PARADIGMA INDUKTIF
PENGERTIAN Terdapat dua arti pokok paradigma yaitu: Seperangkat bentuk yang berbeda-beda dari dari sebuah kata seperti ungkapan “verb pardigm” sehingga memunculkan istilah hubungan paradigmatik (paradigm relationship) Jenis sesuatu, pola, atau model seperti dalam ungkapan a paradigm for others to copy
Dalam metodologi penelitian, pengertian paradigma merujuk pada seperangkat pranata kepercayaaan yang esensial (distalasi) terhadap ikhwal dunia sekitar yang mengarahkan (membatasi) kita dalam penelitian Guba dan Lincoln (1985) menyebut paradigma adalah pandangan ihwal dunia, sudut pandang umum, cara menguraikan kompleksitas dunia yang sebenarnya, bersifat normatif, memberitahu apa yang harus dilakukan tanpa mempertimbangkan epistemologi eksistensial (mempertanyakan kebenarannya)
Bila taat azas merupakan inti paradigma, maka batasan-batasan paradigma induktif (naturalistik) adalah sebagai berikut: Natural setting (latar tempat dan waktu penelitian alamiah) Human as primary data-gathering instruments (manusia sendiri sebagai instrumen pengeumpul data primer) Use of tacit knowledge (penggunaan pengetahuan yang tidak eksplisit
Quality methods (metode kualitatif) Purpossive sampling (sampel secara purposif) Inductive data analysis (analisis data secara induktif) Grounded theory (teori dasar yang berlandaskan data yang dikembangkan terus menerus) Emergent design (desain akan mencuat dengan senirinya di lapangan) Negotiated outcomes (hasil penelitian disepakati oleh peneleiti dan informan)
Case-study reporting methods (cara pelaporan dengan gaya studi kasus) Idiographic interpretation (tafsir data berdasar idiografik dan tekstual) Focus-determinant boundaries (batas dan cakupan penelitian ditentukan oleh fokus penelitian) Special criteria for trustworthiness (mengikuti kriteria khusus untuk menentukan kepercayaan dan mutu peneleitian
KAITAN DENGAN DESAIN Paradigma etnometodologi sebagai model desian deskriptif yaitu mendeksripsi secara “telanjang” atau apa adanya keadaan dilapangan secara terinci (etc. Etnografi) Paradigma naturalistik sebagai model analitik yaitu melakukan deskripsi hasil (tidak begitu penting) tetapi yang terpenting adalah kekuatan tafsir (interpretasi) sebagai hasil penelitian
MEMAHAMI MASALAH DALAM PENDEKATAN INDUKTIF
ISSUE POKOK Pendekatan untuk memahami masalah senantiasa berangkat dari KEGELISAHAN AKAN SUATU FENOMENA Fenomena tersebut adalah Burning Issues” Burning Issues” adalah masalah yang menggoda nurani akademis, baik bersifat teoritis, empiris dan aplikatif, atau etis
Untuk menghilangkan kegelisahan harus dilakukan penelitian untuk menjawab antara lain: Meluruskan konsep yang membingungkan (conceptual problem) Menentukan cara yang benar melakukan sesuatu (empirical problem) Menjawab benar tidaknya suatu masalah (ethical problem)
Dalam Penelitian Kualitatif Masalah Dalam Penelitian Kualitatif
Masalah Penelitian Kesulitan dalam penelitian adalah bagimana menentukan masalah penelitian secara spesifik Terdapat tiga jenis masalah yang sering dihadapi peneliti Tiga masalah tersebut adalah (1) Konsep, (2) temuan empirik, dan (3) Pengalaman
Interaksi masalah KONSEP DATA EMPIRIK PENGALAMAN
Dalam setiap penelitian harus berujung pada “sintesa” pengetahuan yang membantu peneliti dan pengguna hasil penelitian menyelesaikan masalah Penyelsaian masalah baik berupa (1) pelurusan konsep, (2) saran tindakan yang harus ditempuh (kebijakan), atau (3) pelurusan terhadap nilai-nilai yang diyakini masyarakat Dalam penelitian tentu saja akan memilih fokus dan berkonsentrasi pada satu dari ketiga problem di atas
Dari persoalan konsep muncullah Conseptual Problem Dari persoalan data empiris di lapangan, muncullah action problem Dari persoalan lapangan muncullah value problem Tujuan penelitian adalah menjawab atau menyelesiakan problem di atas
Evolusi fokus Pert. Penelitian Dalam penelitian kualitatif, pertanyaan awal dapat saja berkembang terus secara evolusi Ihwal fenomena yang awalnya dipandang terputus-putus dan belum terbentuk, lambat laun semakin terhubung (mengkristal) dan semakin terfokus
Model evolusi fokus Dalam Pendekatan Induktif Interaksi Pengalaman Individu, Pengetahuan Teoritis dan Pengalaman Lapangan
Tingkat Pemahaman Kualitatif Evaluasi Generaalisasi Teori Interpretasi Deskripsi
Tingkat Pemahaman Deskripsi : Mempertanyakan apa yang sebenarnya terjadi pada kejadian sebagaimana terobservasi Interpretasi : Mempertanyakan makna (meaning) tingkah laku atau kejadian bagi pelakunya, pedapatnya, perasaan dan maksudnya Teori : Mempertanyakan aspek “mengapa” dari semua tingkah laku atau kejadian itu, dan bagaimana semua itu harus dijelaskan
Tujuan (1) 1. Menjelaskan (to Explain) Memahami penelitian dari A – Z. Isu utama adalah kejelasan 2. Melakukan pembenaran (to justify) Pembaca harus memahami bukan saja apa yang akan anda lakukan melainkan juga mengapa Anda melakukannya
Tujuan (2) 3. Studi Yang Diusulkan (proposed study) seyogianya ihwal studi Anda, bukan literatur, bukan topik penelitian, bukan pula metode penelitian
Tujuan (3) Sebelum melakukan penelitian, setiap peneliti harus meyakini betul apa yang hendak dicapai dengan penelitian yang akan dilaksanakan Untuk itu, peneliti harus dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan esensial yang berkenaan dengan tujuan penelitian sebagai berikut:
Apa sesungguhnya tujuan akhir dari penelitian ini ? Isu-isu apa yang akan dicerahkan (diketahui) dengan penelitian ini ? Pratik-praktik apa saja yang akan terpengaruh dengan hasil penelitian ini ? Mengapa mau melakukan penelitian ini ? Mengapa orang lain harus “repot” untuk turut memikirkan penelitian ini ?
Perbedaan Paradigma Kriteria Paradigma Kuantitatif Paradigma Kualitatif Pandangan peneliti Sesuai asumsi paradigma kuanti Sesuai asumsi paradigma kuali Pel. & peng. Peneliti Keahlian tulis, komp. & perpus Keahlian tulis, analisis teks & perpus Atribut psiko. Peneliti Sesuai aturan & pedoman Sesuai kekuatan peneliti Sifat masalah Telah diteliti sebelulmnya Eksplorasi & konteks penting