Pengaruh Iklim terhadap Tanaman serta Hama dan Penyakit Tanaman Oleh : Andi Khairil A.Samsu
Cuaca dan Iklim Cuaca peristiwa fisik yang berlansung di atmosfer pada suatu saat dan tempat /ruang tertentu, yang dinyatakan dalam berbagai variabel disebut unsur – unsur cuaca. Iklim penyebaran cuaca dari waktu ke waktu(hari demi hari, bulan demi bulan, dan tahun demi tahun) dan termasuk di dalamnya harga rata – rata dan harga – harga ekstrim (yaitu maksimum dan minimum) atau keadaan rata –rata cuaca pada suatu periode yang cukup lama atau daerah yang cukup luas. Di Indonesia dikenal ada 2 (dua) iklim atau pengertian umumnya disebut musim yaitu musim kemarau dan musim hujan.
Pembagian Daerah Iklim Daerah panas/tropis Tinggi tempat : 0 – 600 m dari permukaan laut. Suhu : 26,3o C – 22o C. Tanaman : padi, jagung, kopi, tembakau, tebu, karet, kelapa, coklat. Daerah sedang Tinggi tempat : 600 m – 1500 m dari permukaan laut. Suhu : 22o C – 17,1o C. Tanaman : padi, tembakau, teh, kopi, coklat, kina, sayur- sayuran. Daerah sejuk Tinggi tempat : 1500 – 2500 m dari permukaan laut. Suhu : 17,1o C – 11,1o C. Tanaman : kopi, teh, kina, sayur-sayuran. Daerah dingin Tinggi tempat : lebih dari 2500 m dari permukaan laut. Suhu : 11,1o C – 6,2o C. Tanaman : Tidak ada tanaman budidaya.
Iklim merupakan peubah utama yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Alasan utama yang melandasi pentingnya mempelajari Pengaruh iklim pada tanaman yaitu : Pengetahuan tentang iklim tersebut akan membantu pemuliaan tanaman untuk memilih kultivar yang cocok terhadap kondisi tempat tumbuh tanaman; Dasar tersebut akan membantu ahli agronomi dan fisiologi untuk menghitung efek iklim pada pertumbuhan, perkembangan, dan hasil tanaman sehingga dapat memutuskan pengaruh perlakuan dalam setiap percobaannya. Iklim adalah salah satu faktor yang berpengaruh terhadap produktivitas dan dapat mengoptimalisasi penggunaan sumberdaya dalam system produksi (Koesmaryono et al. 1997).
Pengaruh komponen iklim terhadap tanaman : Suhu Suhu udara dan tanah mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman. Setiap jenis tanaman mempunyai batas suhu minimum, optimum dan maksimum yang berbeda-beda untuk setiap tingkat pertumbuhannya. Gandum dalam musim dingin tahan berada dalam kondisi suhu yg rendah dan dapat bertahan dalam suhu beku selama periode musim dingin. Tanaman tropis misalnya coklat memerlukan suhu tinggi sepanjang tahun. Batas atas suhu yang mematikan aktivitas sel-sel tanaman berkisar antara 1200 sampai 1400 F tetapi nilai ini beragam sesuai dengan jenis tanaman dan tingkat pertumbuhannya. Suhu tinggi tidak mengkhawatirkan dibandingkan suhu rendah dalam menahan pertumbuahan tanaman asal persediaan air memadai dan tanaman dapat menyesuaikan terhadap daerah iklim. Dalam kondisi suhu yang sangat tinggi, pertumbuhan terhambat bahkan terhenti tanpa menghiraukan persediaan air, dan kemungkinan keguguran daun atau buah sebelum waktunya Ditinjau dari klimatologi pertanian, suhu udara di Indonesia dapat berperan sebagai kendali pada usaha pengembangan tanaman padi di daerah-daerah yang mempunyai dataran tinggi. Sebagian besar padi unggul dapat berproduksi dengan baik sampai pada ketinggian 700 dpl, demikian juga tanaman kedelai, kacang tanah, dan kacang hijau. Suhu udara rata-rata yang tinggi baik untuk tanaman seperti kacang tanah dan kapas. Sedangkan gandum, kentang dan tomat dapat ditanam di dataran tinggi dengan suhu yang lebih rendah. Jenis tanaman yang tahan kekeringan diantaranya ubi kayu, wijen, kacang tanah, kacang hijau dan semangka.
2. Air Air adalah faktor yang lebih penting dalam produksi tanaman pangan dibandingakan dengan faktor lingkungan lainnya. Tanaman pangan memperoleh persediaan air dari akar, itu sebabnya pemeliharaan kelembaban tanah merupakan faktor yang penting dalam pertanian. Jumlah air yang berlebih dalam tanah akan mengubah berbagai proses kimia dan biologis yang membatasi jumlah oksigen dan meningkatkan pembentukan senyawa yang berbahaya bagi akar tanaman. Curah hujan yang lebat dapat menggangu pembungaan dan penyerbukan. Curah hujan memegang peranan pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Hal ini disebabkan air sebagai pengangkut unsur hara dari tanah ke akar dan dilanjutkan ke bagian-bagian lainnya. Fotosintesis akan menurun jika 30% kandungan air dalam daun hilang, kemudian proses fotosintesis akan berhenti jika kehilangan air mencapai 60% (Griffiths, 1976)
3. Radiasi matahari Radiasi matahari yang ditangkap klorofil pada tanaman yang menpunyai hijau daun merupakan energi dalam proses fotosintesis. Hasil fotosintesis ini menjadi bahan utama dalam pertumbuhan dan produksi tanaman pangan. Selain meningkatkan laju fotosintesis, peningkatan cahaya matahari biasanya mempercepat proses pembungaan dan pembuahan. Sebaliknya, penurunan intensitas radiasi matahari akan memperpanjang masa pertumbuhan tanaman. Jika air cukup maka pertumbuhan dan produksi padi hampir seluruhnya ditentukan oleh suhu dan radiasi matahari. Tanaman yang dipanen buah atau bijinya akan tumbuh dengan baik pada intensitas radiasi matahari yang tinggi. Pada tanaman kedelai penurunan intensitas radiasi matahari akan menurunkan hasil polong dan biji kering. Intensitas radiasi yang rendah sejak penanaman dapat menurunkan hasil yang sangat besar jika dibandingakan jika hanya pada fase pengisian polong. Radiasi matahari merupakan faktor penting dalam metabolisme tanaman yang berklorofil, karena itu produksi tanaman pangan dipengaruhi oleh tersedianya cahaya matahari. Tapi umumnya fluktuasi hasil dari tahun ke tahun tidak mempunyai korelasi dengan ketersediaan radiasi matahari, karena produksi pangan ditentukan juga oleh faktor lain.
Pengaruh Iklim dan Cuaca Terhadap Hama Tanaman Perhatian terhadap hubungan antara cuaca dan iklim dengan timbulnya serangan penyakit pada tanaman mulai dirasakan sejak lama dan perhatian terbesar diberikan ketika terjadi kegagalan panen kentang akibat serangan penyakit potato blight (Phytopthora infestan) di Irlandia pada tahun 1846. Meskipun setelah itu telah banyak dilakukan percobaan dan penelitian mengenai hubungan cuaca-iklirn dengan perkembangan patogen, namun masih belum bisa mengungkap semua aspek yang berkaitan dengan interaksi iklim dan cuaca dengan perkembangan penyakit. Oleh karenanya masih diperlukan banyak penelitian mengenai pengaruh iklim dan cuaca terhadap perkembangan dan pertumbuhan patogen terutama dalam aspek yang berkaitan dengan perlindungan tanaman dan peramalan serangan (epidemi).
iklim sangat berpengaruh terhadap perkembangan tanaman , hama dan penyakit . Khususnya pengaruh iklim terhadap perkembangan penyakit sangat penting sekali. Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dapat berkembang dengan baik dipengaruhi keaadaan ekosistemnya. Dalam pengertian umum disebutkan segi tiga penyakit yang artinya penyakit dapat berkembang dipengaruhi : Virulensi atau keganasan suatau penyakit, lingkungan , tanaman yang dibudidaya dan manusia sebagai pelaku pertanian. Ekosistem atau lingkungan yang cocok untuk perkembangan penyakit tanaman pangan adanya curah hujan yang tinggi, kelembaban 70 – 100 %, kecepatan angin pada kisaran 10 – 15 km per jam, suhu udara 26 – 33 derajad celcius, merupakan kondisi yang sangat cocok untuk perkembangan penyakit.
Kondisi Tanah dan Cara Pengolahan yang Baik
Lahan adalah merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia.Setiap kegiatan pertanian pasti membutuhkan pengolahan lahan. Pengolahan lahan bertujuan mengubah keadaan lahan pertanian dengan alat tertentu hingga memperoleh susunan lahan ( struktur tanah ) yang dikehendaki oleh tanaman.
Metode Pengolahan Lahan Pengolahan Lahan Secara Konvensional, Pengolahan lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan waktu yang lama dalam pengerjaannya Pengolahan Lahan Secara Modern, Pengolahan lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari
Sistem-sistem Pengolahan Lahan Pengolahan Lahan Sempurna Pengolahan lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan pengolahan lahan. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary. Olah Lahan Minimum. Pegolahan lahan dengan olah tanah minimum hanya meliputi pembajakan( tanah diolah, dibalik, kemudian tanah diratakan). Pada pengolahan tanah ini biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan. Tanpa Olah Tanah(TOT) Pengolahan lahan pada system ini hanya meliputi penye,protan guna membunuh atau menghilangkan gulma pada lahan, kemudian ditungg hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini biasanya digunakan sisti tajuk dalam proses penanamannya.
Pengolahan lahan juga harus memperhatikan topografi dan kontur keadaan lahan. Semakin curam keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi yang terjadi. Jika tingkat erosi semakin besar maka humus dan zat hara dalam tanah akan semakain banyak hilang.
Terimakasih