Disusun oleh: Kelompok 2  Afaf Lauditta  Arindita Audi Maretta  Dionisius Thomas Budiana  Jeni Hendasari  Melva Hilderia Sibarani  Mimi Amelia 

Slides:



Advertisements
Presentasi serupa
PEMBELAJARAN BERMAKNA OLEH : SAPARUDDIN P.p
Advertisements

MENYUSUN PROPOSAL PENELITIAN
INDIKATOR DALAM KOMPETENSI MATEMATIS DAN DISPOSISI MATEMATIS
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING )
Keterampilan Dasar Mengajar
Rencana Penelitian.
Pendekatan dlm pembelajaran IPS
PENGANTAR RISET KEPERAWATAN
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
Konsep Etika Ilmu dan Metode Ilmiah
Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif Ditinjau dari Berbagai Aspek
MEMBACA KRITIS A. SYUKUR GHAZALI.
3 Model Pembelajaran yang Sesuai untuk Kurikulum 2013
Sejarah Pemikiran Sains
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ( BAB II )
TUGAS PEMBELAJARAN IPA di SD
BERBASIS LABORATORIUM
PENELITIAN SOSIOLOGI.
PENGUATAN PROSES PEMBELAJARAN IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013
PEMBELAJARAN BERBASIS INKUIRI
Higher Order Thinking ( HOT )
Kumpulan pengetahuan yang telah dicoba dan diatur menurut urutan dn arti yang menyeluruh serta beraturan merupakan definisi dari.... Elemen Fakta Ilmu.
MODEL-MODEL PEMBELAJARAN
PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
PERTEMUAN 4 HARLINDA SYOFYAN, S.Si., M.Pd
Eksperimen Sains dan Peranannya
STRUKTUR KURIKULUM 2013 Pendekatan Saintifik.
Oleh: Syaifurrahaman Hidayat, S.Kep.,Ns
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING )
STRATEGI MENGAJAR HANSISWANY KAMARGA.
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS TINDAKAN ( BAB II )
MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI
Ilmu adalah kumpulan pengetahuan yang telah diuji dan disusun menurut urutan dan pengertian yang menyeluruh serta.... Beraturan Berhubungan Berurutan Bersisian.
Analisis Metode Eksperimen
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
Penelitian dan Penulisan II
1. Sudah tentu anda pernah SMP dan SMA !
KARAKTERISTIK MATEMATIKA
METODE PENELITIAN ILMIAH
Metode penelitian lesson#8 LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Strategi Pembelajaran Inkuiri
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
Keterampilan Dasar Mengajar
Model problem based learning
Penggunaan Dimensi Belajar
CHAPTER 1 PENGENALAN TEORI AKUNTANSI KELOMPOK 1 1.SUKMA OKTAVIANINGSARI NIKEN SUSANTI
CONTOH PENUGASAN AKADEMIK (TERSTRUKTUR DAN MANDIRI)
MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
Berpikir Kritis (Critical Thinking)
PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP )
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
LESSON STUDY, KETERAMPILAN SAINS, DAN LITERASI SAINS OLEH: KELOMPOK 7 RESMA WAHYUNI( ) YANTI ELFIKA DESTI( ) DOSEN PENGAMPU: Dr. ZULYUSRI,
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING)
PENGEMBANGAN SILABUS dan RPP dalam Implementasi KTSP
MEMBACA KRITIS A. SYUKUR GHAZALI. PERINGKAT MEMBACA MEMBACA PERINGKAT RENDAH MENGENAL BENTUK HURUF MENGENAL UNSUR KEBAHASAAN (KATA, FRASE, KALIMAT, DLL.
PENDEKATAN PEMBELAJARAN IPA OLEH: VICE IRAWATI SAEFATU NIM:
1 DEVI NURITA DIAN FITRI CHAPTER 5 RISET DAN AKUNTANSI.
MATA KULIAH : METODE PENELITIAN
BANDUNG, 25 JULI 2019 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Transcript presentasi:

Disusun oleh: Kelompok 2  Afaf Lauditta  Arindita Audi Maretta  Dionisius Thomas Budiana  Jeni Hendasari  Melva Hilderia Sibarani  Mimi Amelia  Nadhilah Shabrina  Puspita Mayang Sari  Shintia Friska Wulandari Argumentasi Berbasis Inkuiri 1

Argumentasi Osborne (2010) mendefinisikan Argumentasi sebagai upaya untuk menyangkal klaim atas dasar alasan dengan cara yang mencerminkan nilai-nilai ilmiah sebuah klaim, bukan hanya pendapat atau ide. Klaim adalah dugaan, penjelasan, atau kesimpulan yang memberikan jawaban pertanyaan penelitian. Sejalan dengan itu, Driver dkk. (2000) menyatakan bahwa argumentasi adalah studi tentang bagaimana seseorang dalam situasi tertentu beralasan dari premis ke kesimpulan, yang menggunakan penalaran formal dan keterampilan evaluasi. Argumentasi mengacu pada proses membangun pendapat (claim) yang didasari dengan data, melalui warrant (pembenaran) sebagai justifikasi agar klaim yang dikemukakan menjadi akurat dan tak terbantahkan kebenarannya. 2

Model argumentasi pertama kali diusulkan oleh Toulmin pada tahun 1958, serta mengembangkan suatu kerangka argumentasi sebagai dasar perspektif teoritis dalam argumen. Toulmin’s mengajukan Skema yang mendeskripsikan struktur suatu argumentasi yang disebut sebagai Toulmin’s Argumen Pattern (TAP). Komponen utama dalam TAP adalah kemampuan siswa dalam memberikan pendapat (claim), kemampuan siswa memberikan dan menganalisis data, kemampuan memberikan pembenaran (warrant), kemampuan memberikan dukungan (backing), serta kemampuan siswa dalam membuat sanggahan (rebuttal) terhadap permasalahan. 3

Komponen utama Toulmin’s Argumen Pattern TAP meliputi: 1.Ground/Data adalah bukti yang jadi titik tolak mendukung klaim merupakan informasi yang diketahui. 2.Warrant adalah alasan yang menghubungkan antara data dan klaim. 3.Klaim adalah pernyataan tentang apa nilai yang dianut orang. 4.Kualifikasi adalah kondisi-kondisi yang perlu ada agar klaim itu benar dan mewakili keterbatasannya. 4

5.Backing/Pendukung adalah asumsi-asumsi dasar yang sering tidak dimunculkan secara eksplisit, karena dianggap telah disepakati bersama membenarkan alasan (warrant). 6.Rebuttal/Sanggahan adalah pernyataan-pernyataan yang mengantisipasi keberatan terhadap kesimpulan. 5

Pembelajaran Inkuiri Pembelajaran inkuiri merupakan kegiatan pembelajaran yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki sesuatu (benda, manusia atau peristiwa) secara sistematis, kritis, logis, analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Dalam proses pembelajaran, siswa belajar untuk mengadakan investigasi dan mengumpulkan bukti dari berbagai sumber, mengembangkan penjelasan dari informasi yang diperoleh, dan mengkomunikasikan serta mempertahankan kesimpulan mereka. 6

Science inquiry merupakan sebuah pendekatan untuk pendidikan sains yang dibangun oleh siswa. Siswa belajar sains menggunakan metode, mengadopsi sikap, dan menerapkan keterampilan ilmuan ketika melakukan penelitian ilmiah. Siswa dapat menemukan masalah mereka sendiri dan menghasilkan pertanyaan mereka sendiri, merumuskan hipotesis mereka sendiri, merancang dan mengimplementasikan metode mereka sendiri untuk menguji hipotesis mereka, dan menggunakan data mereka sendiri untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan aslinya 7

Pembelajaran Argumen Based Science Inquiry (ABSI) merupakan pembelajaran yang menitikberatkan pada kemampuan argumentasi siswa, karena dalam pembelajaran ABSI mengedepankan kegiatan diskusi antar siswa sebagai upaya melatih kemampuan argumentasi tersebut, baik dalam bentuk diskusi kelompok maupun diskusi kelas. Pembelajaran ABSI mengadopsi pada pendekatan science writing heuristic. Pembelajaran Argumen Based Science Inquiry 8

Pembelajaran argument based science inquiry (ABSI) adalah sebuah pendekatan pembelajaran inkuiri yang mengintegrasikan argumentasi dalam pembelajaran. Adapun fase-fase pembelajaran ABSI sebagai berikut : 1.Fase 1 : Exploration of pre-intruction understanding (eksplorasi pemahaman sebelum pembelajaran). 2.Fase 2 : Participation in laboratory activity (partisipasi dalam kegiatan praktikum). 9

3.Fase 3 : Negotiation shape I: writing personal meaning for laboratory activity (menulis pengertian individu untuk kegiatan praktikum). 4.Fase 4 : Negotiation shape II: sharing and comparing data interpretations in small groups (bertukar pikiran dan membandingkan interpretasi data dalam kelompok kecil). 5.Fase 5 : Negotiation shape III: comparing science ideas to textbooks or other printed resurces (membandingkan ide-ide sains dengan buku teks atau sumber lainnya). 10

6.Fase 6 : Negotiation shape IV: individual reflections and writing (refleksi dan menulis secara individu). 7.Fase 7 : Exploration of post intruction understanding (ekplorasi pemahaman setelah pembelajaran). Dari fase-fase diatas telihat bahwa pembelajaran ABSI memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran inkuiri maupun kegiatan aduargumentasi antar siswa baik di internal kelompok maupun dalam diskusi kelas. 11

Pembelajaran ABSI mempunyai karakteristik: 1.Pembelajaran praktikum berbasis inkuiri secara berkelompok. 2.Siswa bertukar pemahaman dalam kelompok dalam bentuk beradu argumen berdasarkan data hasil praktikum 3.Membandingkan ide-ide sains dari hasil diskusi kelompok dengan buku atau sumber lainnya melalui diskusi kelas dan saling beradu argumen antar kelompok 12

13