MAGISTER SISTEM DAN TEKNIK TRANSPORTASI PROGRAM PASCASARJANA FAKULTAS TEKNIK - UNIVERSITAS GADJAH MADA Disusun oleh : Annissa Roschyntawati 15/390427/PTK/10615
LATAR BELAKANG Pergerakan transportasi perkotaan Yogyakarta dipengaruhi oleh pola perjalanan masyarakat Yogyakarta, masuknya pelajar setiap tahunnya dan masuknya wisatawan pada akhir pekan dan musim liburan >>> kepadatan penduduk >>> kemacetan lalulintas, konsumsi energi berlebihan, kualitas lingkungan kota dan kesehatan menurun >>> masalah saat ini dan generasi mendatang Perlu segera ada pembangunan Transportasi Berkelanjutan (sosial, ekonomi, lingkungan) Perlu mengembangkan indikator dan kriteria Transportasi Berkelanjutan untuk kota-kota di Indonesia Target Implementasi Evaluasi Strategi
RUMUSAN MASALAH DAN TUJUAN PENELITIAN Rumusan Masalah 1.Apa saja indikator dan kriteria transportasi berkelanjutan yang tepat untuk kota-kota di Indonesia? 2.Apakah sistem transportasi di Kota Yogyakarta sudah mendukung sistem transportasi yang berkelanjutan? 3.Apa alternatif strategi untuk mendukung terwujudnya sistem transportasi berkelanjutan di Kota Yogyakarta? Tujuan Penelitian 1.Mengembangkan indikator dan kriteria transportasi berkelanjutan untuk kota-kota di Indonesia. 2.Mengevaluasi dan menganalisis sistem transportasi Kota Yogyakarta berdasarkan indikator transportasi berkelanjutan yang dikembangkan dalam penelitian ini. 3.Menentukan alternatif strategi untuk mendukung terwujudnya sistem transportasi berkelanjutan di Kota Yogyakarta.
BATASAN PENELITIAN Batasan Penelitian 1.Lokasi penelitian di wilayah Kota Yogyakarta. 2.Tidak meninjau angkutan barang, udara, dan laut di Kota Yogyakarta. 3.Analisis kondisi transportasi perkotaan secara makro. 4.Pengembangan indikator dan kriteria transportasi berkelanjutan didasarkan pada kajian pustaka, berupa studi-studi, peraturan, dan best practices di dalam maupun di luar negeri dan selanjutnya disesuaikan dengan kondisi di Indonesia. 5.Pengukuran kinerja transportasi perkotaan hanya dibatasi dalam pelaksanaan operasi dimana hanya menyangkut pelayanan secara langsung yang diterima oleh pengguna jalan. 6.Standar kinerja pelayanan secara kuantitatif dan kualitatif.
KEASLIAN PENELITIAN Peneliti (Tahun) Imam Basuki (2012) Dian Maria Andriani (2013) Nicolas Brotodewo (2010) Haryadi dan Bakti Setiawan (2002) Annissa Roschyntawati Judul Penelitian Pengembangan Indikator dan Tolok Ukur untuk Evaluasi Kinerja Angkutan Umum Perkotaan (Studi Kasus : Angkutan Umum Perkotaan di DIY) Penilaian Sistem Transportasi yang Mengarah Pada Green Transportasi di Kota Surakarta Penilaian Indikator Transportasi Berkelanjutan pada Kawasan Metropolitan di Indonesia Penyusunan Indikator- indikator Keberlanjutan Kota di Indonesia Pengembangan Indikator dan Kriteria Transportasi Berkelanjutan dan Implementasinya di Perkotaan Yogyakarta Lokasi Penelitian DIY (Kota Yogyakarta, Kab. Bantul, dan Kab. Sleman) Kota SurakartaMedan, Jakarta, Bandung, Semarang, Surabaya, Denpasar, Makassar Kota Denpasar dan Kota Yogyakarta Kota Yogyakara MetodeKombinasi kualitatif dan kuantitatif Pendekatan kuantitatifAnalisis isi terhadap beberapa literatur dan analisis deskriptif Penelitian eksploratif- analitik dan pendekatan studi komparatif di berbagai kota di negara maju Kombinasi kualitatif dan kuantitatif DataKuesioner dan data sekunder Kuesioner, observasi, wawancara dan data sekunder Data sekunder terkait sektor transportasi Data SekunderObservasi lapangan, wawancara, data sekunder Hasil Penelitian Pengembangan indikator kinerja pelayanan angkutan umum perkotaan sistem reguler dan BRT modified. Program Aplikasi Penilaian Kinerja Angkutan Umum Perkotaan (Penjangkau Kota) Hasil analisis penilaian sistem konsep green transportation yang diterapkan untuk mewujudkan transportasi berkelanjutan. Belum ada kawasan metropolitan di Indonesia yang mampu menciptakan sistem transportasi yang berkelanjutan. Tiga kelompok indikator penting keberlanjutan kota dari hasil penelitian ini adalah : 1.Indikator ekonomi 2.Indikator sosial 3.Indikator lingkungan 1)Indikator dan kriteria transportasi berkelanjutan 2)Hasil evaluasi dan analisis sistem transportasi berkelanjutan di Kota Yogyakarta 3)Alternatif strategi menuju transportasi berkelanjutan
TINJAUAN PUSTAKA Perkembangan Transportasi Perkotaan Yogyakarta Pola Pergerakan Kendaraan di Kota Yogyakarta Tahun 2015 Pembebanan ruas jalan didominasi oleh moda kendaraan sepedamotor, akibat kepemilikan yang tinggi dan jarak perjalanan harian yang dominan (26% ) adalah 2,5 – 5 km, hal ini memperkuat alasan bahwa penggunaan sepedamotor sebagai sarana transporasi cukup tinggi karena jarak tempuh yang sedang (Ansusanto, 2014). Pada jam tertentu dan di ruas-ruas tertentu, kecepatan perjalanan di tahun 2013 di bawah 5 km/jam. Jarak 1 km ditempuh dalam waktu 45 menit, artinya kecepatan perjalanan rata-rata adalah 1,33 km/jam dan akan mengalami kemacetan (Malkhamah, 2013). Fakta kepemilikan kendaraan di Kota Yogyakarta : (a) 3 dari 4 penduduk kota memiliki satu kendaraan apa saja, setiap KK memiliki 2-3 kendaraan; (b) 1 dari 2 penduduk kota memiliki sepeda motor, setiap KK memiliki 2 sepeda motor, serta (c) 1 dari 10 penduduk kota memiliki kendaraan roda empat, setiap 3 KK memiliki 1 kendaraan roda empat (Pustral UGM, 2014)
TINJAUAN PUSTAKA Hubungan Tata Ruang Kota dengan Transportasi Perkotaan Pembangunan sistem transportasi perkotaan semaksimal mungkin di lahan kota yang terbatas. Untuk mendukung sistem transportasi yang berkelanjutan, tata ruang kota perlu dirancang mengikuti konsep pengembangan kawasan terintegrasi berbasis simpul transportasi atau Transit Oriented Development (TOD) (GIZ, 2004) Pentingnya mengalokasikan pembangunan ruang terbuka hijau (RTH) dan ruang publik untuk meminimalisir dampak negatif kendaraan bermotor dan kenyamanan ruang gerak pejalan kaki dan pengendara sepeda.
TINJAUAN PUSTAKA Konsep Transportasi Perkotaan yang Berkelanjutan Menciptakan angkutan umum massal yang terintegrasi, ekonomis dan mudah dijangkau Pendekatan : Traffic Demand Management (TDM), Transit Oriented Development (TOD) dan Manajemen Lalulintas Perencanaan yang matang dan komprehensif, diatur oleh kebijakan dan regulasi yang detil, didukung dengan teknologi ITS dan ramah lingkungan, disinergikan dengan pembangunan tata ruang kota yang menarik dan berorientasi transit
TINJAUAN PUSTAKA Kegunaan Indikator Dapat disimpulkan bahwa indikator merupakan instrumen untuk mengukur tingkat pencapaian atau target, juga merefleksikan nilai-nilai yang dianggap penting dalam menentukan perubahan perilaku manusia (Haryadi dan Setiawan, 2002) Beberapa kriteria untuk pengembangan indikator tersebut antara lain (Bappenas, 2012): a. Dapat langsung digunakan b. Objektif c. Adequate d. Kuantitatif e. Disaggregated f. Praktikal/practical g. Mudah tersedia/reliable Bappenas (2012) Kriteria dalam pemilihan indikator : a. Terkait erat (relevant) b. Dapat diukur (measurable) c. Dapat diimplementasikan (actionable)
TINJAUAN PUSTAKA Analisis SWOT Menurut Rangkuti (2005), SWOT adalah identitas berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi pelayanan. Matriks SWOT adalah alat yang dipakai untuk menyusun faktor- faktor strategi perusahaan. Matriks ini dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman eksternal yang dihadapi perusahaan disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki.
LANDASAN TEORI Pola Pertumbuhan Kota dan Transportasinya Gambar 3.1 Pola Pembangunan Kota Source : The Univ. of North Carolina at Charlotte, 2002 dalam GIZ-SUTP Menurut UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, kota dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah penduduknya, yaitu : Klasifikasi Kota
Standar Pelayanan Minimal terkait Angkutan Umum, Fasilitas Pejalan Kaki dan Pengendara Sepeda 1. Chicago Transit Authority Service Standards (2001 ), monitoring hasil-hasil pelayanan adalah untuk dapat melakukan perbaikan pelayanan serta untuk mendukung perencanaan dalam pengembangan daerah perkotaan. 2.Standar Pelayanan Direktorat Jenderal Perhubungan Darat SK.687/AJ.206/DRJD/2002. Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan Umum Di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap DanTeratur. 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan. 4. Bus Services Reducing Costs, Raising Standards, World Bank Tech. Paper No. 68 (1987) mengeluarkan standar pelayanan untuk angkutan perkotaan yang dibagi dalam dua hal, yaitu indikator kinerja operasi dan indikator kualitas pelayanan. 5. Permen PM 10 Tahun 2012 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Massal Berbasis jalan 6. PM No.111 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penetapan Batas Kecepatan 7. Permen PU No. 03/PRT/M/2014 tentang Pedoman Perencanaan, Penyediaan, dan Pemanfaatan Prasarana dan Sarana Jaringan Pejalan Kaki di Kawasan Perkotaan LANDASAN TEORI
Indikator Transportasi Berkelanjutan dari Hasil Studi-studi Terkait 1.Masterplan Perhubungan Darat (2005) 2.Litman, Victoria Transport Policy Institute (2016) 3.Kajian Evaluasi Pembangunan Bidang Transportasi di Indonesia, Bappenas (2012) Perumusan Indikator dan Kriteria Transportasi Berkelanjutan LANDASAN TEORI Idealnya apapun susunan indikator kinerja ia menunjukkan kondisi tertentu ataupun sebagai tolok ukur kemajuan dalam pencapaian visi dan misi Sistem Transportasi Nasional. Daftar indikator kinerja terpilih hendaknya memenuhi kriteria kecukupan (minimum) tetapi lengkap, praktis dan dapat dioperasikan, serta tidak redundant. (Bappenas, 2012) Sumber : Kajian Evaluasi Pembangunan Bidang Transportasi di Indonesia (2012) Gambar 3.2 Gambaran Skematis Kerangka Logis Untuk Menurunkan Indikator Kinerja Sumber : Sumber: Mosse, R. dan Sontheimer, L.E. (1996) dalam Kajian Evaluasi Pembangunan Bidang Transportasi di Indonesia (2012)
Analisis Sistem Transportasi Perkotaan Berdasarkan Indikator Transportasi Berkelanjutan (1/3) LANDASAN TEORI IndikatorPenjelasanFormulasi Rata-rata kecepatan tempuh kendaraan dalam jaringan Kecepatan rerata seluruh kendaraan Mode share/modal split Prosentase pengguna moda kend. umum, kend. bermotor pribadi, kend. tak bermotor Jumlah perjalanan dengan suatu moda / jumlah perjalanan total (%) Keterjangkauan pemberhentian angkutan umum Rata-rata jarak berjalan kaki atau waktu tempuh menuju angkutan umum Rata-rata jarak tempuh dalam meter (m) atau waktu tempuh dalam menit Work Utilization Perbandingan antara offered work (daya tampung) terhadap utilized work (jumlah penumpang yang terangkut)
Analisis Sistem Transportasi Perkotaan Berdasarkan Indikator Transportasi Berkelanjutan (2/3) LANDASAN TEORI IndikatorPenjelasanFormulasi Walkability Ketersediaan dan kondisi fasilitas khusus pejalan kaki Panjang jalur pejalan kaki dalam km/total panjang jalan dalam km, lebar trotoar, kondisi Bikability Ketersediaan dan kondisi fasilitas khusus pesepeda Panjang jalur sepeda dalam km/total panjang jalan dalam km, lebar lajur, kondisi HeadwaySelisih waktu kedatangan antar bus (waktu antara)
Analisis Sistem Transportasi Perkotaan Berdasarkan Indikator Transportasi Berkelanjutan (3/3) LANDASAN TEORI IndikatorPenjelasanFormulasi Affodability Rerata prosentase alokasi biaya transportasi Ruang Terbuka Hijau (RTH) Prosentase ruang terbuka hijau (publik dan privat) Tingkat polusi udaraTotal CO 2 terukur di jalan perkotaan Total CO 2 dalam ton/tahun
Lokasi Penelitian Metode Penelitian Pengumpulan Data Analisis Data dan Pembahasan Di Kota Yogyakarta, meliputi transportasi perkotaan secara makro dan tata ruang kota. Kombinasi (mix method) kualitatif dan kuantitatif. Data primer (observasi lapangan dan wawancara). Data sekunder dari instansi atau narasumber tertentu berupa : statistik, peta, literatur, maupun dokumen lain berisi informasi yang dapat mendukung penyusunan penelitian ini (data 5 tahun terakhir) Pengembangan indikator transportasi berkelanjutan dengan metode eksploratif – analitik yang memanfaatkan data sekunder dan studi terkait. Evaluasi sistem transportasi perkotaan memanfaatkan data primer dan data sekunder, lalu dianalisis melalui pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Penentuan alternatif strategi dilakukan melalui pendekatan best practises kota-kota yang berhasil menerapkan transportasi berkelanjutan dan studi-studi terkait dan teknik analisis SWOT. METODE PENELITIAN