Blindness (Gangguan Penglihatan) PSIKOLOGI ANAK KHUSUS Blindness (Gangguan Penglihatan)
Gangguan dalam hal ketajaman pada mata dan lapangan penglihatannya Pengertian Blindness Gangguan dalam hal ketajaman pada mata dan lapangan penglihatannya Seorang yang dinyatakan tuna netra atau buta bila setelah dilakukan berbagai upaya perbaikan terhadap kemampuan visualnya, ketajaman visualnya tidak melebihi 20/200 atau terbatasnya luas pandangan yang diameter luasnya kurang dari normal. Tidak dapat membedakan bentuk dan detail secara jelas, contoh: membaca, melihat simbol
Di bidang pendidikan: istilah tuna netra dimaksudkan untuk menunjukan sejauh mana anak masih dapat menggunakan penglihatan untuk belajar. Buta secara akademis: anak yang tidak dapat lagi menggunakan penglihatannya untuk belajar
1. Buta Parsial/Low vision: Kategori Blindness 1. Buta Parsial/Low vision: Memiliki hambatan dalam penglihatan (mis: masih dapat melihat sedikit cahaya/bayangan, pandangan kabur, tidak mampu untuk membedakan bentuk suatu objek), namun masih mampu melakukan kegiatan yang menggunakan fungsi penglihatan. 2. Buta total: Sama sekali tidak dapat melihat (gelap gulita). Dalam belajar menggunakan indera yang lainnya.
Etiologi Postnatal Saat persalinan terjadi benturan, terinfeksi bakteri, prematur, mengalami penyakit mata yang mengakibatkan kerusakan mata, seperti xeropthalmia (kekurangan vitamin A), catarac (lensa mata keruh), glaucoma (meningkatnya cairan bola mata), diabetik retinopathy (diabetes), kecelakaan, dll Prenatal Keturunan: Perkawinan saudara atau orang tua yang tunanetra, biasanya retinitis pigmentosa (kemunduran fungsi retina) Pertumbuhan dalam kandungan: Gangguan ketika hamil, misal kekurangan nutrisi, rubella, TBC, diabetes, toksoplasma
Karakteristik Dari Blindness 1. Adanya penglihatan yang samar-samar/kabur sewaktu digunakan untuk penglihatan jarak dekat, jarak jauh atau keduanya. 2. Adanya kelainan mata yang disebabkan karena kesalahan refraksi, kelainan fungsi otot, kelainan lain seperti katarak. 3. Adanya medan penglihatan yang terbatas. 4. Color vision, misal: adanya kesukaran dalam membedakan warna merah dan hijau. 5. Hambatan dalam adaptasi terang dan gelap. 6. Mata yang peka terhadap cahaya.
Perbedaan blind children sejak lahir dan setelah lahir berbeda dalam persepsi dunianya sehingga butuh penanganan yang khusus dan berbeda. Age onset: Terjadi pada congenital (sejak lahir) persepsi thd dunia benar2 tidak ada Terjadi setelah lahir masih ada bayangan visual thd persepsi dunia yang telah dia kenal dahulu
Fungsi kognitif: ketunanetraan anak dapat menyebabkan keterbatasan dalam berbagai hal: komunikasi, mengenal dunia sekitar, keindahan alam, keluasan bergerak dsb mempengaruhi pembentukan konsep dalam proses perkembangan kognitif. Kapasitas dasar intelektual setaraf dengan anak normal, namun yang ditemukan terbelakang karena kurangnya kesempatan dan kurangnya kemandirian.
Perkembangan motorik cenderung terhambat. Secara fisik mampu mencapai kematangan sama dengan anak awas pada umumnya, namun krn fungsi psikisnya (spt pemahaman thd realitas lingkungan, kemungkinan mengetahui adanya bahaya dan cara menghadapi, keterampilan gerak yang terbatas, serta kurangnya keberanian dalam melakukan sesuatu) mengakibatkan kematangan fisiknya kurang dapat dimanfaatkan scr maksimal dlm melakukan aktivitas gerak motorik.
Perkembangan emosi: terhambat, karena memiliki keterbatasan dalam berkomunikasi secara emosional melalui ekspresi atau reaksi-reaksi wajah, serta gestur untuk menyampaikan perasaan yang dirasakan. Pola emosi yang negatif dan berlebihan: rasa takut, malu, khawatir, cemas, mudah marah, iri hati, sedih berlebih.
Kaku dalam kontak sosial Perkembangan kepribadian: ada kecenderungan blind children mengalami gangguan kepribadian. Introversi Neurotik Sugestibel Rendah diri Self center Kaku dalam kontak sosial Dependent on
Hambatan Blind Children Dalam Belajar Tidak ada modeling untuk belajar Tidak bisa bereksplorasi Tidak bisa belajar dari interaksi lingkungan Lingkungan sosialnya kurang (isolasi social dan interaksi dengan teman sebaya), pasif Perkembangan motorik terbatas Fasilitas belajar terbatas Tidak bisa melihat ekspresi wajah dengan orang yang diajak bicara, tidak ada kontak mata, gesture, body language
Strategi Pembelajaran Bagi Blind Children Didasarkan pada 2 pemikiran : 1. Upaya memodifikasi lingkungan agar sesuai dengan kondisi anak 2. Upaya pemanfaatan secara optimal indera-indera yang masih berfungsi, untuk mengimbangi kelemahan
Prinsip Dalam Pembelajaran Blind Children (1) Individual Perlu diperhatikan perbedaan setiap anak Konkrit/pengalaman nyata Mendapatkan pengalaman secara nyata dari apa yang dipelajarinya, pengalaman penginderaan langsung latihan bergerak, mengenal lingkungan rekreasi, kontak dengan lingkungan luar (pengalaman baru) memberikan tanda2 bila pindah tempat instruksi singkat, jelas disertai dengan medium sentuhan
Prinsip Dalam Pembelajaran Blind Children (2) Totalitas Multi sensory approach, yaitu penggunaan semua alat indera yang masih berfungsi secara menyeluruh mengenai suatu objek. belajar melalui sentuhan, suara dan memberitahu benda yang diberikan Aktivitas mandiri Membuat anak menjadi mandiri, mengeksplor, menemukan diberi kesempatan bergerak, memanipulasi objek, bermain dgn anak normal, mengrjakan tugas tanpa bantuan, diberikan pujian dan support belajar tatakrama: makan, kerapihan