NAMA KELOMPOK : 1.AGUNG JIMANTORO C

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEDOSFER KELAS X SEMESTER I.
Advertisements

KONSERVASI TANAH DAN AIR
KERUK DAN KERUK DAN KERUK Oxdation Immobilization Mineralization Microbial Corrosion Microbial Corrosion Acid Mine Water Acid Mine Water.
KULIAH PEMBEKALAN KULIAH KERJA PROFESI DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2012 TANAH SAWAH.
REAKSI TANAH (pH).
Unsur Hara Mikro: Kation & Anion
Udara Tanah.
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
PENGELOLAAN TANAH PROF.DR.IR. SUNTORTO WONGSOATMOJO. MS.
TANAH / PEDOSFER OLEH : SOFIA ZAHRO, S.Pd.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
KESESUAIAN LAHAN Kesesuaian lahan pada hakekatnya merupakan penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu (Soemarno, 2006:
Pengelolaan dan Pengembangan Hutan Rakyat
PENILAIAN KESESUAIAN LAHAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP
PERLINDUNGAN DAN PRODUKTIVITAS TANAH
HASIL ANALISIS LUMPUR SYEKHFANI LAB KIMIA TANAH FAK PERTANIAN UNIBRAW 1.
GAMBUT DAN PROBLEMNYA.
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
Disusun Oleh : 1. Melikaries Silaban 2. Yunita Setyati 3. Rani 4
Contoh Observasi Lapangan di Lahan Sulfat Masam
TANAH SEBAGAI FAKTOR PRODUKSI
Mengevaluasi Status Kesuburan Tanah
REKLAMASI LAHAN RAWA Aditya Kumara P(H1E113056) Raissa Rosadi(H1E113206) Nailul Ummah(H1E113210) Adhe Permana(H1E113221)
TEKNIK SILVIKULTUR Oleh : Suryo Hardiwinoto, dkk Laboratorium Silvikultur & Agroforestry Fakultas Kehutanan UGM, YOGYAKARTA.
KONSERVASI TANAH DAN AIR
Karakteristik dan Kesesuaian Lahan Tanaman Cabai & Bawang Merah
EVALUASI LAHAN KESESUAIAN LAHAN
PERTEMUAN II Permasalahan Umum Nutrisi Tanah Dan OPT
Dr Ir Munif Ghulamahdi, MS Dr Ir Sandra Arifin Aziz, MS
DASAR AGRONOMI.
Kesuburan Tanah.
`KONSERVASI TANAH & AIR`
KELOMPOK FAKTOR ESSENSIIL
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
SISTEM PERTANIAN BERSIFAT BUDI DAYA TANAMAN
EVALUASI LAHAN KEMAMPUAN KESUBURAN TANAH (FCC)
PERTANIAN LAHAN MARJINAL
LAND DEGRADATION Mengapa degradasi lahan menjadi isu global yang penting? - Berdampak buruk pada produktivitas lahan, ketahanan pangan, lingkungan dan.
PENGELOLAAN KESUBURAN TANAH SULFAT MASAM
SIFAT KIMIA TANAH : reaksi tanah
Kimia mineral pangan.
PERTANIAN LAHAN MARJINAL LAHAN RAWA
`KONSERVASI TANAH & AIR` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
PENERAPAN TEKNOLOGI BUDIDAYA JENUH AIR DAN TEKNOLOGI PENYIMPANAN BENIH KEDELAI DI LAHAN PASANG SURUT PROGRAM INSENTIF RISET TERAPAN No. Pendaftaran On-Line :
Proses Perkembangan Tanah
MENGENAL PIRIT.
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
SISTEM PERTANIAN INDONESIA
Kesuburan Tanah (2) Unsur Hara Semester Genap 2006/2007
`DASAR AGROTEKNOLOGI` Dr. Ir. F. DIDIET HERU SWASONO, M.P.
EVALUASI KESTAN MELALUI DATA ANALISIS KIMIA TANAH
SIFAT KIMIA TANAH Muhammad Rozadi
Lahan Potensial dan Lahan Kritis
TANAH DAN LINGKUNGAN TANAMAN
TANAH TUGAS PRESENTASI KIMIA DASAR KELOMPOK 1.
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
HUBUNGAN AIR DAN TANAMAN
“KESESUAIAN LAHAN UNTUK TANAMAN KACANG TANAH (Arachis Hypogeae L.)”
PENGELOLAAN RAWA LEBAK DAN PASANG SURUT
PRODUKSI PUPUK ORGANIK DIPERKAYA ASAM HUMAT DAN FULVAT MENGGUNAKAN CENTROSEMA, RUMPUT GAJAH DAN PUPUK KANDANG AYAM UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS.
Oleh: Dr. Ir. KASIFAH, M.P. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Kesuburan Tanah Dan Pemupukan
Wednesday, September 19, 2018 IV. Sifat Kimia Tanah
Water Managemen System (WMS)
PEDOSFER (Lapisan Tanah)
Sebagai Pemenuhan Tugas “pengelolaan tanah berlanjut”
Wiwit Probowati, S.Si., M.Biotech. Biofertilizer.
KARAKTERISTIK DAN PENGELOLAAN LAHAN RAWA Dirangkum oleh : Asmara Hadisaputro BALAI BESAR PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA LAHAN PERTANIAN. Sumber.
OLEH : LISNA YOELIANI POELOENGAN A L I M DEDDY
Transcript presentasi:

NAMA KELOMPOK : 1.AGUNG JIMANTORO C1012131008 KARAKTERISTIK DAN TEKNOLOGI PENGELOLAAN LAHAN SULFAT MASAM MENDUKUNG PERTANIAN RAMAH LINGKUNGAN I Wayan Suastika, Wiwik Hartatik, dan I Gusti Made Subiksa Peneliti Balitbangtan di Balai Penelitian Tanah NAMA KELOMPOK : 1.AGUNG JIMANTORO C1012131008 2.ARI FIRMANSYAH C1012131022 3.DY ELLY ERNAWATI C1012131017 4.WAHYU FITRIANI C1012131016 5.JEKIUN C1012131031 6.MUHAMMAD AMRU C1012131036

Lahan sulfat masam merupakan ekosistem yang potensial untuk dikembangkan sebagai lahan pertanian, karena arealnya yang cukup luas sehingga mempunyai peran yang strategis dalam mendukung peningkatan produksi. Pengembangan lahan sulfat masam untuk lahan pertanian menghadapi banyak kendala, antara lain kemasaman tanah yang tinggi dan ketersediaan hara P yang rendah karena difiksasi oleh Al dan Fe.

Dent (1986) menambahkan bahwa rendahnya produktivitas lahan sulfat masam selain disebabkan oleh tingginya kemasaman tanah yang menyebabkan meningkatnya kelarutan unsur beracun seperti Al, Fe, dan Mn, juga karena rendahnya kejenuhan basa. Kemasaman tanah yang tinggi memicu larutnya unsur beracun dan meningkatnya kahat hara sehingga tanah menjadi tidak produktif.

Karakteristik dan klasifikasi lahan sulfat masam Lahan sulfat masam tergolong lahan yang marginal dan fragile (rapuh) yang dicirikan oleh adanya lapisan tanah yang mengandung pirit 2,0 % atau lebih pada kedalaman kurang dari 50 cm. Widjaja Adhi et al. (1986) menambahkan bahwa lahan sulfat masam memiliki horizon sulfidik dan atau sulfurik pada kedalaman 120 cm dari permukaan tanah mineral.

Pirit (FeS2) pada kondisi anaerob atau tergenang adalah senyawa yang stabil dan tidak berbahaya, akan tetapi menjadi berbahaya jika kondisi tanah berubah menjadi aerob. Senyawa pirit dalam kondisi aerob akan teroksidasi dan menghasilkan senyawa beracun serta meningkatkan kemasaman tanah, yang berbahaya bagi pertumbuhan tanaman.

Sulfat masam potensial Lahan sulfat masam potensial (SMP) merupakan lahan yang mempunyai bahan sulfidik (pirit) pada kedalaman >100 cm dari permukaan tanah,mempunyai pH > 3,5 yang makin tinggi selaras dengan kedalaman tanah.

Sulfat masam aktual Secara umum tanah sulfat masam aktual (SMA) mempunyai pH tanah lapang < 3,5, mempunyai horizon sulfurik atau tanda-tanda horizon sulfurik yang disebabkan oleh teroksidasinya pirit akibat drainase berlebihan. Tingkat kemasaman (pH) yang rendah dapat mengakibatkan tingginya kelarutan Al3+ yang dapat meracuni pertumbuhan tanaman.

Keracunan hidrogensulfida Defisiensi fosfat Kendala Pengembangan Lahan Sulfat Masam Pengembangan lahan sulfat masam untuk pertanian menghadapi berbagai kendala karena karakteristik kimianya ekstrim dan ekosistemnya yang rapuh dengan tingkat keragaman yang tinggi. Kendala tersebut antara lain: Keracunan aluminium Keracunan besi Keracunan hidrogensulfida Defisiensi fosfat

Teknologi Pengelolaan dan Pemanfaatan Lahan Sulfat Masam Pengelolaan lahan dan tata air Sistem pengelolaan lahan dan tata air merupakan salah satu faktor penguasaan air untuk: 1) memanfaatkan air pasang untuk pengairan; 2) mencegah akumulasi garam pada daerah perakaran; 3) mencuci zat-zat beracun bagi tanaman; dan 4) mengatur tinggi genanganpenentu keberhasilan pengembangan pertanian di lahan pasang surut. Pengelolaan lahan dan tata air bertujuan untuk mengatur pemanfaatan sumber daya alam secara optimal untuk mendapatkan hasil/manfaat secara maksimal, serta sekaligus mempertahankan kelestarian sumber daya alam tersebut. Langkah utama dalam kegiatan tersebut ditujukan pada untuk sawah dan permukaan air tanah guna menghindari oksidasi pirit.

Ameliorasi Produktivitas tanah sulfat masam biasanya rendah, disebabkan oleh tingginya kemasaman (pH rendah), kelarutan Fe, Al, dan Mn serta rendahnya ketersediaan unsur hara terutama P dan K dan kejenuhan basa yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman (Dent 1986). Oleh karena itu tanah seperti ini memerlukan bahan pembenah tanah (amelioran) untuk memperbaiki kesuburan tanahnya sehingga produktivitas lahannya meningkat. Ameliorasi pada tanah sulfat masam untuk memperbaiki sifat kimia dan fisik tanah, sebaiknya dilakukan terlebih dahulu sebelum pemupukan dilaksanakan. Pemupukan tanpa perbaikan tanah/ameliorasi tidak akan efisien bahkan hara dari pupuktidak bisa dimanfaatkan oleh tanaman.

Penutup Lahan sulfat masam sebagai bagian dari ekosistem rawa adalah sumber daya yang harus dimanfaatkan secara optimal dengan menerapkan teknologi pengelolaan lahan yang tepat. Cakupan areal yang luas dengan topografi yang datar, lahan ini sangat potensial dikembangkan lahan sawah sebagai pengganti lahan sawah produktif yang terus mengalami konversi. Harus diakui bahwa kendala yang dihadapi dalam pemanfaatannya untuk pertanian cukup besar.

Kemasaman tanah yang tinggi, defisiensi hara dan unsur beracun adalah tantangan yang harus dihadapi. Namun dengan penerapan teknologi pengelolaan tanah dan air yang tepat kendala tersebut bisa ditanggulangi secara gradual. Sebaliknya, pengelolaan lahan yang salah, menyebabkan lahan mengalami degradasi yang berimbas pada kerusakan lingkungan insitu maupun daerah sekitarnya. Oleh karenanya, penerapan teknologi pengelolaan lahan dan air yang baik dan tepat harus dilakukan dengan komitmen yang tinggi agar produktivitas lahan tinggi secara berlanjut dan tidak merusak lingkungan.