PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI HENDAR NURYAMAN, S.P.,M.P
PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI PERBERDAYAAN DIARTIKAN SEBAGAI UPAYA UNTUK MEMANFAATKAN KEKUATAN ATAU SUMBERDAYA UNTUK MENCAPAI TUJUAN (Direktorat Bina Hutan Kemasyarakatan, 2003) Terminologi pemberdayaan masyarakat (community empowerment) kadang-kadang sangat sulit dibedakan dengan penguatan masyarakat serta pembangunan masyarakat (community development). Dalam prakteknya, seringkali terminologi-terminologi tersebut saling tumpang tindih, saling menggantikan dan mengacu pada suatu pengertian yang serupa.
Tiga ciri yang membedakan pemberdayaan dengan penyuluhan OTORITAS KEMANDIRIAN KESWADAYAAN Dalam pemberdayaan masyarakat tani pelaku utama (petani) dan pelaku usaha diupayakan untuk mempunyai otoritas, kemandirian dan keswadayaan dalam menentukan jenis, volume dan sistem usahataninya serta kegiatan-kegiatan dalam organisasi yang dibentuknya.
PEMBANGUNAN BERDASARKAN KONSEP PEMBERDAYAAN MEMILIKI BEBERAPA IMPLIKASI, YAITU : Harus Memberikan Perhatian Kapasitas Atau Kemampuan Manusia Yang Dikembangkan Untuk Mampu Membuat Perubahan Harus Dilaksanakan Secara Berkeadilan Harus Menumbuhkan Kekuasaan Atau Kewenangan Yang Semakin Besar Kepada Masyarakat Untuk Melakukan Tindakan Dalam Konteks Usahataninya. Harus Memperhatikan Kesinambungan Sumberdaya Pembangunannya, Termasuk Masyarakat Sebagai Subjek. PEMBERDAYAAN SEBAGAI FILOSOFI DASAR DALAM PENGEMBANGAN KELOMPOK TANI PERLU MEMILIKI BEBERAPA CIRI DASAR : Meningkatkan Kapasitas Atau Kemampuan Kelompok Tani Mewujudkan Keadilan Anggota Kelompok Tani Menumbuhkan Kekuasaan Dan Kewenangan Anggota Dan Pengurus Organisasi Dalam Kelembagaan Kelompok Tani Mengupayakan Kesinambungan (Sustainable) Keberadaan Usaha Dan Manfaat Kelembagaan Kelompok Tani
MEWUJUDKAN KONSEP PEMBERDAYAAN YANG SESUAI DENGAN CIRI-CIRI DI ATAS, MAKA DI PERLUKAN : Pengakuan Terhadap Keberadaan Kelembagaan Kelompok Tani Sebagi Pelaku Subjek Pembangunan Peranan Yang Lebih Besar Kepada Kelompok Tani Dalam Setiap Tahapan Pengelolaan Pembangunan Melalui Pendekatan Parsipatif (PRA) EMPAT KOMPONEN PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI PELAKSANA SEKOLAH LAPANG (SL), YAITU : Peningkatan Kualitas Kelembagaan (Organisasi, Aturan Main, Dan Sebagainya) Kelompok Tani Pengembangan Usaha Kelembagaan Kelompok Tani Peningkatan Kemampuan Kelembagaan Kelompok Tani Untuk Menghimpun Dan Memanfaatkan Keuangan Kelompok. Peningkatan Kerjasama Dengan Pihak/Lembaga Lain.
PENYULUHAN PERTANIAN DALAM PELAKSANAAN SEKOLAH LAPANGANAN (SL) Padmanegara (1995) Menyatakan, Bahwa Sekolah Lapang Adalah Suatu Sekolah Dengan Kurikulum, Percobaan, Laboratorium Sederhana, Dan Metode Evaluasi. Russ (1994) Menyatakan, Pola Sekolah Lapangan, Terbuka Selebar-lebarnya Untuk Petani Agar Mau Belajar Berinteraksi Dengan Realita Secara Langsung, Serta Menemukan Sendiri Ilmu Dan Prinsip Yang Terkandung Di Dalamnya. ADA 3 (TIGA) PRINSIP YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM MENYELENGGARAKAN PENYULUHAN PERTANIAN SEBAGAI SISTEM PENDIDIKAN BAGI PETANI (NUGROHO, 2004), YAITU : Pertanian Adalah Sistem Kehidupan Yang Kompleks, Tempat Manusia Berinteraksi Dengan Tanah, Air Tanaman Dan Mahluk Hidup Lain Dalam Mengoptimalkan Sumberdaya Yang Ada. Petani Menjadi Pusat Sistem Usahatani, Sehingga Mereka Adalah Subjek Dan Bukan Sebagai Objek. Pendidikan Petani Harus Membantu Mereka Mengelola Dirinya Sendiri, Mengkaji Informasi Yang Tersedia Dan Membuat Keputusan Berdasarkan Data Yang Ditemukan Sendiri. Pendidikan Petani Adalah Investasi Pengembangan Sumberdaya Manusia Dan Bukan Alat Memaksa Untuk Menerapkan Paket Teknologi
DEPARTEMEN PERTANIAN (1997) MENGEMUKAKAN BAHWA SL DILAKSANAKAN BERAZASKAN UNTUK, DARI DAN OLEH PETANI. OLEH SEBAB ITU DALAM PELAKSANAANNYA HARUS MENCERMINKAN CIRI-CIRI SEBAGAI BERIKUT : KEMITRAAN KEBERSAMAAN PARTISIPASI PENGALAMAN NYATA KESWADAYAAN KESINAMBUNGAN MANFAAT KESESUAIAN LOKALITA KETERPADUAN LATIHAN, DAN SARANA BELAJAR
METODE YANG DIGUNAKAN DALAM PELAKSANAAN SL : BELAJAR BERDASARKAN PENGALAMAN (EXPERIENTAL LEARNING CYCLE) 1 PERDEKATAN PARTISIPASI (PARTICIPATIF APPROACH) 2 PEMECAHAN MASALAH 3 PENGALAMAN DALAM SITUASI NYATA 4 KERJASAMA KELOMPOK 5
RENCANA KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN KEBERHASILAN PELAKSANAAN SL BUKAN HANYA PADA PENINGKATAN PRODUKSI ATAU ADOPSI TEKNOLOGI, AKAN TETAPI PETANI MAMPU BERPERAN AKTIF SEBAGAI PENCIPTA SEKALIGUS SEBAGAI PENGUASA DALAM KEGIATAN USAHA YANG DILAKUKANNYA DAN PADA AKHIRNYA DAPAT DILIHAT KEMANDIRIAN PETANI SENDIRI SEBAGAI SUBJEK ATAU PELAKU UTAMANYA. (DEPARTEMEN PERTANIAN, 1997) RENCANA KEGIATAN PELAKSANAAN KEGIATAN TEKNOLOGI YANG DITERAPKAN (ASAL TEKNOLOGI, KESESUAIAN DENGAN SDA, ILMU PENGETAHUAN, DAN LAHAN) TINDAKAN DALAM MENGHADAPI PERSOALAN YANG MELIPUTI : OBSERVASI, PENGALAMAN, ANALISIS DAN PENCARIAN ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH
TERIMA KASIH