K E L O M P O K 1 : M. Aldi Yamin ( )

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
STRUKTUR BELANJA DAERAH
Advertisements

Model Bisnis – Retno Budi L
Klasifikasi/Pengelompokan/ Penggolongan/Stratifikasi
6. Analisis Keuangan: Struktur Biaya
Buku Nugroho Widjajanto Bab XVI
Pertemuan ke-8 Arum Saraswati
DASAR – DASAR PENGETAHUAN TATA GRAHA DAN BINATU Pertemuan 1
AKUNTANSI BIAYA Konsep Biaya.
AKUNTANSI BIAYA Oleh: Dr. Renny.
ANGGARAN PERUSAHAAN BUDI SULISTYO.
Akuntansi Biaya 01 Cost Accounting, Cost Concept Dan Cost Information System Diah Iskandar SE., M.Si Nurul Hidayah, SE,Ak,MSi FEB Akuntansi.
Pendahuluan Setiap usaha, baik yang bertujuan mencari laba maupun tidak, pasti bu- tuh informasi (kualitatif ataupun kuantitatif) dalam mengambil keputusan.
Pertemuan 5 Manajemen Operasi
STRUKTUR DASAR AKUNTANSI
KONSEP BIAYA.
UNIVERSITAS NAROTAMA SURABAYA
MENGANALISA ASPEK-ASPEK
KONSEP BIAYA DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI BIAYA
PAJAK DAERAH.
KLASIFIKASI BIAYA DAN KOMPENSASI KERUGIAN
Akuntansi Manajemen dan Lingkungan Bisnis
RETRIBUSI DAERAH.
Pusat Laba (Profit Center) ·  Pertimbangan Umum ·  Unit Bisnis sebagai Pusat laba ·  Pusat Laba Lain ·  Pengukuran Profitabilitas.
Cara Membuat Perencanaan Bisnis yang Baik
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG DAN PERUSAHAAN MANUFAKTUR
LAPORAN LABA-RUGI HOTEL
Cost Accounting KONSEP AKUNTANSI BIAYA & pengertian biaya MATERI - 1
SIKLUS PENGELUARAN.
MANAJEMEN PRODUKSI OLEH : Kelas G FAJAR HANDAYANI A
PENDAHULUAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN HOTEL
AKUNTANSI BIAYA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR
Hubungan Kerjasama Dapur, Restoran, dan Departemen Lain
ACTIVITY BASED COSTING & ACTIVITY BASED MANAGEMENT
AKUNTANSI.
SISTEM KEUANGAN AGRIBISNIS
AKUNTANSI SEBUAH SISTEM INFORMASI
Bab 1 Merencanakan Bisnis.
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Akuntansi untuk Perusahaan Pemanufakturan
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Presented by Prasetyo Widyo Iswara, S.E., M.A.
Sekilas Data Pariwisata Jawa Timur
AKUNTANSI BIAYA.
Bab 12 sistem akuntansi biaya
Sekilasi Tentang Akuntansi
Strategi Peningkatan Imbalan dengan Produktivitas
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
Accounting in the Hospitality Industry
REKENING TAMU (guest Bill) By: Hajar cherry puspalillah
PERATURAN DAERAH PROPINSI DKI JAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2003
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
SIKLUS AKUNTANSI PERUSAHAAN DAGANG
AKUNTANSI BIAYA VI. Konsep Biaya.
PUSAT PERTANGGUNGJAWABAN PUSAT LABA
Pengantar Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma
PENGENALAN AKUNTANSI BIAYA
AKUNTANSI PENJUALAN HOTEL By: Hajar Cherry Puspalillah
Lingkungan Bisnis: Lingkungan Sosial
AKUNTANSI PENJUALAN HOTEL By: Hajar Cherry Puspalillah
BISNIS PERHOTELAN Pengertian Hotel :
HUMAN RESOURCES DEPARTMENT / MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA
STRUKTUR ORGANISASI, URAI TUGAS DAN HUBUNGAN KERJA
REKENING TAMU (guest Bill) By: Hajar cherry puspalillah
4.2. PENENTUAN HARGA POKOK Bagaimana memperhitungkan biaya kepada suatu produk pokok atau pesanan atau jasa, yang dapat dilakukan dengan cara memasukkan.
Transcript presentasi:

K E L O M P O K 1 : M. Aldi Yamin (2012150002) Shilmi Haeron Nisa (2012150008 Nabilah (2012150011) Lia Anggraeni (2012150015) Raisa Nirmala (2012150023) Selviya Yulidyastuti (2012150029) Asri Rahmawaty (2012150038)

PENGANTAR PADA INDUSTRI PERHOTELAN AKUNTANSI HOTEL PENGANTAR PADA INDUSTRI PERHOTELAN

KOMPETENSI YANG HENDAK DICAPAI: Mampu menjelaskan arti penting perkembangan industri perhotelan di Indonesia; Mampu menjelaskan pengertian hotel sesuai dengan peraturan yang ada; Mampu membedakan klasifikasi hotel sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

PENGANTAR PADA INDUSTRI PERHOTELAN Industri perhotelan bertaraf internasional di Indonesia dapat dikatakan dimulai sejak dioperasikannya Hotel Indonesia pada 5 Agustus 1962. setelah pengoperasian Hotel Indonesia, dioperasikan pula beberapa hotel yang bertaraf internasional di Yogyakarta, Pelabuhan Ratu dan Bali. Kini, dengan berlalunya waktu, industri perhotelan di Indonesia telah mengalami perkembangan yang pesat. Konsekuensinya, Pemerintah mengatur industry ini, salah satunya dengan klasifikasi bintang dan nonbintang.

1.1 PENDAHULUAN Industri perhotelan merupakan bagian dari industri pariwisata yang memliki arti penting, terutama bila dikaji dari aspek ekonomi. Industri perhotelan secara ekonomi dapat berkontribusi yang berarti untuk perekonomian terutama untuk pajak penghasilan, pajak pembangunan I dan pajak bumi dan bangunan. Adanya transaksi ekonomi antar hotel sebagai pihak yang memerlukan bahan makanan dan minuman dan keperluan operasional lainnya dengan para rekanan. Hotel memberikan peluang kerja yang berarti.

1.2 PERKEMBANGAN INDUSTRI PERHOTELAN DI INDONESIA Perkembangan industri perhotelan dimulai tahun 1962 saat Hotel Indonesia di Jakarta disiapkan untuk menerima duta bangsa-bangsa mancanegara dalam rangka Pesta Olah Raga bangsa-bangsa yang sedang bekembang (Games of the New Emerging Forces atau Ganefo). Hotel Indonesia saat itu dikelola oleh jaringan Hotel Intercontinental. Hotel Indonesia menjadi hotel bertaraf internasional yang pertama kali di Indonesia. Setelah itu, dibangun hotel Samudra Beach di Pelabuhan Ratu, Ambarukmo Palace Hotel di Yogyakarta dan The Grand Bali Beach (dulu disebut The Bali Beach Hotel) di Bali.

1.2 PERKEMBANGAN INDUSTRI PERHOTELAN DI INDONESIA Dampak ekonomis keberadaan suatu hotel bagi masyarakat sekitar meningkat, penduduk dapat bekerja langsung sebagai karyawan hotel dan dapat pula sebagai penunjang operasional hotel dengan berperan sebagai rekanan hotel. Dampak sosial meningkat karena peningkatan penghasilan penduduk meningkatkan taraf hidup sehingga meningkatkan kondisi social mereka. Dari sisi penerimaan pemerintah, hotel memberikan pemasukan berupa pajak pembangunan I, PBB dan Pajak Penghasilan. Tekanan pada lingkungan fisik diakibatkan oleh limbah cair dan padat yang dihasilkan hotel dari kegiatan operasionalnya harus ditangani dengan baik.

1.3 PENGERTIAN HOTEL Menurut PERATURAN PEMERINTAH RI No. 65 Tahun 2001 pasal 1 yaitu: “Hotel adalah bangunan yang khusus disediakan bagi orang untuk dapat menginap atau istirahat, memperoleh pelayanan dan atau fasilitas lainnya dengan dipungut bayaran, termasuk bangunan lainnya yang menyatu dikelola dan dimiliki oleh pihak yang sama kecuali untuk pertokoan dan perkantoran.” Menurut Wikipedia (diakses 19 November 2009): “Hotel merupakan bangunan yang menyediakan jasa kamar untuk jangka pendek, makanan, minuman dan jasa lain yang diperlukan dengan imbalan pembayaran dari para tamu.”

1.4 KLASIFIKASI HOTEL Mengacu pada keputusan Menparpostel nomor KM 94/HK.103/MPPT-87 tentang Ketentuan Usaha dan Penggolongan Hotel, hotel diklasifikasikan dalam 5 golongan kelas, yaitu satu bintang, dua bintang, tiga bintang, empat bintang dan lima bintang.

1.4 KLASIFIKASI HOTEL Klasifikasi Hotel Menurut Bintang Klasifikasi Menurut Melati Klasifikasi Lain: Jumlah Kamar yang Dimiliki Lokasi Hotel Jenis Tamu Lama Tinggal Tamu Masa Operasi Hotel Jenis Layanan yang Diberikan

Klasifikasi Hotel Menurut Bintang Peringkat bintang menjadi petunjuk untuk kelas layanan yang diberikan. Makin tinggi peringkat bintang, makin tinggi mutu layanan serta makin lengkap fasilitas yang diberikan kepada tamunya. Klasifikasi hotel menurut bintang: Bintang 1 Bintang 2 Bintang 3 Bintang 4 Bintang 5

Klasifikasi Hotel Menurut Melati Yang membedakan klasifikasi bintang dan melati adalah tingkat layanan dan fasilitas hotel dan administrasi klasifikasi. Secara historis, hotel melati adalah losmen yang telah beroperasi sebelum klasifikasi hotel bintang diterapkan oleh Pemerintah. Fasilitas dan layanan hotel melati lebih terbatas dibandingkan dengan hotel berbintang. Harga Kamar yang ditawarkan lebih rendah daripada hotel berbintang. Klasifikasi hotel menurut melati: Melati 1 Melati 2 Melati 3

Klasifikasi Lain : Jumlah Kamar Yang Dimiliki Bila dikaji dari jumlah kamar yang dimiliki maka hotel dapat diklasifikasi menjadi: Hotel kecil, jumlah kamar s/d 25 kamar, Hotel sedang, jumlah kamar s/d 100 kamar, Hotel Menengah, jumlah kamar s/d 300 kamar, Hotel besar, jumlah kamar >300 kamar.

Klasifikasi Lain : Lokasi Hotel Dari sisi lokasi, hotel dapat diklasifikasikan sebagai berikut: Hotel bandara (airport hotel), terletak dekat dengan bandara, Hotel di tengah kota (city hotel), lokasi di tengah kota, Hotel komersial (commercial hotel), lokasi hotel di pusat bisnis, Hotel pantai (beach hotel), lokasi di tepi pantai, Hotel stasiun (railway hotel), dekat dengan stasiun kereta api, Hotel jalan raya (highway hotel), dekat dengan jalan bebas hambatan, Hotel pelabuhan (harbour hotel), berdekatan dengan pelabuhan laut, Hotel pegunungan (mountain hotel), berada di daerah pegunungan.

Klasifikasi Lain : Jenis Tamu Dikaji dari tujuan kedatangan tamu, hotel dapat dibedakan menjadi: Untuk bisnis; Untuk pemeliharaan kesehatan (penyembuhan); Liburan; Kompetisi olah raga; Tugas kedinasan.

Klasifikasi Lain : Lama Tinggal Tamu Dikaji dari rerata lama tamu tinggal, maka hotel dapat dibedakan menjadi: Transient hotel : bila rerata lama tinggal tamu relatif singkat, sampai dengan 7 hari. Residential hotel : bila rerata lama tinggal tamu untuk jangka waktu yang lama.

Klasifikasi Lain : Masa Operasi Hotel Dikaji dari sisi masa operasi hotel, maka hotel dapat dikelompokkan menjadi: Hotel musiman (seasonal hotel): di negara-negara yang memiliki 4 musim, hotel hanya beroperasi pada musim tertentu. Misalnya, hanya beroperasi pada musim dingin, yaitu melayani tamu yang berolah raga ski. Beroperasi sepanjang tahun (all year round) : hotel yang beroperasi sepanjang tahun. Di Indonesia lazimnya hotel beroperasi sepanjang tahun karena cuaca memungkinkan unutk kegiatan operasional hotel.

Klasifikasi Lain : Jenis Layanan Yang Diberikan Dikaji dari jenis layanan yang diberikan, hotel dibagi menjadi: Deluxe hotel : memberikan layanan yang lengkap dan istimewa kepada tamunya. Layanan yang luks hotel tercermin dari harga kamar, fasilitas yang ditawarkan dan kemampuan serta kompetensi karyawan hotel yang tinggi dalam memberikan layanan. Ekonomi hotel : memberikan layanan yang terbatas, misalnya hanya untuk layanan kamar; demikian pula, harga kamar yang ditawarkan lebih murah serta fasilitas yang ditawarkan hotel terbatas.

1.5 KARAKTERISTIK PRODUK HOTEL Tamu terlibat dalam proses produksi, misalnya: produk minuman campuran diproduksi di depan tamu ketika berada di bar. Tidak dapat dipakai sampel, produk harus dinikmati langsung oleh tamu. Jasa yang tidak terjual pada hari tertentu tidak dapat disimpan dan dikompensasikan dengan penjuan pada hari berikutnya. Tamu sebagai konsumen harus dating langsung ke lokasi hotel untuk menikmati produk hotel. Mutul layanan yang tidak konsisten. Produk yang sama disiapkan oleh karyawan yang berbeda akan menghasilkan mutu yang berbeda. Citra hotel tidak kasat mata. Diperlukan tindakan untuk membuat citra hotel tidak kasat mata. Mudah ditiru/diduplikasi oleh pesaing.

1.6 JUMLAH KAMAR DAN HOTEL DI INDONESIA Jumlah kamar dan hotel di Indonesia sampai tahun 2008 dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1 Jumlah kamar dan hotel di Indonesia tahun 2008 Sumber: http://www.bps.go.id/2009 Klasifikasi Jumlah Unit Jumlah Kamar Jumlah Tempat Tidur Bintang 1.169 112.079 174.321 Nonbintang 12.582 213.139 349.619 Jumlah 13.751 325.218 523.940

1.6 JUMLAH KAMAR DAN HOTEL DI INDONESIA Bali, sebagai salah satu pusat pariwisata Indonesia, memiliki jumlah hotel dan jumlah kamar dari 2003-2007 seperti pada Tabel 1.2: Tabel 1.2 Jumlah kamar dan hotel di Bali 2003-2007 Sumber: Dinas Pariwisata Bali, 2008 Klasifikasi 2003 2004 2005 2006 2007 Unit Jml.kmr Bintang 142 19.664 143 19.812 148 19.940 152 20.292 153 20.511 Melati 695 14.222 721 14.408 894 15.332 942 16.797 961 17.772 Jumlah 837 33.886 864 34.220 1.042 35.272 1.049 37.089 1.114 38.283

1.7 STRUKTUR ORGANISASI HOTEL Sebagai suatu usaha komersial, hotel memiliki bagian-bagian yang lebih kecil (organism) dengan fungsinya masing-masing. Bagian-bagian yang lebih kecil tersebut lazim disebut departemen hotel, ditempati oleh karyawan dengan kompetensi masing-masing. Setiap departemen hotel dikelola oleh seorang Manajer yang membawahi beberapa penyelia, dan seorang penyelia membawahi beberapa karyawan pelaksana. Struktur organisasi hendaknya tidak bersifat statis. Struktur organisasi yang ada disesuaikan dengan kondisi yang dihadapi oleh hotel.

1.7 STRUKTUR ORGANISASI HOTEL Dilihat dari hubungannya dengan tamu, departemen hotel dibedakan menjadi: Departemen yang kontak langsung dengan tamu, seperti Kantor Depan dan Tata Hidangan. Departemen yang kontak tidak langsung dengan tamu, seperti bagian akuntansi, teknik pemeliharaan (engineering and maintenance), tata graha, pemasaran dan personalia.

1.7 STRUKTUR ORGANISASI HOTEL General Manager Resident Manager MKD Asist Penyl Pelak MTG MMM MKeu MPm MPers MPel Ket: MKD: Manajer Kantor Depan. MTG: Manajer Tata Graha. MMM: Manajer Makanan dan Minuman. Mkeu: Manajer Keuangan. MPm: Manajer Pemasaran. Mper: Manajer Personalia. Mpel: Manajer Pemeliharaan. Asist: Asisten. Penyl: Penyelia (Supervisor). Pelak: Pelaksana. Gambar 1.1 Contoh Struktur Organisasi Hotel

1.8 STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN AKUNTANSI HOTEL Chief Account Asst Chief Acc Income Auditor Pelak. Cost Control Bagian Kredit Bagian Utang Bagian Gaji Bagian Kas Book Kper Ket: Chief Account: Chief Accountant. Asst Chief Acc: Assistant to Chief Accountant. Book Kper: Book Keeper. Pelak: Pelaksana. Gambar 1.2 Contoh Struktur Organisasi Departemen Hotel

1.8 STRUKTUR ORGANISASI DEPARTEMEN AKUNTANSI HOTEL Pada Gambar 1.2 diatas, dapat dinyatakan: Pejabat tertinggi di departemen ini adalah chief accountant, dibantu oleh seorang asisten, yaitu assistant to chief accountant. Pendapatan hotel (income). Pengendalian harga pokok dan biaya operasional (cost control). Bagian kredit yang berfungsi menyelesaikan piutang hotel dengan pihak ketiga. Bagian utang yang bertanggung jawab atas utang-utang hotel dengan pihak ketiga. Bagian gaji yang mengendalikan iaya gaji dan upah yang dikeluarkan oleh hotel. Bagian kas yang bertanggung jawab atas seluruh kas hotel Book keeper berfungsi menyiapkan laporan keuangan hotel dari pencatatan ke buku besar sampai dengan penyiapan laporan keuangan hotel.

1.9 HOTEL SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM Kantor Depan: fungsi yang paling dahulu dilihat dan mengadakan kontak dengan tamu. Fungsi ini dibagi menjadi: pemesanan kamar; pendaftaran tamu; informasi; operator telepon; penanganan barang tamu. Fungsi ini bertanggung jawab akan penjualan jasa kamar hotel. Artinya, kantor depan selalu akan memberikan usaha dan layanan terbaik sehingga target penjualan kamar dilihat dari tingkat hunian kamar dan rerata harga kamar dapat dicapai. Selain itu, kantor depan juga bertanggung jawab atas pengendalian biaya operasional. Tata Hidangan: bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan keperluan makanan dan minuman bagi tamu yang tinggal di hotel (hotel guest) maupun yang tidak (non- hotel guest). Fungsi ini memberikan layanan di restoran, bar, layanan kamar, dan perjamuan bagi tamu hotel. Fungsi ini bertanggung jawab atas harga pokok makanan dan minuman serta biaya-biaya operasional agar sesuai anggaran. Selain itu, bertanggung jawab akan kepatuhannya terhadap ukuran-ukuran baku pada produksi minuman seperti takaran baku (standard portion size), gelas baku (standard glassware), resep baku (standard recipe) dan penjualan baku (potential sale).

1.9 HOTEL SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM Tata Graha: fungsi ini bertanggung jawab terhadap kebersihan area umum dan kamar tamu dengan segala kebutuhannya. Area umum hotel seperti: lobby hotel, public toilet, ruang untuk karyawan (locker) dan pertamanan hotel. Tata graha berfungsi menyiapkan kamar tamu dan semua lena hotel (handuk, sprei, selimut dan lain-lain). Tata Boga: merupakan koordinator kegiatan produksi makanan yang disiapkan untuk tamu hotel. Fungsi ini berkaitan dengan fungsi hidangan. Fungsi ini melaksanakan persiapan makanan (pre preparation) di dapur utama untuk kemudian dikirim ke dapur restoran. Hal-hal yang perlu diperlukan yaitu takaran baku (standard portion size), hasil baku (standard yield) dan resep baku (standard recipe) dan alat-alat baku (standard utensil).

1.9 HOTEL SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM Pemasaran: fungsi ini melaksanakan fungsi pemasaran untuk semua produk hotel, seperti kamar, restoran, ruangan untuk konferensi serta produk lain yang dapat ditawarkan. Personalia: bertanggung jawab atasmasalah sumber daya manusia dari proses perekrutan, seleksi, pelatihan, orientasi, penempatan, pemindahan serta penyelesaian kontrak kerja dengan karyawan. Keuangan (Akuntansi): fungsi keuangan hotel dilaksanakan oleh departemen akuntansi. Hotel menerapkan fungsi dari perencanaan sampai fungsi pengendalian keuangan. Hotel harus mengelola kas dengan baik sehingga terjadi keseimbangan antara kas masuk dengan kas keluar.

1.9 HOTEL SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM Pengendalian Biaya (Cost Control): menjalankan fungsi pengendalian harga pokok makanan yang ditawarkan dan juga pengendalian biaya operasional hotel dengan cara menganalisis harga pokok aktual dengan harga pokok standar. Teknik dan Pemeliharaan: mengerjakan pemeliharaan fasilitas hotel. Fungsi ini bertugas merawat dan melakukan perbaikan yang dapat dilakukan dengan sumber daya manusia yang dimiliki, seperti perbaikan saluran toilet. Perencanaannya juga merupakan tanggung jawab fungsi ini. Keamanan: menjaga keamanan bagi tamu, karyawan dan fasilitas hotel. Fungsi ini lazim disebut SATPAM (Satuan Pengamanan). Fungsi ini berada di daerah kerja yang paling depan, secara tidak langsung berperan juga dalam memasarkan produk hotel.

1.9 HOTEL SEBAGAI SATU KESATUAN SISTEM Disamping melaksanakan fungsi-fungsi tersebut di atas, hotel sebagai suatu sistem juga berperan dalma melaksnakan fungsi-fungsi di bawah ini: Proteksi bagi tamu: hotel wajib memberikan “perlindungan kepada tamu dari orang-orang yang akan mengganggu privasi mereka, misalnya tidak menghubungkan telepon luar untuk tamu jika tamu tidak menghendaki. Etika Bisnis: hotel berpegang pada etika bisnis yang sehat. Melestarikan lingkungan fisik: yaitu dengan mengurangi pengeluaran limbah cair dan padat akibat dari operasional hotel.

1.10 KLASIFIKASI DEPARTEMEN HOTEL Menghasilkan pendapatan (revenue generating) Diantaranya adalah kantor depan, departemen makanan dan minuman serta departemen lain yang lazim disebut minor operated department, seperti binatu, dry cleaning, spa dan lainnya. Departemen yang menghasilkan pendapatan juga biasa disebut operated department, yang secara langsung melayani tamu (guest direct contact). Tidak menghasilkan pendapatan (non-revenue generating) Diantaranya adalah pemasaran, personalia, pemerliharaan, keamanan, teknologi informasi, administrasi dan umum, akuntansi dan cost control. Departmen tersebut tidak secara langsung melayani tamu (guest non-direct contact), tetapi mendukung layanan yang diberikan oleh departemen yang menghasilkan pendapatan. Departemen ini lazim disebut non-operated department.

1.11 STRUKTUR PENDAPATAN DAN BIAYA HOTEL Pendapatan hotel bersumber dari penjualan kamar, makanan, minuman dan pendapatan lain (minor operated department sales seperti telepon, cucian, dry cleaning, kolam renang dsb). Biaya-biaya dan harga pokok terjadi untuk biaya bahan yang dipakai habis di setiap bagian hotel, harga pokok makanan dan minuman, biaya administrasi dan umum, biaya pemasran, biaya bunga, biaya depresiasi dan amortisasi, biaya sumberdaya manusia, biaya pemeliharaan sarana fisik hotel, biaya energy dan laba/rugi yang dihasilkan.

Sumber-Sumber Pendapatan Proporsi (%) Kamar 59.9 Makanan 24.3 Minuman 9.0 Lain-lain 6.8 Jumlah 100 Sumber-sumber biaya Biaya Operasional Departemen Hotel 10.4 Gaji dan Upah 37.0 Biaya Bunga 7.2 Biaya Depresiasi 6.7 Harga Pokok Makanan 7.5 Harga Pokok Minuman 1.9 Administrasi dan umum (A&G) 4.7 Administrasi dan Pemasaran (A&P) 4.3 Energi dan Daya 5.2 Pemeliharaan Sarana Fisik 3.4 Fee Manajemen 2.6 6.9 Laba 2.2 Tabel 1.3 Struktur Pendapatan dan Biaya Hotel

DAFTAR PUSTAKA

TERIMAKASIH…