Kalimat efektif Persentase Mata Kuliah Bahasa Indonesia Oleh kelompok 8 Muhammad Danil Aufa - 1502046068 Hikmah Suryaningsih - 1502036035 Dosen: Ibu Ema Hidayanti, S.Sos.I., M.S.I.
Kalimat efektif Kalimat Efektif Meliputi : Pengertian kalimat efektif Persentase Mata Kuliah Bahasa Indonesia Kalimat Efektif Meliputi : Pengertian kalimat efektif Kriteria kalimat efektif Ciri-ciri kalimat efektif Syarat-syarat kalimat efektif
Apa itu Kalimat Efektif…??? Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar/pembaca seeperti yang ada dalam pikiran pembicara/penulis.
Kriteria Kalimat Efektif Adalah Kalimat yang kaidah gramatikal dan menggunakan diksi yang tepat Prefiks Infiks Sufiks Konfiks Tata tutur Kata bersinonim Kata bernilai rasa Istilah asing Kata konkrit & Abstrak Kata umum & khusus Idiom Kata lugas Afiksasi Reduplikasi Komposisi (soedjito dalam rosyid 2004:65)
Syarat Kalimat Efektif Menurut Keraf, 1980:36 sebuah kalimat bisa disebut efektif apabila memenuhi syarat sebagai berikut: Secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara/penulis. Sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan pembicara/penulis
Ciri-ciri Kalimat Efektif Sebuah kalimat efektif mamiliki ciri-ciri: 1. Kesepadanan struktur 2. Keparalelan bentuk 3. Ketegasan makna 4. Kehematan kata 5. Kecermatan penalaran 6. Kepaduan gagasan 7. Kelogisan bahasa ( zaenal , 2009:97 )
1. Kesepadanan Struktur adalah keseimbangan antara pikiran ( gagasan ) dan struktur bahasa yang di pakai. Kesepadanan kalimat ini diperlihatkan oleh kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan yang baik. Setiap kalimat yang baik harus jelas memperlihatkan kesatuan gagasan pokok, yaitu mengandung satu ide pokok. Kesepadanan kalimat mamiliki beberapa ciri ( zaenal ,2009:97 ) sebagai berikut : Kalimat itu mempunyai subjek dan predikat yang jelas . Kejelasan kalimat dapat dilakukan dengan menghindar pemakain kata depan: di,dalam,bagi,untuk,sebagai,tentang,mengenai,menurut ,dsb. Tidak memiliki sabjek yang ganda. Kata penghubung antar kalimat tidak dipakai pada kalimat tunggal. Predikat utama tidak didahului oleh kata yang.
2. Keparalelan / Paralelisme adalah kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya jika bentuk pertama menggunakan nomina, maka bentuk kedua dan seterusnya harus menggunakan nomina, kalua pertama menggunakan verba maka bentuk kedua menggunakan verba juga.
3. Ketegasan / Penekanan adalah suatu perlakuan penonjolan pada ide pokok. Cara-cara membentuk penekanan dalam kalimat, adalah sebagai berikut : Meletakkan kalimat yang ditonjolkan diawal kalimat . Membuat urutan kata yang bertahap. Melakukan pengulangan kata (repitisi). Melakuakan pertentangan terhadap ide yang ditonjolkan. Menggunakan partikel penekanan (penegasan).
4. Kehematan adalah hemat mempergunakan kata,frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu. Dalam penggematan kata ada beberapa kreteria yang perlu diperhatikan : Penggematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan pemakain superordinat pada himonim kata . Pengematan dapat dilakukan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak.
5. Kecermatan adalah bahwa kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata. Pemakaian bentuk yang sama secara berlebihan akan mengakibatkan beberapa makna dan menghambarkan selera pembaca/pendengar. Contoh: mahasiswa perguruan tinggi yang dikenal itu menerima hadiah Kalimat diatas memiliki makna ganda , yaitu siapa yang terkenal, mahasiwa atau perguruan tinggi.
6. Koherensi (Kepaduan yang baik & kompak) adalah hubungan timbal balik yang baik dan jelas unsur-unsur (kata atau kelompok kata) yang membentuk kalimat itu. Dalam kesatuan pikiran lebih ditekankan adanya segi isi, sedangkan dalam koherensi lebih ditekankan segi struktur, atau interelasi antara kata-kata yang menduduki sebuah tugas dalam kalimat. Dalam hal koherensi ada baiknya kita perhatikan beberapa hal, diantaranya: Kalimat yang padu tidak bertele-tele dan mencerminkan berpikir yang simetris. Kalimat yang padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat yang berpredikat pasif pesona Kalimat yang padu tidak prlu menyisipkan kata: daripada atau tentang antara predikat, kata kerja dan objek penderita.
7. Penalaran / Logika Struktur gramatikal yang baik merupakan bukan tujuan dalam komunikasi, tetapi sekedar suatu alat untuk merangkai sebuah pikiran / maksud dengan sejelas-jelasnya. Selain itu, faktanya ada beberapa orang yang dapat mengungkapkan gagasannya yng mudah dipahami tanpa harus mempelajari struktur gramatikal bahasa. Jadi selain struktur gramatikal, ada unsur lain yang menjadi pengaruh dalam baik tidaknya kalimat dan mudah tidaknya pikiran dapat dipahami. Unsur lain itu adalah segi penalaran/ logika. Hubungan Bahasa dan logika, bias menjamin agar kalimat-kalimat tidak bertentangan dengan segi penalaran pada umumnya.
Terima Kasih….!!!