Club Chapter Solo Bengawan ini juga mengemban tugas sebagai Ketua Humas dan Bidang Umum Perkumpulan Masyarakat Surakarta (PMS). Organisasi sosial lain yang dia geluti, antara lain, Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari), Dewan Harian Cabang '45, Solo Emergency Response Unit (SERU), Yayasan Kesejahteraan Tunanetra, Panti Asuhan Karuna, dan International Nature Loving Association Indonesia. Ia juga pernah menjadi Ketua Komite Nasional Indonesia Cabang Solo 2009-2011. Manajer Persis Solo tahun 2006, dan Bendahara Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia Cabang Solo. Aktif di berbagai organisasi memberinya keuntungan jaringan yang luas.
manusia terlahir jadi apa dan siapa itu kita tidak bisa memilih manusia terlahir jadi apa dan siapa itu kita tidak bisa memilih...tapi kita bisa memilih hidup berbuat apa dan bagi siapa......berbakti dengan karya nyata demi pengabdian terhadap sesama anak negri
Metode Kualitatif Life History Individu Teori Fenomenologi
Subyek Penelitian Sumartono Hadinoto (Owner Candi Aluminium) Palang Merah Indonesia Cabang Solo Perkumpulan Masyarakat Surakarta (Humas) Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari) Lions Club Solo Bengawan Solo Emergency Response Unit (SERU) Yayasan Kesejahteraan Tunanetra Panti Asuhan Karuna International Nature Loving Association Indonesia Dewan Harian Cabang (DHC)'45 Kota Solo
Sumartono in Media Sosok Minggu ini (SCTV) Kick Andy (Metro TV) 2011 Melawan Lupa “Harmoni Masyarakat Ampyang” (Metro TV) 2014 Ceritalah Indonesia (Astro Malaysia TV) 2014 Nama dan Peristiwa (TV one) 2009 Tangan di Atas (Trans TV) 2011