PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF SAINS DAN RELIGI Paul Suparno Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sp/sains karakter 9/16/2018
PENDAHULUAN Pendidikan karakter menjamur Pendidikan karakter dilakukan secara menyeluruh Guru sains ikut terlibat Apa landasannya? sp/sains karakter 9/16/2018
PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA ARTI KARAKTER Karasso – Yunani, cetak biru, format dasar, sidik (Doni, 2007:90). Mounier: Sikap yang sudah ada Sikap yang harus dikembangkan ke depan Puskur: Watak, tabiat, akhlak, kepribadian yang terbentuk dari hasil internalisasi berbagai kebajikan yang diyakini dan digunakan sebagai landasan untuk cara pandang, berpikir, bersikap, dan bertindak (2010:3). sp/sains karakter 9/16/2018
Secara sederhana: Nilai-nilai dan sikap hidup yang positif, yang dimiliki seseorang sehingga mempengaruhi tingkah laku, cara berpikir dan bertindak orang itu sp/sains karakter 9/16/2018
Isi Pendidikan Karakter Bangsa NILAI RELIGIUS 10. Semangat kebangsaan 2. Jujur 11. Cinta tanah air 3. Toleransi 12. Menghargai prestasi 4. Disiplin 13. Bersahabat/komunikas 5. Kerja keras 14. Cinta damai 6. Kreatif 15. Gemar membaca 7. Mandiri 16. Peduli sosial 8. Demokratis 17. Peduli Lingkungan 9. Rasa ingin tahu 18. Tanggung jawab sp/sains karakter 9/16/2018
NILAI BERKAITAN DENGAN NILAI & SIKAP TUHAN religious, toleransi, dan tanggungjawab SESAMA jujur, toleransi, demokratis, bersahabat, cinta damai, peduli sosial, tanggungjawab; TANAH AIR/BANGSA demokrasi, semangat kebangsaan, cinta tanah air, cinta damai, peduli sosial; LINGKUNGAN peduli lingkungan, tanggungjawab. PRIBADI/DIRI SENDIRI jujur, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, ingin tahu, menghargai prestasi, tanggungjawab; sp/sains karakter 9/16/2018
PENDEKATAN INTEGRATIF (Ryan & Lickona, 1992: 15-21) LINGKUNGAN PENUH UTUH PENGERTIAN AFEKSI AKSI sp/sains karakter 9/16/2018
Pengertian: Afeksi Aksi/tindakan Pengetahuan tentang nilai moral; Moral reasoning (alasan moral); apa kegunaannya bagi hidup kita dan orang lain; Strategi pengambilan keputusan: apa yang akan diputuskan; Moral imagination, gambaran akan situasinya bila memutuskan sesuatu; Judicious judgment, bagaimana memutuskannya. Afeksi Identifikasi dengan nilai moral Ketertarikan pada nilai baik Komitmen pada kehidupan moral Suara hati Empati Aksi/tindakan Keinginan (will), ingin melakukan nilai baik yang disadari. Competence, ketrampilan mendengarkan, komunikasikan gagasan, menemukan dasar dll. Habit (kebiasaan), nilai itu sudah biasa dilakukan. sp/sains karakter 9/16/2018
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF SAINS sp/sains karakter 9/16/2018
1. Hakekat Pendidikan Sains PENGETAHUAN PENDIK. SAINS PROSES CARA KERJA SIKAP sp/sains karakter 9/16/2018
2. Nilai Pendidikan Sains H. Newton > Keteraturan alam Tatasurya > memuji Tuhan Ketidakpastian Relativitas > penghargaan pada orang lain Kekekalan energi > sosialitas, sadar lingkungan Pembiakan > kagum pada Tuhan, penghargaan makluk Reaksi kimia > taat hukum PENGET ISI sp/sains karakter 9/16/2018
Ambil keputusan berdasar data Berpikir rational, obyektif, kritis Dalam pemecahan persoalan lebih rational, tidak emosi Kerjasama dengan orang lain yang berbeda ASPEK PROSES sp/sains karakter 9/16/2018
JUJUR TELITI DISIPLIN DAYA TAHAN KERJA KERAS ADIL SOSIAL TOLERANSI MANDIRI INGIN TAHU TANGGUNG JAWAB SIKAP sp/sains karakter 9/16/2018
3. Bantuan Sains dlm pend. Kar. Lewat Pengetahuan, proses, sikap Model Ryan & Lickona: Sains membantu menggali pengertian karakter secara rational, kritis, dan dipertanggungjawabkan. Maka tidak dibingungkan dengan pengaruh global! Juga membantu dalam afeksi dan aksi! sp/sains karakter 9/16/2018
4. Integrasi Nilai Moral dan Sains Pendidikan sains memperjelas rumusan moral sehingga mudah dilakukan karena terukur. Moral membantu sains menjadi lebih bernilai, sehingga kemajuan sains tidak lepas kendali dan nilai moral. sp/sains karakter 9/16/2018
5. Kompetensi Guru Sains Kuasai ilmunya Melihat nilai karakter dibalik ilmu Kompetens dalam menyampaikan Mampu bantu siswa menggali nilai, ajak refleksi Teladan hidup baik! sp/sains karakter 9/16/2018
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF RELIGI sp/sains karakter 9/16/2018
1. Hubungan Agama dan Nilai Karakter Driyarkara: religi berasal dari kata religare yang artinya mengikat. Religio = ikatan; Manusia mengikatkan diri pada Tuhan; Ikatan ini tidak dirasakan sebagai kekangan yang menyiksa, tetapi justru dialami sebagai sumber kebahagiaan. Dengan religi, manusia menyerahkan dirinya kepada Tuhan; Dengan religi manusia sadar akan ketergantungannya pada Tuhan. sp/sains karakter 9/16/2018
Agama syarat dengan nilai kehidupan Akibatnya: Agama syarat dengan nilai kehidupan Agama mengandung nilai moral berkaitan dengan sikap orang kepada Tuhan, sesama, diri sendiri, alam. Ke 18 nilai karakter bangsa, ada dalam ajaran tiap agama di Indonesia sp/sains karakter 9/16/2018
Hendropuspito: Fungsi agama pada manusia dan masyarakat: Fungsi edukatif: mengajar dan mendidik manusia menjadi lebih baik; Fungsi penyelamatan: mengenalkan manusia akan yang ilahi dan mendamaikan manusia dengan Sang Pencipta kembali; Fungsi pengawasan social: menyeleksi kaidah dan memberikan larangan agar manusia hidup baik; Fungsi memupuk persaudaraan: membantu manusia supaya hidup rukun; Fungsi transformatif: mengubah cara pikir dan hidup orang menjadi lebih baik. sp/sains karakter 9/16/2018
2. Sumbangan Agama pada PK Berdasarkan Ryan & Lickona: Agama memilihkan nilai karakter yang mau diambil Membantu pengembangan afeksi dan suara hati dalam nilai Membantu aksi dan membiasaan nilai dalam hidup. Pelajaran agama hendaknya berperan baik! sp/sains karakter 9/16/2018
3. Kendala pada Pelajaran Agama Guru agama: yang tidak memberi teladan hidup baik Tidak memahami perkembangan sains Tidak dapat menjelaskan konflik sains dan iman Pelajaran agama Terlalu pengetahuan, kurang afeksi dan tindakan Selalu lulus, maka tidak semangat Tidak menjelaskan nilai yang terpenting dalam hidup sp/sains karakter 9/16/2018
KITA GURU SAINS YG BERAGAMA Integrasi pribadi yang berilmu (sains) dan yang beriman (agama). Hidup karakter yang baik, menjadi teladan siswa. sp/sains karakter 9/16/2018
Makin berilmu, menjauhi Tuhan Makin beragama, menjauhi pengetahuan. Sadar bahwa sains dan religi dapat saling membantu pengembangan manusia utuh. Kecenderungan jelek: Makin berilmu, menjauhi Tuhan Makin beragama, menjauhi pengetahuan. Perlu integrasi. Maka perlu pengertian luas tentang ilmu dan religi. sp/sains karakter 9/16/2018
PENUTUP Pendidikan Karakter dilakukan secara integratif dan holistik, semua dilibatkan. Guru sains ikut terlibat didalamnya, tidak boleh lepas tangan. Sains dan pendidikan sains dapat membantu pengembangan pendidikan karakter. Yang sangat perlu: hidup integratif dengan nilai karakter yang baik dari guru yang berilmu dan beriman! sp/sains karakter 9/16/2018
TERIMA KASIH sp/sains karakter 9/16/2018
ACUAN Capra, Fritjof. 1991. The Tao of Physics. Boston: Shambhala. Delors, Jacques. 1998. Learning: The Treasure Within. UNESCO Publishing. Doni Koesoema, A. 2007. Pendidikan Karakter. Jakarta: Grasindo. Hendropuspito, D. 1983. Sosiologi Agama. Yogyakarta: Kanisius & Gunung Mula. Lederman, Norman. 2007. Nature of Science: Past, Present, and Future. Dalam Handbook of Research On Science Education, hal 831-879. Eds. Sandra K. Abell and Norman G.Lederman. Mahwah, New Jersey: Lawrence Erlbaum Associates, Publishers. Martin, Michael. 1991. Science Education and Moral Education. Dalam History, Philosophy, and Science Teaching, hal. 102-113; ed. Michael Matthews. Toronto & NY: OISE Press, Teacher College Press. Puskur (Pusat Kurikulum). Bidang Penelitian dan Pengembangan. 2010. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Pedoman Sekolah. Jakarta: Kementerian Pendidikan Nasional. Ryan, Kevin & Lickona, Thomas. 1992. Character Development in Schools and Beyond. Washington, D.C.: The Council for Research in Values and Philosophy. Siegel, Harvey. 1991. The Rationality of Science, Critical Thinking, and Science Education. Dalam History, Philosophy, and Science Teaching, hal. 45-62; ed. Michael Matthews. Toronto & NY: OISE Press, Teacher College Press. Suparno, Paul. 2005. Gagasan, sikap, dan praktek guru IPA dan Matematika Yayasan Santa Ursula terhadap pendidikan nilai.Widya Dharma, Vol 16, No 1, Oktober 2005. Hal 1-14. Suparno, Paul. 2009. Teori Fisika Kuantum dan Pendidikan Nilai di SMA. Widya Dharma, Vol 19, no 2, April 2009, hal 279-292. Suparno, Paul. 2011. Penggunaan Problem Based Learning (PBL) untuk meningkatkan pengertian, kerjasama, dan minat mahasiswa dalam mempelajari Termofisika. Widya Dharma, Oktober 2011. Suparno, Paul. 2012. Sumbangan Pendidikan Fisika terhadap Pembangunan Karakter Bangsa. Yogyakarta: LPPM, USD. Woolnough, Brian. 1991. Faith in Science? Dalam History, Philosophy, and Science Teaching, ed. Michael Matthews, hal. 218-224. Toronto & NY: OISE Press, Teacher College Press. sp/sains karakter 9/16/2018