FOCUS GROUP DISCUSSION SISTEM RANTAI PASOK DAN LOGISTIK PANGAN Eddy Renaldi Agrilogics UNPAD
Sumber: Cetak Biru Sistem Logistik Nasional, 2012 ROADMAP SISLOGNAS: IMPLEMENTASI? Integrasi Jaringan Logistik ASEAN Menyatukan Logistik dan Rantai Pasok Nasional, Penguatan Kapasitas Penyedia Jasa Logistik dan Pelaku Logistik Nasional Roadmap Sistem Informasi Nasional Roadmap Sistem Transportasi Nasional Roadmap Sistem Pengadaan Nasional Roadmap Sistem Perdagangan Nasional Integrasi Jaringan Logistik Global Cetak Biru Sistem Logistik Nasional Membangun Kerangka Kelembagaan
KEY DRIVER (SISLOGNAS) 1.KOMODITAS PENGGERAK UTAMA 2.PELAKU LOGISTIK DAN PELAKU JASA LOGISTIK 3.INFRASTRUKTUR LOGISTIK (KERETA API) 4.TEKNOLOGI INFORMASI 5.PENGEMBANGAN SDM LOGISTIK (MANAJEMEN) 6.PEMBENAHAN REGULASI DAN KEBIJAKAN 7.KELEMBAGAAN
KOMODITAS PENGGERAK UTAMA SISTEM LOGISTIK NASIONAL Kondisi logistik yang ingin dicapai adalah terwujudnya sistem logistik komoditas penggerak utama (key commodities) yang mampu meningkatkan daya saing produk nasional baik di pasar domestik, pasar regional maupun di pasar global penetapan komoditas penggerak utama (key commodities) menjadi faktor penting dalam penetapan kebijakan logistik nasional. Sesuai dengan paradigma “ship follows the trade” maka komoditas merupakan penghela (driver) dari seluruh kegiatan logistik. Oleh sebab itu perlu ditetapkan jenis komoditas yang dikategorikan sebagai komoditas penggerak utama, dianalisa pola jaringan logistik dan rantai pasok, pola tata niaga, dan pola tata kelolanya. Kondisi logistik yang ingin dicapai adalah terwujudnya sistem logistik komoditas penggerak utama (key commodities) yang mampu meningkatkan daya saing produk nasional baik di pasar domestik, pasar regional maupun di pasar global penetapan komoditas penggerak utama (key commodities) menjadi faktor penting dalam penetapan kebijakan logistik nasional. Sesuai dengan paradigma “ship follows the trade” maka komoditas merupakan penghela (driver) dari seluruh kegiatan logistik. Oleh sebab itu perlu ditetapkan jenis komoditas yang dikategorikan sebagai komoditas penggerak utama, dianalisa pola jaringan logistik dan rantai pasok, pola tata niaga, dan pola tata kelolanya. ASPEK KOMODITAS Penetapan Komoditas Penggerak Utama?
1. Komoditi Belum adanya fokus kepada komoditas pokok dan strategis 2. Infrastruktur Belum memadainya dukungan infrastruktur baik kuantitas maupun kualitas Infrastruktur logistik nasional (pelabuhan, bandara, stasiun, pergudangan, dsb) belum dikelola secara terintegrasi, efektif dan efisien Belum efektifnya intermodal transportasi & interkoneksi antara infrastruktur pelabuhan dan transportasi Belum optimalnya fasilitasi perdagangan baik domestik maupun internasional 3. Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Terbatasnya kemampuan daya saing Pelaku dan Penyedia Jasa Logistik Nasional baik pada tataran nasional maupun global Lemahnya jaringan nasional dan internasional Layanan jasa logistik masih didominasi perusahaan-perusahaan multinasional 4. SDM Rendahnya kompetensi SDM dan Manajemen Minimnya Lembaga Pendidikan dan Pelatihan Bidang Logistik 5. Teknologi Informasi dan Komunikasi Belum memadainya infrastruktur dan jaringan Teknologi Informasi dan Komunikasi Terbatasnya jangkauan jaringan pelayanan non seluler Mayoritas transaksi bisnis masih menggunakan “paper based system”. 6. Regulasi Belum adanya national policy yang terintegrasi di sektor logistik, regulasi dan kebijakan masih bersifat parsial dan sektoral dan law enforcement lemah 7. Kelembagaan Rendahnya Koordinasi Lintas Sektoral Belum ada kelembagaan yang menjadi integrator kegiatan logistik Nasional Permasalahan Logistik Nasional Sumber : Sislognas
Sistem Logistik Pangan Indonesia Terkini
Simulasi kerugian susut akibat transportasi. Apabila Volume sayuran yg ditransportasikan dari daerah produksi ke satu pasar induk setiap harinya sebanyak 100 ton atau kg. Susut akibat penanganan transportasi diasumsikan 20%, berapa kerugian yg dicapai dalam setahun? Susut 20% x 100 ton per hari = 20 ton/hari atau ton/tahun harga sayuran Rp.4.000/kg kerugian per hari Rp. 80 juta Kerugian / tahun = 28,8 M… Sistem Logistik Indonesia Terkini
Sistem Rantai Pendingin
MENGURANGI PENYUSUTAN PRODUK HORTIKULTURA Harga Sayur 8 TonSusutan 40%Harga Jual Tidak menggunakan Pemasukan Kotor 16,000,000.00(6,400, ,000, – 40% = Pendingin Harga Sayur 8 TonSusutan 10%Harga JualOnkos Pendingin Pemasukan Kotor 16,000,0001,600,000 32,000,000 – 10% = ,376,00012,800,000 Ongkos Pre Chill dan Transportasi Pendingin Prechilling800, Ongkos Transport 3 Hari576, ,376,000.00
Transportasi Ternak Sapi Impor Cattle Man & Unloading Ramp Proses Pembongkaran Sapi
Transportasi Ternak Sapi Lokal Proses pemuatan sapi lokal di Pelabuhan Bangkalan - Madura
Transportasi Ternak Sapi Lokal SULTENG - KALTIM Sapi Bali dari SULTENG, diangkut dgn kapal layar motor ke Samarinda Sapi di bongkar dan digiring di dermaga dgn cara “berenang”
Simulasi kerugian susut bobot badan akibat transportasi. Apabila Volume sapi yg ditransportasikan dari daerah produksi ke konsumsi sebanyak ekor, BB rata- rata 300 kg. Susut akibat penanganan transportasi diasumsikan 8.75% (kisaran 5.5 – 12%), berapa kerugian yg dicapai dalam setahun? Susut 8.75% x 300 kg x = kg Harga sapi saat ini : Rp ,- / kg bobot hidup Kerugian / tahun = 4.9 T…!!! (Iskandar, dkk) Sistem Logistik Indonesia Terkini
Kerangka Sistem Logistik Pangan / Pertanian 21 Infrastruktur Layanan Jasa Pelaku Logistik (Transporter dll) Kerangka Kelembagaan Source: Banomyong (2007). Sistem Logistik Efisiensi Biaya Responsif Ketersediaan Keamanan KonsistensiLoyalitas
ACTION ??