REPRESENTASI NASIONALISME DALAM FILM TANAH SURGA, KATANYA (Studi Semiotik Roland Barthes Mengenai Representasi Nasionalisme Dalam Film Tanah Surga, Katanya) Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas Oleh : NURUL POPI INDRIANI NIM. 41808154 PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KOSENTRASI HUMAS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA B A N D U N G 2 0 1 3
Latar Belakang Masalah Film sebagai media massa. Perfilman Indonesia bangkit mulai tahun 2000. Memudarnya nasionalisme di Indonesia. Fenomena Sineas berlomba menciptakan film bertemakan nasionalisme. Film Tanah Surga, Katanya yang disutradarai Herwin Novianto. Peneliti ingin mengetahui tentang pesan nasionalisme yang terkonstruksi dalam film Tanah Surga, Katanya. Dan melalui film ini juga, khalayak diharapkan dapat membuka mata pada keadaan di Negeri ini dan dapat menangkap dengan baik mengenai nasionalisme yang ada di dalam film ini. Gejala Harapan
Rumusan Masalah Makro Bagaimanakah Representasi Nasionalisme dalam Film Tanah Surga, Katanya ?
Rumusan Masalah Mikro Bagaimana makna denotasi nasionalisme dalam film Tanah Surga, Katanya ? Bagaimana makna konotasi nasionalisme dalam film Tanah Surga, Katanya ? Bagaimana mitos yang terbentuk dari makna konotasi dari nasionalisme dalam film Tanah Surga, Katanya ?
Alur Penelitian NEXT Film Sebagai Media Representasi Nasionalisme Analisis Semiotika Roland Barthes Nasionalisme dalam film Tanah Surga, Katanya signifier signified Makna Konotasi Mitos/Ideologi Makna Denotasi NEXT
Tanah Surga, Katanya Tanah Surga, Katanya Tayang : 15 Agustus 2012 Segmentasi : Remaja Jenis Film : Drama Sutradara : Herwin Novianto Penulis : Danial Rifki Produser : Bustal Nawawi Produksi : Citra Sinema Durasi : 90 Menit Pemain : Osa Aji Santoso, Fuad Idris, Ence Bagus, Astri Nurdin, Tissa Biani Azahra, Ringgo Agus Rahman, Deddy Mizwar, Andre Dimas Apri Negara : Indonesia Bahasa : Bahasa Indonesia Theme Song : Kolam Susu
Teknik Pengumpulan Data Referensi Buku Skripsi Terdahulu Internet Searching Dokumentasi Studi Pustaka Observasi Observasi Wawancara
Dosen Prodi TV dan Film STSI Bandung Informan Penelitian No. Nama Umur (Tahun) Universitas Jurusan Semester 1. Raissa Rahma S 22 ITB Seni Rupa 9 Informan Kunci No. Nama Pekerjaan 1. Hernawan Dosen Prodi TV dan Film STSI Bandung
Dua Tahap Signifikasi Barthes First order Signs reality culture Second order Denotation Connotation Myth signifier signified form content
Scene 1 (Durasi gambar, 10:00” – 11:25”) Haris: Alhamdulillah yah, berdagang di Malaysia itu sangat menguntungkan. Baru setahun saya sudah punya kedai. Sekarang ini saya bermaksud mengajak ayah dan anak-anak pindah kesana. Hasyim: Kenapa tak sekalian kau pindahkan kuburan makmu dan istri kau ke sana? Haris: Bukan begitu maksud saya yah. Hasyim: Hei Haris! Sejak tahun 65, aku sudah bertarung melawan Malaysia dan sekarang kau ajak aku kesana? Tidak! Haris: Sekarang ini bukan lagi tahun 65 yah, semua orang bebas berdagang dimana saja. Hasyim: Kalau bolehlah semua orang berdagang dimana saja, kenapa harus berdagang ke Malaysia? Percakapan Hasyim dan Haris, suasana hening hanya terdengar sesekali bunyi serangga. Signifier Seseorang yang mencintai Negara nya dan menganggap Negara lain sebagai musuhnya karena latar belakang sejarah sehingga muncul sikap anti terhadap Negara tersebut. Signified Cinta yang berlebihan pada Negaranya. Signification Paham Chauvinisme.
Scene 2 (Durasi gambar, 11:58” – 12:30”) Haris: Malaysia itu negeri yang makmur yah. Hasyim: Negeri kita lebih makmur Haris! Haris: Jakarta yang makmur, bukan disini. Kita ini dipelosok Kalimantan, siapa yang peduli? Hasyim: Haris, mengatur Negeri ini tidaklah mudah, tidak semudah membalik tangan, tahu kau?! Haris: Tapi apa yang ayah harapkan dari pemerintah? Mereka tidak pernah memberikan apa-apa untuk ayah yang pernah berjuang di perbatasan! Hasyim: Aku mengabdi bukan untuk Pemerintah. Tapi untuk negeri ini, bangsaku sendiri! Suara langkah kaki, disertai suara serangga dan suara air mengalir. Signifier Seseorang yang tidak suka jika orang lain merendahkan bangsanya dan mempertanyakan kesetiaannya. Signified Cinta Bangsa dan Negara sebagai harga mati. Signification Loyalitas dibayar dengan tangan hampa, diartikan kepolosan semata.
Scene 3 (Durasi gambar, 31:59” – 32:28”) Salman: Itu merah putih (sambil menunjuk alas dagang). Pedagang Malaysia: Saya tau ini merah, ini warna putih, ini kuning, ini hijau, ini warna coklat. Salman: Merah putih itu bendera Indonesia pak. Pedagang Malaysia: Ini kan kain pembungkus dagangan aku. Salman: Ini bendara pusaka. Pedagang Malaysia: Ini mandao pusaka kakek aku. Pergi kau!! Signifier Obrolan antara seorang anak dengan pedagang Malaysia tentang kain merah putih yang dijadikan alas dagang. Signified Sesuatu dimaknai berbeda karena tidak adanya kesamaan persepsi. Signification Pembodohan Negara diakibatkan kerdilnya sebuah pendidikan. Percakapan Salman dan Pedagang Malaysia, suara ramai pasar.
Scene 4 (Durasi gambar, 01:11:20” – 01:11:58”) Salman: Pak! Saya punya kain kualitas bagus, cocok untuk bapak. Bapak gagah kalau pakai ini. Pedagang Malaysia: (menggelengkan kepala) Salman: Bapak tidak perlu beli, tukar saja dengan kain merah putih itu. Pedagang Malaysia: Boleh lah (tersenyum). Percakapan Salman dan Pedagang Malaysia diikuti Intro lagu Tanah Airku Indonesia Signifier Seorang anak yang menukarkan sarung barunya dengan kain merah putih yang dijadikan alas dagang oleh pedagang tersebut. Signified Rela berkorban demi harga diri Negara. Signification Jiwa nasionalis, simbolisasi dari sebuah kekecewaan.
Scene 5 (Durasi gambar, 01:11:58” – 01:14:02”) Salman yang berlari dari Malaysia sampai Indonesia dengan mengibarkan bendera merah putih, dan menginjak berulang-ulang perbatasan Malaysia dan Indonesia. Lalu berlari ke arah desanya sambil berteriak “HIDUP INDONESIAA.. HIDUPLAH INDONESIAA.. HIDUP MERAH PUTIH!!” Signifier Seorang anak yang berpapasan oleh seseorang dari Negara tetangga di perbatasan dilihatnya sebagai tentara yang siap tempur. Signified Lemahnya ketahanan Negara akan membuka peluang bagi Negara lain untuk menguasainya. Signification Krisis ketahanan Negara yang berbanding tipis dengan krisis kepercayaan. Musik Tanah Airku Indonesia
Scene 6 (Durasi gambar, 01:23:21” – 01:30:01”) Hasyim: Salman? Salman: Ya kek. Hasyim: Indonesia tanah surga. Apapun yang terjadi pada dirimu jangan sampai kehilangan cintamu pada negeri ini. Genggam erat cita-citamu, katakana kepada dunia dengan bangga, Kami Bangsa Indonesia. Signifier Pesan yang disampaikan seorang pejuang terhadap cucunya sebelum meninggal. Signified Yakin, bangga, dan tidak menyerah demi bangsa. Signification Usaha demi Negara menjadi tameng ambisi diri. Suara petir, serangga, diselingi riuh sorak sorai pendukung Malaysia.
Kesimpulan pesan-pesan yang ada dalam film ini mempunyai maksud untuk membuka mata penontonnya untuk menyadari keadaan Negara nya serta untuk meningkatkan rasa nasionalisme individu yang menontonnya Saran saran bagi para sineas agar dapat membuat film dengan tema nasionalisme lebih banyak lagi serta untuk para penikmat film agar bisa lebih menghargai perfilman Indonesia