DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, yang menyangkut hubungan timbal balik antar individu, antar kelompok maupun antar orang dengan kelompok manusia. Ciri-ciri sebuah interaksi sosial: Pelakunya lebih dari satu orang Adanya komunikasi antar perlaku melalui kontak sosial Mempunyai maksud dan tujuan, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut dengan yang diperkirakan pelaku Ada dimensi waktu yang akan menentukan sikap aksi yang sedang berlangsung.
Kontak sosial dapat terjadi dalam 3 bentuk: Kontak antar individu, misalnya seorang mahasiswa baru mempelajari tata tertib dan budaya sekolah Kontak antar individu dengan suatu kelompok, misalnya seorang guru mengajar di suatu kelas tentang suatu pokok bahasan. Kontak antar kelompok dengan kelompok lain, misalnya temu Himpunan Mahasiwa. Komunikasi adalah proses memberikan tafsiran pada perilaku orang lain yang berwujud pembicaraan, gerak-gerik badaniah atau sikap, atau perasaan-perasaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut.
Berlangsungnya interaksi sosial didasarkan atas pelbagai faktor, antara lain faktor: Imitasi proses atau tindakan seseorang untuk meniru orang lain, baik sikap, perbuatan, penampilan dan gaya hidup. Sugesti rangsangan, pengaruh atau stimulus yang diberikan individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi sugesti itu melaksanakan apa yang disugestikan tanpa sikap kritis dan rasional. Identifikasi upaya yang dilakukan individu untuk menjadi sama (identik) dengan individu yang ditirunya. Simpati proses kejiwaan seorang individu yang merasa tertarik dengan individu atau kelompok karena sikap, penampilan dan perbuatannya. Motivasi dorongan, rangsangan, pengaruh atau stimulasi yang diberikan kepada individu kepada individu lain, sehingga orang yang diberi motivasi melaksanakannya secara kritis, rasional, dan tanggung jawab. Empati proses kejiwaan seorang individu untuk larut dalam perasaan orang lain baik suka maupun duka.
Bentuk-bentuk interaksi sosial adalah akomodasi, kerjasama, persaingan dan pertikaian. Secara luas, dapat dikatakan: Interaksi sosial yang sifatnya positif - asosiatif (kerjasama, akomodasi, assimilasi, dan akulturasi) Interaksi sosial yang sifatnya negatif – disasosiatif (persaingan, kontroversi, pertikaian, permusuhan) Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, karena tanpa interaksi sosial tidak mungkin ada kehidupan bersama.
DILEMA ANTARA KEPENTINGAN INDIVIDU DAN KEPENTINGAN MASYARAKAT Pandangan Individualisme Individualisme berpangkal dafri konsep dasar ontologis bahwa manusia pada hakikatnya adalah makhluk individu yang bebas. Pandangan individualisme berpendapat bahwa kepentingan individu harus diutamakan. Paham individualisme menghasilkan ideologi liberalisme. Liberalisme berasal dari kata liber artinya bebas atau merdeka. Liberalisme memberi kebebasan manusia untuk beraktivitas dalam rangka pemenuhan kebutuhan hidup, baik dalam politik, ekonomi dan sosial budaya.
Penjaminan hak milik perorangan. Beberapa prinsif yang dikembangkan ideologi liberlisme: Penjaminan hak milik perorangan. Mementingkan diri sendiri atau kepentingan individu yang bersangkutan. Pemberian kebebasan penuh pada individu. Persaingan bebas untuk mencapai kepentingannya masing-masing. Liberalisme dalam bidang politik menghasilkan demokrasi politik, kebebasan berbicara, berpendapat, berserikat dan perlunya jaminan hak asasi manusia. Liberalisme dalam bidang ekonomi menghasilkan kapitalisme, pasar bebas. Liberalisme dalam bidang sosial budaya menghasilkan kebebasan mengekspresikan sikap, perilaku, seni dan budayanya.
Pandangan Sosialisme Pandangan ini menyatakan bahwa kepentingan masyarakatlah yang diutamakan. Masyarakat tidak sekedar kumpulan individu. Masyarakat merupakan entitas besar dan berdiri sendiri, di mana individu-individu berada. Sosialisme paham yang mengharapkan terbentuknya masyarakat yang adil, selaras, bebas dan sejahtera bebas dari penguasaan individu atas hak milik dan alat-alat produksi. Sosialisme dalam bentuk ektrem (marxisme/komunisme) tidak menghargai manusia sebagai pribadi, sehingga merendahkan sisi kemanusiaan. Dalam negara komunis, mungkin terjadi kemakmuran masyarakat, tetapi kepuasan rohani manusia belum tentu terjamin. Negara komunis mudah menjadi negara otoriter yang memasung hak-hak dasar manusia maupun warga negara.
Dalam negara Indonesia yang berfalsafah Pancasila, hakikat manusia dipandang memiliki sifat pribadi sekaligus sosial secara seimbang. Menurut pandangan Pancasila, manusia adalah makhluk individu sekaligus sosial. Hal ini tidak sekedar menggabungkan dua pandangan (individualisme dan sosialisme) di atas, tetapi secara hakikat bahwa kedudukan manusia sebagai makhluk individu dan sosial, tetapi manusia adalah makhluk individu sekaligus makhluk sosial.
TUGAS KELOMPOK NO. TOPIK YANG DIBERI TUGAS NO. DAFTAR HADIR 1. PERANAN ISBD DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA KEL I: 1 – 4 KEL II: 5 – 8 2. ISBD SEBAGAI ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH SOSIAL BUDAYA KEL III : 9 – 12 KEL IV: 13 – 16 3. MENCIPTAKAN MANUSIA YANG MANUSIAWI KEL V: 17 – 20 KEL VI: 21 – 24 4. ETIKA DAN ESTETIKA BERBUDAYA KEL VII: 25 – 28 KEL VIII: 29 – 32 5. MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU SEKALIGUS MAKHLUK SOSIAL KEL IX: 33 – 36 KEL X: 37 – 42 6. PAHAM LIBERALISME VERSUS SOSIALISME KEL XI: 43 – 46 KEL XII: 47 – 50 7. DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL KEL XIII: 51 – 54 KEL XIV: 55 – 58 8. KEPENTINGAN INDIVIDU VERSUS KEPENTINGAN MASYARAKAT KEL XV : 59 – 62 KEL XVI: 63 - 65 PERANAN ISBD DALAM MEMBENTUK KARAKTER MAHASISWA
TUGAS DALAM BENTUK MAKALAH DENGAN FORMAT: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI PENDAHULUAN TINJAUAN PUSTAKA PEMBAHASAN KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DIKUMPUL SATU BULAN KE DEPAN (TGL 17 APRIL 2014)