BAHASA JURNALISTIK Dr. Made Pramono, M.Hum.
Kata
Apakah yang dimaksud sebagai kata? Kata adalah unsur bahasa yang diucapkan, dituliskan atau diperagakan, untuk mewujudkan satu kesatuan pengertian. Unsur dalam kata adalah fonem dan morfem.
Apakah yang disebut sebagai fonem? Fonem adalah satuan bunyi terkecil, baik konsonan maupun vokal, yang mampu menciptakan perbedaan pengertian suatu kata. Fonem dari huruf konsonan yang berbeda, lebih mudah dipahami daripada fonem dari huruf vokal yang sama. Fonem dari huruf konsonan berbeda misalnya: cari (cé); dari (dé); hari (ha); jari (jé); lari (èl); tari (té). Fonem dari huruf vokal yang sama antara lain: kere (kéré = pengemis) dan kere (keré = tirai); seret (seret = tidak lancar) dan seret (sèrèt = menarik paksa); keset (keset = tidak licin) dan keset (kèsèt = anyaman sabut dll. pembersih sepatu); ter (ter = paling) dan ter (tèr = cat hitam); nek (nek = mual) dan nek (nèk = panggilan untuk nènèk); per (per = tiap) dan per (pèr = pegas) dll. Hingga nama kota Purwokerto (Jateng) dan Probolinggo (Jatim) ditulis dengan fenem o, agar masyarakat tidak dibingungkan dengan nama kota Purwakarta (Jabar) dan Purbalingga (Jateng).
Apakah yang disebut sebagai morfem? Morfem adalah satuan bentuk bahasa terkecil yang mengandung satu atau beberapa arti yang tidak berubah-ubah. morfem bebas yang memiliki arti sendiri dalam satu kalimat. Misalnya mandi, tidur, sakit, bangku, langit dll. Morfem terikat, yakni morfem yang tidak bisa memiliki arti sendiri dalam sebuah kalimat. Misalnya awalan, sisipan, akhiran dan partikel lain (lah, kah, pun); yang baru akan memiliki makna apabila digabung dengan morfem lain.
Ada berapakah jenis kata dalam Bahasa Indonesia? Selama ini Bahasa Indonesia, sebagaimana bahasa modern lain di dunia, mengenal 10 jenis kata, yakni 1 kata benda (nomina); 2 kata kerja (verba); 3 kata sifat (adjektiva); 4 kata ganti (pronomina); 5 kata keterangan (adverbia); 6 kata bilangan (numeralia); 7 kata sambung (konjungsi); 8 kata sandang (artikel); 9 kata seru (interjeksi); 10 kata depan (preposisi). Dalam perkembangan terakhir, kesepuluh jenis kata itu dikelompokkan lagi hingga menjadi lima kelompok. I Verba (Kata Kerja ); II Adjektiva (Kata Sifat); III Adverbia (Kata Keterangan); IV Kelompok Kata Benda: 1 Nomina (kata benda / kata nama), 2 Pronomina (Kata Ganti), 3 Numeralia (Kata Bilangan); V Kelompok Kata Tugas: 1 Preposisi (Kata Depan), 2 Konjungtor (Kata Sambung), 3 Interjeksi (Kata), 4 Artikel (Kata Sandang), 5 Partikel (lah, kah, pun).
Apakah yang disebut sebagai makna kata? Makna kata adalah pengertian yang diciptakan oleh satuan bentuk bahasa. macam-macam makna kata. Makna gramatikal (makna berdasarkan hubungan antara satu kata dengan kata lain, dengan frasa atau klausa); makna leksikal (makna kata sebagai lambang benda, peristiwa dll); makna lokusi; makna luas; makna kontekstual; makna konotasi; makna kognitif; makna intensi; makna khusus; makna emotif (efektif); makna ekstensi; makna detonatif dll.
Apakah yang dimaksud sebagai frasa (frase)? Frasa adalah kelompok kata yang satu sama lain memiliki keterikatan, namun tidak berpredikat hingga belum membentuk kalimat. Misalnya: Negara Kesatuan Rebublik Indonesia; krisis multi dimensi; nilai tukar mata uang asing; mata pelajaran sejarah; kampanye pemilu legislatif dll. Frasa tersebut baru akan membentuk kalimat apabila diberi klausa (kelompok kata berpredikat). Misalnya: Mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia; terjadi krisis multi dimensi; berpedoman pada nilai tukar mata uang asing; mengikuti mata pelajaran sejarah; menagih janji kampanye pemilu legislatif dll.
Apakah semua kelompok lalimat secara otomastis akan membentuk frasa? Tidak selalu. Gabungan kelompok kata bisa saja tidak memiliki makna karena tidak adanya keterikatan. Misalnya: negara dimensi tukar sejarah; kesatuan krisis nilai mata dll. Selain itu, gabungan kata juga bisa membentuk idiom, yang maknanya berubah dari makna masing-masing kata yang bergabung. Misalnya mata gelap = pikirannya kalut; tanah air = negara; kaki lima = trotoar; banting tulang = bekerja keras.
Apakah yang disebut sebagai diksi? Diksi atau pilihan kata adalah teknik untuk mempergunakan kata yang paling tepat untuk memperoleh efek tertentu dalam tulisan. Dalam jurnalisme olahraga misalnya, diksi banyak sekali dipakai. Misalnya: Ujung tombak kesebelasan Inggris itu telah menjebol gawang Jerman. Sebagai ganti penyerang, digunakan idiom ujung tombak. Masuknya bola ke gawang Jerman dilukiskan dengan menjebol. Diksi menjadi lebih penting lagi dalam memilih kata ganti orang kedua: engkau, kamu, kalian, situ, Anda, sampeyan, énté, you, jeng, mbak, kak, bang dll. Menyapa atasan dengan kamu pasti dianggap tidak sopan. Sebaliknya, kalau seorang sahabat karib tiba-tiba memanggil situ atau Anda, berarti sedang ada masalah hingga terkesan ada jarak.
Untuk memilih kata yang sangat tepat, diperlukan banyak pengetahuan tentang warna dan nuansa kata/bahasa. Kata cantik, ayu, manis, keren, kécé, bening, sehat, ménor, sexy, sensual, full cream, semlohoi, mengandung warna dan nuansa bahasa yang sangat berlainan. Cantik, ayu, manis, keren masih tergolong sopan dan netral. Kécé, bening, sahat, ménor sudah mulai slank. Sexy, sensual, kembali netral. Full cream, semlohoi, kembali slank. Rumah, gubuk, pondok, griya, graha, gedung, istana, memiliki makna serupa. Namun, peryataan: “Ya inilah Pak, gubuk saya!” mengandung makna merendah. Warung, depot makan, kios nasi, rumah makan, restoran, kafe, coffee shop, memiliki arti yang kurang lebih sama. Namun tampak ada strata yang menunjukkan kelas tempat menjual makanan dan minuman tersebut.