BELAJAR PENEMUAN DAN BELAJAR BERMAKNA KELOMPOK X BELAJAR PENEMUAN DAN BELAJAR BERMAKNA OLEH ASRINI HI TELA KYE ANDI KOROIS MIRSAN
1. PENGERTIAN BELAJAR PENEMUAN Belajar Penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund ”discovery adalah proses mental dimana siswa mampu mengasimilasikan sesuatu konsep atau prinsip”. Proses mental tersebut ialah mengamati, mencerna, mengerti, mengolong-golongkan, membuat dugaan, menjelaskan, mengukur, membuat kesimpulan dan sebagainya
Tujuan Pembelajaran penemuan. Bell (1978) mengemukakan beberapa tujuan spesifik dari pembelajaran dengan penemuan, yakni sebagai berikut: Dalam penemuan siswa memiliki kesempatan untuk terlibat secara aktif dalam pembelajaran. Melalui pembelajaran dengan penemuan, siswa belajar menemukan pola dalam situasi konkrit maupun abstrak, juga siswa banyak meramalkan (extrapolate) informasi tambahan yang diberikan Siswa juga belajar merumuskan strategi tanya jawab yang tidak rancu dan menggunakan tanya jawab untuk memperoleh informasi yang bermanfaat dalam menemukan.
Pembelajaran dengan penemuan membantu siswa membentuk cara kerja bersama yang efektif, saling membagi informasi, serta mendengar dan menggunakan ide-ide orang lain. Terdapat beberapa fakta yang menunjukan bahwa keterampilan-keterampilan, konsep-konsep dan prinsip-prinsip yang dipelajari melalui penemuan lebih bermakna. Keterampilan yang dipelajari dalam situasi belajar penemuan dalam beberapa kasus, lebih mudah ditransfer untuk aktifitas baru dan diaplikasikan dalam situasi belajar yang baru.
Macam-macam penemuan(discovery) 1. Penemuan Murni 2. Penemuan Terbimbing 3. Penemuan Laboratory
Tahapan Pembelajaran Penemuan Tahap pertama adalah diskusi. Tahap kedua adalah proses Tahap ketiga merupakan tahap pemecahan masalah Strategi-strategi dalam Pembelajaran Penemuan Strategi Induktif Strategi deduktif
2. PENGERTIAN BELAJAR BERMAKNA Menurut Ausubel bahan subjek yang dipelajari siswa mestilah “bermakna” (meaningfull). Pembelajaran bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-konsep yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang Dan juga merupakan suatu proses pembelajaran dimana siswa lebih mudah memahami dan mempelajari, karena guru tersebut mampu dalam memberi kemudahan bagi siswanya sehingga mereka dengan mudah mengaitkan pengalaman atau pengetahuan yang sudah ada dalam pikiran mereka.
Dalam belajar bermakna ada dua hal penting, ”pertama bahan yang dipelajari, dan yang kedua adalah struktur kognitif yang ada pada individu”. Yang dimaksud dengan struktur kognitif adalah jumlah, kualitas, kejelasan dan pengorganisasian dari pengetahuan yang sekarang dikuasai oleh individu.
Agar tercipta belajar bermakna, aspek-aspek yang perlu dikembangkan meliputi: Bahan baru yang dipelajari harus bermakna yakni istilah yang mempunyai makna, konsep-konsep yang bermakna, atau hubungan antara dua hal atau lebih yang punya makna. Bahan pelajaran baru hendaknya dihubungkan dengan struktur kognitifnya secara substansial dan dengan beraturan
belajar bermakna dapat terwujud diperlukan tiga buah kondisi sebagai berikut: individu yang belajar perlu memiliki kesiapan untuk belajar bermakna, yaitu harus mencoba menghubungkan materi baru yang dipelajarinya dengan konsep yang telah diketahuinya dengan cara yang tidak verbalistis, materi baru yang dipelajari harus memiliki kadar kebermaknaan logis, individu harus sudah mengetahui ide, konsep atau prinsip yang mencakup materi baru.
Dari beberapa penjelasan definisi pembelajaran bermakna di atas, agar terjadi belajar bermakna guru harus selalu berusaha mengetahui dan menggali konsep yang telah dimiliki siswa dan membantu memadukannya secara harmonis konsep-konsep tersebut dengan pengetahuan baru yang akan diajarkan. Dengan kata lain, belajar akan lebih bermakna jika anak mengalami langsung apa yang dipelajarinya dengan mengaktifkan lebih banyak indera dari pada hanya mendengarkan guru.
TERIMA KASIH