KELOMPOK : VIII Ananda Pratiwi M : 4133111004 Raisyah Ikhwana : 4131111034 Rizka Aulia : 4131111040 Sri Warda Ningsih : 4131111048 Subhanri : 4144411001
MAKE A MATCH
Pengertian Model Pembelajaran MAKE A MATCH Tujuan Model Pembelajaran MAKE A MATCH Langkah-langkah dan Cara Pembelajaran Make A Match Kelebihan dan Kekurangan Metode Pembelajaran MAKE A MATCH Goal / Tujuan Pembelajaran Defenisi Menurut Para Ahli
Pengertian Model Pembelajaran MAKE A MATCH Model pembelajaran MAKE A MATCH adalah sistem pembelajaran yang mengutamakan penanaman kemampuan sosial terutama kemampuan bekerja sama, kemampuan berinteraksi, disamping kemampuan berpikir cepat melalui permainan mencari pasangan dengan dibantu kartu. Model make a match atau mencari pasangan merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan kepada siswa. Penerapan metode ini dimulai dari teknik yaitu siswa disuruh mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban/soal sebelum batas waktunya, siswa yang dapat mencocokkan kartunya diberi poin.
Tujuan Model Pembelajaran MAKE A MATCH pendalaman materi; menggali materi; dan untuk selingan.
Langkah-langkah dan Cara Pembelajaran Make A Match Langkah-langkah penerapan metode make a match sebagai berikut: Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap siswa mendapatkan sebuah kartu yang bertuliskan soal/ jawaban. Setiap siswa memikirkan jawaban/ soal dari kartu yang dipegang. Setiap siswa mencari pasangan kartu yang cocok dengan kartunya. Misalnya: pemegang kartu yang bertuliskan bela negara akan berpasangan dengan kartu yang bertuliskan soal “sikap dan perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada negara dalam menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara” . Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi poin. Jika siswa tidak dapat mencocokkan kartunya dengan kartu temannya (tidak dapat menemukan kartu soal atau kartu jawaban) akan mendapatkan hukuman, yang telah disepakati bersama. Setelah satu babak, kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya, demikian seterusnya. Siswa juga bisa bergabung dengan 2 atau 3 siswa lainnya yang memegang kartu yang cocok. Guru bersama-sama dengan siswa membuat kesimpulan terhadap materi pelajaran.
Kelebihan dan Kekurangan Suasana kegembiraan akan tumbuh dalam proses pembelajaran (Let them move). Kerjasama antara sesame murid terwujud secara dinamis. Munculnya dinamika gotong royong yang merata diseluruh murid. Murid mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topic dalam suasana menyenangkan.
Kekurangan pembelajaran kooperatif tipe make a match yaitu : Diperlukan bimbingan dari guru untuk melakukan kegiatan. Waktu yang tersedia perlu dibatasi jagan sampai murid terlalu banyak bermain-main dalam proses pembelajaran. Guru perlu persiapan alat dan bahan yang memadai. Jika kelas anda termasuk gelas gemuk (lebih dari 30 orang/kelas) berhati-hatilah. Memakan waktu yang banyak karna sebelum masuk kelas terlebih dahulu kita mempersiapkan kartu-kartu.
Goal / Tujuan Pembelajaran Goal yang ingin dicapai Meningkatkan partisipasi siswa Meningkatkan keaktivan siswa Berfikir kreatif
Defenisi Menurut Para Ahli Meningkatkan partisipasi siswa Menurut Tannenbaun dan Hahn (dalam Sukidin, et al 2002:159) dalam konteks pembelajaran di kelas menyatakan bahwa Partisipasi adalah merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh siswa pada tingkatan sejauh mana peran siswa melibatkan diri dalam kegiatan dan menyumbangkan tenaga dan pikiranya dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran. menurut Keit Davis (dalam Sastroputro 1989: 35) menyatakan bahwa partisipasi adalah keterlibatan mental dan emosi seseorang dalam situasi kelompok yang mendorongnya untuk memberikan sumbangan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan serta tenggung jawab terhadap usaha yang bersangkutan.
George Terry (dalam Winardi 2002:149) menyatakan bahwa partisipasi adalah turut sertanya seseorang baik secara mental maupun emosional untuk memberikan sumbangan - sumbangan pada proses pembuatan keputusan, terutama mengenai persoalan dimana keterlibatan pribadi orang yang bersangkutan melaksanakan tanggungjawabnya untuk melakukan hal tersebut. Jadi kesimpulan dari partisipasi yang peneliti maksud adalah partisipasi siswa yang merupakan wujud tingkah laku siswa secara nyata dalam kegiatan pembelajaran yang merupakan totalitas dari suatu keterlibatan mental dan emosional siswa sehingga mendorong mereka untuk memberikan kontribusi dan bertanggung jawab terhadap pencapaian suatu tujuan yaitu tercapainya prestasi belajar yang memuaskan
Meningkatkan ke aktifan siswa Menurut Anton M. Mulyono (2001 : 26) Aktivitas artinya “kegiatan atau keaktifan”. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktifitas. Menurut Sriyono aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani atau rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.
Dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar merupakan segala kegiatan yang dilakukan dalam proses interaksi (guru dan siswa) dalam rangka mencapai tujuan belajar. Aktivitas yang dimaksudkan di sini penekanannya adalah pada siswa, sebab dengan adanya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran terciptalah situasi belajar aktif, seperti yang dikemukakan oleh Rochman Natawijaya dalam Depdiknas(2005 : 31), belajar aktif adalah “Suatu sistem belajar mengajar yang menekankan keaktifan siswa secara fisik, mental intelektual dan emosional guna memperoleh hasil belajar berupa perpaduan antara aspek koqnitif, afektif dan psikomotor”.
Berfikir Kreatif Menurut Langrehr (2006), untuk melatih berpikir kreatif siswa harus didorong untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan hal-hal sebagai berikut : Membuat kombinasi dari beberapa bagian sehingga terbentuk hal yang baru; Menggunakan ciri-ciri acak dari suatu benda sehingga terjadi perubahan dari desain yang sudah ada menjadi desain yang baru; Mengeliminasi suatu bagian dari sesuatu hal sehingga diperoleh sesuatu hal yang baru; Memikirkan kegunaan alternatif dari sesuatu hal sehingga diperoleh kegunaan yang baru; Menyusun ide-ide yang berlawanan dengan ide-ide yang sudah biasa digunakan orang sehingga diperoleh ide-ide baru; Menentukan kegunaan bentuk ekstrim dari suatu benda sehingga ditemukan kegunaan baru dari benda tersebut.
menurut Alvino (dalam Cotton, 1991) kreatif adalah melakukan suatu kegiatan yang ditandai oleh empat komponen, yaitu : fluency (menurunkan banyak ide), flexibility (mengubah perspektif dengan mudah), originality (menyusun sesuatu yang baru), dan elaboration (mengembangkan ide lain dari suatu ide). Menurut Munandar (1999:48) menyatakan bahwa: "Kreativitas (berpikir kreatif atau berpikir divergen) adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan banyak kemungkinan jawaban terhadap suatu masalah, dimana penekanannya adalah pada kuantitas,ketepatgunaan dan keragaman jawaban". Makin banyak kemungkinan jawaban yang dapat diberikan terhadap suatu masalah makinn kreatiflah seseorang. Tentu saja jawaban jawaban itu harus sesuai dengan masalaljnya. Jadi, tidak semata-mata banyaknya jawaban yang dapat diberikan yang menentukan kreativitas seseorang, tetapi juga kualitas atau mutu dari jawabannya.
Berdasarkan pada uraian-uraian yang telah disimpulkan bahwa pengertian kemampuan berpikir kreatif matematika sebagai berikut : Kemampuan berpikir kreatif adalah kemampuan berpikir yang sifatnya baru yang diperoleh dengan mencoba-coba dan ditandai dengan keterampilan berpikir lancar, luwes, orisinal, dan elaborasi.