Strategi Penumbuhan Industri 2015-2019 Oleh: Tim Peneliti Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia
PENDAHULUAN Menghindari middle income trap => penting reindustrialisasi Target pertumbuhan ekonomi dalam RPJMN 2015-2019 mencapai 7-9% Target pertumbuhan industri dalam RPJMN mencapai 8,6% pada tahun 2019, sedangkan aktual pertumbuhan tahun 2015 adalah 4,25%; dan target share dalam PDB sebesar 21,6%. Target pertumbuhan industri nonmigas dalam RIPIN dan KIN mencapai 8,4% pada tahun 2019, sedangkan aktual pertumbuhan tahun 2015 sebesar 5,04%; dan target share dalam PDB 19,4%.
PENDAHULUAN (lanjutan) Sektor industri adalah salah satu dari prioritas RPJMN 2015-2019. Pada RPJMN 2015 ditargetkan adanya penumbuhan industri baru sebesar 9000 industri besar dan sedang dalam 5 tahun ke depan. Kementrian Perindustrian dibantu tim ahli, pada tahun 2015 telah membuat kajian mengenai perencanaan investasi dalam rangka penyusunan strategi penumbuhan industri Indonesia 2015-2019. Dari hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa hasil estimasi penumbuhan jumlah industri adalah sebesar 2295 industri baru. Setelah dilakukan expert judgement hasil estimasi bertambah menjadi 3206 industri dengan rincian; 1387 Industri di direktorat jendral industri agro, 835 industri di direktorat industri kimia tekstil dan aneka, dan 984 industri di direktorat jendral industri logam, maritim, transportasi dan elektronika. BKPM juga telah melakukan Proyeksi Penumbuhan Industri Tahun 2015-2019 berdasarkan proyeksi realisasi investasi BKPM. Hasil proyeksi BKPM menghasilkan estimasi penumbuhan industri sebesar 9.091 industri selama periode 2015-2019, yang antara lain terdiri dari 2.291 industri makanan; 1.900 industri kimia dasar, barang kimia dan farmasi; serta sebanyak 1.308 industri logam dasar, barang logam, mesin dan elektronik.
SEKTOR PRIORITAS/UNGGULAN RPJMN 2015-2019 KEDAULATAN PANGAN KEDAULATAN ENERGI MARITIM KELAUTAN PARIWISATA DAN INDUSTRI MANUFAKTUR KETAHANAN AIR, INFRASTRUKTUR DASAR, DAN KONEKTIVITAS
Enam Tantangan Pembangunan Industri RPJMN 2015-2019 Mendorong akselerasi pertumbuhan industri untuk menangkal dan membalikkan gejala deindustrialisasi yang secara singkat dapat disebut REINDUSTRIALISASI Mendorong investasi di sektor industri untuk meningkatkan jumlah populasi industri berskala besar dan menengah Mendorong investasi industri untuk mengolah bahan mentah dari pertanian dan pertambangan (sektor primer) menjadi produk bernilai tambahan tinggi (HILIRISASI) Mendorong investasi industri yang menghasilkan bahan baku, bahan setengah jadi, komponen, dan sub assembly untuk mengurangi ketergantungan ke pasar global Mendorong dan memfasilitasi usaha industri meningkatkan produktivitas Mendorong investasi industri di luar Pulau Jawa sesuai dengan karakteristik ekonomi dan sumber daya alam yang tersedia
Tujuan Menelaah hasil yang telah didapatkan dari studi sebelumnya untuk mencari hal-hal yang bisa diteliti dan didalami lebih lanjut. Mengevaluasi angka-angka yang telah didapatkan dari hasil simulasi, untuk dibandingkan dengan realitas/fakta di lapangan dan dengan hasil studi sejenis di instansi lainnya (BKPM, BI, Bappenas). Menambahkan unsur demand side pada model sebelumnya agar menghasilkan model yang lebih komprehensif dalam perencanaan penumbuhan industri ke depan. Memetakan faktor-faktor lainnya yang diperkirakan berpengaruh pada penumbuhan industri. Mencoba memproyeksikan penumbuhan industri dengan menggunakan model yang diperoleh. Merekomendasikan strategi penumbuhan industri secara komprehensif.
Manfaat Studi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam mengimplementasikan KIN yang telah dirumuskan, yaitu bermanfaat dalam hal: Memberikan informasi pemetaan pertumbuhan populasi industri untuk setiap kelompok industri; Memberikan prediksi perhitungan investasi pembangunan yang diperlukan di setiap kelompok industri; Memberikan informasi tentang industri-industri unggulan yang diharapkan tumbuh paling cepat;
Pertumbuhan Populasi Industri Hasil Kajian BKPM (2015) Jenis Industri Prediksi Penambahan 2015-2019 Jumlah 2013 Instrumen kedokteran, Presisi Optik, dan Jam 19 Na Kulit, barang dari kulit, sepatu 175 669 Kayu 178 1067 Mineral non logam 252 1580 Kertas, barang dari kertas, percetakan 427 997 Industri lainnya 503 596 Karet, barang dari karet, plastik 603 1729 Tekstil 696 2282 Alat angkutan dan transportasi lainnya 743 311 Logam dasar, barang logam, mesin, elektronik 1307 1958 Kimia dasar, barang kimia, dan farmasi 1902 1209 Makanan 2290 5785 Sumber : BKPM , IBS, pengolahan Pertumbuhan populasi industri terbesar: 1.Alat angkutan dan transportasi lainnya 2.Kimia dasar, barang kimia, dan farmasi 3.Industri lainnya
PROYEKSI BKPM MENGENAI JUMLAH UNIT USAHA INDUSTRI
Metode Studi Metode analisis kuantitatif Metode analisis kualitatif Studi ini direncanakan akan mengkombinasikan metode analisis kuantitatif dan kualitatif Metode analisis kuantitatif Metode analisis kualitatif 1 2
Metode Studi Kuantitatif Studi ini akan mencoba dua metode estimasi, antara lain: Pendekatan berdasarkan target pertumbuhan industri dan target penambahan investasi industri; dan Analisa Regresi Berganda (Multiple Regression analysis)
Model Regresi Melengkapi model Cobb Douglas (supply side) dengan beberapa faktor dari sisi permintaan (demand side). Menggunakan data KBLI 2 digit Demand side : - Pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor - Inflasi negara tujuan ekspor - Daya beli domestik (konsumsi masyarakat dan inflasi) - Pertumbuhan ekonomi domestik - Daya saing industri (term of trade)
METODE ANALISIS KUALITATIF Desk Study Benchmarking dengan negara lain; Wawancara mendalam dengan stakeholder sektor industri yang jadi fokus penelitian; FGD dengan stakeholder terkait.
Permasalahan
Rencana Kerja Tahapan rencana kerja dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Telaahan terhadap kajian yang telah dilakukan di Kementerian Perindustrian tahun 2015 tentang “Perencanaan Investasi dalam Rangka Penyusunan Strategi Penumbuhan Sektor Industri Indonesia 2015 – 2019”; Telaahan terhadap kajian sejenis di instansi lain jika ada (BI, BKPM, Bappenas); Menghitung jumlah industri berdasarkan target pertumbuhan industri dan target penambahan investasi; Memetakan faktor-faktor yang akan mempengaruhi penumbuhan industri baik dari sisi suplai maupun dari sisi demand. Menentukan model proyeksi penumbuhan industri di Indonesia;
Rencana Kerja (lanjutan) FGD dengan stakeholder terkait sektor industri yang jadi target-target pertumbuhan yang tinggi untuk menangkap realitas di lapangan. Membuat desain wawancara mendalam; Menentukan perusahaan/stakehloder yang akan diwawancara dan diundang; Melakukan wawancara mendalam dengan stakeholder; Melakukan pengolahan data primer dan sekunder; Melakukan gap analysis antara hasil simulasi di atas kertas dengan kondisi lapangan dan hasil FGD serta wawancara mendalam; Membuat laporan; Merumuskan rekomendasi kebijakan dan strategi penumbuhan industri
Usulan Timeline Penelitian ini direncanakan selama 10 bulan, dengan rincian sebagai berikut: Uraian 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1.Telaah terhadap Kajian yang telah dilakukan di Kementrian Perindustrian tahun 2015 2.Telaah terhadap Kajian sejenis di instansi lain (BI, BKPM, Bappenas) dan telaah benchamarking strategi penumbuhan industri di negara lain 3.Membandingkan hasil proyeksi/simulasi kajian tahun 2015 dengan hasil proyeksi instansi lain 4.Memetakan faktor-faktor yang akan mempengaruhi penumbuhan industri 5.Menentukan sektor prioritas industri yang diteliti Laporan Awal 6.FGD dengan stakeholder terkait sektor industri yang jadi fokus penelitian untuk menangkap realitas di lapangan 7.Membuat desain wawancara mendalam 8.Menentukan stakeholder yang akan diwawancara dan diundang Laporan Tengah 9.Melakukan wawacara mendalam 10.Mengolah data primer dan sekunder 11.Melakukan gap analysis antara hasil simulasi di atas kertas dengan kondisi lapangan dan hasil FGD 12.Membuat draft laporan akhir 13.Merumuskan rekomendasi kebijakan dan strategi penumbuhan industri Presentasi laporan akhir dan revisi
Benchmark Strategi Industrialisasi di Korea Selatan Sumber : BKF (2014)
Benchmark Strategi Industrialisasi di Korea Selatan ADA KLASIFIKASI INDUSTRI YANG JELAS DENGAN STRATEGI YANG BERBEDA IMPORT SUBSTITUTION EXPORT EXPANSION DOMESTIC DEMAND
Benchmark Strategi Industrialisasi di Korea Selatan Sumber : BKF (2014)
Strategi Pengembangan Industri di Eropa (Jerman) Strategi Industrialisasi di Jerman Strategi Pengembangan Industri di Eropa (Jerman) Produk yang Berdaya Saing Tenaga Kerja Terampil Pengaplikasian Teknologi High Road Strategy Penggunaan Inovasi Efisiensi Produktivitas Melibatkan Peran Universitas Kebijakan Industri yang Sistemik Digerakkan Oleh Visi didorong dengan Daya Saing dan Keterbukaan terhadap FDI Sumber : WIFO Working Paper No.421, 2012
Strategi Industri Thailand Thailand merupakan salah satu negara di kawasan ASEAN yang diakui keberhasilan pembangunan industrinya Pembangunan industri Thailand berwawasan global tercermin dari berbagai slogan yang digunakan dalam pembangunan industri unggulan: Automobile and its parts (“Detroit of Asia”) Agro-industry (“Kitchen of the World”) Fashion, such as jewelry, leather goods, Thai silk (“Hub of Tropical Fashion”)
Sumber: Thailand Master Plan for Automotive Industry 2012-2016
Usulan Tim Peneliti Tim peneliti diusulkan dari tim Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI yang telah berpengalaman dalam melakukan kajian akademik di bidang ekonomi dan industri dan telah lama menjadi konsultan bagi berbagai instansi pemerintah. Adapun susunan tim peneliti yang kami usulkan adalah sebagai berikut: Ketua Tim : Dr. Erna Zetha Rusman Ketua Tim Ahli : Dr. Telisa Aulia Falianty Anggota Tim Peneliti : Rista Amalia, SE, MPP Dandy Karnida, SE, MBA Herfy Rithuesa, SE, ME Antonius Ivan Sudibyo, MSE
Terima Kasih