Tujuan sistem pengapian pada kendaraan adalah: Menyediakan percikan bunga api bertegangan tinggi pada busi untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar mesin. Mengatur saat pengapian untuk mendapatkan unjuk kerja terbaik dari mesin pada seluruh kondisi kerja mesin.
NAMA : DIDI SUPRAPTO NO. PESERTA : UNIT KERJA : SMK SWASTA TERUNA PADANGSIDIMPUAN
Fungsi : untuk mempertinggi tegangan 12 Volt menjadi tegangan tinggi – Volt Konstruksi
Fungsi : penghantar arus listrik tegangan tinggi dari koil ke busi Cara Melepas Mengukur Tahanan Kurang dari 25 K Ohm
Fungsi: memercikkan bunga api pada ruang bakar mesin.
Fungsi : membagikan tegangan tinggi dari koil pengapian ke busi sesuai urutan saat pengapiannya.
Konstruksi Distributor
Fungsi : menyerap arus listrik saat platina terbuka, sehingga kecepatan pemutusan arus lebih tinggi dan induksi tegangan tinggi dari koil meningkat
Fungsi : memajukan saat pengapian sesuai dengan putaran mesin
Fungsi : memajukan saat pengapian berdasarkan perubahan kevacuman intake manifold
Fungsi : memutus & menghubungkan arus yang mengalir ke primer koil. Keausan rubbing block Posisi kontak
Semakin besar celah semakin kecil sudut dwell Besar sudut dwell mempengaruhi besar arus listrik ke koil pengapian dan tegangan induksi yang dihasilkan Sudut Dwell ( Cam Angle) adalah besar sudut yang menunjukkan lamanya kontak pemutus arus (platina) menutup
Pada sistem pengapian elektronik memanfaatkan transistor untuk memutus dan mengalirkan arus primer koil. Simbol dan kerja transistor digambarkan sebagai berikut. A A. PNP B. NPN
Sistem pengapian dengan pembangkit pulsa model induktif terdiri dari penghasil pulsa, ignitier, koil, distributor dan komponen pelengkap lainnya. Sistem pembangkir pulsa induktif terdiri dari kumparan pembangkit pulsa (pick up coil), magnet permanen, dan rotor pengarah medan magnet. Secara sederhana rangkaian sistem pengapian ini digambarkan seperti skema berikut.
Pembangkit pulsa untuk mengaktifkan power transistor dengan model hall effect digambarkan sebagai berikut.
Pada sistem pengapian iluminasi, cahaya dimanfaatkan untuk mengaktifkan dan menonaktifkan phototransistor sehingga menghasilkan sinyal yang kemudian diperkuat oleh bagian amplifier untuk mentrigger power transistor. Pada saat power transistor ON, arus mengalir melalui kumparan primer koil sehingga terbentuk medan magnet pada koil. Pada saat transistor OFF, arus primer terputus sehingga medan magnet dengan cepat hilang yang menyebabkan terjadinya induksi tegangan tinggi pada kumparan sekunder koil.
Kepanjangan dari CDI adalah Capasitive Discharge Ignition, yaitu sistem pengapian yang bekerja berdasarkan pembuangan muatan kapasitor. Konsep kerja sistem pengapian CDI berbeda dengan sistem pengapian penyimpan induktif (inductive storage system). Pada sistem CDI, koil masih digunakan tetapi fungsinya hanya sebagai transformator tegangan tinggi, tidak untuk menyimpan energi. Sebagai pengganti, sebuah kapasitor digunakan sebagai penyimpan energi. Dalam sistem ini kapasitor diisi (charged) dengan tegangan tinggi sekitar 300 V sampai 500 V, dan pada saat sistem bekerja (triggered), kapasitor tersebut membuang (discharge) energinya ke kumparan primer koil pengapian. Koil tersebut menaikan tegangan (dari pembuangan muatan kapasitor) menjadi tegangan yang lebih tinggi pada kumparan sekunder untuk menghasilkan percikan api pada busi.
Sistem pengapian berfungsi untuk menghasilkan percikan api yang kuat dan tepat untuk membakar campuran udara dan bahan bakar di dalam ruang bakar. Beberapa macam sistem pengapian diantaranya sistem pengapian kontak point, pengapian transistor, CDI dan pengapian terkontrol komputer.