GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PADA GIGI

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PENYULUHAN KESEHATAN GIGI Drg .Ika Agustien
Advertisements

Penyuluhan Kesehatan Gigi & Mulut
Merniwati Sherly Eluama, S.Kp.G
Morfologi Gigi Sulung Bagian Ilmu Kedokteran Gigi Anak
Palatum Kelompok : Devi Yunita Astuti Melda Kartika Ilham Rezki
Kelainan/Gangguan Pada SistemPeredaran Darah
ORAL HIGIENE OLEH I GD SATRIA ASTAWA, S.Kep.
Gusi Terawat Janin Sehat
Seno Pradopo, drg, SU, PhD, Sp.KGA
Pertumbuhan Gigi Fidya,drg., M.Si.
Cari Tahu Tentang Tahi Lalat Anda
Mengenal Berbagai Rupa dan Warna Feses Bayi ASI
(DENTINOGENESIS) Fidya, drg, MSi
INDEKS KARIES GIGI (DMF-T & def-t)
INDEKS KEBERSIHAN GIGI
Ekspresi Dental Traits
Disusun Oleh : Elian Devina G
Perawatan Gigi Mulut Penderita HEMOFILIA
Pengantar Antropologi Dental
PENYAKIT GENETIK 27 November 2015.
OLEH AYU LESTARI Tingkat IIIB
OLEH: Drg. EMMA. K, MDSc PENJALARAN KARIES, TANDA-TANDA & GEJALA KLINIS DIAGNOSIS KEPERAWATAN GIGI.
KESEHATAN GIGI, MULUT DAN PENCEGAHANNYA
Deteksi Penyakit dari Tanda pada Kulit dan Kuku
Asuhan kebidan pada ibu dengan gangguan sistim reproduksi pertemuan II
Makro Mineral Kalsium.
SINDAKTILI POLIDAKTILI BRAKIDAKTILI
FIBRIO ADENOMA. Asuhan kebidan pada ibu dengan gangguan sistim reproduksi BY: VANITRA IRMA
DENTAL CARIES oleh : Theodora,drg.,SpOrt
Fibrio adenoma Kista Sarcoma Filodes sarcoma
Oleh: drg. Theodora, Sp. Ort
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
GIZI PADA IBU HAMIL DAN KOMPLIKASINYA
RADANG ODONTOGENIK OLEH: Drg. EMMA. K, MDSc.
INFEKSI ODONTOGEN Theodora, drg., Sp. Ort..
Kesehatan Gigi dan Mulut
Pertumbuhan dan Perkembangan Hasil Konsepsi
MERILIZA WATI S NIM: TINGKAT III B.
K00 – K03.
Penyakit Albino dan Anemia Sel Sabit
3 1 2.
Pendahuluan Karies gigi adalah kasus infeksi yang paling umum dan salah satu masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia saat ini oleh WHO. langkah prevensi.
Fibroadenoma mammae, sarcoma filodes dan sarcoma
Sindrom Cri Du Cat & CML Created By : Dicky Dandy P. Ramdhyva Rizqan.
Morfologi Gigi Permanen Rahang Atas
KELAINAN JARINGAN PERIODONTAL THEODORA, drg., Sp.Ort.
Kelompok 2 Annas yafi Reyhan Atika Fitriana Mutiara El Zahrah
PELATIHAN KADER KESEHATAN GIGI DAN MULUT
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN LABIOPALATOSKISIS
Pengaruh Cara Menggosok Gigi Dengan Pengikisan Enamel Gigi
GOUT Oleh Dr. Sri Utami, B.R. MS.
SINDROM MARFAN DAN ACHOO
HUBUNGAN PENYAKIT PERIODONTAL DENGAN PENYAKIT JANTUNG KORONER
CLEFT PALATE AND/OR LIP
INDEKS PENGUKURAN PLAK
KEHILANGAN SEBAGIAN GIGI RAHANG ATAS DAN RAHANG BAWAH
Hati (hepar) Merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh manusia (2 kg) yang terletak di rongga perut sabelah kanan di bawah diafragma.
 Radang mukosa mulut atau stomatitis adalah radang yang terjadi pada mukosa mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan.  Bercak ini dapat berupa.
Kelainan & Interaksi Genetik Novita. Memahami Genetik  Genetik adalah ilmu yang mempelajari keturunan, yang menurunkan sifat dari orang tua ke anak –
Anemia pada Remaja Puteri Siti Fathimatuz Zahroh UPT Puskesmas Karangmojo II.
TUGAS MATA KULIAH DASAR BIOMEDIK 2 DOSEN PENGAMPU : DR.HANDY EKA BAYU UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KAMPUS SINTANG FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT DISUSUN OLEH:
LAPORAN KASUS PERAWATAN SALURAN AKAR NON VITAL GIGI SULUNG ANTERIOR Deffy Maryati PEMBIMBING : Dr. drg. Eva Fauziah, Sp. KGA (K)
ABSES GIGI.
: MULUT Mulut merupakan pintu masuk makanan dan minuman ke dalam tubuh kita. Mulut dibentuk oleh 2 rahang yaitu rahang atas dan rahang bawah. Untuk berbicara.
Anemia pada Remaja Puteri Puskesmas Cipedes dr Rinny Oktafiani 2017.
PENYAKIT MENULAR SEKSUAL. Apa itu Penyakit Menular Seksual? Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan salah satu jenis Infeksi Saluran Reproduksi (ISR),
Anemia pada Remaja Puteri dr. Aris Rahmanda UPTD Puskesmas Bojong Rawalumbu – Peserta Dokter Intership Indonesia 2016.
PEMBIMBING : Zaenal Arifin, S.Kep.Ns, M.Kes
Kehamilan di sertai penyakit rubella dan hepatitis
Embriologi Plasenta I Gusti Ayu Putu Kendran
Transcript presentasi:

GANGGUAN TUMBUH KEMBANG PADA GIGI Kelompok D NIM 162-181 2014

KELAINAN TUMBUH KEMBANG GIGI TERJADI PADA Jumlah Bentuk Ukuran Struktur Warna

Kelainan Jumlah Gigi Anodontia Hipodontia Oligodontia Supernumerary teeth

Anodontia Kelainan kongenital yang menyebabkan absennya gigi secara keseluruhan di rongga mulut. Anodontia dibagi menjadi: Anodontia sebenarnya  kegagalan pertumbuhan gigi di gusi. Pseudoanodontia  absennya gigi namun benih gigi ada di gusi. Biasanya gigi tersebut impaksi atau gigi yang tidak erupsi. False anodontia  absennya gigi karena adanya ekstraksi gigi.

Etiologi: Pengaruh genetik (MSX1 dan PAX9). Pengaruh kelainan ektodermal dysplasia. Pengaruh radiasi yang tinggi.

Partial Anodontia Kelainan kongenital yang menyebabkan kegagalan pertumbuhan satu atau beberapa gigi. Kelainan ini lebih sering terjadi pada perempuan. Gigi yang paling sering tidak tumbuh adalah gigi M3; gigi P2; dan gigi I2. Gigi M1 dan gigi I2 mandibular paling jarang mengalami partial anodontia. Partial anodontia dibagi menjadi hipodontia dan oligodontia.

Kegagalan pertumbuhan dari satu atau lebih gigi Oligodontia Partial anodontia Hipodontia Kegagalan pertumbuhan dari satu atau lebih gigi Oligodontia Kegagalan pertumbuhan dari enam atau lebih gigi

Etiologi Asosiasi dengan penyakit lain Kegagalan dalam proses pembentukan gigi Pengaruh genetik (autosomal dominan, autosomal resesif, atau sex-linked) Pengaruh penyakit herediter (Sindrom Down, Sindrom Cruozon, dan Sindrom Turner) Erupsi terlambat. Bentuk gigi menjadi lebih kecil. Ukuran gigi menjadi lebih kecil. Taurodonsia. Enamel hipoplasia. Akar gigi yang pendek. Salah tempat erupsi dari gigi kaninus atas.

Supernumerary teeth

Definisi Kelainan jumlah tumbuh kembang gigi  adanya satu atau lebih elemen gigi melebihi jumlah gigi yang normal  dapat terjadi pada gigi sulung maupun gigi tetap  terjadi pada tahap inisiasi dan proliferasi.

Etiologi Proliferasi sel yang berlebihan pada saat pembentukan benih gigi  Gigi yang terbentuk melebihi jumlah yang normal Diturunkan dari orang tua (herediter) Bagian dari sindroma tertentu  cleft lip and cleft palate (sumbing pada bibir dan langit-langit).

Gambaran klinis Supernumerary teeth  memiliki bentuk yang sama atau berbeda dengan gigi normal Bila berbeda  bentuknya dapat konus (seperti kerucut), tuberculate (memiliki banyak tonjol gigi), atau odontome (bentuknya tidak beraturan). Lebih sering terjadi pada rahang atas dibandingkan rahang bawah. Dapat terbentuk di berbagai bagian rahang: a. Daerah antara gigi insisif 1 atas kanan dan kiri (mesiodens) b. Sebelah gigi molar (para-molars) c. Bagian paling belakang gigi molar terakhir (disto-molars) d. sebelah gigi premolar (para-premolars). Lebih sering terjadi pada gigi tetap dibandingkan gigi susu.

Contoh kasus Gambar kiri : mesiodens pada rahang atas Gambar kanan : paramolar pada rahang atas

Distomolar pada rahang atas

Kelainan Bentuk Gigi Talon cusp Hutchinson teeth Peg Shape Geminasi Fusion Concrescence Dens evaginatus Dens in dente Taurodonsia Dilaserasi Deformitas gigi pada penyakit Ricketsia Deformitas gigi pada Hipoparatiroid

Definisi Kelainan bentuk tumbuh kembang gigi  tonjolan kecil dari enamel pada daerah singulum gigi anterior atas dan bawah tetap menyerupai tanduk  terjadi pada tahap morfodiferensiasi. Etiologi faktor genetik / turunan Talon cusp

Gambaran radiografi Gambaran klinis Superimposed pada mahkota dan insisal yang terlibat Tonjolan kecil dari enamel pada daerah singulum gigi anterior atas dan bawah tetap menyerupai tanduk

Gambar : talon cusp pada singulum gigi insisivus pertama kanan dan kiri pada rahang atas Contoh kasus

Gambar : talon cusp pada gigi-gigi anterior rahang atas

HUTCHINSON TEETH Bentuk gigi abnormal pada sifilis kongenital Bentuk khas : "gigi obeng", lebar pada bagian servikal sempit pada bagian insisal dan tonjolan-tonjolan (notch) pada edge insisal  Pada gigi M1 permukaan oklusalnya mempunyai turbekel kecil-kecil ganda, dengan cusp yang perkembangannya jelek terlihat seperti buah murbei (mulberrry molar) Terjadi karena adanya perubahan benih gigi pada tahap morfodiferensiasi Perubahan pada benih gigi ini berupa inflamasi di dalam dan disekitar gigi yang ditandai dengan hiperplasia organ HUTCHINSON TEETH

HUTCHINSON TEETH

Akar dan mahkota yang konikal serta berukuran lebih kecil dari gigi normal.  GC Black menamakan tipe ini sebagai enamel drops. Disebut juga sebagai mesiodens dan sering ditemukan pada daerah midline dari insisif tetap maksila.  Umumnya dijumpai di antara gigi tetap khususnya gigi anterior, biasanya di gigi kaninus. Gangguan pada tahap morfodiferensiasi PEG-SHAPED

PEG-SHAPPED

Geminasi merupakan gigi yang besar karena satu benih gigi berkembang membentuk dua gigi. Biasanya menyebabkan terpisahnya mahkota gigi secara menyeluruh atau sebagian melekat pada satu akar dengan satu saluran akar. Bisa terdapat pada gigi desidui maupun gigi tetap. Gigi insisivus sulung rahang bawah dan gigi insisivus permanen rahang atas adalah yang paling sering mengalami geminasi Etiologi: herediter Geminasi

Fusi merupakan penggabungan dua benih gigi yang berdekatan pada bagian dentin pada saat pertumbuhan yang menghasilkan penggabungan dua gigi bagian dentin dan email. Etiologi: herediter dan trauma saat pembentukan gigi. Shafer (1974) dkk berspekulasi bahwa tekanan yang dihasilkan oleh sejumlah gaya fisik akan memperlama kontak antara gigi yang sedang berkembang dan mengakibatkan gigi fusi. Gigi sulung dan gigi tetap dapat mengamali fusi tetapi lebih sering terjadi pada gigi sulung. Fusion

Fusi dapat terjadi secara complete dan incomplete Complete fusion : jika fusi terjadi sebelum kalsifikasi gigi mulai. Mahkota gigi menyatu dan akan menggabungkan komponen gigi yaitu dentin, enamel, dan ruang pulpa. Incomplete fusion : jika fusi terjadi pada later stage pada pembentukan gigi. Terlihat mahkota yang terpisah dan fusi hanya terjadi hanya pada akar dengan ruang pulpa yang menyatu atau terpisah.

Fusi yang tidak sempurna antara gigi desidui incisive lateral dengan desidui canine pada mandibular Fusi yang sempurna ditandai dengan mahkota klinis yang besar tanpa pemisahan (groove) yang jelas antara incisive sentral dan lateral gigi permanen atas.

Perbedaan fusi dengan geminasi : Terjadi pengurangan jumlah gigi pada fusi begitu juga sebaliknya pada geminasi Gambaran radiografi akan memperlihatkan akar gigi yang terpisah pada gigi yang terlihat menyatu. Fusi  akar 2 & 2 gigi jadi 1 Geminasi  akar 1 & 1 gigi jadi 2

Concrescence adalah pelekatan yang erat antara akar-akar gigi yang berdekatan karena adanya pengendapan sementum. Etiologi: Trauma dan Crowding of teeth dengan resorpsi tulang interdental yang menyebabkan dua akar menyatu dengan deposisi sementum diantaranya. Bisa muncul sebelum dan sesudah gigi erupsi. Sering terjadi pada gigi molar permanen rahang atas Concrescence

Concrescence

Dens evaginatus adalah anomali perkembangan yang menghasilkan struktur serupa kuspa, biasanya pada daerah batas yang melintasi premolar. Etiologi: Anomali ini terbentuk pada waktu perkembangan awal gigi oleh proliferasi dan evaginasi epitelium email ke dalam retikulum stelat dan menghasilkan protuberansi email dan dentin dengan tanduk pulpa. Dens Evaginatus

Dens in Dente (Dens Invaginatus) Merupakan gigi di dalam gigi Bisa terjadi pada gigi sulung dan permanen Etiologi: merupakan keturunan dengan autosomal dominan dengan ekspresi yang bervariasi dan mungkin penetrasi yang tidak sempurna Sering terlihat pada daerah ceruk lingual gigi insisif kedua atas Karakteristik: ada garis invaginasi di enamel dan adanya foramen caecum dengan kemungkinan adanya hubungan antara kavitas dengan pulpa Ada debris dalam invaginasi membuat kerusakan pada gigi tidak terdeteksi Makanan dapat bersarang dalam invaginasi tersebut dan mengakibatkan nekrosis Indikasi pertama : radang periapeks Terdapat 2 tipe, yaitu tipe koronal dan tipe radikular Dens in Dente (Dens Invaginatus)

Tipe radikuler Tipe koronal

Pelebaran ruang pulpa dengan karakteristik seperti tanduk sapi Dapat terjadi pada: gigi posterior dan anterior, gigi sulung maupun permanen dan sering terjadi pada molar sulung Secara klinis terlihat normal Pada kelainan ini hanya dapat dideteksi melalui gambaran radiografi Dalam foto rontgen akan terlihat kamar pulpa yang sangat luas, akar pendek, dan bifurkasi hanya beberapa milimeter dari apeks TAURODONTIA

Dilaserasi merupakan suatu angulasi akar yang abnormal terhadap aksis memanjang dari mahkota gigi. Umumnya deviasi angulasi terlihat sangat tajam , hampir tegak lurus. Etiologi: trauma merupakan salah satu faktor penyebab sehingga mahkota bergeser dan akar memutar atau bengkok setelah terjadinya trauma. Keadaan ini menimbulkan masalah pada saat pencabutan gigi. Dilaserasi

Deformitas Gigi pada Penyakit Ricketsia Etiologi: Tidak bisa menyerap kalsium Adanya gangguan penyerapan kalsium karena defisiensi vitamin D Gambaran klinis: Hipokalsifikasi rangka Hipokalsifikasi email dan dentin, tubuli dentin tidak beraturan dengan interglobular dentin yang luas Dapat terjadi late eruption Deformitas Gigi pada Penyakit Ricketsia

Deformitas Gigi pada Hipoparatiroid Gambaran klinis: Hipoplasia atau aplasia enamel, pembentukan fissure pada email Gangguan mineralisasi dentin atau hipokalsifikasi Penebalan lamina dura pada daerah tulang Deformitas Gigi pada Hipoparatiroid

Kelainan Ukuran Gigi Makrodentia Mikrodentia

Makrodontia Kelainan ukuran gigi lebih besar dari normal Etiologinya tidak di ketahui Manifestasi klinis : Ukuran gigi tampak lebih besar daripada gigi normal Ukuran maksila dan mandibula relatif kecil Biasanya mengenai gigi molar tiga rahang bawah dan premolar dua rahang bawah, serta insisifus sentral rahang atas. Umumnya pada penderita pituitary gigantism

Makrodontia

Mikrodontia Kelainan ukuran gigi lebih kecil dari normal. Etiologi nya tidak di ketahui, diperkirakan terjadi sebagai akibat adanya dirupsi pada saat awal pertumbuhan dan perkembangan gigi yaitu tahap bud stage pada minggu kedelapan masa prenatal Manifestasi Klinis: Ukuran maksila dan mandibula relatif besar Kelainan bentuk yaitu dengan bentuk kerucut atau konus yang disebut conical teeth Biasanya terlihat pada molar ketiga rahang atas, diikuti oleh supernumerary teeth Ada 3 tipe dari mikrodontia : 1). True generalized microdontia 2) relative generalized microdontia 3) microdontia involving a single tooth Umumnya pada penderita pituitary dwarfism

Mikrodontia

Kelainan Struktur Gigi Hipoplasia enamel gigi sulung Fluorisis Ghost teeth Shell teeth Hipokalsifikasi email Kelainan herediter: Amelogenesis imperfecta Dentinogenesis imperfecta

Hipoplasia Enamel Gigi Sulung Suatu kondisi dalam mulut yang memperlihatkan adanya pembentukan enamel gigi yang tidak sempurna Kondisi ini merupakan bentuk dari amelogenesis imperfecta dan seringkali ditunjukkan dengan perubahan warna menjadi kuning, kemerahan atau coklat pada gigi

Hipoplasia Enamel Gigi Sulung Kasus yang ringan  memperlihatkan hanya sedikit groove, pit dan fissure pada permukaan email Kasus yang berat  akan terlihat deretan pit horizontal yang dalam pada permukaan enamel Kasus yang lebih berat  lapisan enamel bisa jadi tidak ada

Fluorosis Adalah salah satu gejala yang muncul apabila seseorang mendapat asupan fluor secara berlebih Fluorosis gigi dapat didefinisikan sebagai kerusakan enamel secara kualitatif yang merupakan hasil dari peningkatan konsentrasi fluor di sekitar ameloblast selama pembentukan enamel gigi. Menyebabkan perubahan warna gigi menjadi tidak putih lagi sebagaimana gigi yang sehat, akan tetapi menjadi pucat dan buram.

Etiologi Fluorosis Fluorosis air minum Pemberian suplemen yang mengandung fluor Pemberian makanan dan minuman yang mengandung fluor Pemakaian pasta gigi yang mengandung fluor

Gejala Klinis Fluorosis Gigi Ringan → garis putih luas dan menonjol, menimbulkan gambaran bercak2 kecil dan tidak teratur Sedang → ditandai dengan daerah opak yang tidak teratur berfusi sampai ke seluruh permukaan gigi sehingga gigi nampak putih seperti kapur (chalky white). Berat → Seluruh permukaan gigi nampak opak dan menunjukkan hipoplasia yang sangat jelas atau lepasnya permukaan enamel terluar yang mengakibatkan terbentuknya pit-pit atau bercak-bercak pada permukaan. Bagian enamel hilang, warna cokelat tua.

Disebut juga Odontodysplasia regional / Odontogenesis imperfecta Kelainan terlokalisasi yang hanya mengenai sekelompok gigi yang berdekatan dalam satu lengkung rahang. Terlihat adanya malformasi dan klasifikasi yang buruk. Lapisan email tipis, hipoplasi dan hipoklasifikasi. Lapisan dentin tipis, rongga pulpa besar GHOST TEETH

Gambaran klinis : Kamar pulpa besar dan saluran akar yang lebar karena hipoplasi dentin yang tipis. Enamel tipis, kepadatannya berkurang terkadang begitu tipis sehingga tidak terlihat pada gambaran radiograf.

SHELL TEETH Merupakan Dentinogenesis Imperfecta tipe III Kelainan yang terjadi pada dentin, sedangkan email normal. Dentin sangat tipis dengan kamar pulpa lebar. Akar gigi sangat pendek Etiologi : Kelainan pada fase histodiferensiasi pada pembentukan gigi Merupakan penyakit herediter Gambaran Klinis : Gigi geligi tampak seperti “shell” dan pembukaan pada pulpa gigi SHELL TEETH

Radiografi : Enamel mungkin hilang dengan dentin yang sedikit tersisa. Crowns mungkin bulat pada gigi posterior

Hipokalsifikasi Email bercak putih opak yg tampak pada gigi geligi susu dan tetap umumnya ditemukan pada 25% populasi Insisivus central  paling sering kena Etiologi: jejas pada benih gigi selama stadium kalsifikasi Kerusakan tampak sebagai bercak putih karena kekurangan kalsium pada saat serangan Bentuk gigi normal Sukar dibedakan antara hipoplastik dan hipokalsifikasi email

Hipokalsifikasi Email

Amelogenesis imperfecta Suatu kelainan formasi dari enamel atau permukaan luar gigi permanen yang diturunkan. Karakteristiknya terjadi hipokalsifikasi, hipoplasia, atau hipomaturasi yang menyeluruh.   Terbagi menjadi 3 tipe : Tipe 1 : hipoplastik Tipe 2 : hipokalsifikasi Tipe 3 : hipomaturasi

Tipe 1 hipoplastik Kurangnya email yang normal, menyebabkan  mahkota   gigi-gigi nampak pucat, coklat kekuningan, berlubang-lubang atau beralur.  

Tipe 2 hipokalsifikasi Email yang lunak, tetapi hilang jauh lebih cepat dan mengakibatkan terbukanya dentin segera sesudah erupsi. Warna gigi biasanya mempunyai gigi-gigi berwarna madu dengan corak permukaan kasar, gigi-gigi tidak erupsi multipel dan gigitan terbuka interior.

Tipe 3 hipomaturasi Email yang normal banyaknya, tetapi emailnya lunak dan kurang mineral, karenanya sonde gigi bila ditekan akan melubangi permukaan email.

Dentinogenesis imperfecta Suatu kelainan genetik yang mempengaruhi struktur gigi, akibat terjadi gangguan pada tahap histodiferensiasi pertumbuhan dan perkembangan gigi. Secara umum mahkota gigi pada penderita dentinogenesis imperfecta biasanya mempunyai ukuran yang normal, namun adanya pengerutan pada bagian servikal gigi. Akar gigi terlihat ramping dan pendek.

Dentinogenesis imperfecta Pada waktu histodiferensiasi, terjadi proses diferensiasi sel, proliferasi, pergeseran dan pematangan sebagai dental organ melalui tahap lonceng dan aposisi. Bagian perifer dari dental organ akan menjadi odontoblas, lapisan ini akan membentuk dentin. Gangguan diferensiasi selsel formatif benih gigi akan menghasilkan struktur email dan dentin yang abnormal. Kegagalan odontoblas berdiferensiasi pada tahap ini akan menghasilkan struktur dentin abnormal, yang dikenal dengan dentinogenesis imperfecta.

Kelainan Warna Gigi Intrinsik Ekstrinsik

Kelainan Warna Gigi

Diskolorasi Perubahan warna pada gigi: Intrinsik Ekstrinsik

Intrinsik Disebabkan karena adanya penumpukan bahan- bahan dalam struktur gigi Anomali Warna Gigi: Tetracycline Stain Fluorosis Neonatal Hyperbilirubinemia (Jaundice) Erythroblastosis Fetalis Porphyria

Tetracycline Stain Pemakaian antibiotik tetracycline saat masa kehamilan  tetracycline menembus plasenta  proses pertumbuhan gigi Efek bisa lokal atau generalized pada gigi sulung dan permanen. Gambaran klinis: Kuning hingga cokelat High dose menyebabkan enamel hypoplasia

Fluorosis (Mottled Enamel) Pemakaian fluor berlebih: Minuman mengandung fluor Tablet Fluor Pasta gigi Gambaran klinis: Konsentrasi rendah  opak putih Konsentrasi tinggi  enamel terkelupas (enamel hypoplasia) dan berwarna cokelat

Neonatal Hyperbilirubinemia Etiologi: Peningkatan serum bilirubin Gambaran Klinis: Gigi memiliki bercak biru, kecokelatan, kehijauhan, atau hitam.

Erythroblastosis Fetalis Sebuah kondisi dimanifestasikan dengan adanya anemia pada janin saat antibody dari ibu menyerang darah merah janin. Terjadi saat ibu dan janin memiliki golongan darah yang berebeda Hemolytic anemia pada bayi  transimisi antibody dan hemolisis yang berlebih pada erythrocyte. Rh-negative dari ibu dan Rh-positive bayi  tidak cocok  antibody ibu menyerang erythrocyte bayi. Pigmen darah (bilirubin dan biliverdin) terbentuk  hijau, biru, kuning kecokelatan, atau abu-abu Gambaran klinis: Gigi memiliki bercak berwarna biru, hijau, cokelat, atau hitam

Porphyria Kelainan pada metabolisme porphyrin Genetik atau Hereditas Jumlah Porphyrins yang banyak dalam darah dan urin Gambaran klinis intraoral: Merah kecoklatan hingga abu-abu dan hitam

EKSTRINSIK Perubahan warna ekstrinsik terdapat pada enamel ETIOLOGI: Pigmen Eksogen Makanan Minuman (teh, kopi) Tembakau Bakteri Kromogenik Obat Topikal Kerusakan gigi Kerusakan enamel Disfungsi saliva Poor oral hygiene Permukaan luar email gigi rentan terhadap akumulasi noda dari makanan, minuman, dan tembakau. Saliva berfungsi membersihkan sisa-sisa makanan dan plak. Jumlah penurunan air liur menyebabkan kurangnya fungsi pelindung ini dan bisa menyebabkan perubahan warna gigi.

GAMBARAN KLINIS : Berwarna coklat, hitam, jingga, hijau, metalik, kuning, emas kecoklatan, dan merah hitam

Gambar 1. Diskolorasi hijau

Gambar 2. Diskolorasi cokelat

Gambar 3. Diskolorasi hitam

Gambar 4. Diskolorasi metalik

Daftar pustaka S, Herlianti Iswari. "GIGI SUPERNUMERARY DAN PERAWATAN ORTODONSI." N.p., 1 Aug. 2013. Web. 17 Sept. 2015 Berhman, Kliegman & Arvin, Nelson. 19996. Ilmu Kesehatan Anak Nelson. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC Eversole, Lewis R.. 2011. Clinical Outline of Oral Pathology 4th Edition. China: People’s Medical Publishing House Shafer. 2009. Shafer’s Textbook of Oral Pathology 6th Edition. India: Elsevier Lea and Febiger, 1988, Endodontic Practice, 7th ed., Philadelphia McDonald, Avery, Dean. 2011. Dentistry for the Child and Adolescent. Eighth Edition. Elsevier. Ghom, Anil Govindrao and Savuta Anii. Textbook of Oral Medicine. JP Medical Ltd, 2014. Print. DeLong, Leslie and Nancy W. Burkhart. General and Oral Pathology doe the Dental Hygienist. Lippincott Williams & Wilkins, 2007. Print. Purkait, Swapan Kumar. Essentials of Oral Pathology. 2011. Ed.3. Jaypee Brothers Medical Pud. New Delhi. Ongole, Ravikiran. B. N.,Praveen. Textbook of Oral Medicine Oral Diagnosis and Oral Radiology. 2014. Ed.2. Elsevier India. New Delhi. Saraf, Sanjay. Textbook of Oral Pathology. 2006. Ed.1. Jaypee Brothers Medical Pud. New Delhi. Ferretti, Patrizia. Copp, Andres. Tickle, Cheryll. Moore, Gudrun. Embryos, Genes and Birth Defects. 2006. Ed.2. Wiley. New Jersey.

THANK YOU