EXTENDED MODEL (3): DOUBLE-DIAMOND-BASED NINE-FACTOR MODEL Sources: Cho, D. S., Moon, H. C. and Kim, M. Y. (2009). Does one size fit all? A dual double.

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
KAJIAN SK - KD sebagai PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS.
Advertisements

WORKSHOP PROPOSAL PENELITIAN
Determinan Struktur Organisasi: Strategi dan Besaran
Kelompok 9 Arti dan Ruang Lingkup Metode Ilmiah
Metodologi Penelitian Adriy.weebly.com
Marketing Mix (Bauran Pemasaran)
Sesi 1: PERUSAHAAN DAERAH DALAM PERSPEKTIF STRATEGIS
PENGUATAN DAYA SAING DENGAN KLASTER INDUSTRI UNTUK MEMASUKI EKONOMI MODERN Kristiana ( )
Peranan Teori dalam Metode Ilmiah
Materi Kuliah 04 METODOLOGI PENELITIAN Progdi TEKNIK INFORMATIKA Semester Genap TA This template is in wide-screen format and demonstrates how transitions,
HIPOTESIS.
Pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar mahasiswa psikologi
SISTEM INFORMASI UNTUK KEUNGGULAN KOMPETITIF
PEMASARAN INTERNASIONAL Vs PEMASARAN GLOBAL
Tinjauan pustaka dan kerangka pikir penelitian
Strategic Management Strategic Actions: Strategy Formulation Chapter 8
Assalamulaikum Wr.Wb.
International Management
INTERNATIONAL STRATEGY
PENGANTAR PSIKOLOGI EKSPERIMEN
An Overview of International Business
Tujuan Bahasan BabI. WORLDWIDE DEVELOPMENT
SOP dan Audit Keamanan Keamanan Jaringan Pertemuan 12
Human Resource Management
Masalah Penelitian.
4 BAB II: KAJIAN PUSTAKA.
PENGANTAR PENGEMBANGAN SILABUS
Analisis Eksternal Perusahaan
Manajemen Support Sistem
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (TEORI MODERN DAN TEORI ALTERNATIF)
Risiko & Regulasi Perbankan
R. Nety Rustikayanti RESEARCH CRITIQUE R. Nety Rustikayanti
1 PENDAHULUAN.
AKUNTANSI INTERNASIONAL
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH :
LESSON 10.
Tahap Pengembangan Perusahaan Transnasional
MANAJEMEN STRATEGIS PERUSAHAAN
TEORI PERDAGANGAN INTERNASIONAL (TEORI MODERN DAN TEORI ALTERNATIF)
MANAJEMEN PROYEK SISTEM INFORMASI
PANDUAN PENULISAN SKRIPSI BAB I-V
Pelaksanaan Solusi Bisnis & Pengelolaan Perubahan
PERAN DAN DAMPAK TQM-SIG SIGMA DALAM PELAYANAN ORGANISASI
TEKNIK PENULISAN TESIS
INTERNATIONAL STRATEGY
Akuntansi Internasional
HIPOTESIS.
Erry Yudhya Mulyani, M.Sc
Pertemuan II Metode Penelitian.
am/2017/sejarahwajib/x/sem1
Tinjauan pustaka dan kerangka pikir penelitian
Sumarni Faculty of Medicine & Public Health Tadulako University
FOKUS DAN VARIABEL PENELITIAN
Dr. H. Mustika Lukman Arief, SE. MM.
Tugas Sejarah X IPS II.
Pertemuan II Metode Penelitian.
Arinta Kusumawardhani.
Penggunaan Dimensi Belajar
Hipotesis.
Sumarni Faculty of Medicine & Public Health Tadulako University
H. Mustika Lukman Arief, SE. MM. Ph.D
Human Resource Management
Pengumpulan DATA.
Pertemuan II Metode Penelitian.
Human Resource Management
SI702 Tata Kelola Sistem Informasi Pertemuan #11
RR. Dewi Nilamsari S.Si., M.Kom. #01
Pertemuan II Metode Penelitian.
LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH 1 LANGKAH-LANGKAH METODE ILMIAH :  M M M Menyusun Rumusan Masalah  M M M Menyusun Kerangka Teori  M M M Merumuskan.
Tujuan Pembelajaran 1) Mengetahui model sistem umum perusahaan 2) Memahami model delapan unsur lingkungan sebagai suatu kerangka untuk memahami lingkungan.
Transcript presentasi:

EXTENDED MODEL (3): DOUBLE-DIAMOND-BASED NINE-FACTOR MODEL Sources: Cho, D. S., Moon, H. C. and Kim, M. Y. (2009). Does one size fit all? A dual double diamond approach to country-specific advantages. Asian Business & Management, 8(1): 83–102. MOCHAMMAD FAHLEVI

Poin penting penelitian Penelitian ini menggunakan pengujian secara empirik untuk menjelaskan seberapa kuat hubungan setiap variabel diantara keempat model yang saling berhubungan ini, yaitu : The Single Diamond Model The GDD model (Generalized Double Diamond) The NF model (Nine-Factor) The DDD model (Dual Double Diamond) Hasilnya membuktikan bahwa model GDD dan model NF merupakan model yang lebih baik dibandingkan dengan Single Diamond Model ketika memberikan penilaian negara CSAs yang memiliki hubungan internasional yang kuat dan faktor ketergantungan manusia yang tinggi. Selain itu model DDD lebih komprehensif jika dibandingkan dengan model GDD dan model NF dalam memberikan penjelasan pada negara CSAs yang memiliki atribut heterogen.

PENGANTAR Satu poin yang terpenting dalam mengukur daya saing nasional ialah bahwa setiap negara berbeda antara satu dengan yang lain dalam banyak aspek, sehingga ketika kita menganalisa kompetisi dari suatu negara dengan beragam atributnya, menggunakan satu ukuran tidak akan cukup. Negara yang berbeda memiliki kriteria yang berbeda, perbedaan kriteria ini seharusnya menjadi kerangka yang sistematik sehingga perusahaan yang multinasional (MNCs) dapat memiliki pemahaman yang komprehensif dari sebuah daya saing yang ada pada suatu negara di seluruh dunia dan mendapatkan pengukuran yang akurat mengenai informasi yang di dapat dari CSAs

TINJAUAN PUSTAKA Model Diamond Porter terdiri dari variabel endogen dan eksogen. Variabel Endogen tersusun dari : Factor Conditions Firm Strategy, Structure, and Rivalry Related and Supporting Industries Demand Conditions Sedangkan Variabel Eksogen terdiri dari : Government Chance Bagaimanapun Model Diamond Porter telah berkontribusi dalam memberikan penjelasan mengenai perkembangan kompetisi nasional. Akan tetapi model tersebut tidak luput dari kritik dan telah diperluas prespektifnya yang bersumber dari daya saing nasional, dari sebuah jangkauan nasional mengembangkannya menjadi double diamond dari model diamond porter yang lingkupnya nasional ke konteks internasional dengan menggabungkannya dengan aktivitas multinasional kepada model aslinya.

Mengenai sumber daya saing nasional, model diamond Porter telah diperluas demi memberikan penjelasan yang lebih baik mengenai peran dinamis manusia dalam daya saing nasional melampaui apa yang telah diperkenalkan oleh NF model (Cho, 1994; Cho and Moon, 2000) , sebagai fokus dari model diamond Porter lebih kepada faktor fisik, digabungkan dengan beberapa peran manusia, model ini tidak dapat memberikan penjelasan secara tepat terhadap daya saing nasional sebuah negara, terutama pada beberapa negara berkembang , dimana negara berkembang meningkatkan daya saing nasional lebih kepada peran manusia dibandingkan faktor fisik.

THE DUAL DOUBLE DIAMOND Model diamond Porter fokus kepada faktor fisik di dalam ruang lingkup domestik ketika menjelaskan daya saing nasional. Dalam memperoleh penjelasan yang lebih baik mengenai daya saing suatu negara yang memiliki perbedaan karakteristik. Model diamond porter telah diperluas menjadi GDD dan model NF yang lebih memperhitungkan ruang lingkup internasional dan peran manusia , untuk memperoleh pemahaman yang komprehensif terhadap daya saing nasional suatu negara yang memiliki perbedaan karakteristik. Semua ini dibutuhkan untuk mengintegrasikan model yang telah ada dan untuk memperhitungkan peran manusia dalam ruang lingkup internasional, model yang telah diperluas perlu diintegrasikan ke dalam satu model.

DOUBLE DIAMOND BASED NINE-FACTOR MODEL

PORTER’s DIAMOND MODEL and Its EXTENSION MODEL

Model DDD memberikan analisa yang lebih komprehensif dari daya saing pada suatu negara yang memiliki atribut yang heterogen dengan mengacu pada 4 dimensi dari daya saing nasional : Fisik Peran Manusia Ruang Lingkup: Domestik Internasional Model DDD mengukur faktor fisik dari daya saing nasional dalam 4 faktor : Factor Condition Firm Strategy, Structure, and Rivalry Related and Supporting Industries Demand Conditions

Model ini juga menganalisa daya saing nasional dari sisi peran manusia dengan 4 faktor : Workers Politicians and Bureaucrats Enterpreneurs Professionals Dalam ruang lingkup domestik dan internasional

MODELING Model 1 (M1): Porter’s Diamond Model = DP Model 2 (M2): The NF Model = DP + DH Model 3 (M3): The GDD Model = DP + IP Model 4 (M4): The DDD Model = DP + IP + DH + IH where DP = domestic physical factors (upper-left corner of Figure 7-1) DH = domestic human factors (upper-right corner of Figure 7-1) IP = international physical factors (lower-left corner of Figure 7-1) IH = international human factors (lower-right corner of Figure 7-1)

HIPOTESIS Hipotesis 1 : Model GDD memiliki penjelasan yang lebih baik jika dibandingkan dengan model diamond Porter’s dalam mengukur daya saing nasional sebuah negara yang memiliki hubungan internasional yang kuat Hipotesis 2 : Model NF memiliki penjelasan yang lebih baik dibandingkan model diamond Porter’s dalam mengukur daya saing nasional sebuah negara yang memiliki ketergantungan peran manusia yang kuat

Hipotesis 3: Model DDD memberikan penjelasan yang lebih baik dibandingkan model GDD dalam mengukur daya saing nasional yang memiliki ketergantungan peran manusia yang kuat Hipotesis 4 : Model DDD memberikan penjelasan yang lebih baik dari model NF dalam mengukur daya saing nasional suatu negara yang memiliki hubungan internasional yang kuat

RESEARCH DESIGN

VARIABLE

DATA Untuk pengujian empiris dari keempat model dari daya saing nasional, disusun berdasarkan data statistik dalam IPS National Competitiveness Research (IPS, 2006). Sesuai dengan struktur dari keempat model tersebut dan pertimbangan menyeluruh dari masing-masing model. Laporan tersebut mengukur dan menganalisa sebuah daya saing dari 66 negara dengan 275 kriteria yang tersusun dari faktor fisik dan peran manusia dalam ruang lingkup domestik dan internasional. 275 kriteria terdiri dari data terbaru 137 data fisik diambil dari publikasi international dan orgnisasi pemerintah dan 138 data lunak dikumpulkan melalui Korea Trade-Investment Promotion Agency (KOTRA), yang mana memiliki 100 kantor cabang yang tersebar di 73 negara.

HASIL Hasil dari demonstrasi terjadi perubahan terhadap urutan negara-negara ketika dianalisa menggunakan metode pengukuran daya saing nasional yang berbeda. Negara yang memiliki hubungan internasional yang kuat atau ketergantungan peran manusia meningkat lebih tinggi urutannya pada model DDD dibandingkan pengukuran pada model diamond Porter’s. sebagai contoh Swiss, Belgia, Singapura, Hongkong, Inggris, Taiwan negara yang memiliki tingkat hubungan internasional yang kuat dan peran manusia yang kuat lebih meningkat secara ranking. Sedangkan China, India, Rusia, Jordan, Saudi Arabia negara yang lemah pada keduanya hubungan internasional maupun faktor peran manusia menurun secara peringkat.

CHANGING RANKING OF NATIONAL COMPETITIVENESS

HASIL DATA ANALISIS

PENUTUP Pengukuran daya saing nasional telah mengalami perkembangan dengan seiring zaman, berbagai negara semakin memiliki variabel yang kompleks untuk diperhitungkan sebagai sebuah variabel, semakin banyak variabel yang berhubungan dan relevan denga satu dan lainnya maka semakin mempertajam hasil dari sebuah penelitian, model penelitian yang digunakan beberapa macam guna memastikan keakuratan hasil hipotesa dari sebuah penelitian daya saing nasional. Hubungan internasional dan peran manusia menjadi penting bagi sebuah MNC untuk memperoleh keakuratan data dan hasil yang sesuai pada suatu negara, karena setiap negara memiliki keberagaman, baik karakteristiknya maupun sosio ekonominya, sehingga hal-hal tersebut perlu diperhatikan secara kontekstual membuat kerangka berpikir yang sesuai dengan objek penelitian dalam pengukuran daya saing nasional.