Manajemen Modal Kerja & Manajemen Kas Oleh Kelompok 4 : Ni Putu Mediana Trisnayani (1515351167) Putu Dessy Kurnia Dewi (1515351168)
Manajemen Modal Kerja Modal kerja menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland adalah selisih antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan investasi dalam kas, surat-surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar yang digunakan untuk melindungi aktiva lancar.
Pengertian modal kerja Gross working capital Modal kerja dalam pengertian ini mengacu pada konsep kuantitatif, yang mendasarkan pada kuantitas dari dana yang tertanam dalam unsur – unsur aktiva lancar dan aktiva ini merupakan aktiva yang sekali berputar kembali dalam bentuk semula atau aktiva dengan dana yang tertanam didalamnya akan dapat bebas lagi dalam waktu yang pendek.
Net Working Capital Modal kerja menurut pengertian ini adalah sebagian dari aktiva lancar yang benar – benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa mengganggu likuiditasnya, yaitu yang merupakan kelebihan aktiva lancar diatas hutang lancarnya.
Faktor – faktor yang mempengaruhi besarnya modal kerja Jenis produk yang dibuat Jangka waktu siklus operasi Tingkat penjualan Kebijakan persediaan Kebijakan penjualan kredit Efisiensi manajemen aktiva lancar Bagaimana modal kerja dipenuhi
Terdapat tiga alternatif pemenuhan kebutuhan dana dalam kaitannya dengan aktiva lancar, yaitu : Matching approach Akan membiayai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen dengan sumber jangka panjang, baik itu hutang jangka panjang maupun modal sendiri. Conserfatif approach Akan membiyai investasi aktiva tetap dan aktiva lancar permanen serta sebagian aktiva lancar yang berfluktuasi dengan hutang jangka panjang atau modal sendiri Agresive approach Pendekatan dalam pemenuhan kebutuhan dana dengan menggunakan proporsi hutang jangka pendek yang lebih besar, jika dibandingkan dengan pendekatan lain
Penentuan besarnya modal kerja Besar kecilnya kebutuhan modal kerja akan tergantung pada dua faktor yaitu: Periode perputaran atau terikatnya modal kerja Pengeluaran kas rata-rata setiap hari.
Contoh : Perusahaan Wisri memproduksi produk X setiap harinya sebanyak 20 unit. 25 hari kerja. Unsur biaya : Bahan mentah A Rp.100.000 Bahan Mentah B Rp. 25.000 Tenaga Kerja Langsung Rp.75.000 Biaya Adm Rp. 12.500.000/bln Gaji Pimpinan & staff Rp.25.000.000/bln Untuk membeli bahan mentah A harus membayar uang muka rata-rata 5 hari sebelum bahan diterima. Waktu produksi 3 hari Barang jadi 2 hari Penjualan kredit dgn syarat dibayar 5 hari sesudah brg diambil.
Tentukan periode perputaran : Bahan mentah A Persediaan minimal Rp.25.000.000 Tentukan periode perputaran : Bahan mentah A Dana terikat dlm persekot bahan 5 hari Proses Produksi 3 hari Barang Jadi 2 hari Piutang 5 hari Total 15 hari Bahan Mentah B,TKL,Biaya Adm, Gaji Proses Produksi 3 hari Barang Jadi 2 hari Piutang Dagang 5 hari Total 10 hari
Kebutuhan dana pada masing-masing unsur modal adalah sbb: Bahan mentah A (20X100000X15) =30000000 Bahan Mentah B (20X25000X10) = 5000000 TKL (20X75000X10) = 15000000 Biaya Adm (12500000/25x10) = 5000000 Gaji (25000000/25x10) = 10000000 Persediaan kas minimal = 25000000 TOTAL = 90000000
Manajemen Kas Kas merupakan elemen modal kerja yang mempunyai tingkat likuiditas paling tinggi. Kas merupakan seluruh uang tunai yang ada ditangan (cash on hand) dan yang disimpan di bank dalam berbagai bentuk seperti deposito dan rekening koran. Kas merupakan alat tukar yang memungkinkan manajemen menjalankan berbagai kegiatan usahanya.
Keynes telah mengidentifikasikan tiga motif untuk mempertahankan kas baik uang tunai maupun uang yang ada di bank : Kebutuhan untuk transaksi Kebutuhan untuk berjaga – jaga Kebutuhan untuk spekulasi
Risiko dan Keuntungan Mempertahankan Kas Mempertahankan jumlah kas yang besar bagi suatu perusahaan bisa mendatangkan keuntungan, terutama berkaitan dengan tingkat likuiditas perusahaan.
Keuntungan yang diharapkan perusahaan memiliki kas yang cukup adalah : Perusahaan dapat memperoleh potongan pembelian yang diberikan oleh supplier bahan mentah sehingga menurunkan harga belinya. Perusahaan seringkali memproleh kesempatan pembelian lebih baik dengan memiliki kas yang cukup. Perusahaan akan mendapat kepercayaan dari bank, atau pihak lain sebagai penyedia dana. Perusahaan akan memperoleh rangking yang lebih baik dengan mempertahankan aktiva lancar yang cukup.
Anggaran Kas (Budget Cash) Salah satu untuk menjaga agar perusahaan tidak kekurangan kas adalah dengan membuat perencanaan tentang penerimaan dan pengeluaran akan kas.pembuatan perencanaan akan kas ini sering disebut dengan anggaran kas. Dalam penyusunan anggaran kas ada tiga tahap yaitu : Penyusunan anggaran kas yang bersifat operasional. Penyusunan anggaran finansiil. Penyusunan anggaran kas keseluruhan.
Penentuan Jumlah Kas Optimal Kas dan surat berharga yang optimal sangat tergantung atas trade – off antara tingkat bunga dengan biaya transaksi. Model persediaan kas yang optimal meliputi : Model Persediaan (Model Boumel) Model boumel adalah model penentuan kas optimal yang paling sederhana, dimana kebutuhan kas dapat diketahui dengan pasti. Konsep dasar manajemen kas dalam model ini bahwa opportunity cost atas bunga yang hilang karena menahan uang tunai sama dengan biaya tetap untuk mengubah surat berharga menjadi uang tunai (kas). Model persediaan tersebut adalah : B(T/C) + i (C/2)
Contoh : Misalkan suatu perusahaan memerlukan kebutuhan akan kas setiap tahunnya Rp. 1.200 juta dengan pemakaian perharinya konstan. Biaya transaksi setiap kali dari surat berharga menjadi kas sebesar RP. 50.000,- Tingkat bunga yang diperoleh karena memiliki surat berharga 12%. Berapa besarnya kas optimal? C* = = Rp. 31,623 juta. Ini berarti perusahaan perlu menjual surat berharga senilai Rp. 31,623 juta setiapmkali saldo kasnya mencapai nol. Dengan cara tersebut, perusahaan akan meminimumkan biaya karena kehilangan kesempatan untuk menanamkan dana pada surat berharga dan biaya transaksi.
Model Stokhastik (Miller – Orr) Dalam pengeluaran dan pemasukan kas perusahaan yang berfluktuasi dari waktu kewaktu. Secara random perusahaan perlu menetapkan batas atas dan bawah dari saldo kas. Apabila saldo kas mencapai batas atas, perusahaan perlu merubah sejumlah kas menjadi surat berharga agar saldo kas kembali pada saldo kas yang diinginkan sebaliknya apabila saldo kas menurun sampai batas bawah, perusahaan perlu menjual surat berharga agar saldo kas naik kembali kejumlah yang diinginkan.
Rumus kas optimal : Z = Nilai optimal h adalah 3z Rata – rata kas kira – kira:
Contoh : Misalkan biaya tetap untuk transaksi sebesar Rp. 500,- dan variance kasnya Rp. 1.000,- sedangkan bunga i sebesar 18% (satu tahun 360 hari) maka besarnya Z adalah : Z = Z = Rp. 908,56 H = 3z = 3 x Rp. 908,56 = Rp. 2.725,68.
SEKIAN & TERIMAKASIH