Garis Besar Materi Penyebab Krisis Moneter Indonesia Program Pemulihan Sektor Perbankan Kebijakan Moneter dan Instrumennya Konsep Uang Beredar (Money Supply) Peran Bank dalam Penciptaan Uang Efektivitas kebijakan moneter dan fiskal melalui kurva IS dan LM
Penyebab Krisis Moneter di Indonesia Dianutnya sistim devisa yang terlalu bebas tanpa adanya pengawasan yang memadai Tingkat depresiasi rupiah yang relatif rendah, berkisar antara 2,4% (1993) hingga 5,8% (1991) antara tahun 1988 hingga 1996 utang luar negeri swasta jangka pendek dan menengah sehingga nilai tukar rupiah mendapat tekanan yang berat karena tidak tersedia cukup devisa untuk membayar utang yang jatuh tempo beserta bunganya Permainan yang dilakukan oleh spekulan asing Spekulan domestik juga ikut bermain
Kebijakan fiskal dan moneter tidak konsisten dalam suatu sistim nilai tukar dengan pita batas intervensi. Defisit neraca berjalan yang semakin membesar Penanam modal asing yang pada awalnya membeli saham besar-besaran diiming-imingi keuntungan yang besar yang ditunjang oleh perkembangan moneter yang relatif stabil kemudian mulai menarik dananya keluar dalam jumlah besar IMF tidak membantu sepenuh hati dan terus menunda pengucuran dana bantuan yang dijanjikan Terjadi krisis kepercayaan dan kepanikan yang menyebabkan masyarakat luas menyerbu membeli dollar AS
Program Pemulihan Sektor Perbankan Program rekapitalisasi bank-bank yang merupakan langkah strategis untuk memperbaiki permodalan bank Program restrukturisasi kredit yang akan sangat menentukan keberhasilan program rekapitalisasi perbankan dan program penyehatan ekonomi secara keseluruhan
Program pengembangan infrastruktur perbankan untuk meningkatkan daya tahan bank-bank dalam menghadapi berbagai gejolak, antara lain rencana pendirian Lembaga Penjamin Simpanan dan pengembangan bank syariah Program penyempurnaan pelaksanaan fungsi pengawasan bank
Kebijakan Moneter dan Instrumennya Kebijakan moneter adalah kebijakan yang dikeluarkan oleh Bank Sentral (Bank Indonesia) untuk mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai suatu tujuan tertentu seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh, dan pertumbuhan serta stabilisasi ekonomi.
Kebijakan moneter digolongkan menjadi dua: Kebijakan Moneter Ekspansif / Monetary Expansive Policy adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang edar. Kebijakan Moneter Kontraktif / Monetary Contractive Policy adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang edar. Disebut juga kebijakan uang ketat (tight money policy)
Instrumen kebijakan moneter Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) : mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Berdasarkan tujuannya, dibagi menjadi 2 jenis, yaitu : Dynamic open market operation, yang bertujuan untuk mengubah jumlah cadangan dan monetary base. Defensif open market operation, yang bertujuan untuk mengontrol faktor-faktor lain yang dapat mempengarhi jumlah cadangan dan monetary base. Fasilitas Diskonto (Discount Rate) : pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) : mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Himbauan Moral (Moral Persuasion) : kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi.
Konsep Uang Beredar( Money Supply) Penawaran Uang M1 : Uang Kartal dalam peredaran + Uang Giral (deposito yang disimpan di bank umum) Penawaran Uang M2 : M1 + tabungan dan deposito berjangka pada bank umum (uang kuasi) Penawaran Uang M3 : M2 + deposito dan tabungan berjangka pada lembaga keuangan lain di luar bank umum
Peran bank dalam penciptaan uang Pemisalan: Neraca gabungan bank umum (Awal) Semua deposito pada bank umum berbentuk giral Setiap bank umum diharuskan menyimpan uang tunai sebesar 20% dari deposito uang giral nasabah. (80% dipinjamkan, 20% disimpan) NERACA GABUNGAN BANK UMUM (Awal) Harta (Aset) Tanggungan (Liabiliti) Uang tunai dan cadangan 20 Deposito giral 100 Pinjaman 60 Investasi 10 Aset lain 15 Modal 5 JUMLAH 105
ILUSTRASI Bank A 20 16 80 (Bank B) 64 (Bank C) 12,8 10,24 8,192 51,2 (Bank D) 10,24 40,96 (Bank E) 8,192 32,768 (Bank F)
NERACA GABUNGAN BANK UMUM (Setelah penciptaan uang) Tambahan deposito giral Tambahan cadangan Tambahan pinjaman Bank A 100 = D0 20 80 Bank B 80 = D0 (1-R) 16 64 Bank C 64 = D0 (1-R) 12,8 51,2 Bank D 51,2 = D0 (1-R) 10,24 40,96 Bank E 40,96 = D0 (1-R) 8,192 32,768 …. JUMLAH 500 100 400
Efektivitas Kebijakan Moneter Terhadap Kurva L-M dan I-S
Efektivitas kebijakan fiskal terhadap kurva L-M dan I-S