OLEH : ANDI KURNIAWAN NIM: D12103

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PERSEPSI TENTANG SEHAT-SAKIT & PERILAKU SAKIT
Advertisements

STANDAR PROSES KEPERAWATAN JIWA
KESEHATAN LINGKUNGAN FKM-Unair
Keluarga dan Rumah Tangga
POST TEST KELAS D.
Asam Urat (Gout)
MANAJEMEN KEPERAWATAN KOMUNITAS
DATA IDENTIFIKASI DAN LINGKUNGAN
Budaya hidup sehat = sehat kesehatan pribadi-kesehatan lingkungan
Penderita Asam Urat Lebih Banyak Lelaki
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DEWASA MUDA
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA
Ns. SATRIA GOBEL, M.Kep SpKom
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN ”D” DENGAN ANGGOTA KELUARGA MENGALAMI ALERGI DI JALAN TUPAI LORONG 10 NO. 9 RT.B. RW 02 KELURAHAN BONTOBIRAENG KECAMATAN.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN “ Ny M “ DENGAN POST PARTUM HARI I DI RUANG PERAWATAN NIFAS RSUD KABUPATEN WAJO TANGGAL 25 S/D 27 JULI 2011   Karya.
PENGKAJIAN FISIK PADA ANAK DIARE
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Askep Pd Keluarga Yg Menanti kelahiran Oleh kelompok 5 PUTRI DRISSIANTI KHAIRUL AFRIZAL REZA IBRAHIM.
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
RONDE KEPERAWATAN.
Created by : Kuat Sitepu, SD, SMP, SMA, AMK, SST,S.Kep, NS, M.Kes.-
ASUHAN KEPERAWATAN HIPOSPADIA
KONSEP KEPERAWATAN KELUARGA 2
DESA KARANGWUNI PUJIANTA, S.KEP
SOSIALISASI KANTIN SEHAT SEKOLAH
ANALISIS DATA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
Wahai Penggemar Makan Enak, Awasi Ginjalmu!
KESEHATAN MENTAL DI SEPANJANG SIKLUS KEHIDUPAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN KELUARGA
FALSAFAH DAN KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN KELUARGA
RONDE KEPERAWATAN.
Promosi Kesehatan dalam Berbagai Tatanan
ASUHAN KEBIDANAN KALA I
Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin Kala I
ASUHAN POSTNATAL DI KOMUNITAS
Nama : LILI LESTARI Nim :
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA 1
KONSEP DASAR KEPERAWATAN KELUARGA
ASSALAMU’ALAIKUm WR WB
ASKEP KLIEN DENGAN MASTOIDITIS
Standar Pelayanan Pekerjaan Sosial di bidang kesehatan.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN Ny ” R” DENGAN MASALAH
ASKEP KELUARGA Pengertian :
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
Puskesmas Dayeuhluhur I, II, Wanareja I, II, Majenang I
IMPLEMENTASI DAN EVALUASI KEPERAWATAN KOMUNITAS
LAPORAN PERKESMAS PADA KELUARGA Tn
PESERTA WORK SHOP PERKESMAS KELOMPOK 7
LAPORAN HASIL PRAKTEK KUNJUNGAN KELOMPOK III
PRISKILA APRILIA HAMBER
MODEL KEPERAWATAN LANSIA
Erlita febriani ( ) Only ivon riwu ( )
NAMA:RENI SURYA NINGSIH NIM :
ILMU KEPERAWATAN FIKKES UMM
PENGKAJIAN BAYI BARU LAHIR
PENERAPAN PROSES PERAWATAN USILA
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
LANSIA DENGAN GANGGUAN BIOLOGIS
Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J FAKULTAS ILMU KESEHATAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA KELUARGA BAPAK “S” DENGAN SALAH SATU ANGGOTA MENDERITA DIARE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BUNUT BAOK, PRAYA LOMBOK.
PROSES SKORING Prodalima, S.Kep, Ners.
Oleh : Tini Fajarwati (12.116)
ASUHAN KEPERAWATAN LANSIA DI PANTI WERDA
Tindak Lanjut Asuhan Nifas di Rumah
SITI FATIMAH Di bimbing oleh: 1.Dr. Wawang S. Sukarya, dr., SpOG (K)., MARS., MH.Kes 2.Dr. Usep Abdullah Husin, dr., MS. SpMK PERBANDINGAN.
KONSEP KELUARGA Andan Firmansyah.
Pasien Rawat Jalan Sugito Wonodirekso
TUBERCULOSIS. . APA ITU TBC ? 1.TBC adalah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh basil/kuman TBC 2.TBC dapat menyerang siapa saja dari golongan.
Transcript presentasi:

OLEH : ANDI KURNIAWAN NIM: 032001D12103 ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA GOUT ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENSING KABUPATEN LOMBOK TIMUR OLEH :   ANDI KURNIAWAN NIM: 032001D12103

BAB 1 LATAR BELAKANG Penyakit gout lebih sering ditemukan pada pria dibandingkan dengan wanita. Hal ini disebabkan karena pria memiliki kadar asam urat lebih tinggi dibandingkan dengan wanita. pada wanita resiko meningkat setelah masa menapouse. (Junaidi, 2013)

LANJUT . . . Gout adalah penyakit metabolik yang ditandai dengan penumpukan asam urat yang nyeri pada tulang sendi, sangat sering ditemukan pada kaki bagian atas, pergelangan dan kaki bagian tengah. (Merkie, Carrie. 2005).

Berdasarkan data yang di peroleh dari puskesmas rensing dalam 3 (tiga) tahun terakhir (2012 - 2014), secara umum penderita asam urat yang datang berobat pada tahun 2012 dengan jumlah 168 jiwa, dan dimana tercatat pada umur 40 – 65 tahun keatas terdapat kasus pada laki-laki sebanyak 119 jiwa (71%) dan wanita sebanyak 49 jiwa (29%), pada tahun 2013 terjadi penurunan dengan jumlah 91 jiwa ( , tercatat pada umur 40 – 65 tahun keatas terdapat kasus pada laki laki sebanyak 61 jiwa ( 67% ) dan wanita sebanyak 30 jiwa (33%), dan pada tahun 2014 terjadi peningktan dengan jumlah penderita sebanyak 94 jiwa, tercatat pada umur 40 – 65 tahun keatas terdapat kasus pada laki-laki sebanyak 56 jiwa ( 60% ) dan wanita sebanyak 38 jiwa (40%). ( Data Puskesmas Rensing 2012-2014 ).

TINJAUAN TEORI Konsep dasar keluarga

Keluarga adalah sebagai suatu sistem sosial yang terdiri dari dua orang atau lebih yang di hubungkan karena hubungan darah, hubungan perkawinan, hubungan adopsi dan tinggal bersama untuk menciptakan satu budaya tertentu. ( Depkes, 2010 )

Tipe/ Bentuk keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family) Keluarga Asal (Family of Origin) Keluarga Besar (Extended Family) Keluarga Berantai (Social Family) Keluarga Duda atau Janda Keluarga Komposit (Composite Family) Keluarga Kohabitasi (Cohabitation) Keluarga Inses (Incest Family) Keluarga Tradisional dan Nontradisional

Struktur Keluarga Struktur keluarga terdiri dari : Patrilineal Matrilineal Matrilokal Patrilokal Keluarga kawinan

Fungsi keluarga Fungsi biologis Fungsi psikologis Fungsi sosialisasi Fungsi ekonomi Fungsi pendidikan

Ciri-ciri keluarga Diikat dalam suatu perkawinan Ada hubungan darah Ada ikatan batin Ada tanggung jawab masing-masing anggotanya Ada pengambilan keputusan Meneruskan nilai-nilai budaya bangsa Ikatan kekeluargaan yang erat Mempunyai semangat gotong royong

Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan Mengenal masalah kesehatan keluarga Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitar keluarga.

Peran Perawat Keluarga Peran perawat keluarga adalah sebabgai berikut: Sebagai pendidik Sebagai koordinator pelaksana pelayanan keperawatan. Sebagai pelaksana pelayanan keperawatan. Sebagai supervisor pelayanan keperawatan. Sebagai pembela (advokat) Sebagai fasilitator. Sebagai peneliti.

Konsep dasar penyakit Gout Arthritis

Definisi Gout Arthritis merupakan terjadinya penumpukan asam urat dalam tubuh dan terjadi kelainan metabolisme purin. Gout merupakan kelompok keadaan heterogenous yang berhubungan dengan defek genetik pada metabolisme purin (hiperurisemia). ( Brunner dan Suddarth, 2012 ).

Etiologi Penyebab utama terjadinya gout adalah karena adanya deposit / penimbunan kristal asam urat dalam sendi. Penimbunan asam urat sering terjadi pada penyakit dengan metabolisme asam urat abnormal dan kelainan metabolik dalam pembentukan purin dan ekskresi asam urat yang kurang dari ginjal.

Manifestasi Klinis Tanda dan gejala yang khas pada penderita Gout Arthritis adalah : Nyeri tulang sendi Kemerahan dan bengkak pada tulang sendi Tofi pada ibu jari, mata kaki dan pinna telinga Peningkatan suhu tubuh.

Penalaktasanaan Penatalaksanaan medik. a. Fase akut. b. Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi. 2. Penatalaksanaan non medik. a. Diet rendah purin b. Tirah baring

konsep asuhan keperawatan keluarga dengan salah satu anggota keluarga menderita Gout Arthritis

pengkajian pengumpulan data Adapun data-data yang harus dikumpulkan adalah sebagai berikut: Struktur keluarga dan sifat keluarga Kegiatan dalam hidup sehari-hari penderita Gout Arthritis Faktor-faktor sosial budaya dan ekonomi Faktor-faktor lingkungan Riwayat kesehatan atau medis

Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada keluarga dengan salah satu anggota mengalami Gout Arthritis: Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga. Cemas berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk mengambil keputusan dalam melakukan tindakan yang tepat. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Resiko cidera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga. Resiko tinggi terjadinya serangan ulang berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.

BAB 3 TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn “ A “ DENGAN SALAH SATU ANGGOTA KELUARGA MENDERITA GOUT ARTHRITIS DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RENSING KABUPATEN LOMBOK TIMUR

PENGKAJIAN Identitas kepala keluarga Nama KK : Tn. “A” Umur : 41 tahun Suku/Bangsa : Sasak/ Indonesia Agama : Islam Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani Alamat : Borok Toyang

Komposisi keluarga Tn “A” L KK/ suami 41 SD Petani Baik Ny “A” P Istri No Nama L/P Hub. Dng KK Umur Pendidikan Pekerjaan Status kesehatan 1 Tn “A” L KK/ suami 41 SD Petani Baik 2 Ny “A” P Istri 40 Sakit 3 An “ MF “ Anak 23 4 An “ MT” 14 SMP Siswa 5 An “ MD > 6 TK

Genogram

Jenis type keluarga Keluarga Inti (Nuclear Family) Adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural) maupun adopsi.

Status sosial ekonomi keluarga Anggota keluarga yang mencari nafkah : Keluarga yang mencari nafkah adalah Tn “ A “ sebagai kepala keluarga, Istri Ny “ A “ , dan anak pertama An “ M F “ bekerja sebagai petani. Penghasilan : Penghasilan keluarga Tn “ A “ per tiap bulan adalah ≤ Rp.500.000. Upaya lain : Upaya yang di lakukan oleh keluarga Tn “ A “ dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari adalah bekerja sebagai petani.

Harta benda yang di miliki ( perabot, transportasi, dll ) : Harta benda yang di miliki keluarga Tn “ A “ seperti Rumah dan beserta isinya seperti : TV, dan perabotan rumah tangga lainnya. Kebutuhan yang di keluarkan tiap bulan : Kebutuhan yang di keluarkan oleh keluarga Tn “ A “ per tiap bulan tidak menentu, istri Tn ‘ A “ mengatakan pengeluaran per tiap bulan Aktivitas rekreasi keluarga : Keluarga Tn “ A ‘ biasanya melakukan aktivitas rekreasi keluarga selama ini di dalam rumah di lakukan dengan berkumpul dengan keluarga sambil mengobrol, menonton TV, dan makan bersama dengan semua anggota keluarga lainnya.

Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga Tahap perkembangan keluarga saat ini : Keluarga Tn “ A “ dan Ny “ A “ memiliki tiga orang anak dimana anak yang tertua bernama An “ M F “ sudah menikah namun sudah cerai, Anak ke Dua bernama An “ M H “ belum menikah dan masih sekolah di Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan anak ke tiga bernama An “ M D “ belum menikah dan masih sekolah di Taman Kanak-Kanak (TK), dan Tn “ A ‘ dan Ny “ A “ tinggal serumah beserta ke tiga anaknya.

Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi dan kendalanya Ny “ A “ megatakan tahap perkembangan keluarganya masih Rendah, di karenakan masih banyak kebutuhan keluarga yang belum terpenuhi dan masih ada kendala yaitu Faktor Ekonomi keluarga.

Riwayat kesehatan keluarga saat ini : Pada saat ini keluarga Tn “ A “ mempunyai salah satu anggota keluarga yang sedang sakit yaitu Ny “ A “ yang mengalami Gout Arthritis dan sering mengeluh sakit pada kedua kaki nya, terkadang bengkak di saat malam dan pagi hari, Ny ‘ A “ juga mengatakan di kala kaki nya sedang bengkak Ny “ A “ tidak bisa berjalan karna terasa sakit dan nyeri.

Riwayat penyakit keturunan Ny “ A “ mengatakan tidak ada terdapat penyakit keturunan dari semua anggota keluarga nya, baik maupun dari keluarga Tn “ A “ maupun keuarga Ny “ A “ sendiri.

RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA TN “ A “

Sumber pelayanan kesehatan yang di manfaatkan Keluarga Tn “ A ‘ biasanya berobat ke Pustu Borok Toyang.

Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya Ny “ A “ mengatakan dari suami dan anak-anak nya tidak ada yang mengalami sakit selain dirinya, penyakit yang di alami nya sudah berangsur lama sekitar lebih dari 2 tahun.

Pengkajian lingkungan rumah Karakteristik Rumah Kepemilikan rumah Ny “ A “ mengatakan rumah tempat tinggalnya ialah rumahnya sendiri dan tinggal bersama suami dan ketiga anak-anaknya. Letak rumah Rumah keluarga Tn “ A “ memiliki jarak yang dekat dengan vektor penyakit, seperti kandang ayam di sebelah rumahnya, jarak kandang ayam dari rumahnya kurang dari 10 meter. Lantai rumah Rumah keluarga Tn “ A “ menggunakan lantai rumah dengan semen.

Kebersihan rumah Kebersihan rumah keluarga Tn “ A “ kurang bersih, di lihat dari halaman rumah tampak kotor, kayu berserakan dan kurang di tata rapi. Ada/ tidaknya dapur : Rumah Keluarga Tn “ A “ mempunyai dapur satu tembok dengan rumah namun beda ruangan. Luas bangunan rumah : Ny “ A “ mengatakan luas bangunan rumah beserta halaman depan rumah seluas ± 200 meter / ± 2 Are.

Penerangan Rumah keluarga Tn “ A “ memiliki penerangan rumah yang cukup baik. Dinding Rumah keluarga Tn “ A “ menggunakan dinding rumah yang permanen, terbuat dari batako. Jendela/ ventilasi Rumah keluarga Tn “ A “ memiliki jendela namun hanya tertutup menggunakan pagar kayu, dan tidak pernah terbuka sama sekali.

Denah rumah

Sarana pembuangan feses manusia (jamban keluarga) Keluarga Tn “ A “ tidak memiliki jamban, namun keluarga menumpang di jamban saudara di sebelah rumahnya, jenis jamban yang di gunakan yaitu Leher angsa dan keluarga memanfaatkan jamban keluarga dengan baik dan kondisi jamban memenuhi syarat.

Pekarangan/ halaman Rumah keluarga Tn “ A “ memiliki halaman di depan rumahnya, luasnya kira-kira 5 x 15 meter memanjang ke utara, keluarga memanfaatkan halaman rumahnya dengan menanam pohon pepaya dan bunga, dan halaman rumah keluarga Tn “ A “ kurang bersih di karenakan banyak kayu dan sampah yang berserakan di halaman depan rumah.

Penyediaan sumber air Keluarga Tn “ A “ memiliki penyediaan sumber air bersih yaitu dari Sumur/ Mata Air, yang letaknya tepat di depan rumah Tn “ A “, dimana kondisi sarana air bersih memenuhi syarat dan jarak sumur dengan septic tank kurang dari 10 meter, keluarga juga sangat memanfaatkan sumber air bersih yang ada.

Pembuangan sampah Ny “ A “ mengatakan tempat pembuangan sampah di belakang rumah, namun langsung di bakar. SPAL (saluran pembuangan air limbah) Keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah seperti got kecil yang letaknya di samping kamar mandi, air bekas mandi dan mencuci langsung mengalir ke sawah.

Kandang Keluarga Tn “ A” memiliki kandang ayam yang jaraknya kurang dari 10 meter dari rumah serta kebersihan dari kandang ayam tersebut kurang bersih, dan jenis hewan peliharaan yang di miliki oleh keluarga yaitu Ayam.

Struktur Keluarga Pola/ Cara komunikasi keluarga : Pola komunikasi yang di gunakan di dalam keluarga Tn “ A “ adalah komunikasi terbuka, berbicara dengan keluarga dan anggota masyarakat lainnya dengan menggunakan bahasa Sasak. Nilai dan norma keluarga : Keluarga Tn “A” selalu menjaga nilai dan norma keluarga, dari masing-masing anak selalu menghormati orang tua.

Fungsi Keluarga Fungsi afektif : Saat di kaji Ny “A” mengatakan dirinya sangat menyayangi keluarganya dan dalam keluarga harus saling menjaga, menyayangi dan menghormati anggota keluarga lainnya seperti anak-anaknya. Jika ada permasalahan di dalam keluarga biasanya akan di rundingkan bersama anak dan keluarga secara bersama-sama dan Tn “A” sebagai KK di libatkan dalam membuat keputusan keluarga.

Fungsi sosialisasi Interaksi dan hubungan dalam keluarga : Keluarga Tn “A” selalu berinteraksi dengan keluarga dan masyarakat lainnya dan hubungan di dalam kekeluargaanberjalan dengan baik tidak ada masalah. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan keputusan : Ny “A” mengatakan yang sering mengambil keputusan adalah Tn “A’ sendiri, selaku sebagai KK di dalam keluarga. Partisipasi dalam kegiatan sosial : Hubungan keluarga Tn “A” dengan tetangga selama ini berjalan degan baik dan selalu berkunjung ke rumah tetangga jika ada waktu senggang.

Fungsi perawatan kesehatan Pengetahuannnya dan persepsi keluarga tentang penyakit/ masalah kesehatan keluarganya : Pengetahuan keluarga Tn “A” bisa di katakan masih kurang karena kemampuan pengetahuan keluarga dalam mengetahui penyakit yang sedang di alami oleh Ny “A” mereka hanya tau kalau Ny “A” menderita asam urat. Keluarga belum memahami apa pengertian Gout Arthritis, penyebab dan bagaimana perawatannya di rumah. Keluarga mengharapkan penjelasan petugas mengenai penyakit asam urat dan makanan apa yang harus di hindari.

Kemampuan keluarga mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat Jika anggota keluarga yang sakit, keluarga selalu memeriksakan ke PUSTU atau langsung beli obat di warung. Saat ini Ny “A” belum kontrol ke PUSTU lagi, di karenakan Ny “A” menganggap penyakit yang di alami biasa-biasa saja dan bisa sembuh sendiri tanpa meminum obat. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit : Keluarga kurang mampu merawat anggota keluarga yang sakit.

Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat : Keadaan rumah dan lingkungan keluarga Tn “A” secara umum kurang bersih, sampah dan kayu masih berserakan di halaman depan rumah. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakatat : Keluarga mengetahui bahwa di wilayahnya ada PUSTU yaitu PUSTU Toyang. Jika merasa sakit keluarga selalu pergi berobat ke PUSTU toyang.

Fungsi Reproduksi Perencanaan jumlah anak : Ny “A” mengatakan perencanaan jumlah anak sebanyak 5 orang anak. Akseptor : Ny “A” mengatakan diriya menggunakan KB yaitu meggunakan Suntikan 3 bulan sekali, lama pemakain sudah lama, sekitar 20 tahun semenjak mempunyai anak yang pertama.

Fungsi Ekonomi Upaya pemenuhan sandang pangan : Upaya keluarga dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari di mana penghasilan berasal dari Tn “A” dan Ny “A” sendiri dengan pekerjaan pokok sebagai petani.

Stress Koping Keluarga Stressor jangka pendek dan jangka panjang : Stressor yang di rasakan oleh keluarga adalah Ny “A” yang mengalami penyakit Gout Arthritis dan juga masalah ekonomi keluarga.

Respon keluarga terhadap stressor Keluarga menyadari bahwa kesehatan Ny “A” sedang bermasalah, walaupun mereka tidak tau penyebab penyakit yang di derita oleh Ny “A”, keluarga menyarankan agar Ny “A” kontrol lagi ke PUSTU Toyang, tetapi Ny “A” belum mau pergi kontrol. Strategi koping yang di gunakan adalah penerimaan terhadap keadaan Ny “A”, walaupun keluarga merasa kesulitan dalam menghadapi penyakit yang di alami Ny “A”.

Keadaan Gizi Keluarga Keadaan gizi keluarga Tn “A” sudah baik dan terpenuhi, status gizi bisa di katatakan baik karena keluarga makan 3 kali sehari, Pagi, Siang, dan Malam.

Pemeriksaan Fisik Identitas Nama : Ny “A” Umur : 40 tahun L/P : Perempuan Pendidikan : SD Pekerjaan : Petani

Keluhan/ Riwayat Penyakit Saat Ini : Ny “A” mengeluh bengkak pada kedua kaki, kadang-kadang terasa nyeri dan bengkak pada waktu malam dan pagi hari, dan pada saat kaki bengkak kadang Ny “A” tidak bisa berjalan. Riwayat Penyakit Sebelumnya : Ny “A” mengatakan selalu bengkak dan nyeri di kedua kaki seperti biasanya, dan tidak ada penyakit yang di alami selain penyakit yang di alami sekarang oleh Ny “A”.

Tanda – tanda Vital : Setelah di lakukan pemeriksaan di dapatkan tanda vital sebagai berikut : Tekanan Darah : 130/90 mmHg Nadi : 90x permenit Suhu : 36,8 Respirasi : 18x permenit

System Cardiovascular : Tidak ada keluhan mengenai cardiovaskular seperti nyeri dada maupun perasaan berdebar. Sistem Respirasi : Tidak ada gangguan pada pernafasan, tidak ada keluarga yang megalami sesak nafas dan gangguan sistem pernafasan lainnya. Sistem Gastrointestinal : Keluarga tidak ada yang mengalami diare maupun gastritis tidak ada keluhan.

Sistem Persyarafan : Tidak ada gangguan pada persyarafan, tidak ada parase maupun hemiparase, tidak stroke dan gangguan persyarafan lainnya Sistem Muskuluskletal : Tampak Ny “A” mengalami gangguan pada muskuluskletal, yaitu pada kedua kaki terjadi pembengkakan, jari-jari kaki tampak membengkok, kemerahan dan teraba hangat. Sistem Genetalia : Ny “A” tidak mau di kaji.

Harapan Keluarga Terhadap masalah kesehatannya : Keluarga berharap supaya Ny “A” cepat sembuh dari penyakit yang sedang di alaminya. Terhadap petugas kesehatan yang ada : Keluarga mengharapkan agar petugas dapat membantu mengatasi masalah yang sedang di hadapi oleh keluarganya.

BAB 4 PEMBAHASAN Pembahasan dalam Karya Tulis Ilmiah ini merupakan langkah akhir dari suatu pengamatan yang bertujuan untuk mengetahui kesenjangan antara teori yang terdapat dalam bab 2 dengan gambaran kasus pada praktek keperawatan yang telah dilaksanakan pada salah satu keluarga Tn “A” yang ada di Desa Borok Toyang Dusun Dewe Lanji, kecamatan sakra barat.

Pengkajian Pengkajian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap pertama yang terdiri dari pengumpulan data keluarga secara umum dan tahap kedua terdiri dari data untuk mengarah kepada penentuan data diagnosa keperawatan. Data-data yang dikumpulkan pada tahap satu ini meliputi, identitas umum keluarga, riwayat dan perkembangan keluarga, pengkajian lingkungan, struktur keluarga, fungsi keluarga, stres dan koping keluarga, keadaan gizi keluarga, pemeriksaan fisik dan harapan keluarga.

Dalam pengkajian lingkungan ada kesenjangan yang muncul, yaitu dalam teori dikatakan bahwa lingkungan yang memenuhi syarat kesehatan, yaitu pencahayaan yang cukup, pekarangan yang bersih, ruangan rumah yang cukup luas dan tidak padat penghuninya. Tetapi pada pengkajian terhadap keluarga Tn “A” masih kotor, tampak kayu berserakan di halaman rumah, jendela yang tidak pernah di buka, lantai rumah terasa licin, sehingga mempengaruhi tingkat kesehatan Ny “A”.

Diagnosa keperawatan pada gambaran kasus didapatkan tiga diagnosa keperawatan yaitu: Pertama, Nyeri berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga, Kedua, Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit, dan Ketiga, Resiko cidera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan.

Perencanaan Pada gambaran kasus perencanaan disusun sesuai dengan langkah-langkah yang terdapat pada landasan teori, yaitu diagnosa keperawatan, tujuan, kriteria, standar dan intervensi.

Pelaksanaan pada gambaran kasus, tahap pelaksanaan dilaksanaan sesuai dengan landasan teori dimana penulis menerapkan rencana asuhan keperawatan yang telah disusun pada tahap perencanaan.

Evaluasi Pada asuhan keperawatan Tn “A” tahap evaluasi dilaksanakan selama satu hari dengan semua permasalahan sudah teratasi.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN Pengkajian keperawatan Secara umum pada pengkajian yang di uraikan dalam tinjauan kasus sebagian besar sudah di lakukan sebagaimana yang di jelaskan pada konsep teori, walaupun pada pengumpulan data ada beberapa data pasien tidak ditemukan seperti yang di uraikan di konsep teori.

Diagnosa keperawatan Di dapat tiga diagnosa keperawatan keluarga yaitu : Nyeri berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga yang sakit. Resiko cidera berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga untuk memodifikasi lingkungan.

Perencanaan Keperawatan Dari masalah yang perawat temukan pada klien Ny “A”, perawat akan merumuskan perencanaan keperawatan, perencanaan tidak selamanya dapat di laksanakan pada klien.

Pelaksanaan Keperawatan Pada saat melakukan proses keperawatan klien melakukan semua rencana yang telah di susun dan penulis tidak mengalami kesulitan karena klien Ny “A” dan keluarga kooperatif pada saat melakukan penyuluhan.

Evaluasi Evaluasi serta kasus nyata dapat di lakukan dengan benar dengan melihat kriteria hasil yang di buat, maka semua diagnosa keperawatan yang muncul pada Ny “A” teratasi.

Saran Pengkajian dalam pengkajian mahasisiwa harus mengkaji secara detail dan teliti permasalahan-permasalahan atau keluhan yang dialami oleh keluarga sehingga mempermudah untuk menentukan diagnosa keperawatan yang prioritas dan harus diselesaikan atau dipecahkan.

Diagnosa keperawatan dalam menentukan diagnosa keperawatan mahasisiwa atau petugas kesehatan harus mengacu kepada data-data yang telah ditemukan dalam pengkajian.

Perencanaan keperawatan Dalam penyusunan rencana,perawat atau penulis harus memperhatikan sumber yang ada pada keluarga dan factor yang dapat menghambat keberhasilan tujuan. Oleh sebab itu, keterlibatan keluarga sangat diperlukan dalam rencana tindakan keperawatan sesuai dengan potensi dan kemampuan keluarga juga batasan waktu dari masing-masing rencana tersebut yang dapat membantu dalam mengevaluasi setelah diintervensi.

Implementasi keperawatan Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dilakukan sesuai rencana yang telah disusun bersama keluarga dan perawat perlu memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuan dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan.

Evaluasi Untuk mempertahankan dan meningkatkan keberhasilan yang telah dicapai selama pemberian asuhan keperawatan keluarga, mahasiswa harus kerjasama dengan keluarga dan petugas kesehatan terdekat untuk selalu menganjurkan, memberikan penguatan, penyuluhan mengenai kesehatan kepada klien dan keluarganya agar keberhasilan yang telah dicapai meningkat sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh mahasiswa.

Sekian dan terimakasih . . . Wassalamualaikum Wr ... Wb ... Sekian dan terimakasih . . .