Riwayat Alamiah Penyakit Kelompok 2: FIANI NURBAETI MUHAMMAD RIDWAN A NUR IKA APRIYANTI NUR ULFA HASYA SYAVIRA AGITA
Apa Itu Riwayat Alamiah Penyakit? Riwayat alamiah penyakit adalah perkembangan penyakit secara alamiah, tanpa ikut campur tangan medis atau intervensi kesehatan lainnya sehingga suatu penyakit berlangsung secara alamiah.
Manfaat Riwayat Alamiah Penyakit Masa inkubasi atau masa latent Kelengkapan keluhan (symptom) Lamanya dan beratnya keluhan dialami oleh penderita. Kejadian penyakit menurut musim (season) Kecenderungan lokasi geografis Sifat-sifat biologis kuman patogen
Dengan mengetahui riwayat alamiah dapat ditarik beberapa manfaat seperti: Untuk diagnostik : masa inkubasi dapat dipakai sebagai pedoman penentuan jenis penyakit, misalnya jika terjadi KLB (Kejadian Luar Biasa). Untuk pencegahan : dengan mengetahui kuman patogen penyebab dan rantai perjalanan penyakit dapat dengan mudah dicari titik potong yang penting dalam upaya pencegahan penyakit. Dengan mengetahui riwayat penyakit dapat terlihat apakah penyakit itu perlangsungannya akut ataukah kronik. Tentu berbeda upaya pencegahan yang diperlukan untuk penyakit yang akut dibanding dengan kronik. Untuk terapi: intervensi atau terapi hendaknya biasanya diarahkan ke fase paling awal. Pada tahap perjalanan awal penyakit itu terapi tepat sudah perlu diberikan. Lebih awal terapi akan lebih baik hasil yang diharapkan. Keterlambatan diagnosa akan berkaitan dengan keterlambatan terapi.
Tahap prapatogenesis Manusia (host) masih dalam keadaan sehat namun pada saat ini pula manusia telah terpajan dan berisiko terhadap penyakit yang ada di sekelilingnya. Adapun penyebabnya karena telah terjadi interaksi dengan bibit penyakit (agent), bibit penyakit belum masuk ke manusia (host), manusia masih dalam keadaan sehat atau belum ada tanda penyakit, dan belum terdeteksi baik secara klinis maupun laboratorium.
Tahap Patogenesa Tahap inkubasi tahap ini bibit penyakit telah masuk ke manusia, namun gejala belum tampak. Jika daya tahan pejamu tidak kuat, akan terjadi gangguan pada bentuk dan fungsi tubuh. Tahap penyakit dini tahap ini mulai timbul gejala penyakit, sifatnya masih ringan, dan umumnya masih dapat beraktivitas. Tahap penyakit lanjut tahap ini penyakit makin bertambah hebat, penderita tidak dapat beraktivitas sehingga memerlukan perawatan. Tahap akhir penyakit tahap akhir perjalanan penyakit ini, manusia berada dalam lima keadaan yaitu sembuh sempurna, sembuh dengan cacat, karrier, kronis, atau meninggal dunia
Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir Perjalanan penyakit pada suatu saat akan berakhir. Berakhirnya perjalanan penyakit tersebut dapat berada dalam lima keadaan 1. Sembuh sempurna : penyakit berakhir karena pejamu sembuh secara sempurna, artinya bentuk dan fungsi tubuh kembali kepada keadaan sebelum menderita penyakit. 2. Sembuh tetapi cacat : penyakit yang diderita berakhir dan penderita sembuh. Sayangnya kesembuhan tersebut tidak sempurna, karena ditemukan cacat pada pejamu. 3. Karier : pada karier, perjalanan penyakit seolah-olah terhenti, karena gejala penyakit memang tidak tampak lagi. Padahal dalam diri pejamu masih ditemukan bibit penyakit yang pada suatu saat, misalnya jika daya tahan tubuh berkurang, penyakit akan timbul kembali. 4. Kronis : perjalanan penyakit tampak terhenti karena gejala penyakit tidak berubah, dalam arti tidak bertambah berat dan ataupun tidak bertambah ringan, pada dasarnya pejamu tetap berada dalam keadaan sakit. 5. Meninggal dunia : terhentinya perjalanan penyakit disini, bukan karena sembuh, tetapi karena pejamu meninggal dunia. Keadaan seperti ini bukanlah tujuan dari setiap tindakan kedokteran dan keperawatan.
Beberapa penyakit yang berbeda dengan bagan diatas a. Self limiting desease: proses penyakit berhenti sendiri dan semua fungsi tubuh normal kembali. b. Penyakit inapparent: penyakit yang berlangsung tanpa gejala klinis, (misal campak, polio, rubella, cacar air), atau penderita penyakit tertentu menularkan penyakitnya setelah gejala klinis muncul (misal filariasis, batuk rejan, malaria). c. Masa latent: masa antara masuknya agent sampai penderita dapat menularkan penyakitnya. d. Periode menular: penderita mampu menularkan penyakit ketika keadaan penderita pulih (konvalesens) dan pulih sesudah penyakit tidak menunjukkan gejala klinis (penderita menjadi karrier). e. Periode akut: penyakit berlangsung dalam waktu singkat (beberapa hari atau minggu saja). Misalnya, influenza, rabies, cacar, atau campak. f. Periode kronis: penyakit ini berlangsung beberapa tahun (misal TBC, leprae, AIDS)
Ukuran yang menunjukkan kemampuan agen penyakit untuk mempengaruhi riwayat alamiah penyakit sebagai berikut: 1 Infektifitas kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan terjadinya infeksi. Dihitung dari jumlah individu yang terinfeksi dibagi dengan jumlah individu yang terpapar. 2 Patogenitas kemampuan agen penyakit untuk menyebabkan penyakit klinis. Dihitung dari jumlah kasus klinis dibagi dengan jumlah individu yang terinfeksi. 3 Virulensi kemampuan penyakit untuk menyebabkan kematian.
Contoh: riwayat alamiah obesitas AGENT – kelebihan kalori terutama karbohidrat dan lemak ENVIRONMENT – Fisik : iklim, musim — produksi makanan berlimpah – Ekonomi : kemampuan daya beli cukup – Sosial : keinginan orang tua memberi makan kepada anak melebihi kebutuhan nutrisi HOST – Nafsu makan yang tinggi – Reaksi psikologis terhadap makanan – Kelainan hereditas
Periode prepathogenesis Periode pathogenesis – Interaksi awal antara agent – host – environment menghasilkan stimulus yang berupa kelebihan kalori. Periode pathogenesis – Interaksi lanjutan antara stimulus dengan host yang menghasilkan respons berupa (a) akumulasi lemak jaringan, (b) meningkatnya berat badan melebihi standard berdasarkan umur, sex dan tinggi badan, (c) distribusi lemak secara menyeluruh pada tubuh. Fase ini masih dalam clinical inapparent. – Bila reaksi antara stimulus dan host terus berlanjut dan telah melibatkan system organ maka akan timbul gejala-gejala dan tanda-tanda klinis sehingga terjadi hal-hal seperti: (a) penurunan efisiensi kerja dan aktifitas fisik, (b) efek penurunan mortalitas meningkat oleh karena aterosklerosis, hipertensi dan diabetes. Akhir perjalanan penyakit dapat berupa: Sembuh — normal kembali Defect — hipertensi, diabetes Disabilitas — sulit bergerak Meninggal
Pola Penyebaran Penyakit Sutu penyakit (menular) tidak hanya selesai setelah membuat seseorang sakit, tetapi cenderung untuk menyebar setelah menyelesaikan riwayat pada suatu rangkaian. Suatu penyakit (menular) tidak hanya selesai setelah membuat seseorang sakit, tetapi cenderung untuk menyebar setelah menyelesaikan riwayat pada suatu rangkaian. Kuman penyakit tidak masuk dan ke luar begitu saja tetapi harus melalui “pintu” tubuh tertentu sesuai dengan jenis masing-masing penyakit misalnya melalui: kulit, saluran pernapasan, saluran pencernaan, atau saluran kemih. Dalam memilih pintu masuk-keluar ini setiap jenis kuman mempunyai jalan masuk dan ke luar tersendiri dan tubuh manusia. Ada yang masuk melalui mulut (oral) dan ke luar melalui dubur (sistem pencernaan), seperti yang dilakukan oleh kebanyakan cacing. Namun ada pula yang masuk melalui kulit tetapi ke luar melalui dubur, misalnya cacing Ankylostoma.
Tingkat Pencegahan Penyakit
1. Pencegahan tingkat pertama (primary prevention) seperti promosi kesehatan dan pencegahan khusus. Langkah pencegahaan di faktor penyebab misalnya, menurunkan pengaruh serendah mungkin (desinfeksi, pasteurisasi, strerilisasi, penyemprotan insektisida) agar memutus rantai penularan. Langkah pencegahan di faktor lingkungan misalnya, perbaikan lingkungan fisik agar air, sanitasi lingkungan & perumahan menjadi bersih. Langkah pencegahan di faktor pejamu misalnya perbaikan status gizi, status kesehatan, pemberian imunisasi.
2. Pencegahan tingkat kedua (secondary prevention) seperti diagnosis dini serta pengobatan tepat. Sasarannya ialah pada penderita / seseorang yang dianggap menderita (suspect) & terancam menderita. Tujuannya adalah untuk diagnosis dini & pengobatan tepat (mencegah meluasnya penyakit/ timbulnya wabah & proses penyakit lebih lanjut/ akibat samping & komplikasi). Beberapa usaha pencegahannya ialah seperti pencarian penderita, pemberian chemoprophylaxis (Prepatogenesis / patogenesis penyakit tertentu).
3. Pencegahan tingkat ketiga (tertiary prevention) Pencegahan untuk membatasi kecacatan dan rehabilitasi. Sasarannya adalah penderita penyakit tertentu. Tujuannya ialah mencegah jangan sampai mengalami cacat & bertambah parahnya penyakit juga kematian dan rehabilitasi (pengembalian kondisi fisik/ medis, mental/ psikologis & social).
Tingkat Pencegahan dan Kelompok Targetnya Menurut Fase Penyakit Primordial Kondisi normal kesehatan Populasi total dan kelompok terpilih Primary Keterpaparan faktor penyebab khusus Populasi total dan kelompok terpilih dan idividu sehat Secondary Fase patogenesitas awal Pasien Tertiary Fase lanjut penyakit (pengobatan dan rehabilitasi)
Pre-patogenesis Patogenesis Hubungan Kedudukan Riwayat Perjalan Penyakit, Tingkatan Pencegahan dan Upaya Pencegahan Riwayat Penyakit Tingkat Pencegahan Upaya Pencegahan Pre-patogenesis Primordial Prevention Primary Prevention Underlying Condition Health Promotion Specific Protection Patogenesis Secondary Prevention Early diagnosis and Prompt Treatment Disability Limitation Tertiary Prevention Rehabilitation
Thankyou…..
Riwayat Alamiah Penyakit Difteri (Radang Tenggorokan)
Tahap Pre Patogenesis Pada tahap ini belum ditemukan tanda-tanda penyakit. Jika daya tahan tubuh seseorang baik, penyakit tidak akan menyerang, akan tetapi jika daya tahan tubuh seseorang lemah, virus dapat menimbulkan penyakit radang tenggorokan.
Tahap Inkubasi Pada tahap ini virus menyebabkan cairan pada tenggorokan dominan berwarna bening. Tubuh menjadi lemah apabila keadaan gizi dan daya tahan tubuh sebelumnya memang sudah rendah.
Tahap Penyakit dini Pada tahap ini timbul gejala-gejala antara lain : Nyeri tenggorokan atau rasa gatal pada tenggorokan Nyeri tenggorokan yang memburuk ketika menelan atau berbicara Tenggorokan kering Suara kasar/serak Demam
Tahap Penyakit Lanjut Pada tahap ini muncul gejala-gejala antara lain: Amandel membengkak dan merah Bercak putih atau nanah pada amandel Badan demam atau panas dingin Menggigil Batuk dan pilek Pembengkakan kelenjar di leher atau rahang dan terasa sakit Badan terasa pegal-pegal Sakit kepala Mual dan muntah
Tahap Penyakit Akhir Sembuh Sempurna Penyakit radang tenggorokan dapat sembuh sempurna seperti saat sebelum mengidap penyakit. Sembuh Tapi Cacat Penyakit radang tenggorokan tidak menimbulkan kecacatan. Karier Penyakit radang tenggorokan tidak berasal dari genetik, jadi tidak menimbulkan keturunan.
Kronis Radang tenggorokan berpotensi menimbulkan komplikasi berbahaya seperti penyakit ginjal. Kematian Jika Penyakit radang tenggorokan sudah parah dan tidak dilakukan penyembuhan secara maksimal maka dapat menyebabkan kematian.