LEBIH MENGENAL VITAMIN B WELCOME Ana Miftakhul Jannah Danik Nugroho Dina Arumiranti Sartika Dewi Siska Ira Apriliawati Siti Aisyah Yulistika
Vitamin???
Vitamin??? Makronutrien organik yang bekerja bersama enzim mengatur proses metabolik dan mengubah protein dan karbohidrat menjadi jaringan dan energi.
Vitamin B1 Thiamin Gabungan dari senyawa dengan cincin utama pirimidinnya dan senyawa dengan cincin utama tiasol. Sifat kimia: larut air, sedikit larut dalam etanol, kebanyakan tidak larut dalam pelarut organik, stabil dalam asam meskipun dipanaskan, mudah dioksida. Sifat fisika: kristal padat, putih kekuningan.
Thiamin
Thiamin Karakteristik: mudah rusak oleh panas dan larut dalam air. Defisiensi: penyakit beri-beri.
Metode Spektrofotometri Penyiapan kolom kromatografi Penyiapan larutan baku thiamin HCl Peniapan sampel Hidrolisis dengan enzim Pemurnian Oksidasi thiamin menjadi tiokrom Pengukuran fluoresensi tiokrom Perhitungan
Metode Kolorimetri Dasar metode ini adalah reaksi antara tiamin dengan 6-aminotimol yang telah didiazotasi. Alkalimetri Adanya hidroklorida pada tiamin hidroklorida dapat dititrasi dengan natrium hidroksida 0,1 N menggunakan indikator brom timol biru.
Metode Titrasi bebas air (TBA) Tiamin hidroklorida dalam asam asetat glasial dapat dititrasi dengan asam perklorat dengan sebelumnya ditambah raksa (II) asetat berlebihan. Kedua atom nitrogen dalam tiamin hidroklorida tertitrasi sehingga berat ekivalennya setengah dari berat molekulnya, sebagai indikator dapat digunakan p- naftol benzen, merah kuinaldin, atau dengan kristal violet.
Metode Gravimetri Tiamin dalam tablet vitamin B1 dan dalam injeksi dapat ditetapkan secara gravimetri dengan cara mengendapkan larutan tiamin menggunakan asam silikowolframat.
Metode Argentometri Adanya klorida dalam tiamin hidroklorida dapat ditetapkan secara argentometri dengan menggunakan metode Volhard. Pada penetapan dengan metode Volhard suasananya harus asam sebab jika suasananya basa maka akan terjadi reaksi antara perak nitrat dengan basa membentuk Ag(OH) yang pada tahap selanjutnya akan membentuk endapan putih Ag2O, akibatnya perak nitrat tidak hanya bereaksi dengan sampel tetapi juga bereaksi dengan basa.
Vitamin B2 Riboflavin Peran: membantu pertumbuhan dan reproduksi, menjaga kesehatan mata, menjaga kesehatan kulit, kuku, rambut, mulut, bibir, dan tenggorokan. Sifat kimia: tahan panas, larut air, tidak tahan sinar, stabil dalam lingkungan asam, tidak tahan oksidasi. Sifat fisika: kristal, kuning kehijauan, bentuk runcing.
Riboflavin Karakteristik: tidak stabil terhadap cahaya dan alkali dan larut dalam air Sumber: susu, keju, sayuran berdaun, hati, kacang-kacangan, tomat, jamur. Defisiensi: penyakit cbeilosis dengan gejala retak-retak pada kulit di sudut-sudut mulut (bibir),kerak-kerak pada kulit, bibir, dan lidah,mulut semakin hari semakin sakit. Bisa juga menimbulkan keluhan pada mata seperti, berair, perih, gatal.
Riboflavin
Niasin Vitamin B3 Ditemukan oleh C. A. Elvehjem dkk pada tahun 1937. Vitamin penurun lemak yang mencegah penyakit jantung dengan menurunkan kadar kolestrol Dapat dibuat oleh tubuh. Sifat kimia: tahan terhadap suhu tinggi, cahaya, asam, alkali, oksidasi, dan mudah diubah menjadi bentuk aktif nikotinamida. Sifat fisika: kristal, putih.
Niasin Karakteristik: larut dalam air. Sumber: hati, ginjal, ikan, daging, ayam dan kacang tanah. Defisiensi: Pellagra (penyakit kekurangan niasin), menunjukan gejala, seperti dermatitis, diare, sakit tenggorokan dan mulut. kekurangan nafsu makan, lemah, pusing dan kebingungan mental.
Asam pantotenat Vitamin B5 Ditemukan tahun 1933. Sifat kimia: larut air, lebih stabil dalam keadaan larut daripada kering, dalam larutan netral tahan terhadap panas basah, mudah terurai oleh asam dan alkali. Sifat fisika: kristal, putih, rasa pahit.
Asam pantotenat Sumber: paling baik adalah hati, ginjal, kuning telur, khamir, daging, ikan, unggas, sereali utuh,dan kacang- kacangan. Defisiensi: rasa tidak enak pada saluran cerna, kesemutan dan rasa panas pada kaki, muntah- muntah, diare yang timbul sekali- sekali, rasa lelah, dan susah tidur.
Vitamin B6 Pyridoxine Bekerjasama dengan semua vitamin b lainnya, khususnya niacin, asam folat, dan cobalamin dan kontribusinya ke berbagai fungsi tubuh. Sifat kimia: larut air, larut alkohol, tidak tahan cahaya, tidak stabil dalam larutan alkali,tahan panas dalam keadaan asam. Sifat fisika: kristal, putih, tidak berbau.
Piridoxine Karakteristik:larut dalam air, stabil terhadap panas dan suasana asam, tidak stabil dalam alkali. Sumber: kecambah, gandum, hati, ginjal, serealia tumbuk, kacang- kacangan, kentang dan pisang. Defisiensi: lemah, mudah tersinggung, dan sukar tidur. kejang- kejang, anemia, penurunan pembentukan antibodi, peradangan lidah, serta luka pada bibir, sudut-sudut mulut dan kaki serta akibat yang paling fatal adalah kerusakan system saraf pusat.
Piridoxine
Metode Spektrofotometri Pada daerah ultraviolet, piridoksin, piridoksal, piridokamin menunjukkan daerah penyerapan yang karakteristik walaupun tidak ada maksimum untuk ketiganya. Kadar vitamin B6 jumlah dalam larutan buffer pH 6,75 dapat diterapkan pada panjang gelombang 325 nm. Pada panjang gelombang ini, piridoksine dan piridoksamin menunjukan absorbansi maksimum.
Metode Kolorimetri Metode ini didasarkan pada reaksi fenol dengan 2,6-dikloro-p-benzokuin-4-kloromina dengan menghasilkan warna biru yang dapat disari dengan pelarut organik.
Metode Titrasi bebas air (TBA) Lebih kurang 300 mg piridoksin hidroklorida yang ditimbang seksama, dilarutkan dalam 40 ml asam asetat glacial lalu dititrasi dengan asam perklorat 0,1 N menggunakan indikator 3 tetes kristal violet sampai biru hijau. Tiap ml asam perklorat 0,1 N setara dengan 20,56 mg piridoksin hidroklorida.
Metode Kromatografi Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) dengan detektor fluorometri telah digunakan secara luas untuk analisis kuantitatif vitamin B6 dalam ayam dan bahan makanan lainnya.
Vitamin B7 Biotin Sifat: Larut dalam air, tahan panas, tak tahan asam / basa, koenzim dalam karbohidrat, protein dan lemak. Peran: metabolisme karbohidrat, lemak dan protein. Sumber: hati, ragi, ginjal, gandum dan beras. Defisiensi: nafsu makan, mual, depresi, kelemahan dan kelelahan. Dosis tambahan biotin diberikan kepada pasien untuk mencegah defisiensi.
Biotin
Vitamin B9 Asam Folat Defisiensi: anemia makrositik, diare, mudah terkena infeksi, lidah merah dan licin, depresi, gangguan mental, lelah, dan pingsan. Seharusnya defisiensi ini tidak perlu terjadi, karena asam folat termasuk vitamin yang non‐esensial yang disintesis di dalam saluran cerna, dan juga terdapat dalam jumlah cukup pada bahan makanan sehari‐hari. Sumber dari makanan : hati, daging, ginjal, sayuran hijau, gandum, telur, ikan, kacang hijau. Sumber lain adalah jeruk, stroberi, wheat germ, dan kacang‐kacangan. Peran: Untuk membantu pembentukan sel darah merah, dan mempertahankan kesehatan sistem pencernaan. Dosis RDA, untuk pria: 170 mcg, dan untuk wanita150 mcg sehari. Ibu hamil disarankan untuk mendapatkan tambahan 400 mcg asam folat sehari, karena dari penelitian terungkap bahwa asam folat dapat mengurangi risiko cacat bawaan pada bayi.
Asam Folat
sianokobalamin Vitamin B12 Khusus diproduksi oleh hewan. Berperan dalam metabolisme energi, pemeliharaan sel saraf, pembentukan molekul DNA. Sifat kimia: stabil dalam suhu kamar, tidak stabil pada kondisi alkali. Sifat fisika: kristal, warna merah tua.
sianokobalamin Sumber: hanya daging hewan dan produk-produk hewani. Defisiensi: kekurangan darah (anemia), yang sebenarnya disebab oleh kekurangan folat. System syaraf, mendorong kelumpuhan, selain itu juga dapat menyebabkan hiper sensitive pada kulit.
Sianoklobamin
Sianoklobamin
Metode Spektrofotometri Sianokobalamin dalam air menunjukkan absorbansi maksimum pada 278±1 nm, 361 nm dan 550 ±2 nm. Metode spektrofotometri tidak spesifik untuk sianokobalamin karena senyawa berwarna merah dan pseudokobalamin menunjujkkan spektra absorbansi yang serupa.
Metode Kromatografi Metode KCKT dapat digunakan untuk pemisahan dan analisis vitamin B1, B2, dan campuran-campurannya dalam berbagai macam bahan makanan. Berbagai macam isomer vitamin B12 yang ada dalam berbagai macam susu juga telah dipisahkan dengan menggunakan metode ini.
Job Analisa kualitatif Analisa kuantitatif dengan metode argentometri (volhard)
Analisis Kualitatif ALAT : Tabung reaksi Pembakar spiritus Pipet tetes Pipet ukur BAHAN Tablet thiamin Pb-asetat 10% NaOH 6N
Analisis Kualitatif Cara Kerja : Memasukkan 10 tetes larutan thiamin 1% ke dalam tabung reaksi. Menambahkan 10 tetes Pb-asetat 10% dan 1 ml NaOH 6N. Di homogenkan hingga timbul warna kuning Kemudian di panaskan hingga timbul endapan hitam coklat.
Analisa Kuantitatif Alat Klem dan statif Lumpang dan alu Botol semprot Buret Pipet skala Pipet tetes Corong Pipet volum Erlenmeyer Sendok tanduk Gelas kimia Timbangan analitik Kertas perkamen Kertas saring
Analisa Kuantitatif Bahan AgNO3 0,1 N Aquades Fe(NH4 SO4)2 0,1 N HNO3 encer KSCN 0,1 N Tablet thiamin
Analisa Kuantitatif Cara kerja Tablet thiamin yang telah diserbukkan ditimbang sebayak 50 mg. Dilarutkan dalam 10 ml aquades dan diasamkan dengan nitrat encer. Ditambahkan 5 ml AgNO3. Ditambahkan indikator Fe(NH4 SO4)2 dan titrasi dengan KSCN 0,1 N hingga berubah warna (terbentuk endapan berwarna merah).
VIDEO 1 2 3
UJI KEPANDAIAN
SOAL - SOAL Asam pantotenat adalah nama lain dari vitamin.... Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin B5 Vitamin B6 Metode analisis kualitatif yang dapat digunakan untuk analisis thiamin adalah.... Spektrofotometri Kolorimetri Alkalimetri Kromatografi
SOAL - SOAL Analisis kualitatif yang dapat digunakan dalam analisis thiamin yaitu dengan menambahkan 1 ml NaOH 6N dan.... Pb-asetat 10% AgNO3 Fe(NH4 SO4)2 HCl Langkah analisis spektrofotometri dalam analisa thiamin....(kecuali) Penyiapan kolom kromatografi Penyiapan sampel Pemurnian penyaringan
SOAL - SOAL Metode yang didasarkan pada reaksi fenol dengan 2,6-dikloro-p-benzokuin-4-kloromina dengan menghasilkan warna biru yang dapat disari dengan pelarut organik adalah.... Kromatografi Kolorimetri Gravimetri Titrasi bebas air
SOAL - SOAL Yang tidak termasuk sifat kimia riboflavin adalah.... Tahan panas Tidak tahan sinar Stabil dalam lingkungan asam Tahan oksidasi. Pada analisis kualitatif thiamin, setelah sampel ditambahkan 1 ml NaOH 6N dan 10 tetes Pb-asetat 10% maka akan timbul warna.... Kuning Merah Biru Hijau
SOAL - SOAL Yang bukan termasuk sifat fisika piridoxine adalah.... Kristal Putih Tidak berbau Warna merah tua Vitamin yang khusus diproduksi oleh hewan adalah vitamin.... B1 B2 B5 B12
SOAL - SOAL Asam pantotenat mempunyai sifat fisika yaitu berasa.... Manis Asam Asin Pahit
Jawaban
SOAL - SOAL Asam pantotenat adalah nama lain dari vitamin.... Vitamin B1 Vitamin B2 Vitamin B5 Vitamin B6 Metode analisis kualitatif yang dapat digunakan untuk analisis thiamin adalah.... Spektrofotometri Kolorimetri Alkalimetri Kromatografi
SOAL - SOAL Analisis kualitatif yang dapat digunakan dalam analisis thiamin yaitu dengan menambahkan 1 ml NaOH 6N dan.... Pb-asetat 10% AgNO3 Fe(NH4 SO4)2 HCl Langkah analisis spektrofotometri dalam analisa thiamin....(kecuali) Penyiapan kolom kromatografi Penyiapan sampel Pemurnian penyaringan
SOAL - SOAL Metode yang didasarkan pada reaksi fenol dengan 2,6-dikloro-p-benzokuin-4-kloromina dengan menghasilkan warna biru yang dapat disari dengan pelarut organik adalah.... Kromatografi Kolorimetri Gravimetri Titrasi bebas air
SOAL - SOAL Yang tidak termasuk sifat kimia riboflavin adalah.... Tahan panas Tidak tahan sinar Stabil dalam lingkungan asam Tahan oksidasi. Pada analisis kualitatif thiamin, setelah sampel ditambahkan 1 ml NaOH 6N dan 10 tetes Pb-asetat 10% maka akan timbul warna.... Kuning Merah Biru Hijau
SOAL - SOAL Yang bukan termasuk sifat fisika piridoxine adalah.... Kristal Putih Tidak berbau Warna merah tua Vitamin yang khusus diproduksi oleh hewan adalah vitamin.... B1 B2 B5 B12
SOAL - SOAL Asam pantotenat mempunyai sifat fisika yaitu berasa.... Manis Asam Asin Pahit
ANALYTICAL CHEMISTRY THANK YOU