Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku merupakan alat sambung yang umum dipakai dalam konstruksi maupun struktur kayu. Ini karena alat sambung ini cukup mudah pemasangannya. Paku tersedia dalam berbagai bentuk, dari paku polos hingga paku ulir. Spesifikasi produk paku dapat dikenali dari panjang paku dan diameter paku.
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Paku dibuat dari baja yang mempunyai σ ds = 6000 – 8000 Kg/ Cm2 dan σ lt.max Kg /cm2 Kebaikan –kebaikan konstrusksi kayu dengan paku : 1.Harga paku yang murah 2.Konstruksinya menjadi kaku ( jadi lebih baik ), karena sesaran-sesaran di dalam Konstruksinya menjadi kaku ( jadi lebih baik ), karena sesaran-sesaran di dalam sambungan hanya kecil 3.Tidak diperlukan tenaga ahli, cukup dikerjakan oleh pekerja biasa 4.Alat - alat yang digunakan sederhana 5.Pekerjaan dapat dikerjakan dengan cepat 6.Pelemahan kayu karena paku-paku itu kecil 7.Sambungan paku pada dasarnya serupa dengan sambungan baut tanpa mur, akan tetapi pemindahan gaya dapat berlangsung lebih baik daripada dengan baut tanpa mur
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Kuat cabut paku Gaya cabut maksimum yang dapat ditahan oleh paku yang ditanam tegak lurus terhadap serat dapat dihitung dengan pendekatan rumus berikut. P = G5/2 DL (Metric: kg) P = 7.85 G5/2 DL (British: pound) (8.1) Dimana : P = Gaya cabut paku maksimum L = kedalaman paku dalam kayu (mm, inc.) G = Berat jenis kayu pada kadar air 12 % D = Diameter paku (mm, inch.)
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Kuat lateral paku Pada batang struktur, pemasangan paku umumnya dimaksudkan untuk menerima beban beban tegak lurus/lateral terhadap panjang paku. Pemasangan alat sambung tersebut dapat dijumpai pada struktur kuda-kuda papan kayu. Kuat lateral paku yang dipasang tegak lurus serat dengan arah gaya lateral searah serat dapat didekati dengan rumus berikut : P = K D2 (8.2) Dimana: P = Beban lateral per paku D = Diameter paku K = Koefisien yang tergantung dari karakteristik jenis kayu.
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam menggunakan sambungan kayu : 1.Kekuatan paku tidak dipengaruhi oleh besarnya sudut penyimpangan antara arah gaya dan arah serat 2.Jika paku dipergunakan pada konstruksi yang selalu basah atau kadarlengasnya kayu selalu tinggi, maka kekuatan paku harus dikalikan dengan angka 2/3. dan jika dipergunakan pada konstruksi yang tidak terlindung, maka kekuatan paku harus dikalikan dengan angka 5/6 3.Jika beban yang didukung bersifat sementara (termasuk akibat beban angin) maka kekuatan sambungan dapat dinaikkan dengan 25% 4.Apabila dalam satu baris terdapat lebih dari 10 batang paku maka kekuatan paku harus dikurangi dengan 10%, dan jika lebih dari 20 batang harus dikurangi dengan 20% 5.Pada sambungan dengan paku,paling sedikit harus digunakan 4 batang paku
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Syarat-syarat yang harus diperhatikan dalam menggunakan sambungan kayu : 6.Panjang paku minimum baik untuk sambungan tampang satu maupun tampang dua harus memenuhi beberapa syarat 7.Apabila ada banyak kemungkinan, bahwa paku akan berkarat, maka hendaknya dipakai paku yang disepuh seng atau cadmium 8.Ujung paku yang keluar dari sambungan sebaiknya dibengkokkan telengkungn gak lurus arah serat 9.Jika sesuatu konstruksi dengan paku berbentuk lengkung, maka jari-jari lengkunganya paling kecil harus 400 l, jika adalah tebal papan kayu yang dipergunakan dalam konstruksi tersebut
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Jarak paku minimum harus memenuhi syarat - syarat sebagai berikut : Dalam arah gaya : 12 d untuk tepi kayu yang dibebani 5 d untuk tepi kayu yang tidak dibebani 10 d untuk jarak antara baris-baris paku Dalam arah tegak lurus arah gaya : 5 d untuk jarak sampai tepi kayu 5 d untuk jarak antara baris-baris paku
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Contoh Soal : Sebuah batang kayu durian berukuran 10/14 sebesar S = 6000 Kg. Konstruksi terlindung dan beban permanen Diminta menyambung dengan paku! Penyelesaian : Sebagai plat sambung diambil 2 x 4/14. dari daftar (tabel beban yng diijinkan) diambil paku 4” BWG 8 dan BJ 0,4 terdapat P = 61 Kg. Jadi n = 6000/61 = 99 ( β = γ = 1 ). Kita pakai 4 baris paku dengan jarak 2,8 Cm, maka setiap baris terdiri dari 99 : (2x4) = 13 Karena pada sebuah baris terdapat 13 > 10 batang, maka P untuk setiap paku dikurangi dengan 10%. Jadi P = 0, = 55 Kg dan n = 6000/55= 109 Dipakai 4 baris masing-masing 14 batang
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Contoh Soal : Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak tetap. Diminta menyambung batang tersebut dengan alat sambung paku Penyelesaian : β = 1, γ = 5/4 ; Kayu dengan Bj = 0,5 ; Sebagai plat sambung digunakan kayu ukuran 2 x 4/16 Tebal kayu muka = 4 cm ; S = 6000 kg (sangat besar) Maka digunakan paku 41/2” BWG 6 (52/114) dengan lp = 11,4 cm, sehingga memenuhi syarat sambung tampang satu.
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu a) Alat Sambung Paku Contoh Soal : Sebuah batang tarik berukuran 8/16 mendukung gaya S = 6 ton. Kayu Damar dengan Bj = 0,5. konstruksi terlindung dan beban tidak tetap. Diminta menyambung batang tersebut dengan alat sambung paku Penyelesaian :
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu b) Alat Sambung Baut Sambungan dengan baut dibagi dalam 3 (tiga) golongan sebagai berikut :
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu c) Alat Sambung Sekrup Sekrup hampir memiliki fungsi sama dengan paku, tetapi karena memiliki ulir maka memiliki kuat cabut yang lebih baik dari paku. Terdapat tiga bentuk pokok sekerup yaitu sekerup kepala datar, sekerup kepala oval dan sekerup kepala bundar. Dari tiga bentuk tersebut, sekerup kepala datarlah yang paling banyak ada di pasaran. Sekerup kepala oval dan bundar dipasang untuk maksud tampilan–selera. Bagian utama sekerup terdiri dari kepala, bagian benam, bagian ulir dan inti ulir. Diameter inti ulir biasanya adalah 2/3 dari diameter benam. Sekerup dapat dibuat dari baja, alloy, maupun kuningan diberi lapisan/coating nikel, krom atau cadmium.
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu c) Alat Sambung Sekrup
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu c) Alat Sambung Sekrup Kuat Cabut Sekerup yang dipasang tegak lurus terhadap arah serat dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut : P = G2 DL (Metric unit: Kg, cm ) P = G2 DL (British unit: inch–pound) Dimana: P = Beban cabut sekerup (N, Lb) G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12 % kering oven D = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.), L = Panjang tanam (mm,in.) Kuat lateral sekerup yang dipasang tegak lurus serat dengan arah gaya lateral searah serat dapat didekati dengan rumus yang sama dengan kuat lateral paku
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu c) Alat Sambung Sekrup Sekerup Lag (Lag Screw) Sekerup lag, seperti sekerup namun memiliki ukuran yang lebih besar dan berkepala segi delapan untuk engkol. Saat ini banyak dipakai karena kemudahan pemasangan pada batang struktur kayu dibanding dengan sambungan baut–mur. Umumnya sekerup lag ini berukuran diameter dari 5.1 – 25.4 mm (0.2 – 1.0 inch) dan panjang dari 25.4 – 406 mm (1.0 – 16 inch). Kuat cabut sekerup lag dapat dihitung dengan formula sebagai berikut : P = G3/2 D3/4L (Metric unit: Kg, cm ) P = 8,100 G3/2 D3/4L (British unit: inch–pound) (8.4) Dimana: P = Beban cabut sekerup (N, Lb) G = Berat jenis kayu pada kondisi kadar air 12 % kering oven D = Diameter sekerup terbenam / shank diameter (mm, in.) L = Panjang tanam (mm,in.)
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu c) Alat Sambung Sekrup Sekerup Lag (Lag Screw) Kuat lateral sekerup lag dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut. P = c1 c2 K D2 (8.5) Dimana : P = Beban lateral per sekerup D = Diameter sekerup K = Koefisien yang tergantung karakteristik jenis kayu (lihat Tabel 8.4) C1= Faktor pengali akibat ketebalan batang apit tersambung C2= Faktor pengali akibat pembenamam sekrup lag (lihat Tabel 8.6)
Produk Alat Sambung untuk Struktur Kayu c) Alat Sambung Sekrup Sekerup Lag (Lag Screw)
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Batang Tarik Batang disebut sebagai batang tarik, apabila arah gaya meninggalkan tampang atau gayanya menarik batang. Dalam menentukan luas tampang batang yang mengalami gaya tarik harus diperhitungkan terhadap berkurangnya luas tampang akibatnya adanya alat-alat sambung. Oleh karena itu, perhitungan selalu menggunakan luas tampang netto (Fnt). Besarnya Fnt = c. Fbr dengan c adalah faktor perlemahan akibat adanya alat sambung, dan Fbr = luas tampang bruto. Adapun besarnya faktor perlemahan untuk berbagai bentuk sambungan sebagai berikut : 10 % untuk sambungan dengan paku. 20 % untuk sambungan dengan baut dan sambungan gigi. 20% untuk sambungan dengan kokot dan cincin belah. 30% untuk sambungan dengan pasak kayu. 0 % untuk sambung dengan perekat.
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Batang Tekan Batang disebut sebagai batang tekan, apabila arah gaya meninggalkan tampang atau gayanya menekan batang. Batang Tunggal
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Batang Tekan Batang disebut sebagai batang tekan, apabila arah gaya meninggalkan tampang atau gayanya menekan batang. Batang Tunggal
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Batang Tekan Batang disebut sebagai batang tekan, apabila arah gaya meninggalkan tampang atau gayanya menekan batang. Batang Ganda Batang ganda dapat terdiri dari dua, tiga ataupun empat batang tunggal yang digabung masing-masing dengan jarak antara. Pemberian jarak ini dengan tujuan untuk memperbesar momen inersia yang berarti juga memperbesar daya dukung. Besarnya momen inersia terhadap sumbu bebas bahan (sumbu Y) harus diberi faktor reduksi sehingga besarnya dapat dihitung. Iy = 1/4. (It + 3. Ig) (2.4) It = momen inersia yang dihitung secara teoritis Ig = momen inersia yang dihitung dengan menganggap bagian-bagian ganda menjadi tunggal. Untuk momen inersia terhadap sumbu X tidak perlu direduksi.
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Batang Tekan Batang disebut sebagai batang tekan, apabila arah gaya meninggalkan tampang atau gayanya menekan batang. Batang Ganda Diisyaratkan bahwa a ≤ 2b. Jika a > 2b, maka untuk menghitung It tetap diambil a = 2b Gambar Batang Ganda
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Batang Lentur Sebuah balok yang dibebani momen lentur harus memenuhi syarat batas tegangan lentur dan lendutan. Tegangan lentur yang terjadi tidak boleh melampaui tegangan lentur yang diijinkan. Wn = c. W, dengan c adalah faktor perlemahan seperti pada batang tarik dan W adalah tahanan momen. Juga lendutan yang terjadi tidak boleh melebihi lendutan yang diijinkan. Syarat panjang bentang efektif balok yang efektif dapat dilihat pada PKKI 1961 ps. 12.1
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Balok Yang Menerima Momen dan Gaya Normal Lenturan dan Tarikan
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Balok Yang Menerima Momen dan Gaya Normal Lenturan dan Tekanan ………………………………………………………… (2.9)
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Contoh Soal Sebuah batang tarik dari kayu dengan Bj = 0,5 menahan gaya sebesar 5 ton b = 1, g = 1, sambungan dengan baut. Tentukan dimensi batang tarik tersebut yang aman dan ekonomis.
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR Contoh Soal Suatu batang tekan panjangnya 2 m dibebani gaya 12 ton. Batang tersebut merupakan bagian dari suatu konstruksi kuda-kuda dan direncanakan untuk menahan beban tetap dan beban angin. Jika berat jenis kayu 0,65, rencanakan dimensi batang tekan tersebut.
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR
Contoh Soal Diketahui a = b = 3 cm. Kayu dari Suren. P=3 ton tekan. Batang tersebut, terdapat pada sebuah konstruksi rangka kuda-kuda. Beban permanen. Panjang batang 220 cm. Tentukan dimensi h.
ELEMEN-ELEMEN STRUKTUR
TERIMA KASIH SEKIAN……