Budaya, kekayaan dan keindahan alam, keanekaragaman hayati

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
BENCANA TSUNAMI Kompetensi Dasar Indikator Tujuan Home Evaluasi.
Advertisements

Suku Asmat: Sosok Budaya Indonesia di Papua
Deteksi Dini Gempa di Jakarta Sistem deteksi dini gempa yang dibangun di Sumatera Barat rencananya juga akan dibangun di Jakarta. Sistem yang diadopsi.
Aspek Peran Aktif Masyarakat dalam Pengelolaan DAS HUMBAHAS
JAKARTA, 4 MEI 2013 RAPAT KOORDINASI PERSIAPAN. D A S A R 1.
ANALISIS DATA DAN INFORMASI
AGROFOREST ATAU SISTEM AGROFORESTRI KOMPLEKS
Lokakarya “Model Kelola Hutan Berbasis Ekologi Orang Rimba”
Pelatihan Pemetaan Swadaya PNPM – P2KP
Bertoleransi dalam Keberagaman
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA
KONSEP DASAR GEOGRAFI KEBUDAYAAN (SDM) FISIS/ALAM ORGANISASI.
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN PRODUK TABUNGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK
GEOGRAFI KELAS X by Edoardus Handoko (banteng)
Menelisik Jejak Migrasi Purba
ANTROPOLOGI Minggu ke 3.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
Pembinaan Peran Serta Masyarakat
MAKALAH SOSIALISASI ILMU PERMUSEUMAN
DAMPAK PEMBANGUNAN PARIWISATA
PERUMUSAN HASIL DISKUSI KOMISI III (Fasilitasi Bidang Kebudayaan)
TIPOLOGI PERDESAAN NUR ENDAH JANUARTI.
GREEN POLICY: Local Wisdom
MITIGASI DAN PENANGANAN DARURAT BENCANA
Kota yang berkelanjutan
KONSERVASI LANSKAP : BENTANG ALAM EKOSISTEM PESISIR DAN PULAU KECIL
POLA KERUANGAN DESA AMALUDIN, S.IP, MM.
Ruang lingkup antropologi
Kedudukan Dalam Keluarga
KEGIATAN EKONOMI PENDUDUK BERDASARKAN PENGGUNAAN LAHAN
D. Hubungan antara Antropologi-Sosial dan Sosiologi
ANDRIAS DARMAYADI, M.SI SISTEM POLITIK INDONESIA
PENDUDUK Penduduk merupakan orang yang secara hukum berhak tinggal disuatu daerah atau wilayah tersebut, dan mempunyai bukti kewarganegaraan yang sah.
PENGURANGAN RISIKO BENCANA pengantar dalam membangun ketahanan komunitas Disampaikan pada materi kelas TRADAS XXVI KMPLHK RANITA, Ciputat 13 Januari 2015.
Diskripsi Keberagaman Bangsa Indonesia
Maria Walanda Maramis XI IIS 2
AGENDA RISET DAERAH PROVINSI BENGKULU
Wisata lampung indonesia
Sejarah Terbentuknya Kepulauan Indonesia Oleh: Haris Al Farizi ( )
KONSEP DESA/KELURAHAN TANGGUH BENCANA
Gender, Kelas Sosial, dan Gaya Hidup PERTEMUAN 13
PENYELENGGARAAN PENANGGULANGAN BENCANA PROVINSI JAWA TENGAH
HUBUNGAN ANTROPOLOGI DENGAN ILMU SOSIAL LAINNYA
Kondisi Geografis dan Penduduk Indonesia
KARTOGRAFI Nama : Shauqi Isyana Tristantio NIM :
PENDAHULUAN DAN PENGANTAR FISIOTERAPI DISASTER
DESTANA desa tangguh bencana.
SISTEM PEMERINTAHAN DESA Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS Cahyono, M.Pd. FKIP UNPAS.
KULIAH HUTAN LINDUNG (4) PENGELOLAAN KAWASAN LINDUNG
Nixon Rammang. Undang – undang No 5 Tahun 1967 Tentang Ketentuan Pokok Kehutanan diganti dengan Undang-Undang 41 Tahun 1999 Pengelolaan hutan oleh dan.
ISD Sebagai Salah Satu MKDU. Pengertian ISD Ilmu Sosial Dasar : Yaitu ilmu yang mempelajari masalah-masalah sosial, khususnya masalah2 yg diwujudkan oleh.
Evaluasi dan Rencana Kerja
SIKLUS PERENCANAAN PEMAJUAN KEBUDAYAAN
BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK KOTA BANDUNG. JUMLAH PENDUDUK 237 JUTA JIWA (BPS 2010) DAN SEKARANG JUTA JIWA 700 BAHASA DAERAH 1128 SUKU BANGSA.
GREEN POLICY: Local Wisdom
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pembelian Konsumen
PPKD KABUPATEN TABANAN
Pembinaan Peran Serta Masyarakat
PERAN IBU DALAM MEMBANGUN KETANGGUHAN KELUARGA
MITIGASI DAN MANAJEMEN BENCANA. Mitigasi Bencana? adalah serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik maupun penyadaran.
PROSES MANAJEMEN BENCANA
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
PROFIL DESA Materi Kuliah Sosiologi Pedesaan dan Perkotaan
KUMPULAN SOAL OSK GEOGRAFI 2017 Nama:Chandra Desano Adi Perkasa NIM: Dosen:Andi Irwan Benardi.S.Pd.M.Pd Mata Kuliah:Micro Teaching.
Agama Bahá’i.
MASYARAKAT PEDESAAN DAN PERKOTAAN
PROFIL DESA Materi Kuliah Sosiologi Pedesaan dan Perkotaan
Oleh : HENDRIK ARY DERMAWAN P E N I L A I A N R I S I K O B E N C A N A.
Problem Solving Kebencanaan Gempa Bumi (Kab.Tanggamus) Membangun sistem peringatan dini bencana (early warning system) Membuat peta kerawanan bencana &
KEBIJAKAN YANG DIHASILKAN S.D DESEMBER 2017
Transcript presentasi:

Budaya, kekayaan dan keindahan alam, keanekaragaman hayati dibalik kerawanan gempa bumi ekspedisi Palu-Koro

Ekspedisi Sesar Palu Koro Ekspedisi ini adalah kegiatan menyusuri wilayah-wilayah yang dilalui oleh Sesar Palu Koro, lebih dari 500 Km, sebuah tim peneliti yang terdiri dari Geologi, Bilogi, Antropologi, Ekologi, Arkeologi, sejarah serta jurnalis, film maker dan juga penulis akan ikut menyertai penelitian ini Penelitian akan di lakukan di 10 lokasi seperti Tolii – toli, Langiyan, Lore Lindu, Kulawi serta menyusuru sungai Lariang dan Sungai Koro. Tujuan Merekam potensi gempa dan air laut berdiri serta mencatat berbagai pemahaman serta interaksi masyarakat terhadap gempa dan sesar Palu Koro. Merekam berbagai kekayaan alam serta keunikan budaya setempat dan mencatat berbagai kearifan lokal yang dimiliki oleh masyarakat atas bencana dan tsunami yang pernah terjadi di wilayahnya dahulu. Bahan yang terkumpul akan kami distribusikan dalam bentuk berbagai media kampanye untuk penyadaran masyarakat secara umum, khususnya jug amasyarakat di Sulawesi Tengah dan wilayah-wilayah yang memiliki potensi Gempa dan Air Laut Berdiri. Memberikan sosialisasi tentang gempa, sesar dan potensi tsunami di beberapa tempat yang menjadi pusat penelitian, sebagai upaya untuk penguragan risiko bencana Tema dari ekspedisi ini adalah. “The Wonderful Indonesia: People, Art, Culture, Nature and Disaster Risk”.

APA SAJA YANG SUDAH KAMI LAKUKAN Untuk mempersiapkan Ekspedisi ini kami sudah melakukan serangkaian workshop dengan para ahli Geologi, sosiologi, bilogi serta antropologi Tujuan workshop ini untuk memperoleh masukan serta menysuusn kerangka riset masing-masing peneliti serta menyusun kriteria peneliti yang dapat terlibat. 1. Ade Kadarusman – Peneliti Independen 2. Dani Hilman – LIPI 3. Mudrik Daryono – LIPI 4. Sukmandaru – IAGI 5. Ivan Aulia Ahsan – UI 6. Shusi Susilawati – Peneliti Independen 7. Arianto Sangaji – Ontario Canada 8. Hery Heriyadi - LIPI 9. Harry Seldadyo – Senior Peneliti di 10. Abdulah – FMIPA Tadulako 11. Hendra – Antropolog Tadulako 12. dll Setelah serangkaian workshop kami melakukan riset pendahaluan yang sudah kami lakukan pada 15 – 23 Mei 2017 lalu.

Mengapa Sesar Palu-Koro? Di antara tiga sesar besar di Indonesia, Palu-Koro adalah sesar yang membelah sebuah kota besar sekaligus ibukota provinsi. Efek sosial-poltik dan kerusakan yang ditimbulkannya jika gempa terjadi lebih besar dibanding sesar-sesar lain. Keragaman kultural yang ada di sekitar sesar. Kekayaan alam yang sangat unik dan endemik, dimana wilayahnya dilalui oleh sesar Ada investasi yang juga mulai tumbuh dan dikembangkan di beberapa wilayah yang dilalui sesar tersebut

RENCANA PENELITIAN LEBIH LANJUT Geografi yang Membentuk Peradaban Faktor iklim dan geografis turut membentuk perubahan struktur sosial dalam rentang waktu yang panjang (longue durée). Pada masyarakat di sekitar sesar Palu-Koro, kita bisa menelusuri bagaimana pola dan proses perubahan itu, terutama ketika mereka menghadapi kondisi alam yang rawan gempa. Adaptasi manusia terhadap lingkungan geografis yang berlangsung selama ribuan tahun turut membentuk peradaban di sekitarnya.

Keragaman kultur Sulawesi Tengah memiliki beragam bahasa, dalam satu wilayah antar desa belum tentu sama bahasa serta sukunya. Mereka memiliki 12 bahasa Berbagai macam suku dengan berbagai kekayaan budaya. Dalam suku, adalah sub suku dengan sub bahasa yang berbeda dari bahasa

Orang orang yang hidup dari sungai Para pencari rotan yang tinggal di sekitar Sungai Lairiang memanfaatkan arus sungai untuk mengangkut rotan dari hutan. Mereka tinggal menanti di hulu sungai sampai rotan-rotan itu tiba. Dalam masa penantian itu, mereka memboyong anak dan istri ke tepi sungai, kadang-kadang sampai berhari-hari. Di tepi sungai itulah roda ekonomi rumah tangga berputar: istri memasak, suami merotan.

Lembah Bada dan Patung-Patung Batu Batu Dakon Megalitik Palindo Situs megalitik di Lembah Bada menunjukkan betapa tuanya peradaban di sekitar sesar Palu-Koro. Usianya yang sekitar 2500 tahun juga menunjukkan bahwa kebudayaan batu besar dengan pahatan halus bukan monopoli peradaban Indian kuna dan Mesir kuna belaka.

Senjakala Musik Bambu Manya Bagalatu, 72 tahun, penduduk asli Kulawi, barangkali adalah orang terakhir yang bisa memainkan alat musik ini. Generasi muda tidak banyak tertarik dengan alat-alat musik tradisional. Orkestra musik bambu di Kulawi berisi orang-orang berumur 50-70 tahun. Jika tidak segera dilestarikan, ia bisa punah sebentar lagi.

Sumber Air Panas: Pertanda Sesar yang Jelas Salah satu tanda jalur sesar paling kentara adalah sumber air panas alami. Penduduk setempat memanfaatkannya untuk mandi dan terkadang sumber air minum. “Tapi kebanyakan orang di sini tidak mengetahui jika di bawah tanah yang memancarkan air panas itu ada sesar gempa,” tutur Indra Cahya Baligau, 24 tahun, ahli geofisika muda lulusan Untad yang orang asli Kulawi.

Bencana dalam Mitologi dan Cerita Rakyat

Gempa sebagai Peristiwa dan Ingatan Kolektif Masyarakat Ibu Erna lahir tahun 1952 (usia 65 tahun) tinggal di Donggala. Semasa hidupnya pernah merasakan gempa kuat hingga lari ke atas bukit dan bermalam semalam diatas bukit. Warga pikir akan terjadi air naik (tsunami), pagi harinya turun ke kampung melihat situasi sebagian rumah hancur karena gempa. Kejadian tersebut diingat setelah tahun 1997 (setelah anaknya lahir), selain gempa tersebut gempa sebelumnya tidak sebesar itu.

Persepsi tentang Gempa Gempabumi 2012: gempa adalah berkah karena membuka akses jalan Pada masyarakat pedalaman: Gempa kecil: Memperkuat tulang bumi, tanda leluhur akan datang Gempa besar: cobaan atau ujian, intropeksi diri, dan perlu dilakukan upacara adat Upacara adat tolak bala dari kejadian gempa 2012

Kontruksi Rumah Tradisional Tahan Gempa

Kerukunan Umat dan Agama yang jadi Perekat Di sepanjang jalan yang kami lalui dari Lembah Palu sampai Poso, dari Tentena sampai Bada, masjid dan gereja berderet dan bersandingan di mana-mana. Orang-orang tetap rukun dalam keyakinan masing-masing tanpa merusak kohesivitas sosial yang terbentuk selama berabad-abad. Di zaman ketika agama menjadi identitas kaku, masyarakat di sekitar sesar Palu-Koro berhasil menampilkan kebersamaan sebagai denyut nadi sehari-hari.

Menjelajahi 500 KM Sesar Palu Koro Direncanakan Ekspedisi akan berlangsung selama 3 bulan : Peneliti akan mendiami beberapa tempat selama 1 bulan Dalam satu tim peneliti, multi disiplin ilmu akan bergabung, agar terjadi dialog antar keilmuan terkait dengan sesar Palu Koro Salah satu kegiatan yang akan kami rencanakan adalah seminar International yang akan kami selengarakan pada bulan Desember 2017, dalam rangka 90 tahun gempa dan air laut berdiri di Teluk Palu tahun 1927

KEGIATAN OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUL AGT   Perencanaan dan persiapan, 2 Kali Workshop, diskusi, rapat2, konperensi pers Seleksi Tim Ekspedisi Penelitian Awal Ekspedisi Sesar Koro - Sulteng Film Processing Post Production Penulisan buku Editing buku Desain buku Cetak buku Pengolahan Foto Activation Launching buku dan kick off Seminar peringatan 90 tahun gempa dan air laut berdiri (tsunami) Teluk Palu 1927 - 2017 Exhibition dan workshop series Pekan film Pemutaran Film Dok di Tv Swasta

Pengarah Ketua Sidarto Danusubroto – Dewan Pertimbangan Presiden Ibu Siti Nurbaya – Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Osmar Tanjung – Seknas Jokowi   Anggota Pengarah Drs. H Longki Djanggola M.Si : Gubernur Sulawesi Tengah Ridwan Djamaluddin                           : Deputi I Kementerian Maritim Wisnu B. Widjaja                                  : Deputi I BNPB Listya Kusumawardhani : Direktur Pemolaan dan Informasi Konservasi Alam Syuhelmaidi Syukur                             :Senior Vice President Aksi Cepat Tanggap (ACT) Sukmandaru Prihatmoko                    : Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Abdullah                                                : Wakil Dekan FMIPA UNTAD Pelaksana  Ketua                                                      : Trinirmalaningrum (Perkumpulan Skala/Planas) Wakil Ketua                                           :  M. Insan Nurrohman (ACT) Nazar Ibrahim (Seknas Jokowi) Bendahara                                             : Fahima Andini  (DMII)                                                                   Wiwin Wulandari (Perkumpulan Skala)                                                                   Arif Pramono Sunu (IAGI) Kesekretariatan                                    : Rahardjo (DisasterChannel/Perkumpulan Skala)                                                                  Sutaryo (DMII)   Imelda Sonya (Seknas Jokowi)

Marketing                                              : Wahyu Novyan (DMII)   Mukti (ACT)      Dwi Minarto (DisasterChannel)                                                                  Dani Kristianto                                                                                   Koordinator Peneliti                             : Anif Punto Utomo (IAGI)                                                                   Reza Permadi                                                                   Ivan Aulia Ahsan                                                                   Neneng Sushilawati                                                                   DharmaSatyawan                                                                                                     Sadiq (Forum PRB – Sulteng)                                                                   Neni Muhidin (Forum PRB – Sulteng) Ahmad Arif Koordinator Film Dan Dokumentasi                                 : Denny Sugiarto (PerkumpulanSkala)                                                                   Nugrah Arya Tama (DisasterChannel)   Koordinator Komunikasi  : Iqbal Setyarso (ACT) Dan Publikasi                       SantiAriska                                                                                                                                              Rio Christa Yatim (ACT)                                                                   Dyah Sulistiowati (ACT) Koordinator Event                               : Dwi Minarto (Perkumpulan Skala) Ferdinand Akbar (Perkumpulan Skala)

NO AKTIVITAS VOL FREK NILAI TOTAL  I   Persiapan Riset dokumentasi pra ekspedisi(diskusi, workshop) Persiapan di Palu Seleksi Tim Ekspedisi 100,000,000 II. Operational Field Trip Ekspedisi Sesar Koro - Sulteng 25 orang 20 hari 2,500,000 1,250,000,000 Transportasi Jakarta - Palu - Jakarta 20 orang PP 2,000,000 80,000,000 Local transport 500,000 250,000,000 1,580,000,000 III. Production Pengolahan foto 500 frame 1 bulan 150,000 75,000,000 Penulisan buku, editing, design 2 judul 150 halaman 1,000,000 300,000,000 Cetak 500 eks 250,000 Produksi film dokumenter 26 episode 25,000,000 650,000,000 1,275,000,000 Activation Launching buku dan kick off workshop 1 kali 200 orang Pameran dan seri workshop 2 kali 50,000,000 Pekan film 30,000,000 60,000,000 260,000,000 3,215,000,000