Dosen pembimbing Nanang R, Ir.MT SUWARNO ( ) JOKO.J( ) YOSUA ARYA SYAPUTRA ( ) ANDRIAN DWI ULIANTO
DEFINISI BEBAN : SEKELOMPOK GAYA YANG BEKERJA PADA SEBUAH STRUKTURE ATAU BANGUNAN. Pembebanan dan perhitungan beban pada struktur bangunan sangat penting sekali. Karena akan menyangkut masalah keamanan bangunan dan pengguna. GAYA YANG BEKERJA PADA SEBUAH STRUKTUR BERUPA GAYA LINTANG(D), GAYA MOMEN(M) DAN GAYA HORIZONTAL / NORMAL (H)
MACAM MACAM BEBAN Pada bangunan, beban dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu: 1 Beban Mati (Dead Load, muatan tetap) 2. Beban Hidup (Live Load, muatan tidak tetap) 3. Beban Angin (Wind Load) 4. Beban Gempa 5. Beban Karena Pengaruh Khusus MACAM MACAM BEBAN Pada bangunan, beban dapat dikelompokkan menjadi lima macam, yaitu: 1 Beban Mati (Dead Load, muatan tetap) 2. Beban Hidup (Live Load, muatan tidak tetap) 3. Beban Angin (Wind Load) 4. Beban Gempa 5. Beban Karena Pengaruh Khusus
1. Beban Mati ( Dead Load ) Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan atau setiap unsur dari bangunan. Yang dapat digolongkan dalam beban mati adalah seluruh unsur pendukung bangunan seperti lantai, dinding, rangka struktur, atap langit langit sampai elemen utilitas. Beban ini bersifat tetap dan bisa dihitung dengan jelas. 1. Beban Mati ( Dead Load ) Beban mati adalah semua beban yang berasal dari berat bangunan itu sendiri dan atau setiap unsur dari bangunan. Yang dapat digolongkan dalam beban mati adalah seluruh unsur pendukung bangunan seperti lantai, dinding, rangka struktur, atap langit langit sampai elemen utilitas. Beban ini bersifat tetap dan bisa dihitung dengan jelas. Dead Load
Contohnya perhitungan beban mati ( Deat Load) : bangunan sebesar 1000 kg dipikul oleh luas pondasi 10 cm2, maka setiap cm2 memikul beban 1000kg/10cm2=100kg/cm2, artinya setiap cm2 beban yang disalurkan oleh permukaan pondasi sebesar 100kg. Tetapi setelah Anda memperlebar permukaan pondasi menjadi 20 cm2 maka setiap cm2 permukaan pondasi ini menyalurkan beban seberat 1000kg/20cm2 = 50 kg/cm2. Contohnya perhitungan beban mati ( Deat Load) : bangunan sebesar 1000 kg dipikul oleh luas pondasi 10 cm2, maka setiap cm2 memikul beban 1000kg/10cm2=100kg/cm2, artinya setiap cm2 beban yang disalurkan oleh permukaan pondasi sebesar 100kg. Tetapi setelah Anda memperlebar permukaan pondasi menjadi 20 cm2 maka setiap cm2 permukaan pondasi ini menyalurkan beban seberat 1000kg/20cm2 = 50 kg/cm2.
2. Beban Hidup (Live Load) Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983, pada Bab I, pasal 1 ayat 2 Beban hidup adalah seluruh beban tidak tetap yang dapat mempengaruhi berat bangunan dan atau unsur bangunan. Dimana sifat dari beban hidup adalah bersifat mobil (dapat berpindah). 2. Beban Hidup (Live Load) Menurut Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung (PPIUG) 1983, pada Bab I, pasal 1 ayat 2 Beban hidup adalah seluruh beban tidak tetap yang dapat mempengaruhi berat bangunan dan atau unsur bangunan. Dimana sifat dari beban hidup adalah bersifat mobil (dapat berpindah).
Tabel: Beban hidup pada lantai bangunan -PPIUG tahun 1983
3. Beban Angin PPIUG 1983, Bab I pasal 1 ayat 3: beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Tekanan angin di Indonesia adalah 80kg/m2 pada bidang tegak sampai setinggi 20 m. Beban angin yang bekerja terhadap gedung adalah menekan dan menghisap gedung tidak menentu dan sukar diprediksi. Faktorfaktor yang mempengaruhi daya tekan dan hisap angin terhadap gedung adalah kecepatan angin, kepadatan udara, permukaan bidang, dan bentuk dari gedung. 3. Beban Angin PPIUG 1983, Bab I pasal 1 ayat 3: beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara. Tekanan angin di Indonesia adalah 80kg/m2 pada bidang tegak sampai setinggi 20 m. Beban angin yang bekerja terhadap gedung adalah menekan dan menghisap gedung tidak menentu dan sukar diprediksi. Faktorfaktor yang mempengaruhi daya tekan dan hisap angin terhadap gedung adalah kecepatan angin, kepadatan udara, permukaan bidang, dan bentuk dari gedung.
5. Beban Gempa Bagian kerak bumi bersifat tidak statis, selalu bergerak konstan. Menurut teori geologi permukaan bumi terdiri dari beberapa lapisan/lempengan batuan tebal yang mengapung diatas permukaan mantel bumi yang bersifat cair. Patahan lempengan kerak bumi menimbulkan energi dalam bentuk gelombang yang dipancarkan ke seluruh bagian disekitarnya. Gerakan penyebaran gelombang inilah yang disebut dengan gempa. Yang paling berperan pertama kali terhadap beban gempa adalah bagian pondasi bangunan. Getaran pada bagian pondasi bangunan akan diteruskan pada bagian badan bangunan. 5. Beban Gempa Bagian kerak bumi bersifat tidak statis, selalu bergerak konstan. Menurut teori geologi permukaan bumi terdiri dari beberapa lapisan/lempengan batuan tebal yang mengapung diatas permukaan mantel bumi yang bersifat cair. Patahan lempengan kerak bumi menimbulkan energi dalam bentuk gelombang yang dipancarkan ke seluruh bagian disekitarnya. Gerakan penyebaran gelombang inilah yang disebut dengan gempa. Yang paling berperan pertama kali terhadap beban gempa adalah bagian pondasi bangunan. Getaran pada bagian pondasi bangunan akan diteruskan pada bagian badan bangunan. System struktur rangka dengan uraian system pemikul beban gempa menggunakan dinding geser beton bertulang, faktor daktilitas maksimum( μ m) 3,3 faktor reduksi gempa maksimum (R m) 5,5 faktor tahanan lebih struktur (f) 2,8 Beban gempa adalah beban statik ekuivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa pada struktur ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut, yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. (PPUIG 1983, Bab I pasal 1 ayat 4). System struktur rangka dengan uraian system pemikul beban gempa menggunakan dinding geser beton bertulang, faktor daktilitas maksimum( μ m) 3,3 faktor reduksi gempa maksimum (R m) 5,5 faktor tahanan lebih struktur (f) 2,8 Beban gempa adalah beban statik ekuivalen yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa itu. Dalam hal pengaruh gempa pada struktur ditentukan berdasarkan suatu analisa dinamik, maka yang diartikan dengan beban gempa di sini adalah gaya-gaya di dalam struktur tersebut, yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. (PPUIG 1983, Bab I pasal 1 ayat 4).
5.Beban Khusus Beban khusus adalah beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat dari selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan, penurunan fondasi, susut, dan gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugal, dan gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin dan pengaruh pengaruh Khusus lainnya. 5.Beban Khusus Beban khusus adalah beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang terjadi akibat dari selisih suhu, pengangkatan dan pemasangan, penurunan fondasi, susut, dan gaya-gaya tambahan yang berasal dari beban hidup seperti gaya rem yang berasal dari keran, gaya sentrifugal, dan gaya dinamis yang berasal dari mesin-mesin dan pengaruh pengaruh Khusus lainnya.
Struktur rangka batang bidang adalah struktur yang disusun dari batang- batang yang diletakkan pada suatu bidang dan dihubungkan melalui sambungan sendi pada ujung- ujungnya. Struktur rangka batang stabil: tidak terjadi pergerakan titik pada struktur diluar pengaruh deformasi elemen. Susunan stabil biasanya merupakan rangkaian segitiga. Struktur rangka batang bisa menjadi statis tak tentu dalam dua cara. Kelebihan reaksi perletakan => struktur statis tak tentu eksternal. Kelebihan batang => struktur menjadi statis tak tentu internal.
DEAD LOAD CALCULATION
ASUMSI YANG DIBUAT PADA ANALISIS STRUKTUR RANGKA BATANG Batang-batang dihubungkan dengan sendi sempurna (tanpa gesekan) pada ujung-ujungnya. Pada kenyataannya hampir semua elemen tidak dihubungkan dengan sendi, seperti dilas atau dibaut. Bahkan bila dibuat model sendi, gesekan juga tidak bisa dihindari. Tetapi asumsi ini memberikan sangat banyak penyederhanaan dan memberikan hasil yang cukup akurat. Beban dan reaksi hanya bekerja pada titik kumpul saja. Asumsi ini dapat dipenuhi dengan meletakkan tumpuan sub-struktur pada titik-titik kumpul saja, sehingga beban yang letaknya tidak beraturan disalurkan hanya pada titik-titik kumpul. Tetapi pengaturan ini sering tidak dapat dipenuhi karena alasan kepraktisan/ekonomis. Sumbu memanjang batang lurus dan berimpit dengan garis yang menghubungkan titik-titik kumpul. Untuk mencegah eksentrisitas, sumbu-sumbu penampang yang disambungkan pada satu titik kumpul harus berpotongan pada satu titik. Apabila semua asumsi diatas dipenuhi, maka: Batang-batang rangka batang hanya memikul gaya aksial saja. Tidak timbul momen lentur atau gaya geser pada batang dalam suatu rangka batang..
Modul Kostruksi Mesin Mercu Buana 2017/2018 www//dunia tehnik sipil.com www//kampuz sipil.com PT.HKI file - PT. Nusa Reka, Listrindo Project