Assalamualaikum Wr.Wb Dhea Kanzela 11311014
Rancangan Judul Uji Antibakteri Obat Kumur Ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) Terhadap Streptococcus mutans
Latar Belakang Di Indonesia, daun seledri dimanfaatkan sebagai pelengkap sayuran. Seledri mengandung flavonoid, saponin, tanin, apiin, minyak atsiri, apigenin, kolin, dan zat pahit asparagin. Diantara kandungan yang dimiliki seledri, flavonoid, saponin, dan tanin merupakan senyawa yang bersifat antibakteri. Streptococcus mutans adalah salah satu bakteri utama penyebab karies gigi yang memilki enzim glukosiltransferase (GTF). GTF adalah enzim yang mampu mengkatalis sintesis glukan dalam proses terjadinya karies. Penelitian terdahulu ekstrak Daun Seledri menunjukkan efek antibakteri. Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk menguji efek antibakteri ekstrak daun seledri bila diaplikasikan dalam sediaan obat kumur.
Masalah Pokok Hipotesis Daun Seledri (Apium graveolens L.) yang memiliki kandungan flavanoid, minyak atsiri, tanin dan saponin yang dipercaya memiliki kemampuan sebagai daya antibakteri sehingga dapat dimanfaatkan sebagai obat kumur. Hipotesis Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Seledri(Apium graveolens L.) dapat menekan pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
Manfaat Penelitian Tujuan Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang efektifitas sediaan obat kumur ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) terhadap Streptococcus mutans. 2. Meningkatkan pemanfaatan ektrak daun seledri sebagai alternatif bahan antibakteri dalam sediaan obat kumur. Tujuan Penelitian Menguji efek antibakteri ekstrak Daun Seledri (Apium graveolens L.) apabila diaplikasikan dalam sediaan obat kumur.
Metode Penelitian 1. Alat dan Bahan Alat : Rotari evaporator, oven, inkubator bakteri dan autoklaf, viskotester, pipet ukur, pembakar bunsen, erlenmeyer, cawan petri, dan alat-alat gelas laboratorium lainnya Bahan :Ekstrak Daun Seledri, media pertumbuhan bakteri Mueller Hinton Agar (MHA), etanol 95%, sorbitol, gliserin, natrium benzoat, aqua menthae piperitae, air suling.
2. Penyiapan Bahan Pengolahan bahan diawali dengan pengumpulan Daun Seledri(Apium graveolens L.) pencucian, pengeringan, perajangan, kemudian penggilingan bahan, sehingga diperoleh serbuk kering siap untuk diekstraksi. 3. Pembuatan Ekstrak Ekstrak daun seledri diperoleh melalui metode ekstraksi maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 95%. Daun seledri sebanyak 650g dimaserasi menggunakan pelarut etanol 95% sebanyak 5L, kemudian ekstrak cair dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga di peroleh ekstrak kental herba daun seledri yang akan dijadikan bahan formulasi.
Formulasi Obat Kumur Bahan F0 F1 F2 F3 F4 Ekstrak Daun Seledri - 1.25 ml 2.5 ml Na. Benzoat 0.1 ml Alkohol 95% 0.5 ml Sorbitol 20 ml Gliserin 10 ml Aq. Ment pip Aquadest ad 100 ml
5. Uji Aktivitas Antibakteri Sediaan Obat Kumur Ekstrak Etanol Daun Seledri terhadap Streptococcus mutans Pengujian ini dilakukan menggunakan metode difusi agar dengan cara perforasi. Sebanyak 1 ml suspensi bakteri uji dicampurkan ke dalam 19 ml media pada saat suhu 45⁰C, kemudian digoyangkan hingga suspensi bakteri uji bercampur rata dengan media, lalu dituangkan ke dalam cawan petri. Setelah medium uji tersebut padat, medium dilubangi menggunakan perforator, lubang tersebut diisi dengan 50µL masing-masing larutan formula (F0, F1, F2. F3, F4). Cawan diinkubasi selama 18-24 jam pada suhu 37⁰C. Diameter hambat yang terbentuk diukur menggunakan jangka sorong sebagai parameter untuk menentukan aktivitas antibakteri yang diuji lalu dibandingkan dengan sediaan obat kumur yang beredar di pasaran.
6. Penentuan Waktu Kontak Penentuan waktu kontak sediaan obat kumur dilakukan pada tabung reaksi steril secara aseptik dengan memasukkan 100µl suspensi bakteri uji dalam 10 mL sediaan obat kumur. Setelah berkontak selama 15 detik, campuran tersebut diambil 1 ose, lalu ditanam pada media dalam cawan petri. Pekerjaan ini diulangi untuk waktu kontak, 30, 45, dan 60 detik. Cawan diinkubasi pada suhu 37˚C selama 18-24 jam, kemudian diamati hasilnya. Setiap penanaman sektor pada media yang menunjukkan pertumbuhan koloni paling singkat sesuai dengan lama kebiasaan seseorang berkumur, dipilih sebagai waktu kontak paling efektif. Perlakuan yang sama dilakukan juga pada formula tanpa ekstrak seledri sebagai formula kontrol, dan juga pada sediaan obat kumur dipasaran sebagai pembanding. 7. Evaluasi Fisik Sediaan Obat Kumur Ekstrak Daun Seledri Evaluasi fisik sediaan obat kumur dibagi menjadi tiga tahap yaitu: Pengamatan Organeleptis (warna, aroma, rasa, dan kejernihan), Pengujian PH, dan Pengujiaan Viskositas.
TERIMA KASIH