SEL DARAH
NAMA KELOMPOK : CHOIRUL UMAM FELLIN MEYLINDA VIVIANA HADZIATIN VIFBRI DWIOTRI INTAN ROCHMATUL MAULIDYA MOCH. SAMSUL QOMARUDIN B. PRILYA SALMAPUTRI SETYO H.
DARAH Darah adalah salah satu bagian tubuh yang paling mendapat perhatian dan penghargaan yang tinggi. Demikian tinggi penghargaaan tersebut, seringkali dihubungkan dengan berbagai hal yang sebenarnya di luar fungsi darah itu sendiri. Berbagai ungkapan seperti “darah daging”, “pertalian darah” , “tanah tumpah darah” , “darah biru” , “darah muda” , dan “darah mendidih” yang digunakan dalam percakapan. Hal ini menunjukkan betapa tingginya nilai darah pada pandangan manusia. Di pihak lain, darah juga melambangkan semangat hidup dan kemudaan. Hal ini juga dijumpai tidak hanya sekedar dalam ungkapan, tetapi juga dalam tindakan. Dalam pengobatan lama ada tindakan bekam, yaitu melukai kulit untuk mengeluarkan darah yang dianggap “kotor”, dalam usaha mengobatan penyakit. Bahkan dalam praktinya, di abad pertengahan masehi orang sudah melakukan transfuse darah untuk tujuan “mempermuda”(rejuvenilisasi) tubuh.
A. Pengertian Darah Darah adalah jaringan tubuh yang berbeda dengan jaringan tubuh lain, berada dalam konsistensi cair, beredar dalam suatu sistem tertutup yang dinamakan sebagai pembuluh darah dan menjalankan fungsi transport berbagai bahan serta fungsi homeostatis. B. Sifat Darah Darah adalah suatu cairan yang kental dan berwarna merah. Kedua sifat utama ini, yaitu merah dan kental, membedakan darah dari cairan tubuh yang lain. Kekentalan ini disebabkann oleh banyaknya senyawa dengan berbagai macam berat molekul, dari yang kecil sampai yang besar seperti protein, yang terlarut dalam darah. Warna merah, yang memberi ciri yang sangat khas bagi darah, disebabkan oleh adanya senyawa yang berwarna merah dalam sel-sel darah merah yang tersuspensi dalam darah.
C. Fungsi Darah 1. Respirasi-transpor oksigen dari paru-paru ke jarinagn dan CO2 dari jaringan ke paru-paru 2. Nutrisi- transpor zat-zat makanan yang diabsorpsi 3. Ekskresi- transpor sisa metabolisme ke ginjal, paru-paru, kulit dan usus untuk dibuang 4. Pemeliharaan keseimbangan asam basa di dalam tubuh 5. Pengaturan keseimbanag air melalui efek darah terhadap pertukaran air antara cairan yang beredar dan cairan jaringan 6. Pengatur suhu tubuh dengan penyebaran panas tubuh 7. Pertahanan terhadap infeksi oleh sel darah putih dan antibodi yang beredar 8. Transport hormone, pengaturan metabolism 9. Transport metabolit
JENIS – JENIS DARAH KOMPONEN CAIRAN. Lebih dari separuh bagian dari darah merupakan cairan (plasma), yang sebagian besar mengandung garam-garam terlarut dan protein. Protein utama dalam plasma adalah albumin. Protein lainnya adalah antibodi (imunoglobulin) dan protein pembekuan. Plasma juga mengandung hormon-hormon, elektrolit, lemak, gula, mineral dan vitamin. Selain menyalurkan sel-sel darah, plasma juga: – merupakan cadangan air untuk tubuh – mencegah mengkerutnya dan tersumbatnya pembuluh darah – membantu mempertahankan tekanan darah dan sirkulasi ke seluruh tubuh. Bahkan yang lebih penting, antibodi dalam plasma melindungi tubuh melawan bahan-bahan asing (misalnya virus, bakteri, jamur dan sel-sel kanker), ketika protein pembekuan mengendalikan perdarahan. Selain menyalurkan hormon dan mengatur efeknya, plasma juga mendinginkan dan menghangatkan tubuh sesuai dengan kebutuhan.
KOMPONEN SEL. 1. Sel darah merah (eritrosit). Merupakan sel yang paling banyak dibandingkan dengan 2 sel lainnya, dalam keadaan normal mencapai hampir separuh dari volume darah. Sel darah merah mengandung hemoglobin, yang memungkinkan sel darah merah membawa oksigen dari paru-paru dan mengantarkannya ke seluruh jaringan tubuh. Oksigen dipakai untuk membentuk energi bagi sel-sel, dengan bahan limbah berupa karbon dioksida, yang akan diangkut oleh sel darah merah dari jaringan dan kembali ke paru-paru. 2. Sel darah putih (leukosit). Jumlahnya lebih sedikit, dengan perbandingan sekitar 1 sel darah putih untuk setiap 660 sel darah merah. Terdapat 5 jenis utama dari sel darah putih yang bekerja sama untuk membangun mekanisme utama tubuh dalam melawan infeksi, termasuk menghasilkan antibodi. – Neutrofil, juga disebut granulosit karena berisi enzim yang mengandung granul-granul, jumlahnya paling banyak. Neutrofil membantu melindungi tubuh melawan infeksi bakteri dan jamur dan mencerna benda asing sisa-sisa peradangan.
Ada 2 jenis neutrofil, yaitu neutrofil berbentuk pita (imatur, belum matang) dan neutrofil bersegmen (matur, matang). – Limfosit memiliki 2 jenis utama, yaitu limfosit T (memberikan perlindungan terhadap infeksi virus dan bisa menemukan dan merusak beberapa sel kanker) dan limfosit B (membentuk sel-sel yang menghasilkan antibodi atau sel plasma). – Monosit mencerna sel-sel yang mati atau yang rusak dan memberikan perlawanan imunologis terhadap berbagai organisme penyebab infeksi. – Eosinofil membunuh parasit, merusak sel-sel kanker dan berperan dalam respon alergi. – Basofil juga berperan dalam respon alergi. 3. Platelet (trombosit). Merupakan paritikel yang menyerupai sel, dengan ukuran lebih kecil daripada sel darah merah atau sel darah putih. Sebagai bagian dari mekanisme perlindungan darah untuk menghentikan perdarahan, trombosit berkumpul dapa daerah yang mengalami perdarahan dan mengalami pengaktivan. Setelah mengalami pengaktivan, trombosit akan melekat satu sama lain dan menggumpal untuk membentuk sumbatan yang membantu menutup pembuluh darah dan menghentikan perdarahan. Pada saat yang sama, trombosit melepaskan bahan yang membantu mempermudah pembekuan. Sel darah merah cenderung untuk mengalir dengan lancar dalam pembuluh darah, tetapi tidak demikian halnya dengan sel darah putih. Banyak sel darah putih yang menempel pada dinding pembuluh darah atau bahkan menembus dinding untuk masuk ke jaringan yang lain. Jika sel darah putih sampai ke daerah yang mengalami infeksi atau masalah lainnya, mereka melepaskan bahan-bahan yang akan lebih banyak menarik sel darah putih. Fungsi sel darah putih adalah seperti tentara, menyebar di seluruh tubuh, tetapi siap untuk dikumpulkan dan melawan berbagai organisme yang masuk ke dalam tubuh.
PEMBENTUKAN SEL DARAH Sel darah merah, sel darah putih dan trombosit dibuat di dalam sumsum tulang. Selain itu, limfosit juga dibuat di dalam kelenjar getah bening dan limpa; dan limfosit T dibuat dan matang dalam thymus (sebuah kelenjar kecil di dekat jantung). Kelenjar thymus hanya aktif pada anak-anak dan dewasa muda. Di dalam sumsum tulang, semua sel darah berasal dari satu jenis sel yang disebut sel stem. Jika sebuah sel stem membelah, yang pertama kali terbentuk adalah sel darah merah yang belum matang (imatur), sel darah putih atau sel yang membentuk trombosit (megakariosit). Kemudian jika sel imatur membelah, akan menjadi matang dan pada akhirnya menjadi sel darah merah, sel darah putih atau trombosit. Kecepatan pembentukan sel darah dikendalikan sesuai dengan kebutuhan tubuh. Jika kandungan oksigen dalam jaringan tubuh atau jumlah sel darah merah berkurang, ginjal akan menghasilkan dan melepaskan eritropoietin (hormon yang merangsang sumsum tulang untuk membentuk lebih banyak sel darah merah). Sumsum tulang membentuk dan melepaskan lebih banyak sel darah putih sebagai respon terhadap infeksi dan lebih banyak trombosit sebagai respon terhadap perdarahan.
D. Macam-macam Sel Darah Apabila setetes darah diletakkan di atas kaca objek yang bersih dan kering kemudian dibuat sedinan hapus yang bersih dan diwarnai dengan pewarnaan May Griinwald-Giemsa (MGG), secara garis besar akan tampak sel-sel yang dapat dibagi dalam 3 kelompok besar : 1. Sel Darah Merah Sel darah merah (SDM) atau eritrosit adalah sel darah yang terbanyak didalam darah. Karena sel ini mengandung senyawa yang berwarna, yaitu hemoglobin, maka dengan sendirinya darah berwarna merah. Hemoglobin adalah suatu protein yang mengandung senyawa besi hemin. Hemoglobin mempunyai daya ikat terhadap oksigen dan karbondiogsida. Dalam menjalankan fungsinya membawa oksigen ke seluruh tubuh, hemoglobin di dalam SDM mengikat oksigen melalui suatu ikantan kimia khusus.
Fungsi lain dari sel darah merah ialah mengikat dan mempermudah tranportasi gas CO2. Di dalam paru-paru terjadilah pertukaran gas dengan lingkungan : oksigen diambil dari lingkunagan dan CO2 dikeluarkan ke lingkungan. Hanya sebagian saja dari CO2 yang berikatan langsung dengan molekul Hb melalui ikaan karbamino, berupa HbCO2. Sebagian yang lebih besar dari CO2 ini malahan diangkut sebagai bentuk terlarut dalam plasma. Akan tetapi berbeda dengan oksigen, CO2 tersebut tidaklah larut secara fisik dalam bentuk senyawa tersebut, akan tetapi sebagai bikarbonat (HCO3), yang pembentuknya sangat memerlukan sel darah merah. Ciri-ciri sel darah merah, antara lain bentuknya melingkar, pipih, dan cakram bikonkaf, sel yang telah matang tidak mempunyai nucleus, berdiameter kurang dari 0,01 mm dan elastis.
2. Sel Darah Putih Sel darah putih atau leukosit adalah sel lain yang terdapat di dalam darah. Yang berperan dalam mempertahankan tubuh terhadap penyusupan benda asing yang selalu dipandang mempunyai kemungkinan untuk mendatangkan bahaya bagi kelangsungan hidup individu selain itu, sel darah putih berfungsi sebagai pengangkut zat lemak. Sel darah putih mempunyai ciri-ciri, antara lain tidak berwarna, mempunyai nucleus, kehilangan Hb, bentuknya tidak beraturan, dapat bergerak, dan dapat berubah bentuk. Sel darah putih dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu granulosit dan agranulosit. Sebenarnya kedua jenis sel darah putih ini jelas terlihat pada granulosit. Granula mengandung beragam enzim dan protein yang membantu sel darah putih dalam melindungi tubuh.
Granulosit mempunyai nucleus yang banyak dan bersifat fagosit Granulosit mempunyai nucleus yang banyak dan bersifat fagosit. Macam-macam granulosit, antara lain : a. Neutrofil : Jenis sel darah putih terbanyak. Bentuk nukleusnya beragam, misalnya batang, bengkok, atau bercabang-cabang. Neutrofil menjadi sel darah putih yang pertama merespon adanya infeksi dan sel-sel tersebut menelan patogen selama fagositosis. b. Basofil : Berbentuk U dan berbintik-bintik. Basofil melepaskan histamin pada saat terjadi reaksi alergi. c. Eosinofil : Berbintik-bintik kemerahan. Meningkat apabila terjadi infeksi atau reaksi alergi.
Agranulsit hanya mempunyai sebuah nucleus dan tidak seluruhnya bersifat fagosit. Macam-macam agranulosit, antara lain : a. Monosit : Jenis sel darah putih terbesar, bersifat fagosit, nukleusnya berbentuk seperti kacang, dan dapat bergerak cepat. Monosit yang berada pada suatu jaringan dapat berdiferensiasi menjadi makrofag yang berukuran lebih besar. Makrofag berfungsi untuk memfagosit patogen, sel using, dan puing-puing seluler dan dapat merangsang sel-sel darah putih yang lain untuk melindungi tubuh. b. Limfosit : Jenis sel darah putih yang tidak bersifat fagosit, selnya cenderung berbentuk lingkaran, berinti tunggal, dan hanya memperhatikan sedikit pergerakan. Fungsi limfosit untuk imunitas (kekebalan) terhadap patogen dan toksin tertentu. Ada dua macam limfosit yaitu limfosit B dan limfosit T. Limfosit B melindungi kita dengan memproduksi antibody yang akan menghancurkan patogen, sedangkan limfosit T secara langsung menghancurkan sel-sel yang mengandung antigen.
3. Keping Darah Keping darah disebut juga trombosit 3. Keping Darah Keping darah disebut juga trombosit. Sebenarnya, trombosit tidak dapat dipandang sebagai sel utuh karena berasal dari sel raksasa yang berada di sumsung tulang, yang dinamakan megakariosit. Dalam pematangannya, megakariosit ini pecah menjadi 3000 sampai 4000 serpihan sel, yang dinamai sebagai trombosit atau keping sel (platelet) tersebut. Trombosit mempunyai bentuk bicembung dengan garis 0,75-2,25 mm. Dengan sendirinya trombosit ini tidak mempunyai inti. Akan tetapi keeping sel ini masih dapat melakukan sintesis protein. Selain itu, trombosit masih mempunyai mitokondria, butir glikogen yang mungkin berfungsib sebagai cadangan energy dan 2 jenis granula, yaitu granula- dan granula yang lebih padat. Granula- berisi enzim-enzim hidrolase asam yang mengigatkan kita kepada lisosom. Granula lebih padat antara lainberisi factor penggumpalan tertentu (factor V), factor pertumbuhan dan beberapa jenis glikoprotein, antara lain fibronektin. Trombosit berfungsi penting dalam usaha tubuh untuk mempertahankan keutuhan jaringan bila terluka, sehingga tubuh tidak mengalami kehilangan darah dan terlindung dari penyusupan benda atau sel asing dan untuk melakukan agregasi.
Pertanyaan Apa itu besi hemin? Jawaban: senyawa asam amino yang mengikat zat besi atau FE yang terdapat pada eritrosit Bagaimana cara terbentuknya eritrosit? Jawaban: Dihasilkan pertama kali di dalam kantong kuning telah saat embrio pada minggu – minggu pertama. Proses pembentukan eritrosit disebut eritropoisis. Eritrosit terbentuk didalam hati, limfa, dan kelenjar sumsum tulang. Produksi eritrosit ini dirangsang oleh hormon eritropoietin (hormon yang diproduksi oleh sel – sel khusus di ginjal yang merangsang sumsum tulang untuk meningkatkan produksi sel darah merah). Setelah dewasa eritrosit dibentuk disumsum tulang membranosa. Apa yang dimaksud Sintesis Protein? Jawaban: Proses dimana asam amino secara linear diatur menjadi protein melalui keterlibatan RNA ribosom, RNA transfer, RNA, dan berbagai enzim