TOPIK Konsep Kemiskinan Metode Penghitungan Penduduk Miskin (Moneter)

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
Advertisements

Konsep dan Indikator Pembagunan
BLOK VII PENGELUARAN RUMAH TANGGA (RKD10.RT)
Indikator Kesejahteraan Masyarakat
KEMISKINAN Kemiskinan dapat dilihat dari berbagai aspek kehidupan: Ekonomi, Sosial, Pendidikan, Kesehatan. Menurut Andre Bayo (1981) Kemiskinan bersifat.
MASALAH POKOK PEMBANGUNAN
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
Bahan Kuliah Pembangunan Pertanian
BAB XI ANGKA INDEKS Oleh : Andri Wijaya, S.Pd., S.Psi., M.T.I.
Mengukur Pendapatan Suatu Negara
INDIKATOR TUJUAN PEMBELAJARAN MATERI. Membandingkan PDB dan pendapatan per kapita Indonesia dengan Negara lain.
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN
DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN PEMERATAAN PEMBANGUNAN
PERTUMBUHAN, KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Modul 9 Kuliner Lanjut (Teori) MODIFIKASI MAKANAN RENDAH KALIUM
Asisten Pemerintahan dan Kesra
GINI RASIO kabupaten gunungkidul tahun 2010
PELAKSANAAN SPF DI PROVINSI MALUKU
Dukungan Lembaga Legislatif Dalam Percepatan Program Pengentasan Kemiskinan Disampaikan oleh: Dra. Sri Marnyuni (Anggota Komisi E – F-PAN DPRD Jawa.
Kondisi Kemiskinan.
MONEV PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN OLEH TKPK PROVINSI PAPUA BARAT
Kab. Jepara PEMANFAATAN PBDT 2015 UNTUK PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN KAB. JEPARA.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Perkembangan Inflasi di Kota Surabaya
KEPALA DINAS PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK PROV. SUMBAR
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
KEMISKINAN DAN DISTRIBUSI PENDAPATAN
Dr. Ir. M. Parulian Hutagaol, MS
MATERI : PERTUMBUHAN, DISTRIBUSI PENDAPATAN DAN KEMISKINAN
PROYEKSI PENDUDUK PROVINSI JAMBI
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN
Resista Vikaliana, S.Si. MM
MASALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN DI INDONESIA
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN DAERAH DAN KEMISKINAN`
`KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN`
Pengantar Ekonomi 2 Izzani Ulfi, SE.Sy., M.Ec.
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
Outlook kemiskinan 2012 Ahmad erani yustika jakarta, 27 Desember 2011
Pertumbuhan Pro-Kemiskinan
KEMISKINAN & KETIMPANGAN DISTRIBUSI PENDAPATAN DALAM PEMBANGUNAN
USULAN PENELITIAN PENGARUH HARGA BAHAN POKOK TERHADAP DAYA BELI MASYARAKAT DI KOTA PALANGKA RAYA Oleh : SITI MUSYAROFA CBA
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
MASALAH KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN DI INDONESIA
KEMISKINAN.
MENGUKUR KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PERTANIAN
PENGENTASAN KEMISKINAN & PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
ILMU ALAMIAH DASAR MANAJEMEN
KEMISKINAN DAN KESENJANGAN PENDAPATAN DI INDONESIA
KESEJAHTERAAN DAN KEMISKINAN (TEORI DAN PENGUKURAN)
ANGKA INDEKS Oleh : AHMAD NURDIN HASIBUAN
PERTUMUHAN EKONOMI DAN PENENGGULANGAN KEMISKINAN
Kemiskinan, Ketimpangan, dan Pembangunan
KETERKAITAN PERTUMBUHAN PENDUDUK DENGAN KESEHATAN
Perbandingan Tingkat Kemiskinan Prov. Bengkulu September Tahun 2017
AZIZAH DIAH ANGGRAENI NPM : UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI
POVERTY AND NUTRITIONAL STATUS
PENGARUH INFLASI TERHADAP KEMISKINAN DI PEDESAAN
PEMANFAATAN DATA SUSENAS MODUL KONSUMSI
Balikpapan, 01 Nopember 2018 BAPPEDA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR
MAKROEKONOMI, edisi ke-6
KEDAULATAN & KEMANDIRIAN PANGAN
Distribusi Pendapatan dan Kemiskinan Oleh: Viktor Pirmana.
BUKU SAKU BAPPEDA PROVINSI JAWA TENGAH PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN
POKOK-POKOK PIKIRAN DPRD
bps#Sampang2018#statistics
Diambil dari Buku “Panggilan Keberpihakan”
FORUM KONSULTASI PUBLIK
ANGKA INDEKS. 2 Adalah suatu bilangan yang menunjukkan besar kecilnya perubahan suatu keadaan terhadap keadaan lain yang dijadikan sebagai dasar.
HARGA PASAR TRADITIONAL (RP)
HARGA PASAR TRADITIONAL (RP)
Transcript presentasi:

MENGUKUR KEMISKINAN: Garis Kemiskinan, Indeks Kedalaman dan Keparahan Kemiskinan

TOPIK Konsep Kemiskinan Metode Penghitungan Penduduk Miskin (Moneter) Contoh Hasil Penghitungan

I. KONSEP KEMISKINAN Kemiskinan adalah Multi-Dimensi! Tidak hanya satu ukuran tetapi banyak ukuran

DEFINISI UMUM KEMISKINAN Kondisi dimana seseorang atau sekelompok orang, tidak mampu memenuhi hak-hak dasarnya untuk mempertahankan dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat. Hak-hak dasar antara lain: terpenuhinya kebutuhan pangan, kesehatan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, air bersih, pertanahan, sumberdaya alam dan lingkungan hidup, rasa aman dari perlakuan atau ancaman tindak kekerasan hak untuk berpartisipasi dalam kehidupan sosial-politik

PENGUKURAN KEMISKINAN Pendekatan Kuantitatif/Moneter Pendekatan Kualitatif/Non-Moneter Pendapatan per kapita Konsumsi/pengeluaran per kapita Indikator individu? (Angka kematian bayi, partisipasi sekolah, harapan hidup) Indikator rumah tangga? (Kondisi rumah, proporsi pengeluaran rumah tangga thd makanan) Aksesibilitas dan Partisipasi Masalah sosial? (Pengangguran, Kurangnya Jaminan Sosial, Kekurangan Perumahan, Minim Pendapatan) Mungkinkah mengkombinasikan keduanya?

II. METODE PENGHITUNGAN PENDUDUK MISKIN (Moneter/Makro)

Tahapan dalam Mengukur Kemiskinan Mendefinisikan sebuah indikator kesejahteraan Menentukan standar minimum (garis kemiskinan) Membuat ringkasan statistik dari populasi

Jenis Garis Kemiskinan Garis Kemiskinan Subyektif menilai kemiskinan berdasarkan pendapat atau pandangan orang miskin sendiri Garis Kemiskinan Relatif Menilai kemiskinan berdasarkan peningkatan fungsi “rata-rata” dari standar hidup suatu negara – distribusi pendapatan GARIS KEMISKINAN ABSOLUT Didasarkan atas standar hidup yang tetap (tidak berubah)

Pendekatan untuk mengukur kemiskinan : … menuju indikator kemiskinan: Definisi kemiskinan yang aplikatif - Kurangnya penguasaan atas komoditi Indikator moneter (bukan non-moneter) Pengukuran objektif (bukan subjektif) Pengukuran per kapita didasarkan data survei rumah tangga Berapa jumlah dan persentase penduduk miskin di suatu wilayah? Bagaimana perkembangannya dari waktu ke waktu? Bagaimana tingkat kedalaman dan keparahannya?

KONSEP KEMISKINAN MONETER Konsep yang dipakai BPS dan juga beberapa negara lain adalah kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (Cost of Basic Needs/CBN approach) “ Kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan (diukur dari sisi pengeluaran)” Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah Garis Kemiskinan.

Rp. 294.727,- per kapita per bulan (Maret 2010) Garis Kemiskinan: Visual Tidak Miskin x x x Garis Kemiskinan x x x Rp. 294.727,- per kapita per bulan (Maret 2010) x Miskin x x

Membuat Garis Kemiskinan Absolut: Metode Cost of Basic Needs (CBN) Menentukan indikator kesejahteraan: pengeluaran per kapita Menentukan minimum asupan energi untuk kesehatan yang baik  Berapa asupan energi minimum yang tepat? Memilih ‘paket makanan’ atau kelompok komoditi makanan yang dapat memenuhi energi minimum . Memperkirakan komponen makanan (M) atau biaya paket komoditi ini. Memperkirakan biaya komponen bukan makanan (NM). Metode direct atau indirect? GK dihitung: GK=GKM + GKNM

CBN: Ilustrasi Sederhana Paket komoditi makanan: 3 komoditi, asupan energi minimum per hari = 2.100 kalori Memperkirakan komponen makanan. Komoditi Kalori Pengeluaran per hari Kalori disesuaikan 2.100 kalori Pengeluaran, utk 2.100 kalori Beras 1.400 60 1.470 63 Jagung 400 20 420 21 Telur 200 210 Jumlah 2.000 100 2.100 105 Asumsi: non-makanan = 20% makanan = 20%*105 = 21. GK = GKM+GKNM = 105 + 21 = 126.

Penghitungan Kemiskinan BPS Badan Pusat Statistik (BPS) pertama kali melakukan penghitungan jumlah dan persentase penduduk miskin pada tahun 1984. Sejak itu, setiap tiga tahun sekali BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin yang disajikan menurut daerah perkotaan dan perdesaan. Sejak tahun 2003, BPS secara rutin mengeluarkan data jumlah dan persentase penduduk miskin setiap tahun → data Susenas Panel Modul Konsumsi setiap bulan Februari atau Maret.

Penyempurnaan Metode 1998 Sejak Desember 1998 digunakan standar kemiskinan baru yang merupakan penyempurnaan standar yang lama. Penyempurnaan standar kemiskinan ini diharapkan dapat mengukur tingkat kemiskinan secara lebih realistis. Penyempurnaan standar ini meliputi: perluasan cakupan komoditi yang diperhitungkan dalam kebutuhan dasar. penyempurnaan juga dilakukan dengan mempertimbangkan keterbandingan antar daerah (provinsi serta perkotaan-perdesaan) dan antar waktu yang disebabkan oleh adanya perbedaan tingkat harga antar daerah yaitu dengan cara melakukan standardisasi harga terhadap harga di DKI Jakarta.

TAHAPAN PENGHITUNGAN GK BPS Populasi Referensi: Tahap pertama adalah menentukan populasi referensi yaitu 20 persen penduduk yang berada diatas Garis Kemiskinan Sementara yg merupakan Garis Kemiskinan periode lalu yang di-inflate dengan inflasi umum (IHK). Dari penduduk referensi ini kemudian dihitung Garis Kemiskinan Makanan (GKM) dan Garis Kemiskinan Non-Makanan (GKNM). Penghitungan dilakukan terpisah menurut provinsi dan daerah (kota dan desa)

POPULASI REFERENSI GK = GKM + GKNM GARIS KEMISKINAN PERIODE SEBELUMNYA PENGELUARAN NOMINAL MENURUT PERCENTILE INFLASI UMUM (IHK) GARIS KEMISKINAN SEMENTARA (GKS) P – 1 . P - 20 P - 30 P - 100 POPULASI REFERENSI: 20% diatas GKS GK = GKM + GKNM

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN Penghitungan GKM: GKM adalah jumlah nilai pengeluaran dari 52 komoditi dasar makanan yang riil dikonsumsi penduduk referensi yang kemudian disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari Penyetaraan nilai pengeluaran kebutuhan minimum makanan dilakukan dengan menghitung harga rata-rata kalori dari ke-52 komoditi tersebut.

Komoditi untuk penghitungan Garis Kemiskinan Makanan BERAS DAGING BABI NANGKA MUDA GULA PASIR BERAS KETAN DAGING AYAM RAS BAWANG MERAH GULA MERAH JAGUNG PIPILAN DAGING AYAM KAMPUNG CABE MERAH TEH TEPUNG TERIGU TETELAN CABE RAWIT KOPI KETELA POHON TELUR AYAM RAS KACANG TANAH GARAM KETELA RAMBAT TELUR ITIK/MANILA TAHU KEMIRI GAPLEK SUSU KENTAL MANIS TEMPE TERASI/PETIS TONGKOL/TUNA SUSU BUBUK MANGGA KERUPUK KEMBUNG BAYAM SALAK MIE INSTANT TERI BUNCIS PISANG AMBON ROTI MANIS BANDENG KACANG PANJANG PEPAYA KUE KERING MUJAIR TOMAT SAYUR MINYAK KELAPA KUE BASAH DAGING SAPI DAUN KETELA POHON KELAPA ROKOK KRETEK FILTER 17 September 2018

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN Hitung GKM (belum setara 2100 kalori) dengan rumus: Hitung harga per kalori: Hitung GKM (setara 2100 kalori): adalah nilai rupiah yang harus dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan enerji minimal 2100 kilo kalori per kapita per hari

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN Penghitungan GKNM : GKNM adalah merupakan penjumlahan nilai kebutuhan minimum dari komoditi-komoditi non-makanan terpilih yang meliputi perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan r = ratio pengeluaran barang non makanan terhadap sub-kelompok pengeluaran V= nilai pengeluaran per komoditi non-makanan

Komoditi untuk penghitungan Garis Kemiskinan Non-Makanan PERUMAHAN BENSIN HANDUK/IKAT PINGGANG LISTRIK POS DAN BENDA POS PERABOT RUMAH TANGGA AIR PENGANGKUTAN PERKAKAS RUMAHTANGGA MINYAK TANAH FOTO ALAT DAPUR/MAKAN KAYU BAKAR PAKAIAN JADI LAKI2, DEWASA ARLOJI/JAM DINDING OBAT NYAMUK, BATERAI PAKAIAN JADI PEREM-PUAN DEWASA TAS BARANG KECANTIKAN KEPERLUAN MENJAHIT MAINAN ANAK PERAWATAN KULIT/MUKA ALAS KAKI PBB KESEHATAN TUTUP KEPALA PUNGUTAN LAIN PEMELIHARAAN KESEHATAN SABUN CUCI PERAYAAN HARI AGAMA PENDIDIKAN BAHAN PEMELIHARAAN PAKAIAN UPACARA AGAMA 17 September 2018

PENGHITUNGAN GARIS KEMISKINAN Komponen Garis Kemiskinan: GK = GKM + GKNM dimana: GK = Garis Kemiskinan GKM = Garis Kemiskinan Makanan GKNM = Garis Kemiskinan Non Makanan Penduduk miskin adalah penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran per kapita perbulan di bawah garis kemiskinan.

INDIKATOR KEMISKINAN Headcount Index: mengukur persentase penduduk miskin terhadap total penduduk Indeks Kedalaman Kemiskinan/ Poverty Gap Index: merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin thd garis kemiskinan. Semakin tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari garis kemiskinan. Indeks Keparahan Kemiskinan/ Poverty Severity Index: semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin Ukuran tingkat kemiskinan: Formula Foster –Greer- Thorbecke [FGT]

Formula Foster- Greer- Thorbecke [FGT] Z = Garis kemiskinan yi = rata-rata pengeluaran per kap sebulan yg berada dibawah garis kemiskinan q = jumlah penduduk hidup di bawah garis kemiskinan N = jumlah penduduk  = 0, headcount index, % penduduk miskin  = 1, poverty gap index, indeks kedalaman kemiskinan,  = 2, poverty severity index, indeks keparahan kemiskinan

Headcount Index Headcount Indeks (Dinotasikan P0) adalah proporsi penduduk yang konsumsinya di bawah garis kemiskinan, yaitu penduduk yang tidak mampu membeli paket kebutuhan dasar. Rasio antara penduduk miskin dan total penduduk Mengukur insiden kemiskinan Disebut juga angka kemiskinana atau insiden kemiskinan

Headcount Index Kelebihan (+): (+) Penghitungannya Mudah (+) Mudah Difahami (+) ukuran yang memadai dalam menilai kemajuan penanggulangan kemiskinan secara keseluruhan

Headcount Index Kekurangan (-): (-) mengabaikan perbedaan kesejahteraan antara rumah tangga miskin yang berbeda; menganggap semua miskin berada dalam situasi yang sama Misalkan ada orang miskin tiba-tiba menjadi sangat jauh lebih miskin. Apa yang akan terjadi dengan pengukuran kemiskinan? Tidak ada. (-) dari waktu ke waktu, indeks tidak berubah jika individu di bawah garis kemiskinan memiliki lebih atau kurang dari ukuran kesejahteraan selama mereka berada di bawah garis kemiskinan

Contoh of Headcount Index Example 1: Garis Kemiskinan =125 Ada kemiskinan lebih besar di Wilayah, A namun indeks headcount tidak menangkap ini. Pengeluaran Per Kapita di Suatu Wilayah Headcount Poverty Rate (P0) A 100 150 50% B 124

Headcount Index Cara termudah untuk mengurangi angka kemiskinan adalah memberikan “bantuan” kepada orang-orang yang berada tepat di sekitar garis kemiskinan, karena orang-orang inilah yang paling murah untuk berpindah melintasi garis kemiskinan.

Poverty Gap Index/ Indeks Kedalaman Kemiskinan merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Disebut juga indeks kedalaman kemiskinan

Pengeluaran Perkapita Per Bulan Poverty Gap Index Contoh 2: Garis Kemiskinan =125 Pengeluaran Perkapita Per Bulan di Suatu Wilayah Poverty Gap(P1) A 100 150 10% B 124 0.4%

Poverty Gap Index (+) Ukuran ini menunjukkan berapa biaya yang harus ditranfer kepada penduduk miskin untuk mendorong pengeluaran mereka di atas garis kemiskinan. (+) Ukuran ini dapat dengan mudah dibaca sebagai minimum biaya yang dibutuhkan untuk mengurangi penduduk miskin melalui transfer biaya untuk mengentaskan kemiskinan.

Pengeluaran Per Kapita Per Bulan Poverty Gap Index (-) Indeks tidak menangkap perbedaan dalam tingkat keparahan kemiskinan di antara orang miskin dan mengabaikan "ketidaksetaraan di antara orang miskin" Contoh 3 : Garis Kemiskinan = 125 Pengeluaran Per Kapita Per Bulan di Suatu Wilayah (P1) A 100 150 10% C 80 120 Indeks kedalaman kemiskinan sama tetapi B lebih parah Jika penduduk termiskin kedua di wilayah C (dengan pengeluaran per kapita per bulan Rp. 120) memberikan Rp. 20 kepada penduduk termiskin, kesenjangan kemiskinan dan Indeks kedalaman kemiskinan tidak akan berubah (akan seperti di wilayah A). Jadi indeks kesenjangan kemiskinan tidak sensitif terhadap transfer di antara orang miskin.

Poverty Severity Index/ Indeks Keparahan Kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran diantara penduduk miskin. Semakin tinggi nilai indeks, semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

Indeks Keparahan Kemiskinan Garis Kemiskinan 125 Pengeluaran Per Kapita di Wilayah (P2) A 100 150 2% B 80 120 3.28% (+) Indeks Keparahan Kemiskinan mengukut perbedaan pengeluaran di antara penduduk miskin Transfer dari penduduk miskin ke penduduk yang lebih miskin akan mengurangi ketimpangan kemiskinan, juga sebaliknya.

Indeks Keparahan Kemiskinan Garis Kemiskinan=125 Pengeluaran Per Kapita Per Bulan (P0) (P1) (P2) A 100 150 50% 10% 2% B 124 0.4% 0.0%

III. CONTOH HASIL PENGHITUNGAN

SUMBER DATA Sumber data utama: SUSENAS (Survei Sosial Ekonomi Nasional) Modul Konsumsi. Panel: 68.000 RT mulai Maret 2007, Modul: 280.000 RT mulai Juli 2008. Sebagai informasi tambahan, digunakan hasil survei SPKKD (Survei Paket Komoditi Kebutuhan Dasar), yang dipakai untuk memperkirakan proporsi dari pengeluaran masing-masing komoditi pokok non-makanan.

Perkembangan Garis Kemiskinan Provinsi Papua Barat (Rupiah/ Kapita/ Bulan) Tahun GKM GKNM GK 2007 154.698 54.820 209.518 2008 180.866 63.941 244.807 2009 223.357 81.373 304.730 2010 233.764 85.406 319.170

Trend Kemiskinan di Papua Barat: 2006-2010

DISPARITAS TINGKAT KEMISKINAN ANTAR KABUPATEN/KOTA SANGAT TINGGI …. Tingkat Kemiskinan Menurut Kabupaten/Kota, Maret 2009

Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan Persoalan kemiskinan bukan hanya sekadar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan turun dari 12,97 pada Maret 2007 menjadi 10,47 pada Maret 2010. Indeks Keparahan Kemiskinan turun dari 5,66 menjadi 4,30 pada periode yang sama. Penurunan nilai kedua indeks ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan dan ketimpangan pengeluaran penduduk miskin juga semakin menyempit.

Indeks Kedalaman dan Indeks Keparahan Kemiskinan

PENGENTASAN KEMISKINAN: Suatu Renungan D2 Garis Kemiskinan Penduduk Y/P Y0 P1 D1 P0 D0 Jalur D1: Jumlah penduduk miskin berkurang (PoP1), tetapi tidak menyelesaikan peningkatan kesejahteraan bagi penduduk sangat miskin Jalur D2: Jumlah penduduk miskin tetap (P1), tetapi memperbaiki tingkat kesejahteraan penduduk kelas terbawah

STRATEGI UTAMA PENANGGULANGAN KEMISKINAN Meningkatkan kesejahteraan rakyat Penurunan kemiskinan Mensinkronisasikan strategi kebijakan makro dan mikro Mensinkronisasikan kebijakan operasional Peningkatan Pendapatan Pengurangan Pengeluaran Mencipta-kan Kesem-patan Pember-dayaan Masyara-kat Peningkat-an kapasitas Perlin-dungan Sosial Pengarusutamaan Penanggulangan Kemiskinan sebagai upaya utk menempatkan perspektif yg benar dan konsistensi kebijakan antar sektor, antar program, anggaran, target dan sistem pelaksanaan

TERIMA KASIH Like slavery & apartheid, poverty is not natural. It is man-made, and it can be overcome and eradicated by the action of human beings. Nelson Mandela (2003)