Mata Kuliah Perecanaan Sumber Daya Alam & Lingkungan Semester I Tahun Akademik 2017/2018 Ade Putra Siregar l Eka Wira Senjaya I

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
ASPEK PENGEMBANGAN POTENSI DI KAWASAN RAWAN BENCANA MERAPI
Advertisements

KONSERVASI TANAH DAN AIR
Lingkungan Hidup.
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
MANUSIA, TANAH, DAN LAHAN
Tidak dapat diperbaharui
KANTOR WILAYAH KEMENTERIAN AGAMA
Dasar hukum amdal (UUPLH) TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP:
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
KONDISI KESUBURAN TANAH SERTA LINGKUNGAN DAERAH PASCA PENAMBANGAN
SUMBER DAYA AIR DAS (Daerah Aliran Sungai)
Dasar Pengelolaan Sampah Kota
GEOGRAFI kelas XI IPS Semester II
DAMPAK PADA PENGGUNAAN LAHAN DAN TATA RUANG
Kesesuaian lahan dan penentuan lokasi kawasan budidaya
Perencanaan Tata Guna Lahan
KONSERVASI TANAH DAN AIR
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
CREATED BY: WICKY BARIREZA Xi ips
Setiawargi Menata Diri
KONSERVASI TANAH DAN AIR
PERENCANAAN PEMANFATAN LAHAN; ZONASI LAHAN & PERWILAYAHAN KOMODITAS
STRATA BANGUNAN BERTINGKAT
Kawasan Budidaya, Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya Pertanian
RENCANA KERJA DINAS KEHUTANAN TAHUN 2017
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
PERTANIAN ORGANIK : PERINSIP DAUR ULANG HARA, KONSERVASI AIR DAN INTERAKSI ANTAR TANAMAN KELOMPOK 2 MEGANANDA PUTERI SARAHDIBHA G SUSIANTI G111.
Parameter Standar, Kriteria dan Permasalahan Kesling
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
TKW 435 PENGANTAR GEOLOGI PERTEMUAN 14
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PENGELOLAAN SDA DAN LINGKUNGAN
KEBIJAKAN PENYEDIAAN PRASARANA OLAH RAGA DI DAERAH PERMUKIMAN
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
EVALUASI DAN KONSERVASI SUMBERDAYA LAHAN
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
Rantau Binuang Nangroe Aceh Darussalam
Posisi Pedoman Umum Pembangunan Kota Baru dengan Rencana Tata Ruang
RONA LINGKUNGAN.
GEOGRAFI KELAS XI IPS SMT 1
Tugas geografi pemanfaatan sumber daya alam
Oleh: Rahilla Apria Fatma, S.Kom., MT.
Tujuan, Sasaran, dan Aplikasi pengelolaan lingkungan hidup
MATA KULIAH EROSI DAN KONSERVASI.
Laporan Akhir MASTERPLAN LINGKUNGAN HIDUP Kabupaten Bengkalis.
Konservasi Air Untuk Keserjahteraan Hidup
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN SELAMA 20 TAHUN DI WILAYAH PERBATASAN MAKASSAR – MAROS DENGAN Remote Sensing PROGRAM PASCASARJANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN.
STIEPAR YAPARI AKTRIPA BANDUNG
HEZRON PARDOMUAN DOLOK SARIBU
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
Pengelolaan drainase.
KULIAH KERJA NYATA PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT (KKN PPM) UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT 2018 PERENCANAAN KONSEP MINI PLAN GUDANG PRODUKSI CHIPS PORANG.
Revegetasi Lahan Pasca Tambang dengan Sapi Percepatan Pemulihan Lahan Pasca Tambang OLEH ROFIK DISAMPAIKAN PADA KULIAH PENGELOLAAN LAHAN BERKELANJUTAN.
DINAS KEHUTANAN PROV. SULAWESI SELATAN. “MEWUJUDKAN HUTAN LESTARI, PERKEBUNAN PRODUKTIF MASYARAKAT SEJAHTERA MANDIRI ”
Pengertian (1) Struktur Ruang Tata Ruang Pola Ruang
POLA PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMELIHARAAN DAN PERBAIKAN SALURAN DRAINASE Studi kasus : Perumahan Pondok Ungu Permai, Kelurahan Kaliabang Tengah,
PENATAAN RUANG 14/01/ :10.
Strategi Pengembangan Desa Wisata Kabupaten Badung (Studi Kasus Desa Wisata Pangsan, Banjar Sekar Mukti Pundung, Kecamatan Petang ) Program Magister Arsitektur.
KLHS RDTR KASIHAN-SEWON
PENYUSUNAN Rencana Detail Tata Ruang PUSAT IBUKOTA KARANG BARU DAN KOTA KUALA SIMPANG Tahun 2018 – 2038.
DASAR HUKUM REKLAMASI RAWA
AMDAL - SKB.
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
Pengantar Manajemen Bencana Sesi 1. Pengertian Bencana Peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat.
KONSERVASI SUMBER DAYA AIR
PENDAYAGUNAAN SUMBER DAYA AIR
PELATIHAN DASAR TEKNIS BIDANG SUMBER DAYA AIR
Transcript presentasi:

Mata Kuliah Perecanaan Sumber Daya Alam & Lingkungan Semester I Tahun Akademik 2017/2018 Ade Putra Siregar l Eka Wira Senjaya I Kajian Lahan Kritis Pasca Tambang Mineral Bukan Logam dan Batuan Studi Kasus: Kawasan Kaki Gunung Tampomas PROGRAM STUDI MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2017 M/1439 H

Latar Belakang

Rumusan Masalah, Tujuan & Sasaran Rumusan Masalah Maksud Tujuan Penelitian Menyediakan data/informasi lahan kritis akibat pertambangan mineral bukan logam dan batuan; perbaikan lahan kritis menjadi produktif yang implementatif, berkelanjutan dan berwawasan lingkungan; Sasaran Penelitian Identifkasi data kepemilikan lahan: luas, lokasi (GPS), status kepemilikan, kondisi lahan, peta serta data masalah dan potensi; Menilai kualitas lahan dan melakukan klasifikasi lahan kritis Pendataan lokasi-lokasi yang sangat minim terkait sebaran lahan kritis pada kawasan pertambangan galian C. Banyaknya lahan pasca tambang yang tidak atau gagal di reklamasi kembali, sehingga kualitas lahan menjadi sangat buruk. Sebagai upaya untuk menemukenali konflik yang terjadi antara kepentingan lingkungan dengan aspek ekonomi Sebagai upaya untuk meningkatkan nilai ekonomis lahan kritis; Alternatif Teknologi/Rekayasa penanganan lahan kritis dengan prinsip pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan.

Manfaat Penelitian Kalangan Umum Kalangan Pemerintah Daerah Kalangan Akademisi penelitian ini diharapakan dapat memberi contoh dalam penerapan bentuk pendekatan fisik lingkungan terhadap tata ruang; penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan perencanaan dan arahan pengembangan wilayah pada daerah lahan kritis memberikan gambaran tentang pendekatan yang dilakukan terhadap lahan kritis pasca tambang galian C.

PEMAHAMAN TENTANG LAHAN KRITIS Lahan kritis adalah lahan yang tidak produktif atau lahan yang telah mengalami kerusakansecara fisik, kimia, dan biologis bias juga dikatakan lahan yang tidak mempunyai nilai ekonomis. Pengertian lahan kritis menurut FAO (1997) adalah lahan yang mengalami penurunan produktivitas tanah yang disebabkan hilangnya tanah lapisan atas oleh erosi sehingga mengalami kerusakan fisik, kimia, dan biologi yang akhirnya membahayakan fungsi hidrologi, orologi, produktivitas tanah, permukiman dan kehidupan sosial ekonomi.

KRITERIA LAHAN KRITIS 1.Potensial Kritis Lahan yang masih berfungsi sebagai fungsi produksi dan fungsi perlindungan, tetapibila dalam pengelolaannya tidak menggunakan kaidah-kaidah konservasi 2.Semi Kritis Lahan yang fungsi produksi dan perlindungannya sudah berkurang. 3. Kritis Lahan yang tidak produktif lagi dengan kondisi yang tidak dimungkinkan untuk diusahakan sebagai lahan pertanian tanpa ada usaha rehabilitasi lebih dahulu. 4.Sangat Kritis Lahan yang sudah sangat tidak produktif lagi, dimana kalau ingin mengusahakannya harus memerlukan usaha rehabilitasidengan biaya yang sangat besar.

Kekeringan Genangan air yang terus-menerus Erosi tanah dan masswastin Pengolahan lahan yang kurang memperhatikan aspek-aspek kelestarian lingkungan Kebakaran hutan Penebangan liar Pemanfaatan sumber daya hutan yang tidak berasaskan kelestarian Pengalihan status lahan Penataan zonasi kawasan belum berjalan Pola pengelolaan lahan tidak konservatif dll Faktor- Faktor yang menyebabkan terjadinya lahan kritis, antara lain sebagai berikut:

Ruang Lingkup Wilayah

Kabupaten Sumedang terletak antara 6º34’46,18” - 7º00' 56,25”LS dan 107º01’45,63” - 108º12’59,04” BT Luas wilayah mencapai ,98 ha, Terdiri dari 26 Kecamatan, 276 desa dan 7 kelurahan Ruang Lingkup Wilayah

Lokasi Pertambangan Mineral Bukan Logam dan Batuan Ruang Lingkup Wilayah

pola RUANG Kelima kecamatan teridentifikasi memiliki fungsi sebagai kawasan lindung KSK sudut Kepentingan Pendayagunaan SDA: Kawasan Gunung Tampomas dsk. Tinjauan Kebijakan

Mengembangkan kegiatan pertambangan yang ramah lingkungan Kegiatan pertambangan diperbolehkan untuk bahan galian golongan c, dengan memperhatikan kestabilan lereng dan didukung upaya reklamasi lereng. Perwujudan kawasan pertambangan diprioritaskan pada kegiatan: a.reklamasi kawasan bekas tambang; b.penataan dan penelitian potensi zona pertambangan; c.pendataan ulang izin pertambangan; d.reboisasi tanaman untuk menahan tanah; e.pengembangan kegiatan pertambangan umum lainnya yang merupakan enclave dalam kawasan budidaya lainnya, dengan prosedur teknis dan legal yang berlaku.

Ketentuan umum peraturan zonasi kawasan pertambangan dengan memperhatikan: a.Pelarangan terhadap kegiatan di sekitarnya yang dapat saling membahayakan dengan kegiatan pertambangan umum tersebut; b.Pembatasan terhadap kegiatan di sekitarnya yang tidak selaras dengan kegiatan pertambangan umum; c.Pengaturan pendirian bangunan tidak mengganggu fungsi pelayanan; d.Keseimbangan biaya dan manfaat serta keseimbangan risiko dan manfaat; e.Pengaturan bangunan di sekitar instalasi dan peralatan kegiatan pertambangan yang berpotensi menimbulkan bahaya dengan memperhatikan kepentingan daerah; f.Ketentuan pelarangan kegiatan penambangan di dalam kawasan lindung; g.Ketentuan pelarangan kegiatan penambangan yang menimbulkan kerusakan lingkungan; h.Penetapan lokasi pertambangan yang tidak berada pada kawasan perkotaan; i.Penetapan lokasi pertambangan yang berada pada kawasan perdesaan dengan mematuhi ketentuan mengenai radius minimum terhadap permukiman dan kelengkapan lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan; j.Penetapan lokasi pertambangan tidak terlalu dekat dengan permukiman dan memenuhi ketentuan batasan radius minimum terhadap permukiman; k.Penetapan lokasi pertambangan tidak berada di sempadan sumber mata air dan tidak terletak di daerah tadah untuk menjaga kelestarian sumber air; dan l.Penetapan lokasi penggalian tidak dilakukan pada lereng curam > 40% yang kemantapan lerengnya kurang stabil untuk menghindari bahaya erosi dan longsor.

Gunung Tampomas GT GBT HL RA GBM KTWA HL RA SMA KTWA SS HL RA SMA Keterangan : HL Hutan Lindung RA Resapan Air SMA Sempadan Mata Air SS Sempadan Sungai KTWA Kawasan Taman Wisata Alam GT Gerakan Tanah B Banjir GBM Gempa Bumi Menengah GBT Gempa Bumi Tinggi PB Puting Beliung Kecamatan Cimalaka Kecamatan Paseh Kecamatan Conggeang Kecamatan Cimalaka, Paseh dan Conggeang

PB B GBT GT HL B GBT RA SMA GT PB Gunung Tampomas Keterangan : HL Hutan Lindung RA Resapan Air SMA Sempadan Mata Air SS Sempadan Sungai KTWA Kawasan Taman Wisata Alam GT Gerakan Tanah B Banjir GBM Gempa Bumi Menengah GBT Gempa Bumi Tinggi PB Puting Beliung Kecamatan Ujungjaya Kecamatan Tomo Kecamatan Ujungjaya dan Tomo

Analisis Tingkat Kekritisan Lahan

Identifikasi Dampak Pertambangan

Spot Galian C

Peta Pengendalian Kegiatan Pertambangan ??

Filling Reclamation Distribute Reclamation 1 2 Wisata 3 Penanganan Lahan Pasca Tambang

Peningkatan Kualitas Hidup dan Kualitas Ruang Bina Lingkungan Bina Manusia Bina Ekonomi Rekomendasi Pengembangan

1 2 3 FILLING RECLAMATION Filling Reclamation 1

Menanam Gamal Meratakan lahan Beternak Kambing Kotoran Kambing menyuburkan tanah CUTTING RECLAMATION Pupuk Organik Distribute Reclamation 2

Membuat Jalur (Track) Motor Cross Membuat Sarana dan Prasarana Operasi Pengendalian dan Pengelolaan MOTORCROSS TRACK Wisata Motorcross 3

AGRO WISATA Lahan yang berhasil direklamasi dikembangkan menjadi agro wisata Wisata Agro 3