AIDS MIRIP DIABETES MELLITUS Tidak bisa disembuhkan Bisa dikendalikan (Gula darah) Berobat seumur hidup Perlu penyuluhan Sebabkan depresi Tidak menular AIDS Tidak bisa disembuhkan Bisa dikendalikan (Virus HIV) Berobat seumur hidup Perlu penyuluhan Sebabkan depresi Menular
INFEKSI HIV MIRIP HEPATITIS B Ditularkan lewat darah Penularan ke tenaga kesehatan 300:1000 tusukan Hanya 15% menjadi Sirosis hepatis Untuk tes HbsAg tidak perlu “Informed consent” HIV Ditularkan lewat darah Penularan ke tenaga kesehatan 4:1000 tusukan 100% menjadi AIDS Untuk tes Perlu “Informed Consent”
DIAGNOSIS Perlu VCT (Voluntary Counseling Testing) = Konsultasi & Tes Sukarela Mengapa? Penyakit Menular Masih ada “Stigma” dan “Diskriminasi” Pengobatannya seumur hidup Ada Masalah: Medis, Psikologis, Sosial
VCT Pre-test Counseling Testing Post-test Counseling Follow up
Pre-test Counseling Mencari Perilaku Berisiko Tinggi: Hubungan seksual dengan pasangan berisiko tinggi tanpa menggunakan pengaman Pengguna narkotika suntikan pemakaian jarum secara bersama tanpa sterilisasi memadai Hubungan seksual yang tidak aman Multipartner Pasangan seks individu yang diketahui terinfeksi HIV Kontak seks per anal
Pre-test Counseling Mempunyai riwayat Infeksi Menular Seksual (IMS) Riwayat menerima transfusi darah berulang tanpa tes penapisan Riwayat perlukaan kulit, tato, tindik Sirkumsisi dengan alat yang tidak disterilisasi
TES HIV Rapid Tes (dengan 3 Metoda yang berbeda) ELISA Wetern blot
Dinyatakan POSITIF: Satu kali pengambilan darah Dites dengan 3 reagent yang berbeda semuanya REAKTIF Apalagi kalau ada faktor risiko penularan
HASIL POSITIF PALSU Frekuensi: 0,0004% - 0,0007% Tidak ada faktor risiko tinggi Beban virus yang tidak terdeteksi (undetectable) CD4 normal Sebaiknya dilakukan pengulangan pemeriksaan serologi
PENYEBAB HASIL POSITIF PALSU Autoantibodi. Terjadi pada penyakit SLE (lupus) dan Gagal Ginjal Terminal Vaksin HIV Factitious HIV infection
HASIL NEGATIF PALSU Potensi terjadinya negatif palsu 0,3% pada populasi prevalensi tinggi < 0,001% pada populasi prevalensi rendah
PENYEBAB NEGATIF PALSU Masa jendela (window period) Serokonversi umumnya 3 minggu – 3 bulan Seroreversi: pada stadium akhir penyakit Dilaporkan pada pasien yang mengalami rekonstitusi (IRIS) berkepanjangan akibat HAART (Highly Active Anti Retroviral Therapy) Atypical host response Agammaglobulinemia Strain tipe N atau O atau HIV-2
HASIL INDETERMINATE Jika 2 dari 3 metoda hasilnya positif Penyebab: Proses serokonversi (masa jendela) Infeksi HIV stadium lanjut Reaksi silang antibodi nonspesifik Penyakit vaskuler-kolagen Penyakit autoimun Limfoma, penyakit liver, pengguna narkotika suntik, sklerosis multipel, barusaja imunisasi Infeksi strain O atau HIV-2 Technical atau clerical error
TES DIAGNOSTIK HIV Skrining Enzyme-linked Immunoassay: EIA (Enzyme Immune Assay) atau Rapid Test ELISA (Enzyme Linked Immunosorbent Assay) Untuk HIV-1 dan HIV-2 Aglutinasi Latek Untuk HIV-1
TES HIV KONFIRMASI Western blot (WB) Untuk HIV-1 dan HIV-2 Indirect immunofluorescence antibody assay (IFA) Untuk HIV-1 Radioimmunoprecipitation antibody assay (RIPA)
TES HIV YANG LAIN ELISA untuk HIV-1 p24 antigen Deteksi Virus Polymerase Chain Reaction PCR) Untuk HIV-1
Kapan kita menduga HIV-AIDS Demam > 1 bulan Diare > 1 bulan Batuk > 1 bulan diobati TBC Paru 2 bulan tidak ada perbaikan klinis Berat Badan turun > 10% (1 bulan) Ada Infeksi Ikutan Jamur di mulut TBC Paru
Klinik VCT RSDK Tulisan Klinik VCT “Kecil” Tenaga Konselor, Ruangan, Laborat
Estimasi orang dewasa dan anak-anak yang hidup dengan HIV sampai akhir 2005 Eropa Barat & Tengah 610.000 [480.000 – 760.000] Eropa Timur & Asia Tengah 1,4 juta [920.000 – 2,1 juta] Amerika Utara 1 juta [540.000 – 1,6 juta] Asia Timur 1,1 juta [560.000 – 1,8 juta] Afrika Utara & Timur Tengah 540.000 [230.000 – 1,5 juta] Karibia 440.000 [270.000 – 780.000] Asia Selatan & Tenggara 7,1 juta [4,4 – 10,6 juta] 21 juta (Sub Sahara] Amerika Latin 1,7 juta [1,3 – 2,2 juta] Oceania 35 000 [25.000 – 48.000] Total : Sekitar 60 juta (21 Juta sudah Meninggal)
Situasi HIV/AIDS di Indonesia 1987 s/d September 2006 Jumlah Tercatat dan dilaporkan Oleh Departemen Kesehatan : AIDS : 6.987 kasus HIV : 4.617 kasus Total :11.604 kasus Estimasi tahun 2003 : 90.000 - 130.000 terinfeksi HIV Estimasi tahun 2004 : 103.971 terinfeksi HIV Estimasi tahun 2006 : 171.000 - 219.000 HIV
Jumlah Kasus AIDS di Indonesia 10 Tahun Terakhir Berdasarkan Tahun Pelaporan s/d 30 September 2006
Kumulatif Pengidap Infeksi HIV 10 Tahun Terakhir Berdasarkan Tahun Pelaporan s/d 30 September 2006
Presentasi Kasus AIDS di Indoesia Berdasarkan Jenis Kelamin s/d 30 September 2006
10 Propinsi di Indonesia dengan Kasus AIDS terbanyak s/d September 2006
Presentase Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia Berdasarkan Cara Penularan s/d 30 September 2006
Grafik Kecenderungan Faktor Risiko Kasus AIDS per Periode di Indonesia
Presentase Kumulatif Kasus AIDS di Indonesia Berdasarkan Kelompok Umur s/d 30 September 2006
SITUASI HIV/AIDS DI JAWA TENGAH
GRAFIK KASUS HIV / AIDS DI JAWA TENGAH 1993-2006 (Oktober) Jumlah kasus Jumlah kumulatif HIV / AIDS = 970 Jumlah kumulatif HIV = 777 Jumlah kumulatif AIDS = 193
JUMLAH KASUS DAN KEMATIAN AIDS DI JAWA TENGAH TAHUN 1993-2006 (Okt) JUMLAH TOTAL KASUS AIDS = 193 KASUS JUMLAH TOTAL YANG MENINGGAL = 110 KASUS (56,99%) JUMLAH TOTAL YANG MASIH HIDUP = 83 KASUS
DISTRIBUSI KASUS HIV/AIDS DI JAWA TENGAH 1993-2006 (Oktober) JEPARA PATI REMBANG KUDUS DEMAK BATANG BREBES TEGAL KENDAL PKL SMG BLORA PML GROBOGAN PURBA LINGGA BANJ. NEGA RA TEMANG GUNG KAB SMG WONO SOBO SRAGEN BOYO LALI BANYUMAS KR. ANYAR MGL CILACAP KEBU MEN SUKO HARJO PURWO REJO KLATEN D.I.Y WONOGIRI : HIV/AIDS >25 : HIV/AIDS 11-25 : HIV/AIDS 1-10
FAKTOR RISIKO PENULARAN KASUS AIDS DI JAWA TENGAH SAMPAI 1993-2006 (Oktober)
KECENDERUNGAN KASUS AIDS MENURUT FAKTOR RISIKO DI JAWA TENGAH s/d Oktober 2006
DISTRIBUSI KASUS AIDS MENURUT JENIS PEKERJAAN DI JATENG TAHUN 1993-2006 (Okt)
KASUS KUMULATIF HIV/AIDS DI 14 KAB/KOTA TERBANYAK DI JAWA TENGAH 1993-2006 (Juni)
PROGRAM P2 HIV/AIDS
Intervensi pokok dalam menghadapi epidemi HIV Pencegahan melalui Komunikasi Perubahan Perilaku Peningkatan ketersediaan, penerimaan dan kualitas kondom. Membangun program penanggulangan IMS (Infeksi Menular Seksual) secara komprehensif. Memperluas layanan konseling dan testing secara sukarela (VCT) Menjamin keamanan darah Mencegah penularan dari ibu ke anak Pengurangan dampak buruk bagi pengguna jarum suntik untuk Napza.
(Lanjutan) Menciptakan lingkungan yang mendukung. Perluasan akses pengobatan infeksi opportunistic dan palliative Perawatan kesehatan berbasis masyarakat dan keluarga Menguatkan “jaringan pengaman sosial” untuk rumah tangga miskin yang terkena dampak AIDS, termasuk yatim piatu karena orang tua terkena AIDS. Konseling dan layanan kepada ODHA dan keluarganya.