KOMPONEN ANOMALI IKLIM DAN KETAHANAN PANGAN Oleh : Wawan Pembengo Peserta Pelatihan AA
A. Anomali Iklim dan Ketahanan Pangan Dinamika iklim yg berpengaruh terhadap produksi dan kestabilan hasil pangan adalah anomali iklim. Saat ini pangan telah menjadi komoditas strategis dan politis. Ketimpangan produksi dan konsumsi melemahkan posisi tawar negara. Sistem iklim merupakan sumber daya yang stabilitasnya dipengaruhi oleh kegiatan industri, emisi CO2 serta GRK lain. Fokusnya berupa seberapa cepat dan besar dampak pemanasan global yang berorientasi pada perubahan iklim (anomali iklim). Anomali iklim yang paling menonjol serta berdampak serius terutama dalam kaitannya dengan produksi dan ketersediaan pangan di Indonesia adalah El-Nino dan La-Nina.
El-Nino : fenomena alam terjadi karena memanasnya suhu muka laut di kawasan tengah dan timur Samudera Pasifik dibanding normalnya menyebabkan rendahnya curah hujan (musim kemarau panjang) di wilayah Indonesia dan Australia. Dua El-Nino terbesar pada abad ini tahun 1982/1983 dan 1997/1998 berdampak curah hujan yang sangat rendah pada masa yang panjang. La-Nina : fenomena alam terjadi karena memanasnya suhu muka laut di kawasan barat Samudera Pasifik dibanding normalnya yang menyebabkan tingginya curah hujan (musim hujan) di wilayah Indonesia dan Australia.
Fenomena Anomali Iklim El Nino dan La Nina
Dampak Anomali Iklim (Perubahan Iklim) Secara Global Air bersih susah (Kini hanya 1 dari 5 penduduk dunia yang dapat memperoleh air bersih). Pada 2020, 75 juta - 250 juta orang di Afrika kesulitan air bersih. Sekitar 20-30% spesies menghadapi kepunahan saat rata-rata suhu global meningkat hingga 1,5-2,5°C. Mencairnya es di Greenland mengakibatkan permukaan air laut meningkat hingga 6 m. Belanda sudah merancang rumah terapung. Semakin tingginya frekuensi dan intensitas hujan badai dan angin topan (hurricane). Terjadi migrasi besar-besaran. Diperkirakan sekitar 50 juta orang menjadi pengungsi akibat perubahan iklim pada 2010. Ledakan berbagai penyakit tropis seperti malaria dan demam berdarah. Di Eropa pada 2003 saja, sekitar 20.000 - 30.000 orang kehilangan nyawa karena gelombang panas. Gagal panen akibat kekeringan sehingga terjadi kelaparan besar-besaran. Kebakaran hutan semakin sering terjadi Dampak Anomali Iklim (Perubahan Iklim) Secara Global
Komponen Dampak Anomali Iklim Terhadap Pola Tanam. Anomali iklim menyebabkan kekeringan dan banjir sering berdampak terhadap pertumbuhan dan produktivitas pangan. Hal ini berpengaruh terhadap pola dan waktu tanam serta indeks/intensitas pertanaman (IP). Padi dan palawija tumbuh dan berproduksi baik jika memperoleh pasokan air antara 6 - 10 mm/hari dan 3,5 - 6 mm/hari. Jadi pola tanam (jenis tanaman dan waktu tanam) sangat ditentukan oleh lama dan pola ketersediaan air yang terakit dengan durasi anomali iklim.
Dampak Anomali Iklim Terhadap Produksi Dan Ketersediaan Pangan. Proyeksi Produksi Padi dan Kacang Tanah Nasional tahun 1980 – 1997 yang Dipengaruhi Oleh Anomali Iklim (El Nino dan La Nina)
Secara nasional penurunan produksi padi nasional pada El-Nino 1991 dan 1994 sekitar 1,3% dan 3,2%, sedangkan El-Nino 1997 sekitar 3,6%,) (BPS 2000,). Data Seri sejak tahun 1969 menunjukkan bahwa penurunan produksi pangan nasional (padi dan palawija) akibat El-Nino rata-rata 3,06% dengan kisaran 1.86 (1977) - 5.56% (1972).
Komponen Dampak Anomali Iklim Terhadap Akses Masyarakat Terhadap Pangan Dampak kekeringan dan banjir terhadap petani (produsen dan juga konsumen) bervariasi menurut jenis dan bobot gangguannnya di tingkat lokal. Penurunan atau hambatan produksi dan distribusi secara langsung atau tidak akan berakibat terhadap penghasilan masyarakat petani, khususnya petani tanaman pangan. Penundaan waktu tanam akibat kekeringan atau kekurangan air menyebabkan pula penundaan waktu panen, sementara itu kebutuhan (demand) terhadap pangan hampir tidak mengalami perubahan.
Komponen Dampak Anomali Iklim Terhadap Sumberdaya Pertanian Kekeringan dan banjir berdampak terhadap sumberdaya lahan, air dan perairan, melalui penurunan dan peningkatan pasokan air secara ekstrim, dan atau disebabkan oleh kebakaran hutan yang berdampak terhadap fungsi keseimbangan tata air/hidrologi, Penurunan kesuburan tanah dan mengurangi keanekaragaman hayati. Pada lingkungan DAS (Daerah Aliran Sungai), dampak anomali iklim bisa kompleks terutama jika terjadi erosi dan longsor. Gangguan tersebut akan menyebabkan makin berkurangnya luas lahan produktif dan terjadinya degradasi lahan, sehingga produktivitas dan kapasitas produksi pangan makin menurun.
TERIMA KASIH