PRODI ILMU KESEHATAN & FAKULTAS RMIK

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Oleh: dr. Djoko Wiyono SpKJ..
Advertisements

GANGGUAN DEPRESI BERAT
A. Pengertian 1. Gangguan psikosis akut dan sementara adalah sekelompok gangguan jiwa yang : Onsetnya akut ( 2 minggu) Sindrom polimorfik Ada stresor.
ASKEP WAHAM.
GANGGUAN AFEKTIF & BUNUH DIRI
GANGGUAN MENTAL ORGANIK (G.M.O ) TERMASUK GANGGUAN MENTAL SIMTOMATIK
Kegawatdaruratan Psikiatri & Tatalaksana
Wanita Sebagai Lansia Yuanita, AMKeb, SPd.
Mata kuliah Patologi Gangguan Mental 5 SKS Semester 5 Dr.Noor Yulia
GANGGUAN SUASANA PERASAAN ( A F E K T I F )
GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL
STRESS DALAM PEKERJAAN
Klasifikasi Kelainan Jiwa
Pengkajian Status Mental dalam Proses Keperawatan Jiwa
PSIKOSIS dan DEPRESI POSTPARTUM
Syaifurrahman Hidayat, S.Kep., Ns
Gangguan psikosis-neurotik
Patologi Umum.
PSIKOSOSIAL PADA PASIEN DENGAN MASALAH SISTEM HEMAIMMUNOLOGI
EMOSI, STRES DAN KESEHATAN
ASUHAN KEBIDANAN IV.
Dissociative disorder
depresi Dinas Kesehatan Kota Palembang
Narkoba, Psikotropika dan Zat Adiktif Berbahaya Lainnya
NASKAH PSIKIATRI Kuliah 6
Wanita Sebagai Lansia.
dr. ELLY ANGGRENY ANG, SpKJ
SKIZOFRENIA.
Gangguan Psikologis.
dr. Agustina Sjenny, Sp.KJ
Mengenal Gejala Gangguan Jiwa
Gangguan Jiwa dalam Kehamilan
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF
Oleh : Ners Anang Satrianto
FARMAKOTERAPI 2 “BIPOLAR”
Ninis Indriani,M.Kep., Ns.Sp.Kep.An
ASPEK PSIKOLOGIK PADA ANAK DENGAN KELAINAN ENDOKRIN
GANGGUAN CEMAS, FOBIA,PANIK, SOMATOFORM DAN OBSESI KOMPULSIF
Gangguan psikosos akut
Gangguan Kesadaran dan Kognitif pada Lansia (Konfusio dan Dimentia)
Systemic Lupus Erythematosus (SLE)
KEJANG DEMAM Rahma Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK UNTAD
Idiopatik Diabetes Mellitus (DM)
KONSEP DASAR KESEHATAN JIWA
MANAGEMEN PENCEGAHAN BUNUH DIRI
Sindrom Guillain–Barré
KONSEP KEPERAWATAN KESEHATAN JIWA KOMUNITAS
Oleh Wildan Fakultas kedokteran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
GANGGUAN ALAM PERASAAN
MUHAMMAD ABDILLAHTULKHAER
PSIKOSIS DAN DEPRESI POSTPARTUM
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN WAHAM
Selamat Sore.
Pembimbing: dr. Dina Fitriningsih,SpKJ, MARS
INFEKSI AKUT KASUS OBSTETRI
GANGGUAN MENTAL & PERILAKU AKIBAT PENGGUNAAN ZAT PSIKOAKTIF
ASKEP KLIEN DENGAN WAHAM PERTEMUAN : Diah Sukaesti, M. Kep, Sp.Kep J
Pengkajian Status Mental dalam Proses Keperawatan Jiwa
Baiq Reski Setiagarini
SISTEM SARAF DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERILAKU MANUSIA
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) Mengenal Lebih Dekat dan Penanganannya di Kelas Oleh: Ana Karunia, S.Psi.
MOOD DISORDER REGHINA AMELIA HANIM MUHAMMAD SHIDIQ KRIDANI
DEMENSIA.
OLEH : Dr. Hubertus Kasan Hidajat,Sp.KJ. SEMINAR PROFESIONAL.
Psychological Disorders
BANTUAN DASAR PADA KASUS NON TRAUMA
GELANDANGAN PSIKOTIK.
Lili Eriska Sianturi, M.K.M Kuliah Dasar Epidemiologi
GANGGUAN JIWA PADA MASA KEHAMILAN
GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL
Transcript presentasi:

PRODI ILMU KESEHATAN & FAKULTAS RMIK Kkpmt 3 Gangguan mental PERTEMUAN 13 Dr.Noor Yulia MM PRODI ILMU KESEHATAN & FAKULTAS RMIK

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Mahasiswa mampu penjelasan gangguan mental Mahasiswa mampu menguraikan penjelasan gangguan mental

PENDAHULUAN GANGGUAN MENTAL DAN PERILAKU F00 – F99 Diagnosis adalah kunci utama terapi Dalam ICD 10 terdapat pada CHAPTER V (F00-F99) Mental and behavioural disorders (Gangguan mental dan perilaku) F00-F09 Organik, termasuk, gejala gangguan mental F10-F19 Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat psikoaktif F20-F29 Skizofrenia, schizotypal dan gangguan delusional F30-F39 Mood [afektif] gangguan F40-F48 Neurotik, gangguan stres terkait dan somatoform F50-F59 Sindrom Perilaku yang berhubungan dengan gangguan fisiologis dan faktor fisik F60-F69 Gangguan kepribadian dewasa dan perilaku F70-F79 keterbelakangan Mental F80-F89 Gangguan perkembangan psikologis F90-F98 Perilaku dan gangguan emosional dengan onset biasanya terjadi pada masa kanak-kanak dan remaja F99- Gangguan mental Unspecified

Kerusakan fungsi bisa primer atau sekunder Merupakan kelompok kelainan jiwa akibat penyakit otak, kerusakan otak, atau keadaan lain yang merusak fungsi otak. Kerusakan fungsi bisa primer atau sekunder kelainan primer disebabkan oleh keadaan yang secara langsung dan selektif mengganggu otak Kelainan sekunder adalah penyakit yang melibatkan otak atau berbagai sistem – organ tubuh diserang PPDGJ : Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa , merupakan alat bantu utama dalam menegakkan diagnosis gangguan jiwa di Indonesia

Gangguan mental F00 – F09 Gangguan mental atau penyakit kejiwaan adalah pola psikologis atau perilaku yang pada umumnya terkait dengan stres atau kelainan mental yang tidak dianggap sebagai bagian dari perkembangan normal manusia. didefinisikan sebagai Gangguan kombinasi afektif , perilaku ,kognitif atau persepsi yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia. Penyebab gangguan mental bervariasi dan pada beberapa kasus tidak jelas Terdapat dua sistem yang mengklasifikasikan kelainan mental ICD-10 Chapter V: Mental and behavioural disorders, bagian dari International Classification of Diseases (ICD) yang diterbitkan oleh World Health Organization (WHO), Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders (DSM-IV) diterbitkan oleh Psychiatric Association (APA).

GANGGUAN PSIKOTIK Gangguan yang ditandai dengan ketidakmampuan atau hendaya berat dalam menilai realita, berupa sindroma (kumpulan gejala), yang dimanifestasikan dengan adanya halusinasi dan waham. Pasien mungkin datang dengan keluhan: Sulit berpikir/sulit berkonsentrasi Tidak dapat tidur, tidak mau makan Perasaan gelisah, tidak dapat tenang, ketakutan Bicara kacau yang tidak dapat dimengerti Mendengar suara orang yang tidak dapat didengar oleh orang lain Adanya pikiran aneh yang tidak sesuai realita Marah tanpa sebab yang jelas, kecurigaan yang berat, perilaku kacau, perilaku kekerasan Menarik diri dari lingkungannya dan tidak merawat diri dengan baik

Timbulnya keluhan tidak disertai adanya penyakit fisik seperti tidak ada demam , kejang, tauma kepala ataupun pemakaian zat psikoaktif Faktor Risiko’ Adanya faktor biologis yang mempengaruhi, antara lain hiperaktivitas     sistem dopaminergik dan faktor genetik. Ciri kepribadian tertentu yang imatur, seperti ciri kepribadian skizoid,     paranoid, dependen. Adanya stresor kehidupan. Pemeriksaan fisik : Dapat timbul gangguan fisik akibat perawatan diri kurang Tidak ditemukan gangguan organik Pemeriksaan Penunjang : Darah lengkap , tes fungsi hati, tes fungsi ginjal , Elektrolit, gula darah Radiologi, EKG Diagnosis klinis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik.

Kriteria diagnosis gangguan psikotik Halusinasi merupakan gangguan persepsi (persepsi palsu), tanpa adanya stimulus sensori eksternal. Halusinasi dapat terjadi pada setiap panca indra, yaitu halusinasi dengar, lihat,     cium, raba, dan rasa. Waham (delusi);merupakan gangguan pikiran, yaitu keyakinan yang salah, tidak sesuai dengan realita dan logika, namun tetap dipertahankan dan tidak dapat dikoreksi dengan cara apapun serta tidak sesuai dengan budaya setempat. Contoh: waham kejar, waham kebesaran, waham kendali, waham pengaruh. Perilaku kacau atau aneh Gangguan proses pikir (terlihat dari pembicaraan yang kacau dan tidak     dimengerti) Agitatif Isolasi sosial (social withdrawal) Perawatan diri yang buruk

Penata laksanaan gangguan psikotik dengan cara : Intervensi Psikososial Informasi penting bagi pasien dan keluarga perilaku aneh , gejala dapat hilang timbul Konseling pasien dan keluarga Dukungan keluarga penting untuk ketaatan berobat Keluarga atau teman harus menjaga pasien. Pastikan kebutuhan dasar terpenuhi (misalnya makan dan minum). Meminimalisasi stres dan stimulasi: Sedapat mungkin hindari konfrontasi dan kritik. Farmakologi Berikan obat antipsikotik Kunjungan Rumah (home visit) Memastikan kepatuhan dan kesinambungan pengobatan Melakukan asuhan keperawatan Melakukan pelatihan bagi pelaku rawat          

PENGERTIAN MENTAL Menurut Webster Dictionary, : MENTAL adalah “way of thinking”, berkenaan dengan pikiran/gangguan saraf/kejiwaan. Menurut Purwodarminto,: MENTAL merupakan “way of sense”. MENTAL merupakan cara berpikir & berperasaan berdasarkan atas nurani yang tercermin pada perilaku seseorang.

KESEHATAN MENTAL Menurut Kartini Kartono dan Jenny Andary dalam Yusak (1999: 9-10), ilmu kesehatan mental adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan mental/jiwa, yang bertujuan mencegah timbulnya gangguan/penyakit mental dan gangguan emosi, berusaha mengurangi atau menyembuhkan penyakit mental, serta memajukan kesehatan jiwa rakyat. Kesehatan mental adalah ilmu yang meliputi sistem tentang prinsip-prinsip, peraturan-peraturan serta prosedur-prosedur untuk mempertinggi kesehatan ruhani (M. Buchori dalam Jalaluddin,2004). orang yang sehat mental adalah orang yang terhindar dari gangguan dan penyakit jiwa,dapat menyesuaikan diri, sanggup menghadapi masalah dan kegoncangan ,adanya keserasian fungsi jiwa, dan merasa bahwa dirinya berharga, berguna, dan berbahagia serta dapat menggunakan potensi-potensi yang ada semaksimal mungkin (Sururin,2004: 144).

Gangguan Mental atau penyakit mental adalah gangguan pola psikologis atau perilaku , pada umumnya terkait dengan stress atau kelainan mental . Gangguan tersebut didefinisikan sebagai kombinasi afektif, perilaku, komponen kognitif atau persepsi, yang berhubungan dengan fungsi tertentu pada daerah otak atau sistem saraf yang menjalankan fungsi sosial manusia

PENGGOLONGAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL ORGANIK MENURUT PPDGJ III Klasifikasi gangguan mental organik adalah sebagai berikut : l. Demensia pada penyakit Alzheimer 1.1 Demensia pada penyakit Alzheimer dengan onset dini. 1.2.Demensia pada penvakit Alzheimer dengan onset lambat. 1.3.Demensia pada penyakit Alzheimer, tipe tak khas atau tipe campuran. 1.4. Demensia pada penyakit Alzheimer Yang tidak tergolongkan ( YTT). 2. Demensia Vaskular 2.1.Demensia Vaskular onset akut. 2.2. Demensia multi-infark 2.3 Demensia Vaskular subkortikal. 2.4. Demensia Vaskular campuran kortikal dan subkortikal 2.5. Demensia Vaskular lainnya 2.6. Demensia Vaskular YTT

3. Demensia pada penyakit lain yang diklasifikasikan di tempat lain (YDK) 3.1. Demensia pada penyakit Pick. 3.2. Demensia pada penyakit Creutzfeldt – Jakob. 3. 3. Demensia pada penyakit huntington. 3.4. Demensia pada penyakit Parkinson. 3.5. Demensia pada penyakit human immunodeciency virus (HIV). 3.6. Demensia pada penyakit lain yang ditentukan (YDT) dan YDK 4. Demensia YTT. 5. Sindrom amnestik organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lainnya 5.1. Tanpa gejala tambahan. 5.2. Gejala lain, terutama waham. 5.3. Gejala lain, terutama halusinasi 5.4. Gejala lain, terutama depresi 5.5. Gejala campuran lain.

6. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya 6. 1 6. Delirium bukan akibat alkohol dan psikoaktif lain nya 6.1. Delirium, tak bertumpang tindih dengan demensia 6.2. Delirium, bertumpang tindih dengan demensia 6. 3. Delirium lainya. 6.4 DeliriumYTT 7. Gangguan mental lain akibat kerusakan dan disfungsi otak & penyakit fisik. 7.1. Halusinosis organik. 7.2. Gangguan katatonik organik. 7.3. Gangguan waham organik (lir-skizofrenia)­ 7.4. Gangguan suasana perasaan (mood, afektif) organik. 7.4.1. Gangguan manik organik. 7.4.2. Gangguan bipolar organik. 7.4.3. Gangguan depresif organik. 7.4.4. Gangguan afektif organik campuran. 7.5. Gangguan anxietas organik 7.6. Gangguan disosiatif organik.

7.7. Gangguan astenik organik. 7.8. Gangguan kopnitif ringan. 7.9. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik lain YDT. 7.10. Gangguan mental akibat kerusakan dan disfungsi otak dan penyakit fisik YTT. 8. Gangguan keperibadian dan prilaku akibat penyakit, kerusakan dan fungsi otak 8.1.  Gangguan keperibadian organik 8.2.  Sindrom pasca-ensefalitis 8.3.  Sindrom pasca-kontusio 8.4. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak lainnya. 8.5. Gangguan kepribadian dan perilaku organik akibat penyakit, kerusakan dan disfungsi otak YTT. 9. Gangguan mental organik atau simtomatik YTT

Menurut DSM IV, klasifikasi gangguan mental organik sebagai berikut: 1. Delirium 1.1. Delirium karena kondisi medis umum. 1.2. Delirium akibat zat. 1.3. Delirium yang tidak ditentukan (YTT) 2. Demensia. 2.1. Demensia tipe Alzheimer. 2.2. Demensia vaskular. 2.3. Demensia karena kondisi umum. 2.3.1. Demensia karena penyakit HIV. 2.3.2. Demensia karena penyakit trauma kepala. 2.3.3. Demensia karena penyakit Parkinson. 2.3.4. Demensia karena penyakit Huntington. 2.3.5. Demensia karena penyakit Pick 2.3.6. Demensia karena penyakit Creutzfeldt – Jakob­ 2.4. Demensia menetap akibat zat 2.5. Demensia karena penyebab multipeL 2.6. Demensia yang tidak ditentukan (YTT)

3. Gangguan amnestik 3. 1. Gangguan amnestik karena kondisi medis umum 3. Gangguan amnestik 3.1.Gangguan amnestik karena kondisi medis umum. 3.2 Gangguan amnestik menetap akibat zat 3.3 Gangguan amnestik yang tidak ditentukan ( YTT ) 4. Gangguan kognitif yang tidak ditentukan

MACAM-MACAM GANGGUAN KESEHATAN MENTAL Gangguan organik otak - Huntington disease : Penyakit genetik - Multiple Sclerosis : Gangguan sistim kekebalan tubuh - Pikun - Parkinson : Gangguan saraf menyebabkan kelumpuhan - Intoksisasi : Mengkonsumsi obat dan alkohol 2. Gangguan Kecemasan - Depresi - Phobia - Panik - Evoidant - Dependent - Obsesif Kompulsif 3. Gangguan kepribadian - Odd Prilaku - Dramatis atau emosional tak menentu 4. Gangguan Psikotik : kumpulan penyakit yang sangat mempengaruhi proses otak dan berpikir. 

GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL Delerium Dementia Sindroma Amnestik dan halusinosis organik Sindroma waham organik Sindroma afektif organik Sindroma Kepribadian organik Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat GANGGUAN MENTAL ORGANIK GANGGUAN PSIKOTIK Skizofrenia Gangguan afektif berat Gangguan Paranoid Psikosis Non Organik lainnya GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL

GANGGUAN PSIKOTIK Gangguan psikotik adalah semua kondisi yang memberi indikasi tetang terdapatnya hendaya ( kerusakan/ impairment ) yang berat di dalam kemampuan daya nilai realitas. Bukti langsung hendaya dari daya nilai realitas dapat ditentukan berdasarkan terdapatnya : Waham Halusinasi tanpa tilikan ( insight) Inkoherensi Disorientasi

GANGGUAN MENTAL ORGANIK sebagai gangguan dimana terdapat suatu patologi yang dapat diidentifikasi Contohnya : tumor otak. penyakit cerebrovaskuler, intoksikasi obat : Intoksikasi dan Sindroma Putus Zat Delerium Dementia Sindroma Amnestik dan halusinosis organik Sindroma waham organik Sindroma afektif organik Sindroma Kepribadian organik

GANGGUAN PSIKOTIK FUNGSIONAL gangguan psikotik fungsional adalah gangguan otak dimana tidak ada dasar organik yang dapat diterima secara umum Contoh : Depresi Skizofrenia Gangguan afektif berat Gangguan Paranoid Psikosis Non Organik lainnya

Gangguan Mental Organik ( DMO ) Menurut PPDGJ III gangguan mental organik meliputi berbagai gangguan jiwa yang dikelompokkan atas dasar penyebab yang lama dan dapat dibuktikan adanya penyakit, cedera atau ruda paksa otak, yang berakibat disfungsi otak Disfungsi ini dapat primer seperti pada penyakit, cedera, dan ruda paksa yang langsung atau diduga mengenai otak, atau sekunder, seperti pada gangguan dan penyakit sistemik yang menyerang otak sebagai salah satu dari beberapa organ atau sistem tubuh4 Yang termasuk DMO : Delirium, Demensia, Gangguan Amnestik Gangguan Kognitif lain, dan Gangguan Mental

SINDOMA OTAK ORGANIK (SOO) PPDGJ II membedakan antara Sindroma Otak Organik dengan Gangguan Mental Organik. Sindrom Otak Organik yaitu sindrom (gejala) psikologik atau perilaku tanpa kaitan dengan etiologi. Misal : Delirium , dementia, intoksikasi , sindroma putus zat Gambaran penyerta : gangguan emosi , gangguan motivasi, gangguan perilaku Gangguan Mental Organik yaitu Sindrom Otak Organik yang etiologinya diketahui (diduga) jelas. Misal : Demensia degeneratif primer , onset senil , tanpa komplikasi ( demensia senil, tanpa komplikasi ) , Delirium putus alkohol , delirium sub akut yang berkaitan dengan uremia ,demensia yang berkaitan dengan epilepsi atau sindroma kepribadian organik

SINDROM OTAK ORGANIK Sindrom Otak Organik dikatakan akut atau menahun berdasarkan reversibel / ireversibel Lama perjalanan penyakit Penyebabnya Gejala utama Sindrom Otak Organik akut ialah kesadaran yang menurun (delirium )dan sesudahnya terdapat amnesia, Gejala utama Sindrom Otak Organik menahun (kronik) ialah Demensia.

KATEGORI SINDROM OTAK ORGANIK Delirium dan demensia : terdapat hendaya / impairment kognitif yang relatif menyeluruh Sindrom amnestik dan halusinasi organik : hendaya fungsi kognitif relatif selektif Sindrom waham organik dan sindrom afektif organik : ciri-ciri mirip gangguan skhizofrenik / gangguan afektif Sindrom Kepribadian Organik : terdapat gangguan dalam kepribadian Intoksikasi dan sindrom putus zat : berkaitan dengan penggunaan atau pengurangan zat Sindrom Otak Organik tidak khas atau campuran : sindrom otak organik yang tidak dapat digolongkan dalam salah satu kategori diatas

1a.DELIRIUM Definisi Adalah suatu sindrom dengan gejala pokok adanya gangguan kesadaran yang biasanya tampak dalam bentuk hambatan pada fungsi kognitif. Etiologi Delirium mempunyai berbagai macam penyebab. Semuanya mempunyai pola gejala serupa yang berhubungan dengan tingkat kesadaran dan kognitif pasien. Penyebab utama : berasal dari penyakit susunan saraf pusat ( contoh epilepsi),  Area yang terutama terkena adalah formasio retikularis penyakit sistemik, misalnya gagal ginjal dan hati. terbanyak intoksikasi atau reaksi putus obat maupun zat toksik. Neurotransmiter yang dianggap berperan adalah : asetilkolin, serotonin, glutamat

Gambaran utama delirium: Kesadaran berkabut yang berarti terdapat suatu penurunan kejernihan kesadaran( awarness) akan lingkungan , Ditandai oleh : Kesukaran memusatkan perhatian , memindahkan dan mempertahan kan perhatian pada stimulus luar dan dalam Gangguan persepsi sensorik hingga terjadi salah tafsir kadang disertai keyakinan yang salah akan gangguan persepsi tersebut , misal ilusi dan halusinasi Proses pikir yang tidak teratur, tidak jelas dan tak tentu arah tujuan , misal disorientasi , gangguan daya ingat , gangguan konsentrasi Ditemukan juga gangguan dalam siklus tidur bangun , gangguan aktifitas psikomotor , onsetnya relatif cepat

Penyebab Delirium Penyakit intrakranial Epilepsi atau keadaan pasca kejang Trauma otak (terutama gegar otak) Infeksi (meningitis.ensetalitis). Neoplasma. Gangguan vaskular Penyebab ekstrakranial Obat-obatan (di telan atau putus) :Obat antikolinergik, Antikonvulsan, Obat antihipertensi, Obat antiparkinson. Obat antipsikotik, Cimetidine, Klonidine. Disulfiram, Insulin, Opiat, Fensiklidine, Fenitoin, Ranitidin, Sedatif(termasuk alkohol) dan hipnotik, Steroid. Racun : Karbon monoksida, Logam berat dan racun industri lain.

Penyebab ekstrakranial lain Disfungsi endokrin (hipofungsi atau hiperfungsi) : Hipofisis, Pankreas, Adrenal, Paratiroid, tiroid Penyakit organ non endokrin.: Hati (ensefalopati hepatik), Ginjal dan saluran kemih (ensefalopati uremik), Paru-paru (narkosis karbon dioksida, hipoksia), Sistem kardiovaskular (gagal jantung, aritmia, hipotensi). Penyakit defisiensi (defisiensi tiamin, asam nikotinik, B12 atau asain folat) Infeksi sistemik dengan demam dan sepsis. Ketidakseimbangan elektrolit dengan penvebab apapun Keadaan pasca operatif , Trauma (kepala atau seluruh tubuh) Karbohidrat: hipoglikemi.

Diagnosis Kriteria Diagnostik untuk Delirium Karena Kondisi Medis Umum: Gangguan kesadaran (yaitu, penurunan kejernihan kesadaran terhadap lingkungan) dengan penurunan kemampuan untuk memusatkan, mempertahankan, atau mengalihkan perhatian. Gangguan timbul setelah suatu periode waktu yang singkat (biasanya beberapa jam sampai hari dan cenderung berfluktuasi selama perjalanan hari. Perubahan kognisi (seperti defisit daya ingat disorientasi, gangguan bahasa) disebabkan oleh akibat fisiologis langsung dan kondisi medis umum ( riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan Iaboratorium )

Pemeriksaan Laboratorium Delirium Pemeriksaan standar a. Kimia darah (termasuk elektrolit, indeks ginjal dan hati, dan glukosa) b. Hitung darah lengkap (CBC) dengan deferensial sel darah putih c. Tes fungsi tiroid d. Tes serologis untuk sifilis e. Tes antibodi HIV (human Immunodeficiency virus) f. Urinalisa g. Elektrokardiogram (EKG) h. Elektroensefalogram (EEG) i. X ray Thoraks j. Skrining obat dalam darah dan urin k. Pemeriksaan lain : kultur darah, urin, dan cairan serebrospinalis, Konsentrasi B 12, asam folat , CT scan , MRI , Pungsi lumbal

1b. DEMENSIA suatu gangguan mental organik yang biasanya diakibatkan oleh proses degeneratif yang progresif dan irreversible yang mengenai arus pikir.( penyakit penuaan) Demensia merupakan sindroma yang ditandai oleh berbagai gangguan fungsi kognitif tanpa gangguan kesadaran. Fungsi kognitif yang dipengaruhi pada demensia adalah : inteligensia umum, belajar dan ingatan, bahasa, pertimbangan, dan memecahkan masalah, orientasi, persepsi, perhatian, dan konsentrasi, kemampuan sosial, Kepribadian

Kriteria diagnostik dementia secara umum Kehilangan kemampuan intelektual yang sedemikian beratnya sehingga menghalangi fungsi sosial atau pekerjaan Hendaya daya ingat Paling sedikit terdapat satu dari yang berikut : Hendaya kemampuan daya pikir abstrak Hendaya daya nilai Gangguan lain dari fungsi kortikal yang lebih tinggi Perubahan kepribadian Tidak ada kesadaran berkabut Salah satu atau keduanya dari : Terdapat faktor organik spesifik yang mempunyai hubungan etiologik dengan gangguan tersebut Apabila tidak terbukti dan merupakan manifestasi dari gangguan fungsi kognitif dalam berbagai aspek

Penyebab Dimentia Penyakit Alzheimer Demensia Vaskular Infeksi Gangguan nutrisional Gangguan metabolik Gangguan peradangan kronis Obat dan toksin (termasuk demensia alkoholik kronis) Massa intrakranial : tumor, massa subdural, abses otak Anoksia Trauma (cedera kepala ) Hidrosefalus

Dementia pada Alzheimer disease Digolongkan : Dementia pada Alzheimer disease dengan onset cepat ( early ) Timbul sebelum usia 65 tahun Dalam kurun waktu akan memburuk dengan cepat Bermacam – macam Penyebab dari gangguan fungsi Kortikal yang lebih tinggi Alzheimer`s disease type 2 Presenil dementia , alzheimer`s type Primary degenerative dementia of the alzheimer`s type, presenile onset Dementia pada Alzheimer disease dengan onset lambat ( late) Onset timbul pada usia setelah usia 65 tahun , sering diusia 70 tahun Progres lambat dengan gejala utama gangguan ingatan Alzheimer`s dementia type 1 Primary degenerative dementia of the Alzheimer`s type, senile onset Senile dementia ,type Alzheimers Dementia pada Alzheimer disease atypikal atau tipe campuran A typical dementia, Alzheimer`s type Dementia pada Alzheimer disease tidak spesifik

Kriteria Diagnostik untuk DEMENSIA TIPE ALZHEIMER Dimensia pada Alzheimer disease Manifestasi Perkembangan defisit kognitif multipel : Gangguan daya ingat: gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru Gangguan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut : Afasia (gangguan bahasa) Apraksia (gangguan kemampuan untuk melakukan aktivitas motorik) Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentitikasi benda) Gangguan fungsi eksekutif (merencanakan,mengorganisasi, mengurutkan, abstrak)

Defisit kognitif yang menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan (menunjukkan suatu penurunan bermakna dari tingkat fungsi sebelumnya). Defisit tidak terjadi semata-mata hanya selama perjalanan suatu delirium dan menetap melebihi lama yang lazim ( intoksikasi atau putus zat). Terdapat bukti riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, laboratorium bahwa defisit secara etiologis berhubungan dengan efek menetap dari pemakaian zat (misalnya suatu obat yang disalahgunakan). Dementia pada Alzheimer disease : Adalah suatu penyakit degeneratif otak primer ,dengan etiologi yang diketahui (neuropathological dan neurokimia ) biasanya onset perlahan dan berkembang perlahan tetapi akan menetap dalam beberapa tahun

Kriteria Diagnostik untuk DEMENTIA VASCULAR Merupakan hasil dari infark diotak akibat ganggun pada pembuluh darah , termasuk hipertensive cerebrovascular disease. Infark biasanya kecil tetapi sering menimbulkan efek yang luas Onset timbul dikemudian hari termasuk: Arteriosclerotic dementia Digolongkan : Vascur dementia of acute onset Multi infarct dementia Subcortical vascular dementia Mixed cortical and subcortical vascular dementia Vascular dementia lain Vascular dementia tidak spesifik

Afasia (gangguan bahasa) Perkembangan defisit kognitif multipel yang dimanifestasikan oleh baik, Gangguan daya ingat (gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru dan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya) Afasia (gangguan bahasa) Apraksia (gangguan untuk mengenali atau melakukan aktivitas motorik ataupun fungsi motorik adalah utuh) Agnosia (kegagalan untuk mengenali atau mengidentifikasi benda walaupun fungsi sensorik adalah utuh) Gangguan dalam fungsi eksekutif (yaitu, merencanakan, mengorganisasi, mengurut kan, dan abstrak)

Satu (atau lebih) gangguan kognitif berikut : Defisit kognitif dalam kriteria A1 dan A2 masing-masing menyebabkan gangguan yang bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan menunjukkan suatu penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya. Tanda dan gejala neurologis fokal (misalnya, peninggian refleks tendon dalam, respon ekstensor plantar, palsi pseudo bulbar, kelainan gaya berjalan, kelemahan pada satu ekstremitas) atau tanda-tanda laboratorium adalah indikatif untuk penyakit serebrovaskular (misalnya, infark multipel yang mengenai korteks dan substansia putih di bawahnya) yang berhubungan secara etiologi dengan gangguan. Defisit tidak terjadi semata-mata selama perjalanan delirium

DEMENTIA PADA PENYAKIT LAIN DIKLASIFIKASIKAN DI TEMPAT LAIN Suatu kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain selain penyakit Alzheimer atau penyakit serebrovaskular.m On set mungkin di setiap saat dalam hidup, jarang pada usia tua Contoh : Dementia pada Picks disease Suatu progresif dementia , timbul pada usia pertengahan , karakteristik timbul dini secara perlahan terjadi perubahan karakteristik dan social deterioration , diikuti kemunduran kecerdasan , menurunnya daya ingat, dan gangguan bahasa , apatis, euphoria , occasionally, phenomena ekstra piramidal Dementia pada huntington disease Dementia akibat degenerasi otak gangguan pada gen autosom dominan Gejala timbul pada usia 30-40 tahunan , Progresif lambat menyebabkan kematian biasanya dalam waktu 10 sampai 15 tahun, Dementia pada chorea Huntington Dementia pada Parkinson disease Timbulnya dementia karena parkinson disease, Tidak terbukti adanya gambaran khusus Contoh : dementia pada paralyses agitans , parkinsonism

Pemeriksaan lengkap Dementia : Pemeriksaan fisik termasuk pemeriksaan neorologis lengkap Tanda vital Mini – mental state examination  ( MMSE ) Pemeriksaan medikasi dan kadar obat Skrining darah dan urin untuk alkohol Pemeriksaan fisiologis Sinar-X dada Elektrokardiogram (EKG) Pemeriksaan neurologis CT atau MRI kepala Pungsi lumbal EEG Tes neuropsikologis

2a. GANGGUAN AMNESTIK ditandai terutama oleh gejala tunggal suatu gangguan daya ingat yang menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan. Diagnosis gangguan amnestik tidak dapat dibuat jika mempunyai tanda lain dari gangguan kognitif, seperti yang terlihat pada demensia, atau jika mempunyai gangguan perhatian (attention) atau kesadaran, seperti yang terlihat pada delirium Sebuah sindrom penurunan memori baru dan lama ,dengan penurunan kemampuan untuk mempelajari materi baru dan disorientasi pada waktunya. Ditandai dengan gangguan bicara , tetapi persepsi dan fungsi kognitif lainnya, termasuk Intelek biasanya utuh. Prognosis bergantung pada jalannya lesi yang mendasari

Penyebab 1. Kondisi medis sistemik Defisiensi tiamin (Sindroma Korsakoff) , Hipoglikemia 2. Kondisi otak primer Kejang , Trauma kepala (tertutup dan tembus), Tumor serebro vaskular (terutama thalamik dan lobus temporalis), Prosedur bedah pada otak, Ensefalitis karena herpes simpleks, Hipoksia (terutama usaha pencekikan yang tidak mematikan dan keracunan CO ), Amnesia global transien , Terapi elektro konvulsif, Sklerosis multipel 3. Penyebab berhubungan dengan zat a. Gangguan pengguanan alkohol b. Neurotoksin c. Benzodiazepin (dan sedatif- hipnotik lain) d. Banyak preparat yang dijual bebas.

Kriteria Diagnosis untuk Gangguan Amnestik Karena Kondisi Medis Umum. Perkembangan gangguan daya ingat seperti yang dimanifestasikan oleh gangguan kemampuan untuk mempelajari informasi baru atau ketidak mampuan untuk mengingat informasi yang telah dipelajari sebelumnya(daya ingat jangka panjang ) Ganguan daya ingat menyebabkan gangguan bermakna dalam fungsi sosial atau pekerjaan dan merupakan penurunan bermakna dan tingkat fungsi sebelumnya­. Gangguan daya ingat tidak terjadi semata-mata selama perjalanan suatu delirium atau suatu demensia. Terdapat bukti dari riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, atau temuan laboratorium bahwa gangguan adalah akibat fisiologis langsung dari kondisi medis umum (termasuk trauma fisik) disebut: Transien : jika gangguan daya ingat berlangsung selama 1 bulan / kurang Kronis   :   jika gangguan daya ingat berlangsung lebih dari 1 bulan.

2b. HALUSINASI ORGANIK Baru menggunakan halusinogenika ( LSD ; asam lisergik dietilamin , DMT ; Dimetil triptamin , zat yang berkaitan dengan katekolamin ; meskalin ) Perubahan persepsi timbul dalam keadaan sadar dan siaga penuh , misal ; depersonalisasi , derealisasi, ilusi, halusinasi, sinestesia,( melihat warna bila mendengar suara keras) , Paling sedikit terdapat 2 dari pemeriksaan fisik berikut : dilatasi pupil, takikardia,berkeringat,palpitasi,pandangan kabur,tremor, gangguan koordinasi Efek tingkah laku mal adaptif, misal kecemasan atau depresi hebat, gagasan mirip waham , takut menjadi gila, ide paranoid, gangguan daya nilai, halangan dalam fungsi sosial Tidak disebabkan oleh gangguan fisik atau mental lainnya

3a. SINDROM WAHAM ORGANIK Gambaran klinis yang paling menonjol adalah waham Tidak ada kesadaran yang berkabut Tidak ada kehilangan kemampuan intelektual yang bermakna Terdapat faktor organik spesifik yang berhubungan dengan etiologik gangguan tersebut , terbukti dari riwayat penyakit , pemeriksaan fisik atau laboratorium

3b. SINDROM AFEKTIF ORGANIK Afek / mood merupakan bagian yang paling menonjol pada penyakit tersebut dan secara relatif persisten Terdapat paling sedikit 3 gejala berikut yang menetap dan cukup berarti Peningkatan aktifi / ketidak tenangan fisik Lebih banyak berbicara dari lazimnya ( berbicara terus menerus) Flight of ideas ( banyak gagasan / penghayatab subyektif dalam pikirannya yang berlomba keluar Rasa harga diri melambung Berkurang kebutuhan tidur Mudah beralih perhatian pada stimulus dari luar yang tidak berarti Keterlibatan berlebih dalam aktifitas yang mengandung resiko tinggi dengan akibat yang tidak diperhitungkan/berakibat merugikan

4. Sindrom Kepribadian Organik Bila ciri-ciri kepribadian seseorang tidak fleksibel dan sulit untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan hidupnya Mengakibatkan hendaya didalam fungsi sosial atau pekerjaannya Menimbulkan penderitaan subyektif bagi dirinya Manifestasi biasanya sudah tampak pada saat remaja atau usia dini dan berkelanjutan pada usia dewasa Sering kali ciri-ciri karakteristik beberapa gangguan kepribadian dapat terlihat dalam suatu episode gangguan mental lain , misal depresi berat pada gangguan kepribadian dependen , paranoid atau skizotipal . Contoh ; gangguan kepribadian skizoid ; menghindar ,tingkah laku, kepribadian antisosial, menentang pada remaja

5a. INTOKSIKASI Gambaran klinis yang disebabkan oleh zat eksogen yang tidak sesuai dengan salah satu dari Sindrom Otak Organik spesifik Gambaran klinik spesifik bergantung dari zat yang digunakan , paling sering mencakup : Gangguan persepsi, keadaan jaga ( wake fullness), perhatian ,proses berpikir, daya nilai, pengendalian emosi , perilaku motorik Terdapat tingkah laku mal adaptif Komplikasi yang berlebihan dapat menimbulkan koma dan kematian. Zat yang bersifat simultan dapat menimbulkan kejang Contoh Intoksikasi Amfetamin .Intoksikasi methil alkohol

Kriteria diagnostik Intoksikasi Timbulnya sindrom zat spesifik yang terjadi segera sesudah memakai zat dan terdapatnya zat tersebut didalam tubuh. Terdapat perilaku mal adaptif dalam keadaan jaga ( waking state) akibat pengaruh zat tersebut pada SSP , misal : handaya daya nilai , sikap perusuh . Gambaran klinis tidak sesuai dengan Sindrom Otak Organik Spesifik , seperti delirium , sindrom waham organik, halusinosis organik atau sindrom afektif organik Ti Deli

5b. SINDROM PUTUS ZAT Kriteria diagnostik : Timbulnya suatu sindrom zat spesifik yang terjadi sesudah penghentian atau pengurangan pemakaian zat yang sebelumnya digunakan secara teratur oleh individu untuk mencapai suatu keadaan intoksikasi Gambaran kliniknya tidak sesuai dengan Sindrom Otak Organik spesifik seperti delirium , sindrom waham organik, halusinosis organik atau sindrom afektif organik

6. SINDROM OTAK ORGANIK TIDAK KHAS ATAU CAMPURAN Merupakan kategori sisa untuk sindrom – sindrom yang tidak memenuhi kriteria daripelbagai jenis Sindrom Otak Organik Gangguan itu terjadi dalam keadaan jaga ( waking state ) dan tidak memenuhi kriteria dari salah satu Sindrom Otak Organik yang telah diuraikan sebelumnya . Terdapat faktor organik spesifik yang dinilai mempunyai kaitan etiologik dengan gangguan tersebut , yang terbukti dari riwayat penyakit , pemeriksaan fisik atau laboratorium.

VASCULAR DEMENTIA Hasil infark diotak akibat penyakit pembuluh darah , termasuk hipertensif cerebrovascular disease , Infark biasanya kecil namun dampaknya kumulatif , onset seri ng lambat Vascular dementia onset acut Multi infark dementia Subcortical vascular dementia Mixed cortical dan subcortical vascular dementia Vascular dementia lain Vascular dementia yang tak ditentukan ( unspecified)

DEMENTIA IN OTHER DISEASES CLASSIFIED ELSEWHERE kasus demensia akibat, atau diduga disebabkan, penyebab lain selain penyakit Alzheimers atau penyakit serebrovaskular. onset mungkin di setiap saat dalam hidup, meskipun jarang pada usia tua Digolongkan dalam : Dementia pada Picks disease Dimentia Creutzfieldt-Jacob disease Dementia pada Huntington disease Dementia pada Parkinson disease Dimentia pada HIV disease Dimentia pada penyakit lain yang bukan klasifikasi diatas

DEMENSIA YANG TIDAK SPESIFIK Demensia yang timbul pada usia Prasenile Dementia Psikosis Demensia degeneratif primer Demensia yang timbul pada usia Senile Demensia

GANCGUAN MENTAL ORGANIK LAIN Epilepsi Kejang umum Absences (Petit Mal)

EPILEPSI Definisi : Suatu kejang (seizure) adalah suatu gangguan patologis paroksismal sementara dalam fungsi cerebral yang disebabkan oleh pelepasan neuron yang spontan dan luas Pasien dikatakan menderita epilepsi jika mereka mempunyai keadaan kronis yang ditandai dengan kejang yang rekuren. Dua kategori utama suatu sistem klasifikasi untuk kejang adalah parsial dan umum (generalized). Kejang parsial melibatkan aktivitas epileptiformis di daerah otak setempat; kejang umum melibatkan keseluruhan otak.

KEJANG UMUM Kejang tonik klonik umum mempunyai gejala klasik : hilangnya kesadaran, gerakan tonik klonik umum pada tungkai, menggigit lidah, dan inkotinensia. Walaupun diagnosis peristiwa kilat dari kejang adalah relatif langsung, keadaan pascaiktal yang ditandai oleh pemulihan kesadaran dan kognisi yang lambat dan bertahap kadang-kadang memberikan suatu dilema diagnostik bagi dokter psiktatrik di ruang gawat darurat. Periode pemulihan dan kejang tonik klonik umum terentang dari beberapa menit sampai berjam-jam. Gambaran klinis delirium yang menghilang secara bertahap.

Masalah psikiatrik yang paling sering berhubungan dengan kejang umum adalah : gangguan neurologis kronis efek kognitif atau perilaku obat antiepileptik. Kejang parsial diklasifikasikan sebagai : sederhana (tanpa perubahan kesadaran) atau kompleks (dengan perubahan kesadaran) Sedikit lebih banyak dari setengah semua pasien dengan kelainan parsial mengalami kejang parsial kompleks; istilah lain yang digunakan untuk kejang parsial kompleks adalah epilepsi lobus temporalis, kejang psikomotor, dan epilepsi limbik tetapi istilah tersebut bukan merupakan penjelasan situasi klinis yang akurat. Epilepsi parsial kompleks adalah bentuk epilepsi pada orang dewasa yang paling sering mengenai 3 dan 1.000 orang.

ABSENCES (Petit Mal) Suatu tipe kejang umum yang sulit didiagnosis Sifat epileptik dari episode mungkin berjalan tanpa diketahui, karena manifestasi motorik atau sensorik karakteristik dari epilepsi tidak ada atau sangat ringan. Epilepsi petit mal biasanya mulai pada masa anak-anak antara usia 5 dan 7 tahun dan menghilang pada pubertas. Karakteristik epilepsi petit mal adalah kehilangan kesadaran singkat,dimana pasien tiba-tiba kehilangan kontak dengan lingkungan, tetapi pasien tidak mengalami kehilangan kesadaran atau gerakan kejang yang sesungguhnya selama episode. Elektroensefalogerafi ( EEG)  menghasilkan pola karakteristik aktivitas paku dan gelombang (spike and wave) tiga kali perdetik Pada keadaan yang jarang, epilepsi petitmal dengan onset dewasa dapat ditandai oleh episode psikotik atau delirium yang tiba-tiba dan rekuren yang tampak dan menghilang secara tiba-tiba Gejala dapat disertai dengan riwayat terjatuh atau pingsan.

GEJALA PRAIKTAL Peristiwa praiktal (aura) pada epilepsi parsial kompleks adalah termasuk : sensasi otonomik (sebagai contohnya rasa penuh di perut, kemerahan, dan perubahan pada pernafasan), sensasi kognitif(sebagai contohnya, deja vu, jamais vu, pikiran dipaksakan, dan keadaan seperti mimpi). keadaan afektif (sebagai contohnya, rasa takut, panik, depresi, dan elasi) dan secara klasik. automatisme (sebagai contohnya, mengecapkan bibir, menggosok, dan mengayah)

GEJALA IKTAL Perilaku yang tidak terinhibisi, terdisorganisasi, dan singkat menandai serangan iktal. jarang sesorang menunjukkan perilaku kekerasan yang terarah dan tersusun selama episode epileptik Gejala kognitif termasuk amnesia untuk waktu selama kejang dan suatu periode delirium yang menghilang setelah kejang. Pada pasien dengan epilepsi parsial kompleks, suatu fokus kejang dapat ditemukan pada pemeriksaan EEG pada 25 sampai 50 % dari semua pasien. Penggunaan elektroda sfenoid atau temporalis anterior dan EEG pada saat tidak tidur dapat meningkatkan kemungkinan ditemukannya kelainan EEG.

GEJALA INTERIKTAL Gangguan kepribadian Kelainan psikiatrik yang paling sering dilaporkan pada pasien epileptik adalah gangguan kepribadian, dan biasanya kemungkinan terjadi pada pasien dengan epilepsi dengan asal lobus temporalis. Ciri yang paling sering adalah perubahan perilaku seksual, suatu kualitas yang biasanya disebut viskositas kepribadian, religiositas, dan pengalaman emosi yang melambung. Sindroma dalam bentuk komplitnya relatif jarang, bahkan pada mereka dengan kejang parsial kompleks dengan asal lobus temporalis. Banyak pasien tidak mengalami perubahan kepribadian, yang lainnya mengalami berbagai gangguan yang jelas berbeda dari sindroma klasik.

GEJALA PSIKOTIK Keadaan psikotik interiktal lebih sering dari psikosis iktal. Episode interpsikotik mirip dengan skizofrenia dapat terjadi pada pasien dengan epilepsi, khususnya yang berasal dan lobus temporalis , Diperkirakan 10 sampal 30 persen dari semua pasien dengan epilepsi partial kompleks mempunyai gejala psikotik Faktor risiko untuk gejala tersebut adalah : jenis kelamin wanita onset kejang selama pubertas, dan lesi di sisi kiri ( kidal ) . Onset gelala psikotik pada epilepsi adalah bervariasi. Biasanya, gejala psikotik tampak pada pasien yang telah menderita epilepsi untuk jangka waktu yang lama, onset gejala psikotik di dahului oleh perkembangan perubahan kepribadian yang berhubungan dengan aktivitas otak epileptik

gejala psikosis yang paling karakteristik adalah halusinasi dan waham paranoid.biasanya pasien tetap hangat dan sesuai pada afeknya, berbeda dengan kelainan yang sering ditemukan pada pasien skizofrenik Gejala gangguan pikiran pada pasien epilepsi psikotik paling sering merupakan gejala yang melibatkan konseptualisasi dan sirkumstansialitas, ketimbang gejala skizofrenik klasik berupa penghambatan (blocking) dan kekenduran (looseness), kekerasan. kekerasan episodik merupakan masalah pada beberapa pasien dengan epilepsi khususnya epilepsi lobus temporalis dan frontalis. Apakah kekerasan merupakan manifestasi dan kejang itu sendiri atau merupakan psikopatologi interiktal adalah tidak pasti. Sampai sekarang ini, sebagian besar data menunjukkan sangat jarangnya kekerasan sebagai suatu fenomena iktal. Hanya pada kasus yang jarang suatu kekerasan pasien epileptik dapat disebabkan oleh kejang itu sendiri.

GEJALA GANGGUAN PERASAAN. Gejala gangguan perasaan, seperti depresi dan mania, terlihat lebih jarang pada epilepsi dibandingkan gejala mirip skizofrenia. Gejala gangguan mood yang terjadi cenderung bersifat episodik dan terjadi paling sering jika fokus epileptik mengenai lobus temporalis dan hemisfer serebral non dominan. gejala gangguan perasaan pada epilepsi diperlihatkan oleh meningkatnya insidensi usaha bunuh diri pada orang dengan epilepsi.

SKIZOFRENIA PENGERTIAN SKIZOFRENIA Skizofrenia : gangguan kejiwaan dan kondisi medis yang mempengaruhi fungsi otak manusia, mempengaruhi fungsi normal kognitif, emosional dan tingkah laku gangguan jiwa psikotik paling lazim dengan ciri hilangnya perasaan afektif atau respons emosional dan menarik diri dari hubungan antarpribadi normal. Sering kali diikuti dengan delusi (keyakinan yang salah) dan halusinasi (persepsi tanpa ada rangsang pancaindra). Gangguan Skizofenik : sekelompok gangguan jiwa berat yang umumnya ditandai oleh distorsi proses pikir dan persepsi yang mendasar, alam perasaan yang menjadi tumpul dan tidak serasi, tetapi kesadarannya tetap jernih dan kemampuan intelektual biasanya dapat dipertahankan.

gangguan proses pikir : Menonjol ke hal-hal yang kecil dan tidak relevan halusinasi : Pendengaran suasana perasaan : dangkal, berubah-ubah, tak serasi Ambivalensi dan gangguan kemauan Gejala skizofrenia meliputi gejala positif dan negatip GEJALA POSITIF (Positive Symptom): berupa peningkatan atau distorsi fungsi normal seperti : waham, halusinasi, inkoherensi ,peningkatan pembicaraan, asosiasi longgar , Perilaku yang sangat kacau dan katatonia GEJALA NEGATIF : pengurangan atau kehilangan fungsi norma seperti : ekspresi efektif tumpul atau datar, kemiskinan pembiacaraan atau pikiran, anhedonia, kurang motivasi, penarikan diri.

B. Epidemiologi Prevalensi 1 % Puncak onset : pria 15-25 th wanita 25 – 35 th Gejala negatif : pria > wanita Fungsi sosial memburuk : pria > wanita Lebih sering lahir pada musim dingin dan awal semi 50 % pernah mencoba bunuh diri, dan 10 % meninggal Lebih banyak pada sosial ekonomi lemah, dan penduduk perkotaan.

KRITERIA DIAGNOSTIK SKIZOFRENIA ( F20 ) A. Paling sedikit terdapat satu gejala yang amat jelas dari kelompok (1) atau dua gejala kelompok (1) yang kurang jelas atau dua gejala yang jelas dari kelompok (2) Paling sedikit satu gejala yang amat jelas atau dua gejala yang kurang jelas. PIKIRAN ANEH ( Pikiran bergema , sisipan pikiran , pikiran dapat disedot, atau pikiran dapat disiarkan ) WAHAM ANEH (waham dikendalikan , waham dipengaruhi, waham tak berdaya, waham persepsi ) HALUSINASI AUDITORIK ( suara mengomentari terus menerus ; suara-suara berdiskusi; suara salah satu bagian tubuhnya WAHAM TAK MUNGKIN ( waham yang menurut budaya tidak wajar dan tak mungkin )

2. PALING SEDIKIT DUA GEJALA BERIKUT : HALUSINASI MENETAP Setiap hari selama 1 bulan atau lebih ; atau Disertai waham mengambang tanpa kandungan afektif yang jelas ; atau Disertai ide berlebihan dan menetap INKOHERENSI / PEMBICARAAN TAK RELEVAN akibat NEOLOGISME ; arus pikiran terputus/tersisipi KATATONIA SCHIZOPHRENIA gaduh; gelisah; mematung;fleksibilitas serba; negativisme ; mutisme; stupor GEJALA NEGATIF sangat apatis; miskin pembicaraan; ekspresi emosi tumpul/ tak serasi Gejala berlangsung terus menerus paling sedikit satu bulan Bila memenuhi kriteria episode manik atau depresif, maka gejala psikotik ( A ) harus mendahuluinya Tidak disebabkan oleh penyakit otak atau intoksinasi atau lepas zat.

JENIS SKIZOFRENIA Paranoid Skizofrenia Skizofrenia Tidak Teratur/ un differentiated schizophrenia Katatonia Skizofrenia Dibedakan Skizofrenia / diferential Sz Sisa Skizofrenia/ Residual schizophrenia

SKIZOFRENIA PARANOID Jenis skizofrenia dimana penderitanya mengalami bayangan dan khayalan tentang penganiayaan dan kontrol dari orang lain dan juga kesombongan yang berdasarkan kepercayaan bahwa penderitanya itu lebih mampu dan lebih hebat dari orang lain Waham atau halusinasi harus menonjol Waham kejar Waham besar Waham memburu Halusinasi yang berisi kejaran atau kebesaran Ekspresi afektif tumpul / tak serasi, gejala katatonik, atau inkoherensi tidak menonjol

SKIZOFRENIA HEBREFRENIK Skizofrenia Tidak Teratur/ kacau/ disorganized Jenis skizofrenia yang sifatnya ditandai terutama oleh gangguan dan kelainan di pikiran. Seseorang yang menderita skizofrenia sering menunjukkan tanda tanda emosi dan eksspressi yang tidak sesuai untuk keadaannya. Halusinasi dan khayalan adalah gejala yang sering dialami untuk orang yang mederita skizofrenia jenis ini Harus terdapat ekspresi afektif tumpul/ afek datar atau tidak serasi , ketolol – tololan ( silly), giggling( tertawa kekanakan), senyum yang hanya dihayati sendiri Harus terdapat salah satu dari : Perilaku tak bertujuan Inkoherensi atau pembicaraan tak menentu Waham atau halusinasi tidak menonjol

SKIZOFRENIA KATATONIK Jenis skizofrenia yang ditandai dengan berbagai gangguan motorik, termasuk kegembiraan ekstrim dan pingsan. orang yang menderita bentuk skizofrenia ini akan menampilkan gejala negatif: postur katatonik dan fleksibilitas seperti lilin yang bisa di pertahankan dalam kurun waktu yang panjang Selama dua minggu atau lebih terdapat gejala yang menonjol dari : Stupor atau mutisme katatonik Gaduh gelisah Mematung (katatonik) Negativisme katatonik Rigiditas katatonik / kekakuan

SKIZOFRENIA TAK TERINCI/ UNDIFERENTIATED Skizofrenia akan di diagnosis ketika setidaknya epsiode dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala positif yang menonjol Tidak memenuhi salah satu kriteria atau memenuhi lebih dari satu kriteria subtipe skizofrenia Gejala psikotik jelas yang tidak dapat diklasifikasikan dalam salah satu kategori sebelumnya Gambaran klinis : waham terlihat jelas , halusinasi , inkoherensi, tingkah laku kacau

SKIZOFRENIA RESIDUAL Skizofrenia sisa akan di diagnosis ketika setidaknya epsiode dari salah satu dari empat jenis skizofrenia yang lainnya telah terjadi. Tetapi skizofrenia ini tidak mempunyai satu gejala positif yang menonjol Saat ini tidak memenuhi kriteria skizofrenia Paling sedikit terdapat empat gejala negatif berikut ini untuk waktu 12 bulan atau lebih Perlambatan Psikomotor Ekspresi Afektif Tumpul Pasif dan inisiatif kurang Kemiskinan kuantitas dan isi pembicaraan Miskin komunikasi nonverbal Perawatan diri dan kinerja sosial yang buruk

DEPRESI PASCA SKIZOFRENIA Pernah memenuhi kriteria skizofrenia dalam 12 bulan terakhir Salah satu dari gejala psikotik kelompok (2) dari skizofrenia harus tetap ada Memenuhi kriteria episode depresif yang menonjol paling sedikit dua minggu

Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.

Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas: Gejala-gejala Positif Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain. Gejala-gejala Negatif Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).

FAKTOR PREDISPOSISI SKIZOFRENIA Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan,gangguan kepribadian paranoid atau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.

faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja, halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.

GANGGUAN AFEKTIF ( MOOD DISORDERS ) Episode Manik Hipomania Mania tanpa psikotik symptoms Mania dengan psikotik symptoms Mania dengan symptom psikotik Episode manik lain Episode un spesifik Bipolar afektif disorder Episode depresif

PSIKOSOSIAL Terapi perilaku , Famili terapi , Grup terapi , Psikoterapi individual Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis. Kesabaran dan perhatian yang tepat sangat diperlukan oleh penderita skizofrenia. Keluarga perlu mendukung serta memotivasi penderita untuk sembuh.

Mental Breakdown Dalam dunia yang serba cepat, gangguan saraf adalah masalah yang sangat umum yang dihadapi oleh orang di seluruh dunia. Mental Breakdown adalah istilah non medis yang digunakan oleh masyarakat umum. Ini menandakan serangan akut penyakit mental yang ditandai oleh depresi atau kecemasan. Nervous Breakdown juga disebut sebagai gangguan mental. Ada banyak penyebab yang berkontribusi pada masalah gangguan saraf. Tapi isolasi sosial dianggap sebagai salah satu penyebab utama gangguan saraf. Mungkin ada beberapa alasan di balik isolasi sosial. Ini tidak masalah, karena kerusakan yang disebabkan oleh faktor ini dapat diperbaiki.

Gejala Nervous Breakdown 1. Secara fisik - Sebuah otak dengan stress yang berlebihan merupakan indikator pertama dari gangguan saraf. Perasaan lesu, sakit terus-menerus dan nyeri, gatal dan radang kulit, turunnya daya tahan tubuh juga merupakan tanda-tanda breakdown. Berulang kali muntah dan masalah lambung seperti kram perut, ulkus kolitis gastrointestinal dan diare selama periode yang lama mungkin merupakan indikasi dari gangguan saraf. 2. Gangguan Perilaku - Menampilkan perilaku antisosial yang berlebihan seperti perjudian, pengrusakan dan dunia alkohol. Dalam kasus ekstrim mungkin seseorang terang-terangan menggunaan obat yang cukup jelas merusak saraf

3. Amnesia - Terus-menerus melupakan janji dan jadwal, daya ingatnya jangka pendek, kebingungan urutan atas terjadinya peristiwa masa lalu, semua itu menggambarkan amnesia, yang jika tidak diobati dapat menyebabkan frustrasi. Frustrasi kemudian dapat mengambil kontrol penderita yang mengarah ke kemarahan dan ledakan. 4. Delirium - Individu dapat menunjukkan tanda-tanda delirium dan menunjukkan halusinasi dan delusi. Halusinasi dan delusi bermakna mencicipi, mencium, melihat, merasakan dan mendengar hal-hal yang tidak ada dalam realitas. Mereka juga akan menampilkan narsisme yang merupakan keadaan ekstrim adorasi diri dan kesombongan. Orang-orang yang berada pada ambang gangguan saraf memiliki mimpi buruk dan menjadi terobsesi dengan teror. Serangan panik, kehilangan harga diri, tidur sambil berjalan, dan pola pikir tidak sehat jgua merupakan gejala kerusakan saraf. Orang-orang seperti itu juga bisa mengancam untuk menyakiti dan menghancurkan orang lain, atau menyakiti diri sendiri dengan melakukan bunuh diri.

X. PROGNOSIS PROGNOSIS KEARAH BAIK Onset akut dengan faktor pencetus yang jelas Riwayat hubungan sosial & pekerjaan yang baik ( premorbid ) Adanya gejala afektif ( depresi ) Subtipe paranoid Subtipe katatonik Sudah menikah Banyak symptoms positif Kebingungan Tension, Cemas hostilitas

B. PROGNOSIS KEARAH BURUK (1) Onset perlahan-lahan dengan faktor pencetus tidak jelas (2) Riwayat hubungan sosial dan pekerjaan buruk ( premorbid ) (3) Menarik diri , tingka laku yang artistik (4) Tipe Hebepink dan tipe tak tergolongkan (5) Belum menikah (6) Riwayat skizofrenia dalam keluarga (7) Adanya gejala neurologik (8) Banyak symptom negatif (9) Tidak ada gejala afektif atau hostilitas yang jelas

LANJUT KULIAH MENDATANG