INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT dr. Gabriella Lintin
Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut atau ISPA adalah suatu kelompok penyakit yang menyerang saluran pernapasan. Secara anatomis ISPA dapat di bagi dalam dua bagian, yaitu ISPA Atas (Acute Upper Respiratory Infections) dan ISPA Bawah (Acute Lower Respiratory Infections).
ISPA adalah suatu penyakit pernafasan akut yang ditandai dengan gejala batuk, pilek, serak, demam dan mengeluarkan ingus atau lendir yang berlangsung sampai dengan 14 hari. ISPA adalah penyakit infeksi yang menyerang salah satu dan atau lebih bagian dari saluran napas, mulai dari hidung (saluran pernapasan atas) hingga alveoli (saluran pernapasan bawah) termasuk jaringan adneksanya, seperti sinus, rongga telinga tengah dan pleura yang disebabkan oleh masuknya kuman (bakteri, virus atau riketsia) ke dalam organ saluran pernapasan yang berlangsung selama 14 hari.
Klasifikasi Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) Ringan (bukan pneumonia) Batuk tanpa pernafasan cepat/kurang dari 40 kali/menit, hidung tersumbat/berair, tenggorokan hiperemis, telingan berair. Sedang (pneumonia) Batuk dan nafas cepat tanpa stridor, membran timpani hiperemis, dari telinga keluar cairan kurang dari 2 minggu. Faringitis purulen dengan pembesaran kelenjar limfe yang nyeri tekan ( adentis servikal ). Berat ( pneumonia ), Batuk dengan nafas berat, cepat dan stridor, membran keabuan di taring, kejang, apnea, dehidrasi berat / tidur terus, tidak ada sianosis. Sangat Berat, Batuk dengan nafas berat, cepat, stridor, dan sianosis serta tidak minum
ETIOLOGI Etiologi ISPA terdiri dari : Bakteri :Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus pyogenes, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, dan lain-lain. Virus :Influenza, adenovirus, sitomegalovirus Jamur :Aspergillus sp, Candida albicans, Histoplama, dan lain-lain. Aspirasi :Makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar minyak) biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda asing (biji-bijian, mainan plastic kecil, dan lain-lain).
PATOFISIOLOGI Masuknya kuman atau virus ke dalam tubuh melalui sistem pernafasan mengakibatkan terjadinya reaksi antigen dan antibody pada salah satu tempat tertentu di saluran nafas bagian atas. Reaksi tersebut berupa reaksi radang, sehingga banyak sekali dihasilkannya mukus seteret, dari reaksi radang tersebut akan merangsang interleukin 1 yang berupa pengeluaran mediator kima berupa prostaglandin, hal tersebut akan menggeser sel point pada hipotalamus posterior yang mengakibatkan tubuh menggigil dan demam. Reaksi tersebut disebut dengan comoon cold. Respon batuk akan muncul seiring dengan terangsangnya villi – villi saluran pernafasan akibat adanya mukus.
diagnosis Serangan influenza sering secara langsung atau selama epidemi, diagnosis biasanya dibuat atas dasar klinis saja. Walaupun demikian pembuktian laboratorium Lebih mempunyai manfaat. Dari pulasan pharynx (hapusan tenggorok) dapat dibuat biakan kuman lalu diperiksa dengan mikroskop. Jika ditemukan virus influenza tipe B maka diagnostik pasti dapat ditegakkan sehingga dapat diberikan pengobatan yang tepat. Pemeriksaan darah juga perlu dilakukan, jika ditemukan leukositosis (leukosit > 11.000/ml) maka biasanya sudah ada komplikasi atau infeksi sekunder.
Terapi Pengobatan penyakit influenza yang perlangsungannya kurang dari 2 minggu dan belum ada komplikasi sekunder, sebagaian besar bersifat simtomatik yaitu istirahat di tempat tidur karena kebanyakan penderita merasa sangat lelah selama beberapa hari pada awal terkena penyakit dan minum air hangat yang cukup selama terkena penyakit. Asetaminofen atau aspirin dapat diberikan untuk demam dan mialgia. Bila terjadi komplikasi atau infeksi sekunder maka dapat diobati dengan antibiotik yang sesuai dengan penyebab infeksi sekundernya.
Pengobatan yang dilakukan meliputi non farmakologi dan farmokologi yaitu : a) Non Farmakologi Istirahat yang cukup. Konsumsi makanan yang bergizi (misalnya buah- buahan yang mengandung vitamin C dan makanan yang kaya Zinc seperti sup ayam). Buah dan sayur dapat membantu meningkatkan daya tahan tubuh serta mendukung penyembuhan, selain itu dapat meningkatakan antioksidan dalam tubuh dimana antioksidan ini berfungsi untuk menetralisir racun (termasuk asap, debu dan polusi udara) yang masuk ke dalam tubuh. Berkumur dengan air garam atau obat kumur yang mengandung antiseptic dapat meringankan gejala sakit tenggorokan. Menghindari polusi udara.
b) Farmakologi Analgesik-antipiretik untuk mengobati gejala demam seperti parasetamol dan aspirin. Kombinasi dekongestan dan anti alergi untuk pilek dan flu. Contoh : dekongestan antara lain pseudoefedrin, fenil propanolamin. Contoh antialergi adalah dipenhidramin. Ekspektoran untuk batuk berdahak. Contoh : ammonium klorida. Mukolitik untuk batuk berdahak. Contoh : ambroksol, bromheksin, gliseril gualakolat. Antitusif untuk meringankan gejala batuk kering. Contoh : dekstrometorfan. Antibiotik, yang paling sesuai untuk ISPA oleh bakteri adalah golongan penisilin (misalnya amoksilin) dan eritromisin.
PENCEGAHAN Sebagai tindakan mencegah terjadinya penularan penyakit ISPA, maka : Keadaan gizi dijaga agar tetap baik. Imunisaai lengkap. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan terutama sanitasi rumah.
TERIMA KASIH